By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
Khotbah ini disampaikan di Jemaat GMIT “AGAPE” Kupang, 25 Maret 2012.
Kej 4:1-5 – (1) Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." (2) Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. (3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kisah Kain dan Habel adalah kisah yang sudah sangat terkenal. Manusia pertama Adam dan Hawa dikatakan melahirkan 2 orang anak yakni Kain dan Habel. Lalu Kain membunuh Habel berarti manusia hanya tinggal 3 orang di dunia saat itu yakni Adam, Hawa dan Kain. Kalau demikian maka kisah ini juga memunculkan sejumlah pertanyaan yakni Kain mendapatkan isteri darimana?
Kej 4:17 - Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; ….”
Juga, setelah membunuh Habel, Kain takut pada siapa?
Kej 4:14 - Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
Atau apakah mungkin Kain tidak tahu bahwa manusia hanya tinggal 3 orang? Persoalannya Allah juga secara implisit mendukung kata-kata Kain :
Kej 4:15 - Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." …”
Terhadap 2 pertanyaan pertama, Agus Miradi memberikan jawaban dalam bukunya “Siapakah Manusia Pertama itu? bahwa manusia yang dibicarakan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2 itu berbeda. Dia mengatakan bahwa di Kejadian 1, manusia laki-laki dan perempuan diciptakan sekaligus.
Kej 1:27 - Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Sedangkan dalam Kejadian 2 manusia laki-laki dibentuk dari tanah, dihembuskan nafas ke dalam hidungnya. Setelah itu perempuan dibentuk dari tulang rusuk laki-laki.
Kej 2:7,21,22 – (7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Jadi laki-laki dan perempuan tidak diciptakan segera dan bersamaan.
Selanjutnya dalam Kejadian 1, manusia itu tidak ada nama. Tapi dalam Kejadian 2, manusia itu diberi nama yakni Adam dan Hawa. Jadi kesimpulannya Adam adalah manusia di Kejadian 2 sedangkan manusia di Kejadian 1 bukan Adam melainkan sepasang manusia purba. Sepasang manusia purba ini sudah berkembang biak dan cukup banyak pada saat Adam hidup. Jadi yang ditakuti oleh Kain itu adalah keturunan manusia purba ini dan Kain mendapatkan isteri dari salah seorang keturunan manusia purba itu.
Walaupun apa yang dikatakan Agus Miradi ini menarik tetapi ini tetap salah. Tanggapan saya untuk teori Agus Miradi ini sebagai berikut :
1. Kalau teori Miradi betul maka Adam bukanlah manusia pertama. Tapi persoalannya Alkitab mengatakan secara eksplisit bahwa Adam adalah manusia pertama.
1 Kor 15:45 - Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.
2. Adalah tidak benar bahwa dalam Kejadian 1 manusianya tidak diberi nama sedangkan manusia manusia di Kejadian 2 baru diberi nama Adam dan Hawa. Yang benar adalah dalam Kejadian 1 & 2 nama Adam dan Hawa sama sekali tidak muncul.
Nama Hawa muncul pertama kali dalam pasal 3:20 sedangkan nama Adam muncul pertama kali dalam pasal 4:25.
Kej 3:20 - Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Kej 4:25 - Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set,…”
3. Adanya perbedaan cerita penciptaan manusia dalam Kejadian 1 & 2 tidak berarti bahwa manusia dalam Kejadian 1 berbeda dengan manusia dalam Kejadian 2. Itu adalah cara berpikir dan gaya tulis orang Ibrani yakni memulai dari hal yang umum/kesimpulan lalu menyusul pada penjelasan/detail-detailnya. (Ini terbalik dengan kita yang selalu mulai dengan detail dan menyusul kesimpulan).
