By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
Pada hari ini untuk kesekian kalinya lagi kita
merayakan / memperingati hari Pentakosta yakni hari pencurahan Roh Kudus bagi
orang-orang percaya. Selama 4 tahun kita merayakan / memperingati hari
Pentakosta di gereja ini (GKIN “REVIVAL”), saya sudah berkhotbah / membahas
beberapa tema yang berkaitan dengan Roh Kudus di antaranya “PENTAKOSTA DAN
PEMBERITAAN INJIL” (tahun 2008), “PARAKLETOS” (tahun 2009), “DIMETERAIKAN
DENGAN ROH KUDUS” (tahun 2010) dan “PENUH DENGAN ROH KUDUS” (tahun 2011). Sekarang
(tahun 2012) ini saya akan membahas 1 tema lagi yang berhubungan dengan Roh
Kudus yakni Roh Kudus dan Karunia-Karunia Roh. Mari kita lihat teksnya :
1 Kor 12:7-11 - “(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh
yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh
itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendakiNya”.
Dalam kaitan dengan tema dan teks kita, saya akan
membahas beberapa hal penting :
I. PENGERTIAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS.
Kalau
kita berbicara tentang kata “karunia” di dalam hubungannya dengan Roh Kudus,
maka kita harus membedakan antara Roh Kudus sebagai karunia dan karunia yang
diberikan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta ketika Petrus berkhotbah dan
orang-orang yang menanyakan kepadanya apa yang harus mereka lakukan, maka
Petrus menyuruh mereka bertobat dan mereka akan menerima karunia Roh Kudus.
Kis 2:38
- Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Akan
tetapi kata-kata “karunia Roh Kudus” di sini tidak berarti karunia dari
Roh Kudus di mana Roh Kudus sebagai pemberi melainkan Roh Kudus itu sendiri
adalah sebuah karunia / pemberian dari Allah. Bandingkan dengan terjemahan CEV
dan BIS :
CEV -
“Peter said, "Turn back to God! Be baptized in the name of Jesus
Christ, so that your sins will be forgiven. Then you will be given the
Holy Spirit (Dan kamu akan diberikan Roh Kudus).
BIS - Petrus
menjawab, "Bertobatlah dari dosa-dosamu. Dan hendaklah kalian
masing-masing dibaptiskan atas nama Yesus Kristus, supaya dosa-dosamu diampuni.
Maka Saudara-saudara akan menerima hadiah Roh Allah dari Allah.
Jadi di
sini Roh Kudusnya ditekankan sebagai pemberian dan bukan sebagai pemberi. Nah,
bukan “karunia” dalam pengertian ini (Roh Kudus sebagai pemberian) yang mau
saya bahas. Yang mau saya bahas adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus
kepada orang-orang percaya. Jadi Roh Kudusnya yang adalah pemberi.
Kata “karunia” di dalam bahasa
Yunaninya adalah “KHARISMA” yang dalam bentuk jamaknya adalah “KHARISMATA”. Dan
karena itu maka orang / kelompok / gerakan yang
menekankan penggunaan karunia-karunia Roh Kudus disebut sebagai “KHARISMATIK”. Kata “KHARISMA”
ini sebenarnya adalah kata yang cukup populer di dalam dunia sekuler di mana
itu sering diartikan sebagai sesuatu yang unik di dalam seseorang yang membuat
orang tertarik / terpukau dengannya. Perhatikan definisi dari Kamus Umum Bahasa
Indonesia berikut ini :
KUBI – Karisma
: 1. Keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar
biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa
kagum dari masyarakat terhadap dirinya. 2. Atribut kepemimpinan yang
didasarkan atas kualitas kepribadian individu. (Edisi 3, hal.
509).
Kalau
ini pengertiannya maka boleh dikatakan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang
mempunyai kharisma seperti ini. Sebagian besar tidak memilikinya. Tetapi tidak
demikian dengan pengertian Alkitab. Alkitab mengaitkan kharisma / karunia ini
dengan Roh Kudus di mana ini adalah suatu pemberian khusus dari Roh Kudus
kepada orang-orang yang percaya.
YFC Editors : Karunia Roh merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada
kita oleh Roh Kudus pada saat kita menjadi orang Kristen. (Pola Hidup Kristen : Karunia-Karunia Roh, hal. 244).
Apakah
ini sama dengan bakat? Tidak! Perhatikan perbedaan dalam tabel berikut ini :
Karunia
yang bisa dilatih / dikembang-kan misalnya mengajar atau berkhotbah. Tetapi yang
tidak bisa dilatih atau dikembangkan misalnya karunia kesem-buhan, karunia
bahasa roh, dll. Karena itu salahlah jika orang dipaksa untuk berbahasa roh
apalagi kursus bahasa roh. Tetapi biar pun karunia tidak sama dengan bakat
alamiah tetapi bakat alamiah bisa diubah Tuhan menjadi karunia.
