Menyoal Kata-Kata Keras, Kasar dan Kotor Dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
By. Esra Alfred Soru.
B
|
ukan sesuatu yang rahasia lagi bahwa Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkenal dengan kata-katanya yang keras dan
kasar. Ia bahkan sering memarahi, mendamprat dan mengancam para bawahannya.
Yang lebih heboh adalah konflik beliau dengan DPRD Jakarta tentang adanya dana
siluman yang sangat memanas dan menyedot perhatian hampir seluruh masyarakat
Indonesia. Kata-kata seperti “kurang
ajar”, “bodoh”, “biadab”, “pencuri”, “penipu”, “nenek lu”, dan lainnya
seolah-olah identik dengan sosok mantan Bupati Belitung ini. Bahkan dalam
wawancaranya di Kompas TV beberapa waktu lalu (17 Maret 2015), ia sempat
mengeluarkan kata “tahi” beberapa
kali yang lalu disebutnya sendiri sebagai “bahasa toilet”. Tak heran sikap dan
kata-kata Ahok semacam ini membuat banyak orang menjadi marah, merasa terhina,
dan menuai banyak protes. Bahkan ada surat terbuka yang ditulis untuk Ahok oleh
seorang petinggi PKS Mahfuz Sidik yang intinya menegur Ahok atas kata-kata
keras, kasar dan kotor yang dikeluarkannya. Penggalan surat itu sebagai berikut
:
Mahfuz Sidik - Namun Saya sangat terusik ketika seringkali
menyaksikan Bapak di televisi tampil bicara dengan menggunakan bahasa yang
sangat tidak santun dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar dan
kotor. Bapak
sebagai Gubernur menggunakan kosa kata yang sering saya dengar saat anak-anak
sedang bertengkar dan saling mengumpat. Pada awalnya saya coba memahami mungkin
Bapak sedang marah dan kesal. Namun perilaku ini sering berulang dan semakin
hari kata-kata yang Bapak gunakan semakin kasar dan kotor. (Surat Terbuka Kepada Ahok, 20 Maret 2015).
Bukan cuma itu, dari kalangan Kristen sendiri juga ada yang
berkeberatan dengan perilaku Ahok ini seperti
yang dimuat dalam salah satu akun Facebook milik LVRK.
LVRK - Gubernur Ahok pung maksud memang benar tapi
cara penyampaiannya yg terlalu ceplas-ceplos bahkan cenderung kasar dan
dipandang kurang elok sebagai figur pejabat publik. Kalau cara penyampaiannya
lebih halus mungkin tidak akan mengundang kegaduhan serangan balik seperti
sekarang ini. Tegas tidak sama dengan kasar. "Apabila saudaramu berbuat dosa,
tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau
dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu
tidak disangsikan. Jika ia tidak mau
mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau
juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal
Allah atau seorang pemungut cukai. (Matius 18:15-17).
Lalu yang mana yang benar? Apakah para pengkritik Ahok ini
benar? Ataukah justru Ahok yang benar? Hal ini mengantar kita pada suatu
pembahasan yang lebih dalam sebagaimana tema yang saya angkat : “BOLEHKAH ORANG
KRISTEN MENGUCAPKAN KATA-KATA KERAS DAN KASAR?” mengingat Ahok adalah
seorang Kristen sehingga dari situ kita bisa menilai apakah dengan kata-kata
yang dikeluarkannya Ahok sementara bertentangan dengan Firman Tuhan ataukah
tidak?
Catatan : Topik ini saya angkat bukan semata-mata karena Ahok. Toh
saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Ahok baik hubungan baik (apalagi
hubungan keluarga) maupun hubungan tidak baik. Topik ini diangkat karena ini
berkaitan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari tentang bagaimana
seharusnya seorang Kristen bertutur kata. Juga bahwa sangat mungkin dalam
kehidupan dan pelayanan kita bertemu dengan orang-orang (bahkan pendeta) yang
kasar dan keras seperti Ahok yang mau tidak mau kita harus memberikan penilaian
untuk itu. Karena itu saya merasa perlu memberikan pengajaran kepada jemaat
terkait dengan hal ini supaya jemaat tidak salah menilai.