Misalnya kalau kita mau menceritakan bahwa kita sakit, kita akan bercerita demikian : “Hari senin saya ke Soe, selasa ke Dili, rabu kembali ke Soe, kamis ke Kupang, jumat ke Rote, sabtu kembali kupang. Akhirnya saya jatuh sakit”. Tetapi kalau orang Ibrani yang bercerita maka ia akan bercerita demikian : “Saya jatuh sakit. Hari senin saya ke Soe, selasa ke Dili, rabu kembali ke Soe, kamis ke Kupang, jumat ke Rote, sabtu kembali kupang”. Cara berpikir semacam ini yang nampak dalam kitab Kejadian 1:1 : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” yang adalah kesimpulannya setelah itu baru disusul dengan cerita penciptaan per hari. Demikian juga dengan penciptaan manusia di mana cerita dalam Kejadian 1 bahwa Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan adalah kesimpulannya. Tetapi bagaimana proses penciptaan itu baru dijelaskan dalam pasal 2 yakni manusia laki-laki dibentuk dari debu tanah dan manusia perempuan dibentuk dari tulang rusuk laki-laki. Jadi manusianya tetap sama hanya cara penceritannya yang berbeda.
Jadi teori Agus Miradi ini salah total! Adam tetap adalah manusia pertama.
Nah, kalau Adam tetap adalah manusia pertama, lalu bagaimana dengan masalah kita? Kain takut pada siapa dan darimana Kain mendapatkan isteri? Memang akan sukar menjawab pertanyaan ini kalau kita hanya berpikir bahwa Adam Hawa hanya mempunyai 2 orang anak yakni Kain dan Habel. Tidak! Mereka mempunyai anak yang banyak, laki-laki dan perempuan.
Kej 5:4 - Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Karena itu boleh dipastikan bahwa Kain mengawini salah seorang saudara kandungnya. Ini tidak terhindarkan! Apakah ini dosa berdasarkan Im 18:9?
Im 18:9 - Mengenai aurat saudaramu perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang lahir di rumah ayahmu maupun yang lahir di luar, janganlah kausingkapkan auratnya.
BIS : Jangan bersetubuh dengan saudaramu perempuan atau saudara tirimu, baik yang dibesarkan serumah dengan engkau maupun yang dibesarkan di rumah lain
Tidak! Karena pada zaman Kain, peraturan ini belum keluar. Misalnya Abraham mengawini Sara yang adalah saudaranya sendiri.
Kej 20:12 - Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.
Ini tentu menyalahi Im 18:11 :
Im 18:11 - Mengenai aurat anak perempuan dari seorang isteri ayahmu, yang lahir pada ayahmu sendiri, janganlah kausingkapkan auratnya, karena ia saudaramu perempuan.
BIS : Jangan bersetubuh dengan saudaramu perempuan yang seayah lain ibu atau seibu lain ayah, karena dia saudaramu juga.
Tetapi sama sekali Tuhan tidak menyalahkan Abraham karena memang pada zaman Abraham peraturan tersebut belum keluar.
Jadi sama sekali tidak dosa jika Kain kawin dengan saudara perempuannya. Ini tidak boleh terjadi sekarang karena larangannya sudah keluar di Im 18 dan juga perkawinan antar saudara dekat akan mengakibatkan kecacatan mental. Selanjutnya Alkitab juga tidak menceritakan pada umur berapa Kain membunuh Habel dan apakah pada saat dibunuh Habel sudah kawin atau belum. Bisa jadi Habel sudah mempunyai isteri dan anak-anak juga sehingga Kain lalu takut terhadap pembalasan dendam dari isteri dan anak-anak Habel. Jadi selesailah masalahnya!
Kita tinggalkan dulu persoalan-persoalan ini, dan sekarang mari kita membahas tema kita yakni “IBADAH YANG DITERIMA ALLAH”. Teks kita menceritakan tentang persembahan yang diberikan oleh Kain dan Habel.
Kej 4:3-4 - (3) “…maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya
Membawa korban persembahan kepada Tuhan di dalam PL adalah sama dengan beribadah. Jadi di sini kita boleh katakan bahwa Kain dan Habel sama-sama beribadah kepada Tuhan. Tetapi lalu diceritakan bahwa persembahan/ibadah Habel diterima sedangkan persembahan/ibadah Kain ditolak oleh Tuhan.