Billy Graham : Rupanya Allah dengan kuat kuasa Roh Kudus dapat mengambil dan
mengubah bakat menjadi karunia rohani…Ingatlah bahwa keduanya datang dari
Allah. Bandingkan ini dengan Kel 31:3-5. Ini menerangkan bahwa banyak keahlian
dan bakat yang dimiliki manusia adalah karunia Allah….Bakat kesenian apa saja
adalah karunia ilahi. (Roh Kudus; Kuasa Allah Dalam
Hidup Anda; hal. 214-215)
Kel 31:2-5 – (2) "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin
Hur, dari suku Yehuda, (3) dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah,
dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
(4) untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan
tembaga; (5) untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu
dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.
Budi
Asali
- Memang ‘karunia’ bisa berasal dari ‘bakat’ yang diubahkan oleh Tuhan menjadi
karunia. Misalnya, orang yang mempunyai bakat menyanyi lalu diberi karunia
menyanyi pada saat ia bertobat. Tetapi kadang-kadang karunia itu merupakan
sesuatu yang sama sekali baru dalam hidup orang itu. Misalnya karunia bahasa
roh, kesembuhan, dsb.
Bakat
itu bisa diubah menjadi karunia kalau orangnya sudah percaya Yesus dan lalu
mendedikasikan bakat itu untuk pelayanan kepada Tuhan. Atas dasar ini maka
bakat-bakat tertentu dari orang percaya bisa disebut sebagai karunia walaupun
nama karunia itu tidak muncul di dalam Alkitab. Misalnya karunia menyanyi,
karunia musik, karunia memimpin pujian, karunia mencari dana, karunia menulis,
dsb. Demikianlah pengertian dari karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya.
II. SETIAP ORANG KRISTEN PASTI MEMPUNYAI KARUNIA
ROH KUDUS.
Perhatikan ayat 7 dan 11 :
1
Kor 12:7, 11 – (7) Tetapi
kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh… (11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap
orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Kata-kata
‘tiap-tiap orang’ bukan berarti ‘semua / setiap manusia’, tetapi berarti
‘semua / setiap orang Kristen yang sejati’. Ini terlihat dengan jelas karena
dalam ayat 12 dst Paulus menggambarkan mereka itu sebagai anggota-anggota
tubuh Kristus.
1 Kor
12:2 : Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala
anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus”.
Kata-kata
“satu tubuh” di sini sudah pasti itu menunjuk pada orang-orang percaya
dan bukan semua manusia. Jadi, berbeda dengan ‘bakat’ yang ada pada setiap
orang sejak ia lahir, maka ‘karunia’ hanya ada pada orang Kristen sejati, dan
baru ada sejak ia percaya kepada Yesus. Karena semua orang Kristen sejati
diberikan karunia oleh Roh Kudus maka pasti tidak ada orang Kristen sejati yang
tidak mempunyai karunia sehingga ia tidak dibutuhkan dalam gereja. Karena itu,
jangan sekali-kali menolak untuk melayani Tuhan dengan alasan bahwa saudara
tidak mempunyai karunia sama sekali. Mengatakan ‘saya tak bisa melayani
Tuhan’ atau ‘saya tidak mempunyai karunia’, pada hakikatnya sama dengan
berkata ‘saya adalah orang kafir’ atau ‘saya bukan orang Kristen’. Firman
Tuhan jelas mengatakan bahwa Roh Kudus memberikan karunia kepada setiap orang
percaya dan kalau saudara adalah orang yang sudah benar-benar percaya, yakinlah
bahwa saudara pasti memiliki minimal 1 karunia Roh. Problem terbesar dari
banyak orang Kristen dalam hal ini adalah mereka belum tahu / belum menemukan
apa karunia mereka sebenarnya.
Dalam
kaitan dengan apa yang kita bahas ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui :
- Ada orang Kristen yang diberikan lebih dari satu atau bahkan banyak karunia oleh Roh Kudus.
Tadi
saya katakan bahwa setiap orang Kristen minimal mempunyai 1 karunia Roh. Itu
berarti bahwa bisa saja ada orang Kristen yang mempunyai lebih dari 1 karunia.
Paulus misalnya, sudah pasti memiliki karunia untuk mengajar, menasihati dan
menggembalakan. Apolos juga memiliki banyak karunia.
Kis 18:24-28 : (24) Sementara itu datanglah ke Efesus
seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang
yang fasih berbicara (KARUNIA BERKHOTBAH / MENGAJAR)
dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (KARUNIA
PENGETAHUAN) (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan
Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar
tentang Yesus,... (26) Ia mulai mengajar dengan berani di
rumah ibadat… (27) … Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah,
menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab
dengan tak jemu-jemunya ia
membantah orang-orang Yahudi di muka umum (KARUNIA
DEBAT) dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Pdt.
Stephen Tong juga mempunyai banyak karunia seperti berkhotbah / mengajar,
musik, menyanyi, mencipta lagu, arsitektur, dll. Saya sendiri mempunyai lebih
dari 1 karunia yakni berkhotbah, mengajar, menulis, memimpin pujian, bermain
musik, debat dan mungkin beberapa lagi. Jadi memang ada orang-orang tertentu
yang diberikan lebih dari 1 karunia bahkan banyak karunia oleh Roh Kudus.
