By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Iri hati adalah bahasa yang tidak asing bagi kita semua. Mungkin kita semua pernah mengalami perasaan iri hati tersebut terhadap orang lain. Mungkin kita juga pernah “di-iri hati-i” orang lain/menjadi sasaran iri hati orang lain. Bahkan mungkin di antara saudara ada orang yang sudah layak digelari ‘PAKAR IRI HATI’. Namun hari ini kita akan membicarakan masalah “iri hati” ini dari sudut pandang Alkitab.
Alkitab berisi banyak perintah/nasihat berkenaan dengan masalah iri hati ini.
Maz 37:1 : “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang”
Ams 3:31 : Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satu pun dari jalannya”
Dan masih banyak ayat lainnya! Dan Alkitab mengklasifikasikan orang-orang yang iri hati sebagai orang yang hidup dalam kegelapan.
Rom 13:12-13 : (12) Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! (13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Juga sebagai manusia duniawi/kedagingan.
1 Kor 3:3 : Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Gal 5:19-30 : Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah…”
Hari ini kita akan membahas 3 hal penting berkenaan dengan masalah iri hati ini :
I. APA ITU IRI HATI?
Hal pertama yang akan kita bahas adalah apakah iri hati itu? Apa sesungguhnya iri hati itu? Apakah setiap kemarahan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap kejengkelan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap ketidaksenangan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap ketidaksukaan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Maybe yes, maybe no! Tergantung pada alasan atau motivasi!
Untuk mendapat gambaran tentang konsep iri hati ini, marilah kita perhatikan Mat 20:1-15 :
Mat 20:1-15 - (1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Konteks perikop ini memang lain (hal kerajaan surga) tetapi perikop ini juga dapat mengajarkan kepada kita tentang konsep iri hati. Perikop ini menceritakan tentang pekerja-pekerja di kebun anggur yang sebenarnya terdiri dari 5 grup :
1. Yang didapat pagi-pagi benar (ay 1-2). Perjanjian tentang upah: 1 dinar per hari.
Mat 20:1-2 - (1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
2. Yang didapat pukul 9 pagi (ay 3-4). Perjanjian tentang upah: apa yang pantas.
Mat 20:3-4 - (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
3. Yang didapat pukul 12 siang (ay 5a). Perjanjian tentang upah: sama dengan golongan kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira pukul dua belas .... ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
4. Yang didapat pukul 3 siang (ay 5b). Perjanjian tentang upah: sama dengan golongan kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira .... pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
5. Yang didapat pukul 5 sore (ay 6-7). Tak ada perjanjian sama sekali!
Mat 20 :6-7 - (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
Setelah pekerjaan selesai, pemilik kebun anggur ini lalu memanggil para pekerja itu untuk membayar upah mereka. Yang masuk kerja pada jam 6 sore mendapatkan bayaran terlebih dahulu yakni 1 dinar. Melihat ini yang bekerja lebih awal merasa bahwa mereka akan mendapatkan bayaran lebih banyak. Tetapi ternyata mereka juga mendapatkan bayaran 1 dinar.
Mat 20 :8-9 - (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
Hal ini lalu membuat para pekerja yang masuk kerja dari pagi bersungut-sungut.
Mat 20 :11-12 - (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Lalu tuan itu menjawab :
Mat 20:13-15 - (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Jelas terlihat bahwa pekerja-pekerja yang pertama (yang bekerja dari pagi-pagi benar) merasa iri hati terhadap yang bekerja terakhir (jam 5 sore). Ini juga dibuktikan dengan kata-kata tuan itu dalam ayat 15 : “atau iri hatikah engkau…?”