Satu hal yang perlu saya tambahkan adalah bahwa dalam
segala hal, Alkitablah yang harus menjadi standard kita menentukan suatu
tindakan / sikap / perbuatan benar atau salah.
· Ada banyak orang yang menilai sesuatu (menganggap salah atau benar) bukan
dari Alkitab melainkan dari pandangan umum.
Ini salah karena seluruh dunia adalah
orang berdosa sehingga sering terjadi bahwa suatu dosa dianggap benar oleh
masyarakat, dan sebaliknya, sesuatu yang benar justru dicela / dikecam. Sebagai
ilustrasinya, dalam kalangan orang gila, yang waras itu yang dianggap gila!
Dalam gereja yang sudah meninggalkan Alkitab, orang Kristen yang Injili /
Alkitabiah dianggap sebagai orang ekstrim, fanatik, dsb. Karena itu jangan
melakukan sesuatu hanya karena semua orang menyetujuinya atau juga
melakukannya, dan jangan menolak melakukan sesuatu hanya karena banyak orang
menentang hal itu. Bisa saja, semua orang banyak itu salah semua! Kebenaran
bukan demokrasi! Suara terbanyak belum tentu merupakan sesuatu yang benar! Pada zaman Yesus, hanya sedikit orang yang
setuju dengan Dia, tetapi Dia yang benar.
Karena itu juga dalam menilai Ahok maupun
orang-orang yang sejenis dengan dia jangan mengikuti pandangan mayoritas.
Jangan setuju dengan mereka hanya karena banyak orang menyetujuinya. Dan jangan
mengecam mereka hanya karena banyak orang mengecamnya.
· Ada
banyak orang yang menilai sesuatu (menganggap salah atau benar) bukan dari
Alkitab melainkan dari hati nuraninya.
Memang kadang-kadang suara hati masih bisa dijadikan
standard, tetapi seringkali tidak bisa. Mengapa? Karena:
a. Perlu
diingat bahwa karena manusianya berdosa, maka suara hatinyapun ikut dikotori
oleh dosa.
Tit 1:15 - Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak
beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
Karena itu suara hati / hati nurani tidak lagi
bisa menjadi standard yang benar.
b.
Suara hati
akan padam kalau tidak dituruti.
Seseorang yang mencuri / menyontek / berzinah
untuk pertama kalinya, biasanya mendapatkan bahwa suara hatinya mengecam
dirinya, sehingga ia menjadi gelisah, takut, berdebar-debar, dsb. Tetapi kalau
ia meneruskan tindakan itu, maka lama-kelamaan suara hatinya akan diam.
c. Suara hati sangat dipengaruhi
pandangan sekitar / umum.
Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang suka mencaci maki / mengeluarkan kata-kata kotor,
tidak akan ditegur oleh hati nuraninya pada waktu ia mengeluarkan makian /
kata-kata kotor. Seseorang yang melakukan dosa yang sudah umum dilakukan orang
di sekitarnya, seperti berdusta, mungkin sekali suara hatinya tidak akan
menegur dia. Jadi jelaslah bahwa suara hati ini tidak bisa dijadikan standard
yang akurat untuk menentukan apakah sesuatu tindakan itu dosa atau tidak. Karena
itu jangan menilai Ahok dan orang-orang sejenis dengan dia hanya berdasarkan
hati nurani saudara karena merasa enak atau tidak enak, nyaman atau tidak
nyaman.
· Standard yang benar untuk menentukan apakah sesuatu itu salah atau benar,
dosa atau tidak adalah Kitab Suci / Firman Tuhan.
2 Tim 3:16 - Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Jadi segala tulisan yang diilhamkan
Allah (Alkitab) mempunyai manfaat untuk menyatakan kesalahan. Dengan kata lain
sesuatu itu salah atau tidak harus dinilai dari segala tulisan yang diilhamkan
Allah (Alkitab).