- Tidak ada orang Kristen yang diberikan semua karunia yang ada oleh Roh Kudus.
Biarpun
ada orang yang diberikan banyak karunia oleh Roh Kudus, tetapi tidak ada orang
yang kepadanya diberikan semua karunia yang ada. Karena itu seseorang bisa saja
memiliki banyak karunia tetapi ada lebih banyak karunia yang tidak dia punyai
daripada yang ia punyai. Contonya saya. Saya memang mempunyai beberapa karunia
tapi ada lebih banyak karunia yang tidak saya punyai. Saya tidak mempunyai
karunia untuk penggembalaan, kesembuhan, bahasa roh, mujizat, dll. Mengapa Roh
Kudus tidak memberikan kepada seseorang semua karunia yang ada? Karena kalau
demikian orang tersebut tidak akan membutuhkan kerja sama dengan orang Kristen
yang lain.
Calvin - Tak seorang pun mempunyai begitu banyak sehingga
mempunyai cukup dalam dirinya sendiri sehingga tidak membutuhkan bantuan
orang-orang lain.
Calvin - Karena itu, Roh Allah membagikan karunia-karunia
itu di antara kita, supaya kita bisa membuat semua itu menyumbang pada
keuntungan bersama. Tak ada orang yang kepadanya diberikan semua karunia,
supaya jangan siapa pun, karena puas dengan bagian khususnya, memisahkan
dirinya dari orang-orang lain, dan hidup sendirian untuk dirinya sendiri.
Semua
ini menunjukkan bahwa Tuhan memang ingin semua orang Kristen berpartisipasi dan
bekerja sama dalam melayani Dia!
- Tidak ada satu karunia pun yang wajib dimiliki oleh setiap orang Kristen.
Perhatikan
teks kita :
1 Kor 12:8-10 – (8) Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh
yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh
itu.
Dari
teks ini jelas bahwa tidak ada karunia yang tertentu yang diberikan kepada
setiap orang Kristen. Ini diteguhkan lagi oleh Paulus di dalam ayat 28-30.
1 Kor 12:28-30
– (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai
rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani,
untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah
mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat
karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Karena
itu adalah salah kalau kita menjadikan satu karunia sebagai wajib untuk
dimiliki oleh setiap orang Kristen. Biasanya kesalahan semacam ini terjadi
dalam kasus karunia bahasa roh di mana gereja-gereja/pendeta-pendeta tertentu
mengajarkan bahwa semua orang Kristen/jemaat harus berbahasa roh. Mereka
biasanya mendasari ajaran mereka dari Kis 2:4 di mana murid-murid yang menerima
/ dipenuhi Roh Kudus berbahasa roh.
Warren
L. Litzman : “Alasan kita yang pertama dan suatu alasan yang
kuat sekali untuk percaya bahwa hal berkata-kata dengan bahasa roh menjadi
bukti baptisan dalam Roh, ialah bahwa murid-murid berkata-kata dalam bahasa roh
itu pada hari Pentakosta. (Kebenaran Pentakosta, hal. 12).
Kenneth
E. Hagin
: “Kita mengetahui bahwa Firman Tuhan mengajarkan kepada kita, bilamana kita
telah dipenuhi oleh Roh Kudus maka kita pun berbicara dalam bahasa roh
sebagaimana Roh itu memberikan kepada kita untuk mengatakannya. Hal ini
merupakan pertanda awal atau isyarat berdiamnya Roh Kudus di dalam diri orang
itu. (Tujuh Langkah Menerima Roh Kudus, hal. 12).
Roberts Liardon : “Saya percaya
bahwa beberapa orang yang dipenuhi Roh Kudus belum melepaskan perkataan dalam
bahasa roh. Itu mungkin karena kurang pengertian. Tetapi saya percaya bahwa
baptisan Roh Kudus selalu dibuktikan melalui kata-kata dalam bahasa roh. (Sekolah
Roh Kudus , hal. 91).
Tetapi
ini penafsiran yang salah. Ada
banyak bagian Alkitab yang menunjukkan bahwa orang-orang yang dipenuhi Roh
Kudus tidak berbahasa Roh sama sekali. Misalnya Stefanus!
Kis
6:3, 5 : (3) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu,
yang terkenal baik, dan yang penuh
Roh
dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,… (5) Usul itu
diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus,
seorang yang penuh
iman dan Roh Kudus, ….
Bahkan
ketika hampir mati saja Stefanus masih penuh dengan Roh Kudus.
Kis
7:55 : Tetapi Stefanus,
yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat
kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Tetapi
kapan Stefanus berbahasa roh? Contoh lain adalah Elizabet dan Zakharia. Mereka
penuh dengan Roh Kudus tetapi tidak berbahasa roh. Zakharia malah bernubuat.
Luk 1:41,67
– (41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di
dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, (67) Dan Zakharia,
ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat…
Mereka
yang mendasarkan keharusan berbahasa roh dari Kis 2:4 sebenarnya tidak
konsisten. Mengapa? Karena bahasa roh bukan satu-satunya tanda di dalam Kis 2.