Mengapa mereka marah/tidak senang? Apakah memang mereka dirugikan? Menurut perjanjian, mereka diupah 1 dinar 1 hari dan benar bahwa mereka dibayar sesuai perjanjian. Jadi mereka tidak dirugikan sama sekali! Mereka tidak senang karena yang bekerja belakangan digaji sama rata dengan mereka. Jadi mereka marah karena yang lain diuntungkan! Inilah konsep iri hati. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita dirugikan tetapi karena orang lain diuntungkan. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita diperlakukan dengan tidak adil tetapi karena orang lain diperlakukan dengan kasih. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita diturunkan tetapi karena orang lain dinaikkan. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita dihina tetapi karena orang lain dipuji. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita direndahkan tetapi karena orang lain disanjung.
Budi Asali : “Sesuatu yang menarik dari rasa iri hati adalah bahwa orang yang iri hati itu seringkali bukannya ingin lebih banyak untuk dirinya sendiri, tetapi ingin orang lain yang dikurangi bagiannya”
Anonymous : Iri hati tidak menuntut lebih untuk dirinya sendiri, tetapi menginginkan supaya yang lain mendapat lebih sedikit.
Jadi jika di kantor anda menjadi marah karena perhatian lebih yang diberikan bos kepada rekan anda, itu namanya iri hati. Jika di sekolah/kuliah anda menjadi marah karena teman anda dipuji guru / dosen, itu namanya iri hati. Jika di pelayanan anda menjadi marah karena rekan sepelayanan disanjung, itu namanya iri hati, dll. Marilah kita koreksi diri, adakah kita termasuk orang-orang yang iri hati?
II. DAMPAK NEGATIF DARI IRI HATI.
Setelah mengetahui konsep iri hati, sekarang kita akan membahas dampak negatif dari iri hati.
a. Iri hati pada prinsipnya merusak/merugikan diri sendiri.
Dampak negatif pertama dari perasaan iri terhadap orang lain adalah merusak/merugikan diri kita sendiri. Bahwa iri hati dapat merusak/merugikan diri sendiri dibuktikan dengan beberarapa ayat Alkitab
Ayub 5:2 : ‘Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
Ams 14:30 : “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.
Ilmu antropologi dan psikologi mengajarkan kepada kita tentang hubungan antara tubuh dan jiwa. Hubungan ini merupakan sesuatu yang misterius dan tidak bisa dimengerti sepenuhnya.
1) Kadang jiwa mempengaruhi tubuh.
Kebanyakan gerakan tubuh tergantung kepada jiwa, seperti berjalan, berolah raga, dsb. Tetapi ada juga gerakan tubuh yang tidak tergantung kepada jiwa, seperti denyut jantung, pencernaan yang dilakukan oleh usus, keluarnya keringat. Kalau jiwa kacau (stress, depresi) maka tubuh bisa menjadi sakit.
Ams 17:22 : Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Atau orang yang malu lalu mukanya menjadi merah. Orang yang merasa sukacita lalu matanya berbinar-binar.
Ams 15:13 : ‘Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
2) Kadang tubuh mempengaruhi jiwa
Bukankah kalau orang yang otaknya rusak, pikirannya / jiwanya lalu jadi terganggu ? Orang yang sudah tua (otaknya tua) akhirnya menjadi pikun.
Jelas bahwa ada hubungan saling mempengaruhi antara jiwa dan tubuh. Dengan demikian apabila jiwa (hati bagian dari jiwa) kita dipenuhi dengan perasaan iri (juga dendam) maka itu akan mempengaruhi tubuh kita dan bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit tertentu. Kalau anda sakit dan tidak sembuh-sembuh, jangan cepat salahkan Tuhan atau menuduh ‘orang bikin’. Periksa diri jangan-jangan ada yang tidak beres dengan jiwa saudara (dendam, kebencian, iri hati). Iri hati juga menghancurkan jiwa kita karena kita akan kehilangan sukacita dan damai sejahtera dan pada akhirnya, iri hati itu juga akan menghancurkan iman kita.
b. Iri hati mempengaruhi/merusak hubungan dengan orang lain.