1 Yoh 3:4 - dosa adalah pelanggaran hukum
Allah.
Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Jadi kalau
memang Ahok dan orang-orang yang sejenis dengan dia melanggar hukum Allah,
mereja harus dipersalahkan. Tapi sebaliknya kalau tidak ada hukum Allah yang
mereka langgar, maka jangan mempersalahkan mereka.
Karena itulah di dalam membahas topik ini, kita akan
mengacu pada Alkitab. Ada 3 hal yang akan saya bahas dalam khotbah ini :
I. ALKITAB MENGAJARKAN BAHWA ORANG KRISTEN HARUS
LEMAH LEMBUT, SABAR, TIDAK PEMARAH, TIDAK MENGUCAPKAN KATA-KATA KOTOR.
Perhatikan ayat-ayat berikut :
Efs 4:2 - Hendaklah
kamu selalu rendah hati, lemah
lembut, dan sabar….
Kol 4:6 - Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh
kasih, jangan hambar,
sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Tit 3:2 - Janganlah
mereka memfitnah, janganlah mereka
bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap
semua orang
2 Tim 2:24-25 – (24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak
boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. … sabar
(25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal
kebenaran
Ini bukan saja sebuat aturan umum tapi bahkan
dalam menghadapi orang-orang yang bersalah / berdosa pun tetap kita harus
bersikap lemah lembut.
Mat 18:15 - "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
Gal 6:1 - Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu
pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin
orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga
dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Itu dilakukan oleh Paulus. Ia
menasihati jemaat dengan kasih Kristus yang lembut dan ramah.
2 Kor 10:1 - Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan
kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah.
Dan memang demikianlah sifat Tuhan Yesus. Ia
lemah lembut dan ramah, Ia tidak kasar. Ia sendiri berkata :
Mat 11:29 - Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.
Kelemahlembutan-Nya dalam hal ini sangat menonjol
ketika Ia dengan ramah dan halus berkata-kata kepada perempuan yang kedapatan
berzinah.
Yoh 8:11 – “….Lalu
kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat
dosa lagi mulai dari sekarang.
Bukan cuma harus lemah lembut dan ramah,
bahkan orang Kristen dilarang menggunakan / mengucapkan kata-kata kotor. Sebaliknya
harus menggunakan kata-kata yang baik dan membangun.
Efs 4:29 - Janganlah ada perkataan kotor
keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efs 5:3-4 – (3) Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di
antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (4) Demikian juga perkataan yang kotor,
yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal
ini tidak pantas….
Kol 3:8 - Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Sekarang setelah melihat semua ayat ini, menurut
anda bagaimana dengan Ahok? Sampai di sini terlihat bahwa Ahok memang sangat
bersalah karena ia sama sekali tidak lembut, ia tidak sabar, ia tidak ramah
sebaliknya pemarah / suka geram, ia tidak menegor orang yang besalah (Haji
Lulung, dkk) secara empat mata, ia mengucapkan kata-kata yang kotor yang tidak
pantas dan tidak membangun. Ahok tidak sama seperti Paulus yang menegur dengan
kasih Kristus yang lembut ramah. Tapi kita belum selesai……
II. ALKITAB MENUNJUKKAN BAHWA TOKOH-TOKOH ALKITAB YANG
BAIK (TERMASUK YESUS) MENGUCAPKAN KATA-KATA YANG SANGAT KERAS DAN KASAR BAHKAN
MEMAKI.
Ketika Daud berbicara tentang orang-orang yang
meninggalkan Taurat Tuhan, ia memakai kata-kata yang kasar tentang mereka dan
ia membenci mereka.
Maz 119:21,51,53,69,78,85 - (21) Engkau
menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintahMu. ...