Kej 4:4-5 - (4) “… maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.
Tentang darimana mereka tahu persembahan mereka diterima dan ditolak tidak dijelaskan. Guru Sekolah Minggu mengajarkan bahwa asap persembahan Habel lurus ke atas sedangkan asap persembahannya Kain naik secara bengkok. Tetapi jelas Alkitab tidak menjelaskan masalah ini. Mungkin mereka mengetahuinya dari kehidupan selanjutnya di mana Tuhan memberkati pekerjaan Habel tetapi tidak memberkati pekerjaan Kain.
Bahwa Tuhan menolak persembahan Kain dan menerima persembahan Habel mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak selamanya mau menerima seadanya ibadah dari setiap orang. Kisah Kain dan Habel menyatakan kepada kita bahwa ada ibadah yang diterima Tuhan dan ada ibadah yang ditolak Tuhan. Jadi belum tentu sewaktu saudara beribadah, Tuhan menerima ibadah saudara. Dia bisa saja menerima tetapi bisa juga menolak ibadah saudara! Termasuk dalam ibadah saat ini! Kalau begitu sekarang kita bertanya, mengapa Tuhan menerima persembahan/ibadah Habel tetapi menolak persembahan/ibadah Kain? Ada beberapa penafsiran :
a. Karena dikatakan bahwa Kain memberikan persembahan hanya sebagian saja.
Kej 4:3 - Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan...
Keberatan :
1. Kata-kata “sebagian” dalam ayat ini tidak ada dalam bahasa aslinya.
Bandingkan dengan beberapa terjemahan di bawah ini :
KJV - And in process of time it came to pass, that Cain brought of the fruit of the ground an offering unto the LORD.
BBE - And after a time, Cain gave to the Lord an offering of the fruits of the earth.
DRB - And it came to pass after many days, that Cain offered, of the fruits of the earth, gifts to the Lord.
2. Habel juga tidak dikatakan memberikan seluruh hasilnya.
Kej 4:4 - Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya;…”
3. Tuhan tidak pernah melihat jumlah persembahan sebagai ukuran (Band. Janda miskin di Luk 21). Kecuali kalau memang orangnya karena kikir lalu memberikan hanya sedikit padahal uangnya banyak.
Jadi rasanya bukan ini alasannya Tuhan menolak persembahan Kain.
b. Karena korban Kain adalah korban yang tidak berdarah sedangkan korban Habel adalah korban yang berdarah.
Kej 4:3-4 - (3) “…maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya.
John F. Walvoord - Kenyataan bahwa persembahan Habel diterima karena dipersembahkan dengan iman (Ibr 11:4) tidaklah membuang sifatnya yang penting. Karena Habel percaya pada penyataan Allah mengenai korban-korban, maka ia mempersembahkan korban domba yang bertentangan dengan korban Kain yang tak berdarah. Oleh karena itu Habel merupakan tipe dari Kristus dalam hidupnya sebagai gembala, dalam persembahannya dan dalam kematianya. (Yesus Kristus Tuhan Kita, hal. 56).
William Barclay - Tidak ada petunjuk mengapa Allah lebih mengindahkan korban Habel daripada korban Kain. Mungkin saja bahwa satu-satunya korban yang dapat dipersembahkan manusia kepada Allah ialah miliknya yang paling berharga. Dan milik yang paling berharga itu ialah hidupnya sendiri; dan bagi bangsa Ibrani, darah senantiasa berarti hidup. Kita dapat memahami hal itu sebab jika darah dicurahkan keluar, maka kehidupan akan binasa. Atas dasar itu maka satu-satunya korban yang benar kepada Allah adalah korban darah. Korban Habel adalah makhluk hidup, sedangkan korban Kain bukan; maka dari itu korban Habel lebih dapat diterima. (The Daily Bible Study: The Letter to the Hebrews, hal. 177).
