Oleh : Pdt. Yonson G Dethan, M.Div
“SOLI DEO GLORIA". Kemuliaan hanya untuk Allah! Inilah teriakan perang rohani para Reformator di era Reformasi dahulu. Ya, dalam setiap doktrin, khotbah, perkuliahan, percakapan para reformator pada waktu itu, semuanya terarah pada kebenaran yang maha luar biasa ini, yaitu kemuliaan hanya untuk Allah saja (GLORY TO GOD ALONE). Slogan ini muncul dalam begitu banyak tulisan dan buku, sikap hidup orang percaya pada waktu itu, bahkan dalam alam raya di setiap detik sejarah reformasi pada waktu itu.
Ya,
kemuliaan hanya untuk Allah saja (GLORY TO GOD ALONE). Namun bagaimana dengan
kita pada era Reformasi ini ? Bagaimana dengan kita yang hidup di masa sekarang
ini ? Bagaimana dengan gereja kita ? Bagaimana dengan keluarga dan teman-teman
kita ? Bagaimana dengan bisnis kita ? Bagaiamana dengan kantor kita ?
Bagaiamana dengan kerja kita ? Bagaimana dengan istri dan anak kita ? Bagaimana
dengan diri kita sendiri?
Tidak lama
lagi kita akan merayakan Hari Reformasi yang jatuh pada tanggal 31 Oktober ini.
Apakah semangat teriakan "Soli Deo Gloria " itu masih terus
keluar atau muncul dari mulut dan kerja kita ? Ataukah suara teriakan itu telah
berubah menjadi "kemuliaan bagiku,
gedung gerejaku, karya - kerjaku, organisasiku dan diriku sendiri ?"
Ya, tangal
31 Oktober adalah hari Reformasi. “Tapi
pada tanggal itu juga adalah hari Halloween kan ? Saya
mau ke acara Halloween. Teman-temanku lagi bersiap-siap merayakan hari itu”. Rupa-rapanya
hari Halloween pun telah menjadi sebuah trend baru yang datang dan mengganggu
konsentrasi perayaan hari Reformasi itu. Apa lagi di sana sini orang makin
mempromosikan hari Halloween lewat buku-buku, majalah, koran, telelvisi, radio
bahkan toko-toko dan dari super market-super market, demi mencari keuntungan bisnis. Dengan
demikian di satu pihak gereja dan orang Kristen serta anak-anak Kristen harus
merayakan hari Reformasi yang berpusat hanya pada kemuliaan Allah, sementara di
pihak lain juga ada sugguhan dari dunia dengan perayaan Halloween yang berpusat
pada dunia dan manusia bahkan hantu-hantu dan setan.
Sebagai
orang Kristen yang sejati kita diperhadapkan dengan paling sedikit dua bentuk
perayaan yang saling bertentangan satu sama
lain ini. Yang satunya berpusat pada Allah (theo-centris) sementara yang lainnya berpusat pada manusia (antropho-centris) dan pada dunia ini
bahkan mengarah kepada penyembahan berhala. Pertanyaannya apakah yang harus
kita buat? Merayakan hari Reformasi sebagaimana yang dikomandangkan oleh para
Reformator? Atau merayakan hari Halloween? Atau merayakan keduanya? Atau kita
memilih untuk diam saja alias abstain? Itu juga bisa menjadi suatu pilihan.
Saya berharap
kiranya pada kesempatan ini, kita dapat bersama mengambil waktu untuk
merenungkan kembali pentingnya gerakan Reformasi yang kerjakan oleh Tuhan kita
lewat para Reformator seperti Luther, Calvin, Swingly demi gereja Tuhan dan
umatNya. Semoga dengan tulisan yang sederhana ini kita dapat merayakan
peristiwa gerejani tersebut dengan penuh syukur kepada Tuhan sebagai
satu-satunya Allah (the only God)
yang patut menerima semua pujian, hormat, syukur dan kemuliaan dan kejayaan dan
kebesaran dari selama-lamanya sampai selama-lamanya (Soli Deo Gloria).
Arti Ajaran Soli Deo Gloria.
Sebelum kita melihat pada
arti pentingnya slogan ini mungkin ada baiknya apabila kita secara ringkas
melihat arti kelima slogan Reformasi itu. Salah seorang teman saya, Pak Michael
Horton, (seorang Professor apologetics dan theology di Westminster Seminary California (Escondido ,
California ) menyatakan bahwa kelima
slogan/pilar Reformasi itu memiliki arti pendek sebagai berikut : Sola yang pertama “Sola Scriptura” menunjukkan kepada fondasi iman kita yang satu-satunya
yaitu Firman Allah (Our Only Foundation).