(51) Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku, tetapi
aku tidak menyimpang dari TauratMu. ... (53) Aku menjadi gusar terhadap
orang-orang fasik, yang meninggalkan TauratMu. ... (69) Orang yang kurang
ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan
memegang titah-titahMu. ... (78) Biarlah orang-orang yang kurang ajar
mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan;
tetapi aku akan merenungkan titah-titahMu. ... (85) Orang-orang yang
kurang ajar telah menggali lobang bagiku, orang-orang yang tidak
menuruti TauratMu.
Maz 139:21-22 - (21) Masakan aku tidak
membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu
kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? (22) Aku sama sekali
membenci mereka, mereka menjadi musuhku.
Ketika Yohanes Pembaptis berbicara kepada orang-orang Saduki
dan orang-orang Farisi, ia berbicara dengan sangat kasar.
Mat 3:7 - Tetapi waktu ia melihat banyak orang
Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai
kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu,
bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
Pada waktu Stefanus berkhotbah, ia memakai
kata-kata yang sangat keras dan kasar terhadap orang-orang Yahudi /
Mahkamah Agama sehingga mereka sangat sakit hati.
Kis 7:51, 54
- (51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan
telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu,
demikian juga kamu. … (54) Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu
mendengar semuanya itu, sangat
tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Dalam nasihatnya kepada jemaat Filipi, Paulus
menggunakan kata-kata makian terhadap orang-orang tertentu.
Fil 3:2 - Hati-hatilah terhadap anjing-anjing,
hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat
yang palsu.
Demikian juga dengan Petrus ketika berbicara
tentang orang-orang yang murtad. Ia menggunakan peribahasa yang mengandung nama
binatang di dalamnya.
2 Pet 2:21-22 - (21) Karena itu bagi mereka adalah
lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada
mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan
kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar
ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi
ke kubangannya.
Tapi mungkin ada di antara saudara yang berpikir
bahwa sekalipun tokoh-tokoh Alkitab ini memakai kata-kata yang keras dan kasar,
bahkan memaki, tapi itu tidak berarti bahwa hal itu dibenarkan. Mungkin saja
mereka salah atau bahkan berdosa karena itu. Kalau ya, mari kita lihat apa yang
dilakukan atau dikatakan Yesus yang pasti tidak ada orang Kristen yang cukup
gila untuk mempersalahkan-Nya. Beliau pernah memaki Herodes Antipas dengan
sebutan binatang.
Luk 13:31-32 – (31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada
Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh
Engkau." (32) Jawab Yesus kepada
mereka: "Pergilah dan katakanlah
kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada
hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Beliau juga pernah mamakai kata-kata yang sangat
kasar bahkan memaki dengan menggunakan nama binatang untuk para ahli Taurat.
Mat 23:13-36 - (13) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu
sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14)
[Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang
kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu
pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] (15) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu
orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan
dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (16) Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi
Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah
itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18)
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan
yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan
itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi
mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah
demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di
situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah
dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. (23) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan
dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai
kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu,
tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. (25) Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya
penuh rampasan dan kerakusan. (26) Hai orang Farisi yang buta,
bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan
bersih. (27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai
jenis kotoran. (28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan. (29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
(30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami
tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan
demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan
pembunuh nabi-nabi itu. (32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai
kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagai-manakah mungkin
kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku
mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh
di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah
di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu
menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel,
orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di
antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!’”.
Beliau juga pernah memberikan ajaran
seperti ini :
Mat 7:6 - ‘Jangan kamu memberikan
barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan
kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Jelas “anjing dan babi” di sini
bukanlah anjing dan babi sungguhan tetapi itu adalah sebutan-Nya bagi
orang-orang yang menghina Injil.
Sekarang coba lihat bagaimana pendapat
murid-murid tentang kata-kata Guru mereka ini.
Yoh 6:60 - Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: ‘Perkataan ini keras, siapakah
yang sanggup mendengarkannya?
Bukan cuma itu, bahkan setelah naik ke
surga pun beliau masih memaki dengan kata “anjing”.
Wah 22:15 - Tetapi anjing-anjing
dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh,
penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang
melakukannya, tinggal di luar.