Masih ada 2 tanda lain.
Kis
2:2-3 : (2) Tiba-tiba turunlah
dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing.
Lalu
mengapa bahasa rohnya saja yang diharuskan sebagai tanda seseorang menerima Roh
Kudus? Mengapa tidak mengharuskan juga suara tiupan angin dan lidah api?
Jawabannya gampang! Karena memang bahasa rohnya mudah dipalsukan, tetapi tiupan
angin dan lidah api sukar / tidak dapat dipalsukan! Kalau mau konsisten,
jadikanlah 3 tanda itu (bahasa roh, tiupan angin dan lidah-lidah api) sebagai
tanda seseorang menerima Roh Kudus / dibaptis dengan Roh Kudus / dipenuhi Roh
Kudus. Ingat, status bahasa roh itu adalah karunia dari Roh Kudus, dan Roh
Kudus tidak memberikan itu kepada semua orang Kristen jadi tidak bisa semua
orang Kristen/jemaat diwajibkan berbahasa roh. Demikian juga tidak bisa ada 1
karunia lain (selain bahasa roh) yang diawajibkan kepada semua orang Kristen.
Masing-masing orang diberikan karunia berbeda. Ini menyebabkan selalu ada
hal-hal yang tidak bisa kita lakukan tetapi yang bisa dilakukan oleh orang Kristen
yang lain, dan hal ini makin menunjukkan perlunya kita bekerja sama dengan
orang Kristen yang lain.
III. PENJELASAN MASING-MASING KARUNIA ROH KUDUS.
Teks
kita memberikan sejumlah contoh karunia Roh Kudus.
1 Kor
12:8-10 : “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan iman,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam
roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu.
Sekarang
mari kita membahas contoh-contoh karunia ini satu per satu :
a.
Karunia untuk berkata-kata
dengan hikmat (ay 8a), dan karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan
(ay 8b).
Perlu diketahui bahwa di sini Alkitab LAI TB
tidak tepat di dalam menerjemahkan nama karunia ini di mana 2 karunia ini
adalah karunia “bekata-kata dengan hikmat” dan karunia “berkata-kata
dengan pengetahuan”. Bandingkan dengan terjemahan KJV berikut
ini :
KJV: For to one is given by the Spirit
the word of wisdom (kata hikmat); to another the word of
knowledge (kata pengetahuan) by the same Spirit;
Kata ‘word’
(kata) diterjemahkan dari kata Yunani LOGOS. Jadi, memang terjemahan yang benar
adalah ‘kata’ (KJV) bukan ‘berkata-kata’ (TB).
Ada
bermacam-macam pandangan tentang apa yang dimaksudkan dengan kedua istilah /
karunia ini. Ada yang menafsirkan bahwa ‘kata hikmat’ sekedar berarti
‘hikmat’, dan ‘kata pengetahuan’ sekedar berarti ‘pengetahuan’. Saya tak
setuju dengan penafsiran ini karena menurut saya baik hikmat maupun pengetahuan
bukanlah karunia dalam arti karunia untuk melayani, yang sedang dibahas oleh
Paulus di sini. Kalau yang dimaksudkan adalah ‘hikmat’ dan ‘pengetahuan’
mengapa Paulus menggunakan istilah ‘kata hikmat’ dan ‘kata pengetahuan’? Pulpit
Commentary kelihatannya menganggap bahwa ‘kata hikmat’ menunjuk pada
pemberitaan Injil, sedangkan ‘kata pengetahuan’ menunjuk pada pengajaran
Firman Tuhan. Charles Hodge
mengatakan bahwa tidak mudah untuk menentukan perbedaan antara kedua karunia
ini. Ia sendiri beranggapan bahwa ‘hikmat’ menunjuk pada ‘Injil’, sedangkan
‘kata pengetahuan’ menunjuk pada karunia dari seorang pengajar. Ini menjadi
sama seperti pandangan dari Pulpit Commentary di atas. Jadi intinya adalah
karunia “kata hikmat” adalah karunia untuk memberitakan Injil. Kita
semua memang harus memberitakan Injil tetapi ada orang-orang tertentu yang
memang diberikan kemampuan lebih di dalam urusan pemberitaan Injil ini.
Sedangkan karunia “kata pengetahuan” adalah karunia untuk mengajar
Firman Allah. Orang dengan karunia ini dilengkapi dengan pengetahuan yang yang
banyak tentang Firman Allah sehingga dia dapat mengajar Firman Allah dengan
baik. Contoh orang dengan karunia seperti ini adalah Apolos sebagaimana yang
telah kita lihat (Kis 18:24-28). Pdt. Budi Asali dan saya termasuk
memiliki karunia ini.
Perlu diperhatikan bahwa karunia
memberitakan Firman Tuhan selalu diletakkan di tempat teratas dalam daftar
karunia (bdk. ay 28-30
Ro 12:6-8 bdk.
1Kor 14:1), dan karena itu jelaslah bahwa ini adalah karunia yang paling
penting!
b.
Karunia iman (ay 9a).