Selain merusak diri sendiri, iri hati juga merusak hubungan dengan orang lain. Bukankah hubungan Kain dan Habel menjadi rusak yang berujung pada pembunuhan Habel oleh Kain, penyebabnya adalah iri hati (Kej 4)? Bukankah hubungan Yusuf dan dan saudara-saudaranya menjadi rusak yang berujung pada dijualnya Yusuf ke Mesir, penyebabnya adalah iri hati?
Kej 37:11 : “Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Kis 7:9 : “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia”
Bukankah hubungan Daud dan Saul menjadi rusak di mana Saul hendak membunuh Daud, penyebabnya adalah iri hati?
1 Sam 18:7-8 : (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Semua contoh itu sudah cukup memberikan pengertian kepada kita bahwa iri hati menyebabkan hubungan kita dengan orang lain menjadi rusak. Entah berapa banyak relasi yang baik menjadi hancur karena adanya virus iri hati ini.
c. Iri hati mempengaruhi/merusak hubungan kita dengan Allah
Bahwa iri hati mempengaruhi hubungan dengan Allah dapat dijelaskan sebagai berikut. Firman Tuhan melarang kita untuk iri hati terhadap orang lain. Jika kita iri hati terhadap orang lain itu sama dengan melawan Firman Tuhan dan melawan Firman Tuhan akan merusak hubungan dengan Tuhan. Selain itu iri hati juga dapat mendatangkan murka Tuhan atas kita.
Bil 12:1-9 - (1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN (3) Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. (4) Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. (5) Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. (6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. (7) Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. (8) Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" (9) Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
Dari kasus Miryam ini nampak bahwa iri hati tidak membawa keuntungan apa-apa, malah kerugian dan malapetaka atas diri sendiri di mana Allah murka terhadapnya, ia terkena penyakit kusta dan ia dikucilkan dan dipermalukan.
Bil 12:14-15 - (14)Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali." (15) Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali.
III. CARA SUPAYA TIDAK IRI HATI.
Setelah melihat dampak negatif dari iri hati, kita juga perlu mengetahui cara supaya terhindar dari perasaan iri terhadap orang lain. Bagaimana caranya ? Saya berpendapat bahwa cara terbaik untuk terhindar dari iri hati adalah kita meneladani prinsip Yohanes Pembaptis.
Yoh 3 :22-28 : (22) ‘Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. (25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." (27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Jelas ada nada iri hati dari murid-murid Yohanes Pembaptis karena mendapati fakta bahwa guru mereka mulai kalah pamor dari Yesus dan “semua orang pergi kepada-Nya”.
Yoh 3:26 : Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
Jawaban Yohanes Pembaptis adalah :
Yoh 3 :27 - Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Maksud Yohanes adalah, jika pada akhirnya banyak orang pergi meninggalkannya dan mengikut Yesus, itu bukan karena Yesus mencuri murid-muridnya/domba-dombanya melainkan karena itu sudah dikaruniakan bagi Yesus dari sorga (Bapa).
Ini prinsipnya! Sadar bahwa "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga” akan membuat kita terhindar dari rasa iri hati terhadap orang itu. Jika ada orang lebih pintar dari saudara, jika ada orang lebih ganteng/cantik dari saudara, jika ada orang lebih populer dari saudara, jika ada orang lebih kaya dari saudara, jika ada orang lebih disenangi dari pada saudara, jika ada orang lebih menarik dari saudara, jika ada orang lebih mampu dari saudara, dll, semua itu karena dikaruniakan kepadanya dari sorga. Jadi jika saudara iri hati terhadap mereka itu sama dengan saudara melawan keputusan sorga. Beranikah saudara melawan keputusan sorga?
Iri hati adalah bahasa yang tidak asing bagi kita semua. Mungkin kita semua pernah mengalami perasaan iri hati tersebut terhadap orang lain. Mungkin kita juga pernah “di-iri hati-i” orang lain/menjadi sasaran iri hati orang lain. Bahkan mungkin di antara saudara ada orang yang sudah layak digelari ‘PAKAR IRI HATI’. Namun hari ini kita akan membicarakan masalah “iri hati” ini dari sudut pandang Alkitab.