Jelas “anjing-anjing” yang Ia maksudkan adalah
orang-orang tertentu.
Bukan hanya dalam soal kata-kata, dalam
perbuatan pun Ia pernah marah besar ketika Bait Allah dipakai sebagai tempat
jual beli. Dan lihatlah apa yang Ia lakukan :
Yoh 2:15 - Ia
membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua
kambing domba dan lembu mereka; uang
penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Lalu bagaimana dengan “bahasa toilet”? Ternyata
Zofar, salah seorang teman Ayub memakainya untuk menyebut orang-orang fasik.
Ayub 20:6-7 – (6) Walaupun keangkuhannya sampai ke langit dan kepalanya mengenai
awan, (7) namun seperti tahinya ia
akan binasa untuk selama-lamanya; siapa yang pernah melihatnya,
bertanya: Di mana dia?
Bahkan Allah sendiri mempergunakannya.
1 Raj 14:10 - Maka Aku akan mendatangkan malapetaka kepada keluarga Yerobeam. Aku
akan melenyapkan dari pada Yerobeam setiap orang laki-laki, baik yang tinggi
maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku
akan menyapu keluarga Yerobeam seperti orang menyapu tahi sampai habis.
Catatan : Dari kata-kata yang saya garisbawahi ini
terlihat bahwa Tuhan diumpamakan seperti orang yang menyapu sedangkan keluarga
Yerobeam diumpamakan sebagai tahi.
Zef 1:17 - Aku
akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab
mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi.
Mal 2:3 (TL) - Bahwasanya oleh karenamu Aku akan membinasakan segala taburan dan Aku mencampak kepada mukamu tahi segala
masa raya tahimu; ia itulah perolehanmu dari padanya
Jadi terlihat bahwa ternyata tokoh-tokoh
Alkitab, para nabi, rasul, Yesus bahkan Allah sendiri menggunakan kata-kata
yang keras, kasar, makian (kalau mau dianggap sebagai kata-kata kotor) bahkan
“bahasa toilet”.
Sekarang bagaimana dengan Ahok? Setelah melihat
semuanya ini, apakah dengan mudah kita dapat menyalahkan Ahok untuk kata-kata
keras, kasar dan “bahasa toilet” nya?
Mungkin sampai pada titik ini kita belum dapat membenarkannya. Tapi kita
juga tidak belum bisa menyalahkannya. Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Bagaimana pun juga Ahok kalah keras dan kasar dari tokoh-tokoh Alkitab yang
sudah kita lihat ini. Dan karena itu juga kalau saudara mendengar orang Kristen
/ pendeta menggunakan kata-kata keras atau kasar (misalnya Pdt. Budi Asali),
jangan terlalu cepat menyalahkan mereka. John Calvin sendiri dikenal sebagai
seorang pengkhotbah dengan kata-kata yang keras dan kasar. Ketika ia berbicara
tentang orang Katolik dalam komentarnya tentang Mat 5:28, ia berkata :
John
Calvin - Karena itu, kemunafikan dari para
pengikut Paus adalah terlalu menyolok dan bodoh, pada waktu mereka
menegaskan bahwa nafsu bukanlah dosa, sampai nafsu itu mendapatkan persetujuan
penuh dari hati. Tetapi kita tidak perlu heran, bahwa mereka membuat dosa
menjadi persoalan yang begitu kecil; karena mereka yang mempercayai kebenaran
karena perbuatan baik pasti sangat tumpul dan bodoh dalam
menghakimi / menilai dosa-dosa mereka. (Calvin
Commentary)
Dan juga dalam
komentarnya tentang Yoh 12:13.
John
Calvin - Kita tidak bisa
memuji Kristus tanpa mengutuk Paus
dan kelaliman yang melanggar kesucian yang ia bangkitkan menentang Anak Allah.