Sola yang kedua “Solus Christus” menunjukan bahwa Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Mediator
kita (Our Only Mediator). Sola yang ketiga adalah “Sola Gratia” menunjukan kepada satu-satunya methode bagi kita untuk
diselamatkan yaitu oleh anugerah Allah (Our
Only Method). Sola yang keempat adalah “Sola Fide” menunjukan kepada alat
yang kita perlukan untuk menerima keselamatan yang diberikan oleh Allah dalam
Tuhan Yesus Kristus yaitu iman (Our Only
Means). Sola yang terakhir yaitu “Soli Deo Gloria” menunjuk kepada tujuan
dan arah hidup kita yaitu untuk kemuliaan Nama Allah (Our Only Ambition).
Kelima sola/pilar/slogan yang
mucul pada era Reformasi ini merupakan ringkasan dari semua dasar pengajaran
theologi dari para reformator. Inilah yang menjadi lima dasar kepercayaan fundamental bagi
kehidupan umat Kristiani. Sebagai orang Kristen yang sejati yang percaya pada
Allah Tritunggal sebagai satu-satunya Pencipta (Creator), Penebus (Redemptor)
dan Pengudus (Sanctifier) haruslah mendalami, memahami dan menerapkan arti ke
lima slogan reformasi ini dalam hidupnya di era Reformasi ini. Dari kelima
slogan itu kita akan memperhatikan slogan yang terakhir yaitu Soli Deo Gloria.
Kata Sola atau soli berasal dari bahasa Latin yang berarti "hanya
" ("alone" or "only" dalam bahasa Inggris), Kata Deo
berarti "Allah " ("God" dalam bahasa Inggris)
yang tentunya mengarah kepada Allah Tritunggal kita; Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Sementara kata Gloria berarti "kemuliaan". Jadi secara
harafiah Sola Deo Gloria berarti kemuliaan hanya untuk Allah.
Dalam dunia modern ini, kita
sangat terbiasa dengan kata kemuliaan (dalam bahasa Inggris: glory). Karena begitu terbiasa dengan kata ini maka apabila kita
meminta setiap orang Kristen di antara kita untuk memberikan defmisi tentang
kata kemuliaan ini, maka kita dapat menemukan banyak sekali defmisi yang
diberikan. Tapi kalau kita perhatikan baik-baik kata mulia (glory), apabila
dipakai untuk Tuhan Allah, maka kata ini hampir sama dengan kata hormat yang
sekaligus mengarah kepada semua sifat Allah. Sifat-sifat Allah itu termasuk
kebaikan-Nya, kuasa-Nya, kebenaran-Nya, keadilan-Nya, dan lain-lainnya. Semua
sifat Allah ini menyatakan kemuliaan dan kehormatan Allah kita. Jadi tat kala
kita menggunakan kata kemuliaan kepada Allah maka haruslah kita ingat akan semua sifat
Allah yang maha luar biasa itu. Dengan demikian kita melihat betapa hebatnya
Allah kita dibandingkan dengan kita manusia dan semua ciptaaan yang lainnya.
Selain dari itu kata mulia
itu juga biasa dipakai sebagai kata kerja memuliakan (to glorify). Kata ini mengarah kepada sebuah deklarasi atau
pernyataan pujian, hormat dan penyembahan yang tulus dan sangat tinggi kepada
Allah Tritunggal kita. Ini juga merupakan sebuah pengakuan yang membedakan
antara kita dan Allah kita. Dengan ini kita mengaku siapakah Allah kita itu dan
siapakah kita ini. Hal ini menunjukan kepada kita bahwa semua yang Allah buat
sunguh amat mulia dan luar biasa. Jadi dengan menggunakan kata mulia kita harus
mengakui betapa hebat dan luar biasa dan agungnya Tuhan Allah Tritungal kita.
Hanyalah yang patut menerima segala pujian dan hormat dan syukur dan kejayaan
sampai selama-lamanya (Soli Deo Gloria).
Tujuan
Ajaran Soli Deo Gloria.