Yang
dimaksud dengan ‘iman’ di sini, pasti bukan ‘saving faith’ (iman yang
menyelamatkan), karena ‘saving faith’ harus dimiliki oleh semua orang Kristen
yang sejati, sedangkan karunia iman di sini hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen
tertentu. Tentang apa artinya ‘iman’ di
sini, ada beberapa pandangan :
·
Iman mujizat.
·
Iman seperti dalam Ibr 11:33-34.
Ibr 11:33-34
– (33) “…karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan,
mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut
singa-singa, (34) memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata
pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam
peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
·
Iman dalam doa (bdk. 1Kor 13:2 Mat 17:19-20).
1 Kor 13:2
– “…sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Bandingkan
dengan Mat 17:19.
Contoh untuk iman seperti ini
adalah George Muller dari Bristol Inggris yang memelihara ribuan anak yatim
piatu dalam jangka waktu yang cukup panjang. Ia menolak untuk minta uang bahkan
serupiah pun kepada orang lain, tetapi ia berdoa agar Tuhan menyediakan uang
baginya.
c.
Karunia kesembuhan (ay 9b).
Karunia
kesembuhan adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus untuk melakukan penyembuhan seperti
yang diperbuat oleh Yesus dan Rasul-Rasul. Memang ada pro kontra di kalangan
para teolog tentang apakah karunia ini masih ada atau tidak. Tetapi saya
sendiri beranggapan bahwa karunia ini masih ada.
d.
Karunia untuk mengadakan
mujizat (ay 10a).
Ini
adalah karunia untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib selain penyembuhan
orang sakit. Contoh karunai ini adalah seperti dalam peristiwa dalam
Kis 5:1-11 di mana Petrus ‘membunuh’ Ananias dan Safira, dan juga
Kis 13:11 di mana Paulus membutakan mata seorang tukang sihir. Ada pro kontra juga bahwa
apakah karunia ini masih ada atau tidak, tetapi saya sendiri percaya karunia ini
masih ada.
e.
Karunia bernubuat
(ay 10b).
Ada 2
pandangan tentang arti dari karunia bernubuat ini :
·
Ini adalah karunia yang ada pada seorang
nabi, yang menyebabkan ia bisa menyampaikan wahyu dari Tuhan. Ini bersifat
ramalan.
·
Ini adalah karunia untuk mengerti Kitab
Suci, mengajarkannya dan memberikan penerapannya dalam hidup sehari-hari.
f.
Karunia membedakan roh (ay
10c).
Banyak
orang zaman ini menganggap bahwa ini adalah karunia yang menyebabkan pemiliknya
bisa mengetahui apakah suatu rumah, benda, dsb, ada roh jahatnya atau tidak. Tetapi kalau kita membaca buku-buku tafsiran,
tak seorang penafsirpun mengartikannya seperti itu. Dalam Kitab Suci, kata ‘roh’
tidak selalu menunjuk pada roh manusia atau pun roh jahat. Misalnya dalam 1 Tim 4:1
dan 1 Yoh 4:1-3 jelas terlihat bahwa kata ‘roh’ menunjuk pada seorang
pengajar firman.
1 Tim
4:1 - Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.
1 Yoh
4:1-3 - (1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu,
apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap
roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia,
berasal dari Allah, (3) dan setiap
roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah
roh antikristus dan tentang
dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di
dalam dunia”.
Karena
itu, boleh dikatakan semua penafsir Kitab Suci menganggap bahwa ‘karunia
membedakan roh’ artinya adalah karunia yang menyebabkan seseorang bisa
membedakan antara hamba Tuhan yang sejati dan seorang nabi palsu, atau antara
orang Kristen yang sejati dan orang Kristen yang palsu, atau antara mujizat
asli dan mujizat palsu.
g.
Karunia bahasa roh dan
karunia menafsirkan bahasa roh (ay 10d).
Jika
mengacu pada Kis 2 maka karunia bahasa roh adalah suatu kemampuan yang diberikan
Roh Kudus agar seseorang mampu berbicara dalam bahasa tertentu yang belum
pernah ia pelajari sebelumnya.
Kis 2:4,6
- Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya. (6) Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang
banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul
itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. (7) Mereka semua
tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang
berkata-kata itu orang Galilea? (8) Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita
pakai di negeri asal kita:
Jadi di
sini terlihat bahwa karunia bahasa roh ini sama sekali bukan bahasa ekstatik
semacam ricuhan-ricuhan yang tidak ada artinya seperti yang populer sekarang
ini. Itu bukan bahasa sama sekali. Juga bahwa ada karunia untuk
menerjemahkannya/menafsirkannya, mengharuskan itu memang bahasa yang mempunyai
arti. Jika tidak, lalu apa yang mau diterjemahkan? Karena itu saya sendiri
menganggap bahwa bahasa roh yang populer sekarang ini adalah bahasa roh yang
palsu. Entah hasil ikut-ikutan atau bahkan bisa dari setan.
Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa 2 karunia ini selalu diletakkan pada
akhir daftar (ay 8-10
ay 28 ay 29-30).