(Calvin Commentary)
Ketika ia mengkritik pastor-pastor Katolik yang
mempraktekan pelayanan menghembuskan Roh Kudus seperti yang Yesus lakukan, ia
berkata :
John
Calvin - Tetapi sementara Tuhan melakukan hal ini satu
kali, Ia tidak memaksudkan bahwa kita juga harus melakukannya. Dengan cara yang
sama juga, rasul-rasul meletakkan tangan pada waktu yang memperkenan Tuhan
bahwa kasih karunia yang kelihatan dari Roh Kudus dibagi-bagikan pada saat
mereka berdoa, bukan supaya keturunan mereka menirunya dan tanpa guna
memalsukan suatu tanda yang dingin dan kosong, seperti yang dilakukan
monyet-monyet ini. (Institutes of the Christian Religion,
Book IV, Chapter XIX, No 7).
John
Calvin - Jika mereka berusaha untuk melakukan ini, mereka
menyaingi Allah dan nyaris menantang Dia dalam suatu pertandingan, tetapi
mereka jauh dari efektif, dan oleh gerakan mereka yang janggal mereka tidak
melakukan apapun kecuali mengejek Kristus. Memang, mereka begitu tidak
tahu malu sehingga berani menegaskan bahwa mereka memberikan Roh Kudus.
Tetapi apakah ada kebenaran dalam hal itu, kami belajar dari pengalaman, yang
berteriak dengan keras bahwa semua yang ditahbiskan sebagai imam /
pastor, diubahkan dari kuda menjadi keledai, dari orang-orang tolol menjadi
orang-orang gila. (Institutes
of the Christian Religion, Book IV, Chapter XIX, no 29).
Dalam komentarnya tentang Mat 24:36, ia berkata
:
John
Calvin - Dan jelaslah bahwa orang
itu pasti luar biasa / istimewa gilanya, yang segan untuk tunduk pada
ketidaktahuan, yang bahkan Anak Allah sendiri tidak segan untuk memikulnya
demi kita. (Calvin Commentary)
Dalam komentarnya tentang Mat 26:52, ia berkata
:
John
Calvin - Doktor-doktor tertentu ... telah berspekulasi
sampai pada suatu puncak kekurangajaran sehingga mengajar bahwa
pedang itu tidak diambil dari Petrus, tetapi ia diperintahkan untuk
menyimpannya dalam sarungnya sampai waktunya tiba untuk menariknya /
meng-gunakannya; dan karena itu kami merasa / mengerti betapa menyoloknya /
kotornya dan memalukannya anjing-anjing itu telah mempermainkan
firman Allah. (Calvin Commentary)
Dalam komentarnya tentang Yoh 18:28, ia
berkata :
John
Calvin - Orang-orang munafik ini,
sekalipun mereka begitu penuh dengan kedengkian / kebencian, ambisi, penipuan /
kecurangan, kekejaman, dan ketamakan, sehingga mereka hampir mempengaruhi / menjangkiti surga dan
bumi dengan bau mereka yang menjijikkan. (Calvin Commentary)
Apakah dengan semua kata-katanya ini Calvin
pasti benar? Belum tentu! Tapi sama seperti ia belum tentu benar, ia juga belum
tentu salah karena ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yang akan saya
jelaskan dalam point III.
III. KONKLUSI
BAGI KITA.
Di point I kita
sudah melihat bahwa Alkitab mengajarkan orang Kristen harus lemah lembut,
sabar, tidak pemarah, tidak mengucapkan kata-kata kotor. Sedangkan di point II
kita melihat Alkitab menunjukkan bahwa tokoh-tokoh
Alkitab yang baik (termasuk Yesus) mengucapkan kata-kata yang sangat keras dan
kasar bahkan memaki. Apakah ini berarti Alkitab saling bertentangan?
Tentu saja tidak!
Mungkin hal pertama
yang perlu kita pikirkan adalah masalah pemahaman kita terhadap definisi dari
kata-kata yang dipakai dalam poin I. Misalnya :
·
Lemah lembut.
Apakah lemah lembut
berarti sama sekali tidak boleh marah? Apakah lemah lembut berarti bahasanya
harus selalu halus? Bukankah Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia lemah lembut
tapi dalam faktanya Ia juga bisa marah besar dan mengobrak-abrik Bait Allah?