Slogan Soli
Deo Gloria muncul akibat keadaan dunia pada waktu itu penuh dengan berbagai
kegelapan hidup. Bahkan gereja juga dipengaruhi oleh berbagai teologia yang
berpusat pada manusia (man-centered theology), korupsi, abuse, dan berbagai
skandal. Pada waktu itu gereja juga jatuh pada dosa kesombongan, mencari
kemulian manusia, dan kemulian gedung-gedung megah. Semuanya itu mengarah pada
pencurian kemuliaan Allah. Akibatnya gereja dan jemaat menjadi frustasi.
Tapi Tuhan
kita luar biasa. Ia tidak meninggalkan gereja berjalan dalam kegelapan. Seperti
tak kala Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan datang dan mencari mereka dan
memberikan jalan keluar agar mereka dapat diselamatkan (Kejadian pasal 3). Pada
zaman Reformasi pun demikian Tuhan menggunakan Martin Luther, seorang biarawan,
imam, dan profesor pada sebuah universitas untuk membawa perubahan (Reformasi)
dalam Gereja Tuhan. Lewatnya Tuhan memberitahukan kepada umat-Nya untuk kembali
ke Alkitab (Back to the Bile). Tuhan mengajar umat-Nya agar mereka bertobat
dari kesombongan mereka. Mereka harus sadar bahwa semua yang
mereka peroleh adalah Kasih Karunia Allah semata-mata dan bahwa segala
kemuliaan patut diarahkan hanya bagi Allah saja (all to the glory of God, soli Deo gloria).
Luther dan
para Reformator lainnya menempatkan Firman Tuhan sebagai pusat kehidupan
bergereja. Ya. Back to the Bible
(Kembali ke Firman Allah). Mereka mengatakan bahwa kebenaran adalah Anugerah
Allah (justification by grace alone, sola
gratia). Untuk itu maka semua pusat aktivitas manusia dan gereja haruslah
dipusatkan hanya untuk kemuliaan Allah bukan untuk kemuliaan manusia, bukan untuk
kemuliaan gereja atau gedung-gedung gereja yang indah, besar, dan yang
menjulang tinggi. Dengan slogan ini para Reformator ingin menyatakan kepada
kita bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan harus terarah untuk hormat dan
kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk kemuliaan dan kesombongan manusia. Jadi dengan Slogan Soli Deo gloria,
sebagai orang Kristen yang sejati kita diajarkan bahwa apapun yang kita
pikirkan, rencanakan dan kerjakan harus termotivasi dan terinspirasi dengan
dasar pikiran hanya untuk kemuliaan nama Tuhan dan bukan untuk kemulian nama
diri kita.
Kehadiran
kita di dunia ini pun bukan karena kehebatan kita atau kebolehan orang tua kita
atau oleh orang lain, tapi Firman Tuhan berkata manusia ada karena hasil
pekerjaan Tuhan Allah -Allah Tritunggal (Kejadian 1,2). Begitu pula kita
sebagai orang yang berdosa kita patut dibinasanakan, namun Firman Tuhan
mengatakan bahwa karena kasih karunia Allah, kita diselamatkan dengan cuma-cuma
dalam Kristus. (Roma 3:25), bahkan iman yang ada dalam hati kita pun diberikan
dan dikerjakan oleh Roh Kudus ( Ef 2:8,9). Dengan demikian para Reformator mau
memberitahukan kepada setiap orang percaya dengan mengaminkan Firman Tuhan
bahwa semua yang kita peroleh adalah dari Allah, oleh Allah, dan kepada Allah.
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamnya. Soli Deo Gloria (Roma 11:36)
Dasar-Dasar Alkitab untuk Ajaran Soli Deo Gloria.
Alkitab menyatakan
kepada kita bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu dan Ia tidak mau kita
menyembah hal atau oknum yang lain kecuali menyembah Dia saja sebagai
satu-satunya Allah yang patut disembah dan dimuliakan. Jadi kita tidak boleh
menggantikan Allah kita dengan diri kita sendiri, uang, benda, organisasi, atau
makhluk apapun, sebagai tujuan atau sasaran pujian penyembahan kita agar kita
tidak jatuh pada bentuk penyembahan berhala. Calvin dan murid-muridnya dalam
Katekismus Heidelberg Minggu ke 34, Pertanyaan dan Jawab 95 mengatakan bahwa
"Penyembahan berhala ialah: menggantikan Allah yang Esa dan benar, yang
telah menyatakan diriNya dalam FirmanNya, atau mereka-reka dan mempunyai tempat
kepercayaan lain di samping Allah, (band.l Taw. 16:26; Yes 44:16,17; Yoh 5:23;
Gal. 4:8; Ef 2:12; Ef 5:5; Fil. 3:19; 1 Yoh. 2:23; 2 Yoh.9).