John Wesley Brill - Keselamatan habel adalah oleh iman. Allah menyaksikan bahwa korban Habel lebih indah daripada korban Kain, sebab korban Habel adalah korban berdasarkan iman. Habel menurut kehendak Allah, sedangkan Kain tidak. Tetapi bagaimana kehendak Allah dinyatakan? Hal ini ditulis dalam Kej 3:15, di mana Injil untuk pertama kali disebutkan. Habel memahami perjanjian itu, bahwa seorang Penebus akan datang dan dengan kematian-Nya, Penebus itu akan mengadakan “suatu korban karena dosa”. Karena semuanya itu, Habel telah mengorbankan seekor domba. Korban domba dituntut oleh Allah dari Adam dan Hawa pada waktu mereka berdosa. Lagi pula Tuhan telah memberikan lukisan tentang korban domba pada waktu Tuhan menyembelih domba dan menggunakan kulitnya untuk pakaian Adam dan hawa. Pastilah Tuhan sudah menyuruh mereka mempersembahkan domba sebagai “korban karena dosa”. Kain dan Habel mengetahui hal itu, tetapi Kain tidak menurut perintah Tuhan, lalu mempersembahkan buah-buahan. Kain tidak beriman bahwa Allah akan menjadikan Juruselamat seperti yang dikatakan dalam Kej 3:15. (Tafsiran Surat Ibrani, hal.178).
Keberatan :
- Peraturan tentang korban berdarah baru diberikan pada zaman yang lebih kemudian (zaman Musa).
- Salahkah Kain jika dia mempersembahkan kepada Tuhan sesuai dengan profesi / pekerjaan dia sebagai seorang petani?
Kej 4:2 - Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani
- Dalam Hukum Taurat pun, persembahan tidak selamanya harus berdarah.
Im 2:1,4,14 – (1) "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya. (4) Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. (14) Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu.
John J. Davis - Istilah yang diterjemahkan “korban persembahan” dalam bagian ini adalah “minha”, dipakai dalam hukum kitab Imamat tentang korban sajian tanpa penumpahan darah, yang terdiri atas tepung dan minyak atau tepung yang dibubuhi kemenyan (Im 2:1,4,14,15). Istilah ini dipakai juga di PL dalam arti yang lebih luas, termasuk baik persembahan tanpa penumpahan darah maupun persembahan dengan penumpahan darah. Jelaslah, yang dimaksudkan di sini adalah dalam arti yang lebih luas. (Paradise to Prison, hal. 103).
Dengan demikian rasanya tidak tepat kalau dikatakan bahwa Tuhan menerima / menolak persembahan Habel dan Kain berdasarkan jenis persembahan.
Kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Saya melihat ada 2 alasan mendasar mengapa Tuhan menerima persembahan/ibadah Habel dan menolak persembahan/ibadah Kain :
I. KARENA HABEL BERIMAN SEDANGKAN KAIN TIDAK.
Darimana kita mengetahui hal ini? Bahwa Habel adalah orang beriman terlihat dari Ibr 11:4.
Ibr 11:4 : Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu…”
Jelas dikatakan bahwa Habel adalah orang beriman. Karena iman itu maka dia memberikan persembahan dan lalu Allah berkenan akan persembahannya.
Bahwa Kain bukan orang beriman terlihat dari 1 Yoh 3:12 :
1 Yoh 3:12 : bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya.
BIS - Janganlah kita seperti Kain, yang menjadi anak Iblis dan membunuh saudaranya sendiri. …”
Bahwa Kain dikatakan berasal dari si jahat, atau anak iblis jelas menunjukkan bahwa dia sama sekali bukan orang beriman. Bandingkan dengan kata-kaa Yesus :
Yoh 8:44 - Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran….”
Berarti sebagai anak iblis, Kain tidak hidup dalam kebenaran dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Ini tidak mungkin adalah orang beriman.