Bukankah Ia sendiri mengucapkan kata-kata makian seperti serigala, anjing,
ular, dsb? Musa sendiri pernah marah besar dengan orang Israel. Tetapi Alkitab
berkata bahwa ia adalah orang yang sangat lembut hatinya.
Bil 12:3 - Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih
dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
Berarti lemah lembut
bukan berarti tidak bisa marah dan tidak bisa menggunakan kata-kara keras atau
kasar. Faktanya dalam Alkitab, orang yang pernah kasar / keras seperti Musa dan
Yesus saja disebut orang yang lemah lembut.
Saat ini semua orang
berkata Ahok adalah orang yang keras, kasar, menggunakan kata-kata kotor tapi
bisa jadi dia adalah orang yang sangat lemah lembut menurut definisi Alkitab.
·
Sabar.
Apa itu sabar?
Apakah sabar berarti tidak boleh marah? Tidak boleh keras/ kasar? Yesus sendiri
pernah marah besar tetapi Dia adalah Allah dan salah satu sifat Allah adalah
panjang sabar.
·
Kata-kata kotor.
Apa
itu kata-kata kotor? Apakah seadanya kata-kata kasar dapat dianggap sebagai
kata-kata kotor? Tentu tidak! Ambil contoh Efs 5:3-4.
Efs
5:3-4 – (3) Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut
saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
(4) Demikian juga perkataan yang
kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas….
Ayat
4 berbicara tentang kata-kata kotor. Ayat ini adalah sambungan dari ayat 3 yang
berbicara tentang percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan. Itu
berarti sesuai konteksnya kata-kata kotor adalah kata-kata yang tidak pantas
dalam kaitan dengan hal-hal yang bersifat cabul. Bandingkan :
Efs
5:4 (BIS) - Tidak juga patut bagimu
mengucapkan kata-kata yang kotor,
yang cabul dan yang tidak pantas. Sebaliknya hendaklah kalian mengucap
syukur kepada Allah
Termasuk
di dalam kata-kata cabul ini adalah makian dengan menyebutkan alat-alat
kelamin.
Kalau sudah begni
definisinya, apakah Ahok atau orang-orang yang berkata keras / kasar dapat
disebut sebagai tidak lembah lembut, tidak sabar dan mengucapkan kata-kata
kotor? Saya kira tidak! Ingat apa yang saya katakan di bagian pendahuluan tadi,
kita memakai standard Alkitab bukan anggapan orang atau hati nurani kita. Dan
dengan demikian sebenarnya tidak ada pertentangan di dalam Alkitab. Itu hanya
soal bagaimana kita memahami bagian-bagian Alkitab itu secara baik dan benar.
Tadi sudah saya
tunjukkan dalam point II bahwa tokoh-tokoh Alkitab, nabi dan rasul bahkan Tuhan
sendiri menggunakan kata-kata kasar, keras dan bahkan makian. Ya, mereka
menggunakannya. Tapi apakah mereka selalu atau terus menerus menggunakannya?
Tidak bukan? Apakah mereka mengucapkan kata-kata itu kepada seadanya orang?
Tidak bukan? Itu berarti bahwa penggunaan kata-kata keras dan kasar bahkan
makian itu bisa dibenarkan dengan memperhatikan beberapa hal :
a.
Kasus yang dihadapi.
Kalau kita
mempelajari setiap kasus di mana kata-kata keras / kasar bahkan makian
digunakan, kita akan menemukan bahwa semuanya terjadi dalam kasus-kasus yang
hebat / besar / penting dan berkaitan dengan kepentingan banyak orang. Contoh :
- Kata-kata keras / kasar /
makian dari Paulus biasanya terjadi ketika ada penyesatan dari nabi-nabi palsu
(Fil 3:2)
- Petrus juga keras / kasar dalam
kasus pemurtadan yang menyeret banyak orang (2 Pet 2:21-22)
- Stefanus berkata-kata dengan keras / kasar kepada ahli-ahli Taurat
dalam kasus mereka hendak menghambat dan menghancurkan pekabaran Injil (Kis 7:51-54).