1 Kor 12:29-30
– (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk
berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Mengapa
selalu diletakkan pada akhir daftar? Ada
macam-macam jawaban tapi saya setuju dengan pandangan Charles Hodge yang
mengatakan bahwa itu adalah karunia yang terkecil / terendah! Karunia bahasa
roh memang tidak bisa membangun siapa pun (karena tidak ada yang bisa
mengertinya), kecuali kalau karunia bahasa roh itu dibarengi dengan adanya
karunia penafsiran bahasa roh.
1 Kor 14:27
- Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau
sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada
seorang lain untuk menafsirkannya.
Anehnya
sekarang banyak orang/gereja berbahasa roh tetapi tidak ada yang menafsirkan /
menerjemahkannya. Kalau saudara terlalu mengagung-agungkan karunia bahasa roh,
biarlah saudara sadar bahwa justru itulah karunia yang paling rendah apalagi
tanpa penerjemahan.
1 Kor 14:23,
28 – (23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap
orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar
atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa
kamu gila? (28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya,
hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh
berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
Kita
sudah membahas 9 karunia Roh ini. Tetapi apakah ke 9 karunia Roh ini merupakan
seluruh jumlah karunia yang ada? Banyak orang yang berdasarkan ayat 8-10, yang
menyebutkan 9 buah karunia, lalu mengatakan bahwa karunia-karunia yang ada
hanya berjumlah 9 buah. Tetapi ini jelas merupakan pandangan yang salah, karena
daftar ini jelas tidak mencakup semua karunia yang ada (yang jumlahnya tentu
banyak sekali). Bandingkan dengan 1 Kor 12:28 dan juga Rom 12:4-8 di mana
terlihat adanya karunia-karunia yang lain yang tidak ada di dalam 1 Kor 12:8-10
ini.
1 Kor 12:28
- Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin,
dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
1 Kor 12:4-8
– (4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi
tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, (5) demikian juga kita,
walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing
adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (6) Demikianlah kita mempunyai
karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada
kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita
melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani,
baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita
mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita
menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia
melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
The
Bible Exposition Commentary : NT : Bermacam-macam
karunia disebutkan dalam 1Kor 12:8-10 dan 28, dan juga dalam Ef 4:11 dan Ro
12:6-8. Pada waktu engkau mengombinasikan daftar-daftar itu, engkau berakhir
dengan / mendapati 19 karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang berbeda. Karena
pendaftaran dalam surat
Roma tidak identik dengan pendaftaran dalam 1Korintus, kita boleh menganggap
bahwa Paulus bukannya sedang berusaha untuk menghabiskan sama sekali pokok ini
dalam text yang manapun. Sementara karunia-karunia yang disebutkan cukup untuk
pelayanan gereja, Allah tidak terbatas pada daftar-daftar ini. Ia bisa
memberikan karunia-karunia lain seperti yang Ia senangi.
IV. SEMUA KARUNIA ITU DIBERIKAN OLEH ROH KUDUS.
Bahwa
semua karunia adalah pemberian dari Roh Kudus terlihat dari ayat 7.
1
Kor 12:7 - Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama.
NIV /
NASB: ‘the manifestation of the Spirit’ (manifestasi / perwujudan dari
Roh).
Jadi,
adanya Roh Kudus dalam diri orang Kristen menimbulkan manifestasi, yaitu adanya
karunia-karunia.
Ayat 8-10
juga menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kuduslah yang memberi karunia-karunia
itu.
1 Kor
12:8-10 - (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan
kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan
mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”.
Demikian
juga dengan ayat 11.
1 Kor
12:11 – Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan
yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus,
seperti yang dikehendaki-Nya.
Mengapa
Paulus perlu menekankan ini secara berulang-ulang?
a.
Untuk mencegah orang-orang
Kristen yang memiliki karunia-karunia yang hebat-hebat dari kesombongan.
Memang
jika seseorang memiliki karunia yang banyak dan hebat-hebat maka bisa jadi ia
lalu menjadi sombong dengan karunia-karunia itu. Di sini Paulus menekankan
bahwa semua karunia itu diberikan oleh Roh Kudus sehingga itu tidak layak
dijadikan dasar untuk menyombongkan diri.
Karena itu kalau saudara mempunyai karunia yang hebat dan menonjol,
berhati-hatilah supaya saudara tidak jatuh ke dalam dosa kesombongan ini.
Setiap kali merasa sombong dengan karunia-karunia yang ada, ingat baik-baik
ayat ini :
1 Kor 4:7
- “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu
penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika
engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah
engkau tidak menerimanya?”
Juga
sebetulnya orang-orang Kristen tidak boleh meninggikan, apalagi mendewakan,
hamba-hamba Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat. Tetapi
kenyataannya, betapa banyaknya orang-orang Kristen mengagung-agungkan hamba
Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat, misalnya Stephen Tong.
Ini bukan hanya salah, tetapi juga membahayakan hamba Tuhan itu sendiri, karena
bisa menimbulkan kesombongan dalam dirinya.
b.