Jadi rupanya persembahan Habel diterima karena Habel adalah orang beriman sedangkan persembahan Kain ditolak karena Kain bukan orang beriman. Perhatikan ayat ini :
Ibr 11:6a : “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”.
Nah, karena Kain bukan orang beriman sudah pasti persembahan/ibadahnya tidak berkenan kepada Allah. Bahkan kalau kita berbicara lebih jauh, tanpa iman bukan saja orang menjadi tidak berkenan kepada Allah tetapi bahkan apa saja yang ia buat adalah dosa.
Rom 14:23 : “…Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
Jikalau seseorang berbuat jahat, sudah pasti itu adalah dosa. Tetapi pada saat dia berbuat baik seperti menolong orang sakit/kecelakaan, memberikan sumbangan untuk korban bencana alam, membantu pembangunan gereja, dsb tetapi ternyata dia bukan orang beriman maka ayat di atas berlaku sehingga menolong orang sakit/kecelakaan, memberikan sumbangan untuk korban bencana alam, membantu pembangunan gereja justru menjadi dosa. Jadi bagi seorang yang tidak beriman, berbuat jahat adalah dosa. Berbuat baik juga adalah dosa. Mungkin saudara berpikir kalau berbuat baik juga adalah dosa, sebaiknya tidak usah berbuat baik. Tapi pada saat saudara tidak mau berbuat baik maka saudara berdosa lagi.
Yak 4:17 - Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Jikalau ini patokanya maka bagi seorang yang tidak beriman, seluruh hidupnya adalah dosa. Tidak ada 1 kebaikan pun di dalam dirinya. Kebaikannya adalah 0 (nol). Ini sejalan dengan kata-kata Paulus :
Rom 3:12 - Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Tit 1:15 – “…bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
Atas dasar ini maka iman Kristen mengajarkan bahwa manusia tidak bisa diselamatkan dengan perbuatan baik. Bagaimana bisa diselamatkan dnegan perbuatan baik sedangkan perbuatan baiknya 0 (nol) atau tidak ada sama sekali? Yang ada hanya dosa! Seandainya ada kebaikan, lalu seluruh kebaikan itu dikumpulkan dan dibawa di hadapan Allah, Allah akan menilainya sebagai kain kotor.
Yes 64:6 - Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor…
“Kain kotor” di sini adalah kain pembalut wanita pada saat haid. Apakah kita mau andalkan kain pembalut ini sebagai tiket untuk masuk surga? Itu gila namanya!
Atas dasar ini pula maka Kristen yang alkitabiah pasti akan menyatakan bahwa semua orang yang tidak beriman (di dalam agama lain) tidak mungkin diselamatkan. Seluruh hidup mereka adalah dosa, tidak ada 1 kebaikan pun di mata Tuhan. Karean itu jangan percaya dengan ajaran sesat pluralisme yang mengajarkan bahwa di dalam agama lain pun ada keselamatan. Jadi kalau seseorang tidak beriman maka seluruh perbuatannya adalah dosa dan sudah pasti Allah tidak berkenan atas apa pun yang diperbuatnya termasuk ibadahnya. Itulah sebabnya sewaktu Kain memberikan persembahan/beribadah, tidak berimannya dia menyebabkan persembahan/ibadahnya itu menjadi dosa dan karena itu maka Tuhan menolak persembahan/ibadahnya. Sedangkan Habel adalah orang beriman sehingga persembahannya diterima oleh Tuhan.