Why 1:6:
Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya Amin.
Ef 3:21: Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus
turun temurun sampai selama-lamanya Amin.
Maz.l48:13:
Biarlah semua makhlukmemuji-mujiTuhan. Sebab hanya namaNya saja yang tinggi
luhur.
1 Kor 10:31: Aku menjawab: jika engkau makan ataujika
engkau minum, ataujika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya
untuk kemuliaan Allah.
I Pet 4:11: Kita harus menyampaikan firman Allah dengan kekuatan Allah,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Roma 16:27: Bagi Dia satu-satunya Allah yang penuh
hikmat oleh Yesus Kristus segala kemuliaan sampai selama-lamanya.
1 Tim 1:17: Kita hams memberi hormat dan kemuliaan
sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal.
Yudas 25: Bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran,
kekuatan, dan kuasa sebelum segala abat dan sekarang dan sampai selama-lamanya.
Amin
Why
15:4 : Sipakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan
yang tidak memuliakan namaMu?
Mazmur
86:9-10: Semua bangsa akan memuliaan Dia.
1
Korintus 6:20: Kita harus memuliakan Allah dengan tubuh
kita dengan menjadi kekudusan hidup sexual apakah masih single atau sudah
menikah.
Efesus
1:11-12: Sebab Allah telah menentukan kita untuk
diselamatkan oleh anugerah lewat iman dalam Kristus, Allah dimuliakan.
Roma
4:19-22. Kita harus memuliakan Dia lewat iman
sebagaimana yang dibuat Abraham.
1 Pet.
2:12: Kita harus memiliki hidup yang penuh
dengan perbuatan baik supaya tat kala orang yang tidak percaya membawa tuduhan
yang palsu kepada kita, maka Allah akan dimuliakan.
Why 7:12 : Puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat
dan syukur, dan hormat dan kuasa dan kekuatan bagi Allah kita sampai
selama-lamanya!
Roma 11:36: Sebab segala sesuatu adalah dariDia, dan
oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemualiaan sampai salama-lamanya.
Aplikasi Ajaran Soli Deo Gloria.
Dengan melihat
semua ini maka, semua aktivitas kehidupan kita haruslah diarahkan hanya untuk
kemuliaan nama Tuhan. Sebagaimana kata Pengakuan Iman Westminster Shorter
Catechism : Apakah tujuan hidup dari
manusia? Tujuan hidup manusia adalah untuk kemuliaan Tuhan dan menikmati
kehadirannya dalam hidup kita selamanya. Prinsip inilah yang menjadi tujuan
hidup dari orang Kristen yang hidup pada abat 16 dan 17 dalam rangka
mereformasikan gereja Tuhan berdasarkan Firman Tuhan. Para Reformator melihat
bahwa seluruh hidup mereka harus diserahkan pada pimpinan dan tuntunan Kristus
dan bahwa seluruh aktivitas hidup dan kerja kita sebagai orang Kristen haruslah
dikuduskan untuk kemuliaan nama Tuhan saja.
Berhubungan dengan
hal ini patut kita catat juga bahwa para Reformator pada waktu itu tidak
membuat perbedaan antara aktivitas kerja/hidup yang rohani (spiritual) dan
aktivitas hidup yang bukan rohani (temporal), yang kudus (sacred) dan yang tidak kudus (secular).
Jadi mereka tidak memisahkan antara kedua aspek kehidupan itu sebagai dua hal
yang berbeda atau bertentangan. Mereka percaya bahwa Allah telah menciptakan
kita untuk menjadi pekerja-pekerja-Nya. Jadi bukan aktivitas gerejani saja yang
membawa kemuliaan nama Tuhan, tetapi semua aktivitas hidup kita haruslah untuk
kemuliaan nama Tuhan. Dengan demikian apakah kita sebagai pelayan di mimbar
atau petani di ladang atau pekerja di dapur atau sopir di bemo atau pegawai di
kantor atau nelayan di laut dan sebagainya haruslah dikerjakan untuk kemuliaan
nama Tuhan. Karena semua yang kita kerjakan dalam iman akan membawa kemuliaan
bagi Allah (Yesaya 60:21).