Alkitab berisi banyak perintah/nasihat berkenaan dengan masalah iri hati ini.
Maz 37:1 : “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang”
Ams 3:31 : Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satu pun dari jalannya”
Dan masih banyak ayat lainnya! Dan Alkitab mengklasifikasikan orang-orang yang iri hati sebagai orang yang hidup dalam kegelapan.
Rom 13:12-13 : (12) Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! (13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Juga sebagai manusia duniawi/kedagingan.
1 Kor 3:3 : Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Gal 5:19-30 : Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah…”
Hari ini kita akan membahas 3 hal penting berkenaan dengan masalah iri hati ini :
I. APA ITU IRI HATI?
Hal pertama yang akan kita bahas adalah apakah iri hati itu? Apa sesungguhnya iri hati itu? Apakah setiap kemarahan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap kejengkelan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap ketidaksenangan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah setiap ketidaksukaan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Maybe yes, maybe no! Tergantung pada alasan atau motivasi!
Untuk mendapat gambaran tentang konsep iri hati ini, marilah kita perhatikan Mat 20:1-15 :
Mat 20:1-15 - (1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Konteks perikop ini memang lain (hal kerajaan surga) tetapi perikop ini juga dapat mengajarkan kepada kita tentang konsep iri hati. Perikop ini menceritakan tentang pekerja-pekerja di kebun anggur yang sebenarnya terdiri dari 5 grup :
1. Yang didapat pagi-pagi benar (ay 1-2). Perjanjian tentang upah: 1 dinar per hari.
Mat 20:1-2 - (1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
2. Yang didapat pukul 9 pagi (ay 3-4). Perjanjian tentang upah: apa yang pantas.
Mat 20:3-4 - (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
3. Yang didapat pukul 12 siang (ay 5a). Perjanjian tentang upah: sama dengan golongan kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira pukul dua belas .... ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
4. Yang didapat pukul 3 siang (ay 5b). Perjanjian tentang upah: sama dengan golongan kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira .... pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
5. Yang didapat pukul 5 sore (ay 6-7). Tak ada perjanjian sama sekali!
Mat 20 :6-7 - (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
Setelah pekerjaan selesai, pemilik kebun anggur ini lalu memanggil para pekerja itu untuk membayar upah mereka. Yang masuk kerja pada jam 6 sore mendapatkan bayaran terlebih dahulu yakni 1 dinar. Melihat ini yang bekerja lebih awal merasa bahwa mereka akan mendapatkan bayaran lebih banyak. Tetapi ternyata mereka juga mendapatkan bayaran 1 dinar.
Mat 20 :8-9 - (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
Hal ini lalu membuat para pekerja yang masuk kerja dari pagi bersungut-sungut.
Mat 20 :11-12 - (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Lalu tuan itu menjawab :
Mat 20:13-15 - (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Jelas terlihat bahwa pekerja-pekerja yang pertama (yang bekerja dari pagi-pagi benar) merasa iri hati terhadap yang bekerja terakhir (jam 5 sore). Ini juga dibuktikan dengan kata-kata tuan itu dalam ayat 15 : “atau iri hatikah engkau…?”
Mengapa mereka marah/tidak senang? Apakah memang mereka dirugikan? Menurut perjanjian, mereka diupah 1 dinar 1 hari dan benar bahwa mereka dibayar sesuai perjanjian. Jadi mereka tidak dirugikan sama sekali! Mereka tidak senang karena yang bekerja belakangan digaji sama rata dengan mereka. Jadi mereka marah karena yang lain diuntungkan! Inilah konsep iri hati. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita dirugikan tetapi karena orang lain diuntungkan. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita diperlakukan dengan tidak adil tetapi karena orang lain diperlakukan dengan kasih. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita diturunkan tetapi karena orang lain dinaikkan. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita dihina tetapi karena orang lain dipuji. Iri hati bukanlah kemarahan karena kita direndahkan tetapi karena orang lain disanjung.