Ini penting bagi kita! Ingat, kalau saudara tidak beriman, maka seluruh hidup saudara dan seluruh perbuatan saudara adalah dosa sekalipun bersifat rohani seperti kebaktian, Vocal Group / Paduan Suara, mengajar Sekolah Minggu, kunjungan jemaat, memimpin liturgi, bahkan berkhotbah. Semakin saudara giat dalam hal-hal itu, dosa saudara semakin bertambah! Kalau saudara mau berhenti, dosa saudara bertambah juga. Tetapi mungkin saudara berpikir bahwa saudara sudah beriman. Tapi tunggu dulu, iman yang bagaimana? Persoalannya adalah ada banyak orang yang sebenarnya belum beriman, mereka cuma Kristen KTP saja. Mereka aktif di dalam gereja, bahkan duduk sebagai petinggi-petinggi gereja tapi sebenarnya mereka belum sungguh-sungguh beriman bahkan ada yang masih kafir sama sekali. Orang-orang seperti ini tidak pernah mempunyai iman yang sesungguhnya. Mereka akan masuk ke neraka biar pun mereka sewaktu di dunia aktif dalam hal-hal rohani. Menyadari akan hal ini maka seharusnya kita semua memeriksa diri apakah saya sudah beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan atau tidak. Jika tidak maka bukan saja seluruh ibadah kita tidak diterima, bahkan itu adalah dosa di hadapan Tuhan.
II. KARENA HABEL HIDUP BENAR SEDANGKAN KAIN HIDUP JAHAT.
Bahwa Habel hidup benar dan Kain hidup jahat terlihat dari ayat ini :
Mat 23:35 - supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu,…”
CEV - That's why you will be held guilty for the murder of every good person, beginning with the good man Abel (Habel orang baik itu)….
1 Yoh 3:12 : bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Tentang 1 Yoh 3:12 ini, perhatikan kata-kata “Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Ini menunjukkan bahwa bukan karena Kain membunuh Habel maka ia dikatakan jahat melainkan karena ia jahat makanya ia membunuh Habel. Jadi Kain sebenarnya sudah jahat sebelum membunuh Habel. Berarti pada saat dia datang memberikan persembahan/beribadah kepada Tuhan, hidupnya memang sudah jahat. Ini membuat Tuhan tidak berkenan kepada dirinya sehingga lalu apa yang ia persembahkan juga ditolak oleh Tuhan. Ini berbeda dengan Habel yang hidupnya baik/benar. Maka Tuhan berkenan kepada dirinya dan karena itu lalu apa yang ia persembahkan diterima oleh Tuhan.
Jadi di sini kita mendapat satu kebenaran bahwa pertama-tama Tuhan selalu melihat diri / pribadi orang terlebih dahulu setelah itu baru persembahan / ibadahnya. Jikalau Tuhan sudah tidak berkenan pada diri / pribadi orang itu, maka sebanyak apa pun ia memberi persembahan / beribadah, Tuhan pasti menolak itu. Sebaliknya jikalau Tuhan berkenan pada diri / pribadi orang itu, maka persembahan/ibadahnya akan diterima. Perhatikan ayat ini :
Kej 4:4-5 – (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Tentang Habel, terlihat bahwa pertama-tama Tuhan mengindahkan pribadinya setelah itu korban persembahannya juga diindahkan-Nya. Tentang Kain, terlihat bahwa pertama-tama pribadinya tidak diindahkan Tuhan lalu menyusul korban persembahannya juga tidak diindahkan.
Jadi kehidupan yang jahat dari seseorang membuat Tuhan tidak akan menerima ibadahnya. Bandingkan :
Amsal 15:8 - “Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenanNya”.
Yes 1:10-13 - (10) Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11) ‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu….”
Hal ini perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Ada banyak di antara kita (orang Kristen) yang rajin beribadah setiap hari Minggu tetapi hidup secara brengsek mulai dari hari Senin – Sabtu. Lalu pada hari Minggu datang beribadah dan minta ampun dosa lalu Senin – Sabtu kembali lagi hidup secara sembarangan. Kalau ini yang terjadi, jangan kira ibadah saudara diterima oleh Tuhan. Sebagaimana Tuhan menolak ibadah Kain yang jahat, ia pun akan menolak ibadah saudara.
Memikirkan hal ini maka sudah seharusnya kita menjaga hidup kita setiap hari dan bahkan kita harus melihat bahwa kehidupan setiap hari adalah ibadah kita. Jika demikian maka Tuhan akan menerima ibadah kita.
Rom 12:1 - Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)