Menyadari akan
ajaran Alkitabiah ini maka ada sekian banyak orang Kristen termasuk Johann
Sebastian Bach dan George Frideric Handel, komposer-komposer musik yang terkenal
menggunakan slogan Soli Deo Gloria ini sebagai motto hidup dan kerja mereka. Di
akhir dari setiap manuskripnya (hasil kerja musik dan liriknya) selalu mereka
akhiri dengan tulisan kependekan (initials)
"SDG" yang berarti Soli Deo
Glory. Dengan ini mereka mau memberitahukan kepada siapa saja yang membaca,
menggunakan atau menyanyikan hasil karya musiknya harus mereka ingat bahwa ini
adalah hanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan (SDG = Soli Deo Gloria).
Dalam merayakan hari
Reformasi ini, kita harus melihat diri kita sendiri, gereja kita sendiri, hidup
kita sendiri. Apa bila kita percaya bahwa gereja harus selalu bereformasi (semper
reformanda - always reforming -)
maka kita haruslah melihat bagaimana Tuhan Allah menggunakan kita untuk menjadi
reformator dalam hidup bergereja dan bermasyarakat. Hal ini mengingatkan kita
akan betapa benarnya kata-kata John Calvin, yang juga merupakan Bapa Teologia
Reformasi yang dalam bukunya Institutes of the Christian Religion tentang
hubungan antara mengenal Allah dan mengenal diri kita sendiri (relationship between knowing God and knowing
ourselves). Kita dipangggil untuk memuliakan Tuhan secara penuh dalam hidup
kita sehari-hari.
Hari Reformasi
haruslah menjadi sebuah hari yang mereformasikan kita dari jiwa kita, membawa
pembaruan dalam hubungan kita dengan Allah sebagai Bapak kita yang setiawan.
Jadi hal yang paling penting dalam merayakan hari Refomasi ini, haruslah kita
ingat bagaimana para Reformator memusatkan segala kerja dana hidup mereka pada
kemuliaan Allah. Hari Reformasi adalah sebuah reklamasi dan re-affirmasi (reclamation and a re-affirmation of) dari soli Deo gloria. Peristiwa
Reformasi adalah sebuah pelajaran berharga yang harsus kita pegang dan
sampaikan kepada anak-anak dan turunan kita agar kita tidak terjebak dengan
mencari kemuliaan dan kehormatan diri kita atau gereja kita atau organisasi
kita atau nama keluarga kita dan lain sebagainya, tetapi kita harus mencari
kemuliaan nama Tuhan .
Kesimpulan.
Dengan
semangat Reformasi, marilah kita merayakan hari Reformasi ini sambil melihat
dan menilai, apakah di gereja-gereja kita sementara hidup dalam ketaatan kepada
Kristus ataukah sementara hidup danberpusat pada manusia dan dunia? Bagaimana
dengan pelayan kita, majelis kita, jemat kita, suami kita, istri kita, kakak
adik kita, teman- teman sekerja kita, pegawai dan majikan atau kepala kantor
kita, pemimpin-pemimpin kita dalam pemerintahan dan dalam organisasi di mana
kita berada? Apakah kita semua memang mencintai dan mengikuti Kristus secara
tulus dan hidup berpusat pada Tuhan? Ataukah kita dan gereja kita sementara
jatuh dalam berbagi penyembahan berhala. Man kita berdoa dan meminta hikmat
dari pada Tuhan agar kita menjadi bijaksana dan menjadi reformator-reformator
di abad millenium ini. Biarlah semua yang kita pikirkan, rancangkan, dan
lakukan, kita tujukan untuk hormat dan kemuliaan nama Allah sebagai ucapaka
syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan Allah kita sebagai sember segala
sumber berkat dan hidup dan keselamatan.
Akhir
kata, dengan semangat Reformasi, marilah kita mengisi waktu kita yang ada,
dengan dasar Alkitab (back to the Bible),
dengan kesadaran bahwa kita bukanlah yang terhebat, terbaik atau yang terbesar,
tetapi oleh Anugerah Tuhan dalam Tuhan Yesus Kristus dan oleh persekutuan Roh
Kudus, kita mau menjadikan hidup kita menj adi hidup untuk kemuliaan nama Tuhan
saj a (Soli Deo Gloria = SDG).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)