Budi Asali : “Sesuatu yang menarik dari rasa iri hati adalah bahwa orang yang iri hati itu seringkali bukannya ingin lebih banyak untuk dirinya sendiri, tetapi ingin orang lain yang dikurangi bagiannya”
Anonymous : Iri hati tidak menuntut lebih untuk dirinya sendiri, tetapi menginginkan supaya yang lain mendapat lebih sedikit.
Jadi jika di kantor anda menjadi marah karena perhatian lebih yang diberikan bos kepada rekan anda, itu namanya iri hati. Jika di sekolah/kuliah anda menjadi marah karena teman anda dipuji guru / dosen, itu namanya iri hati. Jika di pelayanan anda menjadi marah karena rekan sepelayanan disanjung, itu namanya iri hati, dll. Marilah kita koreksi diri, adakah kita termasuk orang-orang yang iri hati?
II. DAMPAK NEGATIF DARI IRI HATI.
Setelah mengetahui konsep iri hati, sekarang kita akan membahas dampak negatif dari iri hati.
a. Iri hati pada prinsipnya merusak/merugikan diri sendiri.
Dampak negatif pertama dari perasaan iri terhadap orang lain adalah merusak/merugikan diri kita sendiri. Bahwa iri hati dapat merusak/merugikan diri sendiri dibuktikan dengan beberarapa ayat Alkitab
Ayub 5:2 : ‘Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
Ams 14:30 : “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.
Ilmu antropologi dan psikologi mengajarkan kepada kita tentang hubungan antara tubuh dan jiwa. Hubungan ini merupakan sesuatu yang misterius dan tidak bisa dimengerti sepenuhnya.
1) Kadang jiwa mempengaruhi tubuh.
Kebanyakan gerakan tubuh tergantung kepada jiwa, seperti berjalan, berolah raga, dsb. Tetapi ada juga gerakan tubuh yang tidak tergantung kepada jiwa, seperti denyut jantung, pencernaan yang dilakukan oleh usus, keluarnya keringat. Kalau jiwa kacau (stress, depresi) maka tubuh bisa menjadi sakit.
Ams 17:22 : Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Atau orang yang malu lalu mukanya menjadi merah. Orang yang merasa sukacita lalu matanya berbinar-binar.
Ams 15:13 : ‘Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
2) Kadang tubuh mempengaruhi jiwa
Bukankah kalau orang yang otaknya rusak, pikirannya / jiwanya lalu jadi terganggu ? Orang yang sudah tua (otaknya tua) akhirnya menjadi pikun.
Jelas bahwa ada hubungan saling mempengaruhi antara jiwa dan tubuh. Dengan demikian apabila jiwa (hati bagian dari jiwa) kita dipenuhi dengan perasaan iri (juga dendam) maka itu akan mempengaruhi tubuh kita dan bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit tertentu. Kalau anda sakit dan tidak sembuh-sembuh, jangan cepat salahkan Tuhan atau menuduh ‘orang bikin’. Periksa diri jangan-jangan ada yang tidak beres dengan jiwa saudara (dendam, kebencian, iri hati). Iri hati juga menghancurkan jiwa kita karena kita akan kehilangan sukacita dan damai sejahtera dan pada akhirnya, iri hati itu juga akan menghancurkan iman kita.
b. Iri hati mempengaruhi/merusak hubungan dengan orang lain.
Selain merusak diri sendiri, iri hati juga merusak hubungan dengan orang lain. Bukankah hubungan Kain dan Habel menjadi rusak yang berujung pada pembunuhan Habel oleh Kain, penyebabnya adalah iri hati (Kej 4)? Bukankah hubungan Yusuf dan dan saudara-saudaranya menjadi rusak yang berujung pada dijualnya Yusuf ke Mesir, penyebabnya adalah iri hati?