Untuk membuang rasa minder /
rendah diri dalam diri orang-orang Kristen yang mempunyai karunia-karunia yang
kelihatannya rendah / remeh / kecil / tak berarti.
Kebalikan
dari yang pertama, ada kecenderungan juga bagi orang-orang Kristen yang
mempunyai karunia yang tidak terlalu menonjol untuk menjadi minder / rendah
diri. Nah, di sini Paulus hendak mengatakan bahwa serendah-rendahnya suatu
karunia, seremeh-remehnya suatu karunia, itu adalah pemberian Roh Kudus
sehingga kita tidak boleh lalu menjadi minder.
Barnes’
Notes:
Tak seorang Kristen pun harus tertekan atau kecil hati, seakan-akan ia
menempati suatu tempat yang lebih rendah atau tidak penting, karena tempatnya
juga telah ditetapkan baginya oleh Allah; ... Bahwa semua orang harus puas /
senang dengan bagian / pemberian kepada mereka dalam gereja, dan harus berusaha
hanya untuk melakukan penggunaan yang terbaik dari talenta-talenta dan
pemberian-pemberian mereka.
Barnes’
Notes:
Tak seorang pun harus tertekan, atau meremehkan karunia-karunianya sendiri,
betapa pun rendahnya karunia-karunia itu. Di tempat mereka sendiri, mereka bisa
sama pentingnya seperti pemberian-pemberian dari orang-orang lain. Bahwa Allah
telah menempatkan dia di mana ia ada, atau telah memberinya pemberian-pemberian
yang kurang bagus dari pada yang telah Ia berikan kepada orang-orang lain,
bukanlah kesalahannya. Tidak ada kejahatan dalam hal itu; dan karena itu, ia
harus berusaha untuk memperbaiki / meningkatkan ‘satu talenta’nya, dan membuat
dirinya berguna di tempat di mana ia ditempatkan.
Renungkan
kata-kata ini dan pikirkanlah apakah saudara sudah berusaha menggunakan
karunia-karunia yang ada pada diri saudara dengan sebaik-baiknya? Apakah
saudara berusaha meningkatkannya? Memang karunia-karunia yang sifatnya mujizat,
tidak bisa ditingkatkan. Misalnya karunia bahasa roh, karunia menyembuhkan, dan
sebagainya. Tetapi karunia-karunia yang sifatnya natural, bisa ditingkatkan.
Misalnya karunia berkhotbah / mengajar, karunia menyanyi dan sebagainya. Jika
anda adalah seorang pengkhotbah awam, anda harus mau mengikuti kelas Homiletika
yang bermutu jika ada. Jika anda adalah guru Sekolah Minggu maka anda harus mau
belajar Firman Tuhan dan kalau perlu mengikuti pelatihan mengajar Sekolah
Minggu. Jika anda adalah pemimpin liturgi maka anda harus berusaha latihan
menyanyi, belajar lagu-lagu baru, dan sebagainya. Dengan cara-cara itu anda
dapat mengembangkan karunia anda.
c.
Untuk mencegah terjadinya
rasa iri hati terhadap karunia orang lain.
Sering
terjadi bahwa ada orang Kristen yang iri hati terhadap orang Kristen lain
terkait dengan karunia Roh yang dimilikinya. Paulus mengingatkan bahwa
karunia-karunia itu adalah pemberian Roh Kudus sehingga iri hati terhadap
karunia orang lain adalah sama dengan kejengkelan terhadap Roh Kudus yang
memberikan karunia itu kepada orang itu. Sikap semacam ini seharusnya tidak ada
di dalam warga jemaat.
YFC Editors : Karunia-karunia ini bukan untuk digunakan bagi kepentingan diri
sendiri, tetapi untuk membangun gereja dan membawa orang kepada Kristus. Dan
oleh karena campuran karunia pada setiap orang itu begitu unik, maka tidak ada
tempat untuk membanding-bandingkan atau untuk iri hati dalam tubuh Kristus.
Kita harus bersukacita dengan karunia setiap anggota dan mengucap syukur kepada
Tuhan atas begitu banyak ragam alat yang telah Ia berikan bagi kita. (Pola Hidup Kristen : Karunia-Karunia Roh, hal. 244).
Billy Graham : Kita juga tidak usah mengingini atau cemburu akan apa yang
telah dimiliki oleh orang lain. Kita boleh mengharapkan untuk beroleh karunia
tertentu… tetapi jika itu bukan kehendak dari Roh Kudus, kita tidak mendapatkan
apa yang kita minta. Jika kita tidak puas karena Roh Kudus tidak mengabulkan
karunia yang kita ingini, kita berdosa. (Roh Kudus; Kuasa Allah Dalam Hidup Anda; hal. 212).
d.
Untuk menekankan bahwa
orang-orang Kristen harus bersatu dan bekerja sama, karena karunia-karunia itu
merupakan pemberian dari Roh Kudus yang satu dan yang sama.