Kej 37:11 : “Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Kis 7:9 : “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia”
Bukankah hubungan Daud dan Saul menjadi rusak di mana Saul hendak membunuh Daud, penyebabnya adalah iri hati?
1 Sam 18:7-8 : (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Semua contoh itu sudah cukup memberikan pengertian kepada kita bahwa iri hati menyebabkan hubungan kita dengan orang lain menjadi rusak. Entah berapa banyak relasi yang baik menjadi hancur karena adanya virus iri hati ini.
c. Iri hati mempengaruhi/merusak hubungan kita dengan Allah
Bahwa iri hati mempengaruhi hubungan dengan Allah dapat dijelaskan sebagai berikut. Firman Tuhan melarang kita untuk iri hati terhadap orang lain. Jika kita iri hati terhadap orang lain itu sama dengan melawan Firman Tuhan dan melawan Firman Tuhan akan merusak hubungan dengan Tuhan. Selain itu iri hati juga dapat mendatangkan murka Tuhan atas kita.
Bil 12:1-9 - (1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN (3) Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. (4) Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. (5) Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. (6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. (7) Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. (8) Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" (9) Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
Dari kasus Miryam ini nampak bahwa iri hati tidak membawa keuntungan apa-apa, malah kerugian dan malapetaka atas diri sendiri di mana Allah murka terhadapnya, ia terkena penyakit kusta dan ia dikucilkan dan dipermalukan.
Bil 12:14-15 - (14)Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali." (15) Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali.
III. CARA SUPAYA TIDAK IRI HATI.
Setelah melihat dampak negatif dari iri hati, kita juga perlu mengetahui cara supaya terhindar dari perasaan iri terhadap orang lain. Bagaimana caranya ? Saya berpendapat bahwa cara terbaik untuk terhindar dari iri hati adalah kita meneladani prinsip Yohanes Pembaptis.
Yoh 3 :22-28 : (22) ‘Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. (25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." (27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Jelas ada nada iri hati dari murid-murid Yohanes Pembaptis karena mendapati fakta bahwa guru mereka mulai kalah pamor dari Yesus dan “semua orang pergi kepada-Nya”.
Yoh 3:26 : Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
Jawaban Yohanes Pembaptis adalah :
Yoh 3 :27 - Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Maksud Yohanes adalah, jika pada akhirnya banyak orang pergi meninggalkannya dan mengikut Yesus, itu bukan karena Yesus mencuri murid-muridnya/domba-dombanya melainkan karena itu sudah dikaruniakan bagi Yesus dari sorga (Bapa).
Ini prinsipnya! Sadar bahwa "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga” akan membuat kita terhindar dari rasa iri hati terhadap orang itu. Jika ada orang lebih pintar dari saudara, jika ada orang lebih ganteng/cantik dari saudara, jika ada orang lebih populer dari saudara, jika ada orang lebih kaya dari saudara, jika ada orang lebih disenangi dari pada saudara, jika ada orang lebih menarik dari saudara, jika ada orang lebih mampu dari saudara, dll, semua itu karena dikaruniakan kepadanya dari sorga. Jadi jika saudara iri hati terhadap mereka itu sama dengan saudara melawan keputusan sorga. Beranikah saudara melawan keputusan sorga?
- Amin -
terimakasih, sangat bermanfaat utk saya.
BalasHapuswah luar biasa,,txskhotbahnya,,,salam kenal..
BalasHapussalam juga
HapusShalom ĸª...sy sangat senang dan terberkati membaca dan mendengar tulisan dan khotbah2 ĸª Ezra..
BalasHapusSy punya usul bagaimana kalau ka Ezra memuat tulisan juga ttg PUASA KRISTEN... Terima kasih (Chindy Natu-Kupang)