Sebagai
ilustrasi, mata, leher, kaki, tangan, mulut, rahang, tenggorokan harus bekerja
sama supaya seseorang bisa makan. Yang mana pun tak mau bekerja sama akan
menghalangi atau mempersulit orang itu untuk makan. Dari ilustrasi ini terlihat
bahwa bukan hanya kita semua harus bekerja sama untuk melayani Tuhan / gereja,
tetapi juga bahwa siapa pun yang tidak mau melayani / menggunakan
karunia-karunia yang ada padanya, menjadi penghalang / perusak kemajuan gereja.
Selanjutnya
dikatakan bahwa Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu sesuai dengan
kehendak-Nya.
1 Kor
12:11,18 - (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang
satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang dikehendakiNya.
... (18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara
khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti
yang dikehendakiNya”.
Rom 12:6
- Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih
karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk
bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Karena
pemberian karunia ini adalah sesuai kehendak Roh maka orang Kristen tidak bisa
pilih-pilih karunia sekehendaknya sendiri. Jadi, jelas kita tak bisa
menghendaki supaya karunia kita ditukar dengan karunia yang lain, yang lebih
kita senangi. Atas dasar ini juga saya berpandangan bahwa orang Kristen
seharusnya tidak perlu berdoa untuk meminta / berusaha untuk mendapatkan suatu
karunia tertentu. Ingat, karunia diberikan sesuai kehendak Roh Kudus, bukan
kehendak kita (ay 11,18 Rom 12:6).
Juga sejak kita percaya Yesus, kita adalah anggota tubuh Kristus, dan tugas /
fungsi / kemampuannya jelas sudah ditetapkan mulai saat itu (sebetulnya ini
bahkan sudah direncanakan / ditetapkan oleh Allah sejak sebelum penciptaan
dunia). Karena itu kita tidak perlu meminta hal itu.
V. TUJUAN PEMBERIAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS.
Lalu
apa tujuan Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu kepada orang percaya? Dari
teks kita dan banyak ayat lainnya terlihat bahwa Roh Kudus memberikan karunia-karunia
itu untuk kepentingan bersama / gereja.
1 Kor 12:7
- Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk
kepentingan bersama.
1 Kor 14:5
– “…Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata
dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat
dapat dibangun.
1 Pet 4:10
- Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah.
Lihat
juga 1 Kor 14:12, 17,26; Ef 4:11-12.
Dari
sini terlihat bahwa karunia tak diberikan untuk dibuat sombong-sombongan /
pameran, karena ini jelas tidak membangun siapa pun juga. Bandingkan dengan
banyak orang zaman ini yang menyombongkan / memamerkan ‘karunia bahasa Roh’
mereka. Juga karunia tidak diberikan untuk kepentingan diri sendiri! Bandingkan
dengan banyak orang Kristen zaman ini yang beranggapan bahwa karunia bahasa Roh
itu bisa membangun iman / menyucikan diri orang yang memilikinya! Pandangan ini
jelas tak cocok dengan penggambaran orang-orang Kristen sebagai anggota-anggota
tubuh Kristus, karena dalam suatu tubuh tidak ada anggota yang fungsinya hanya
untuk dirinya sendiri!
Karunia
diberikan untuk membangun jemaat/gereja.
The
Bible Exposition Commentary : NT : “Orang-orang
Korintus secara khusus membutuhkan pengingatan ini, karena mereka menggunakan
karunia-karunia rohani mereka secara egois untuk mempromosikan diri mereka
sendiri dan bukan untuk memperbaiki gereja.
Charles
Hodge: ‘Untuk kepentingan bersama’…Ini
adalah tujuan umum dari semua karunia-karunia ini. Mereka tidak dirancang hanya
atau terutama untuk kebaikan, apalagi untuk kepuasan, dari penerima
karunia-karunia itu; tetapi untuk kebaikan dari gereja. Sama seperti kemampuan
untuk melihat bukanlah untuk kebaikan dari mata, tetapi untuk orang itu. Karena
itu, pada waktu karunia-karunia Allah, yang biasa atau yang bersifat mujizat,
diselewengkan sebagai cara untuk peninggian diri sendiri atau memperbesar diri
sendiri, itu merupakan suatu dosa terhadap pemberi karunia-karunia itu, maupun
terhadap mereka bagi siapa keuntungan dari karunia-karunia itu dimaksudkan.
Ingat
bahwa saudara akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan tentang karunia yang
Ia berikan kepada saudara (bdk. Mat 25:14-30). Yang dimaksud dengan ‘talenta’
sebetulnya bukan hanya karunia-karunia saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain
yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi ‘karunia’ jelas termasuk ‘talenta’. Karena
itu, carilah apa karunia saudara (dengan banyak berdoa dan mencoba untuk melayani
Tuhan dalam bermacam-macam bidang seperti : Sekolah Minggu, Paduan Suara,
kepengurusan dsb), gunakanlah karunia itu semaksimal mungkin, dan juga,
tingkatkan karunia-karunia itu!
- Amin -
Tulisan yg Sangat membangun. John hendrik Papua
BalasHapustrima kasih bwt threads...semoga iblis(LUCIFER) lenyap dari bumi...!
BalasHapusGOD BLESSING YOUR