- Yesus berkata-kata dengan keras / kasar kepada ahli-ahli Taurat karena
mereka menipu, merugikan dan menyesatkan umat Tuhan, juga mengabaikan keadilan
dan belaskasihan.
Mat 23:13,14,23 - (13) Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, …. karena kamu menutup
pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak
masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) [Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, …. sebab kamu menelan rumah
janda-janda …. (23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, …. sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan
kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan,
yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. ….
- Yesus marah besar dan mengobrak-abrik Bait
Allah karena seperti yang sudah pernah saya jelaskan, banyak koruptor dan
pencuri uang umat Tuhan ada di sana. Mereka menyusahkan orang-orang kecil yang mau beribadah.
Dari semua ini
terlihat bahwa kata-kata keras dan kasar digunakan oleh para tokoh Alkitab
dalam kasus-kasus besar, penting dan terutama yang mengorbankan banyak
orang.
b. Orang yang dihadapi.
Terlihat bahwa para
tokoh Alkitab ini tidak menggunakan kata-kata kasar atau keras
kepada sembarang orang. Bahkan tidak juga digunakan untuk orang yang jatuh ke
dalam dosa atau sekedar berbuat salah. Contohnya Yesus, kepada perempuan yang
kedapatan berzinah ia berkata-kata sangat lembut (Yoh 8:11). Juga Paulus yang
menasihati jemaat dengan kasih Kristus yang lemah lembut dan ramah (2 Kor 10:1). Jadi kalau ada orang yang sekedar jatuh
ke dalam dosa atau berbuat salah, mereka harus dituntun dengan lembut. Kita
tidak boleh berkata-kata kasar kepada mereka.
Lalu kepada
orang-orang macam apakah kata-kata yang keras dan kasar diberikan? Dari
contoh-contoh yang sudah kita lihat, kelihatannya hanya satu jenis orang yang
layak diberikan kata-kata keras dan kasar itu yakni orang-orang yang bersikap
munafik yang tanpa keinginan untuk bertobat. Perhatikanlah bagaimana Yesus
begitu marah dan mengobrak-abrik Bait Alah karena ada banyak orang munafik di
sana. Mereka adalah pencuri-pencuri, perampok-perampok yang menyengsarakan umat
tapi melakukan semua itu atas nama agama. Demikian juga dengan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang dikecam habis-habisan oleh Yesus
karena kemunafikan mereka. Karena itulah dalam Mat 23:13-36 Yesus berulang-kali (7 kali) mengucapkan kata kata “hai orang-orang munafik”.
Ya,
Yesus bersimpati kepada orang berdosa apalagi kalau mereka mau bertobat tetapi
Ia paling membenci mereka yang berdosa / bersalah tetapi pura-pura saleh alias
munafik tanpa keinginan bertobat sama sekali. Itulah sebabnya Dia berkata bahwa
para ahli Taurat itu seperti kuburan yang dilabur putih sebelah luarnyatetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Karena itu berhati hatilah terhadap bahaya
kemunafikan karena itu adalah dosa yang paling dibenci oleh Tuhan.
c. Motivasi dan tujuan yang dimiliki.
Selain kasus dan orang, hal lain yang penting
dalam kaitan dengan penggunaan kata-kata keras dan kasar adalah motivasi dan
tujuan. Ingat bahwa kata-kata yang keras dan kasar tidak selamanya adalah jahat
jikalau mempunyai motivasi dan tujuan yang benar. Sebaliknya kata-kata yang
halus dan lembut belum tentu mempunyai motivasi dan tujuan yang benar dan itu
bisa jadi kejahatan.
Dalam kasus kasus di mana para tokoh Alkitab menggunakan kata-kata keras dan
kasar, biasanya didorong oleh motivasi cinta akan kebenaran / kesucian /
kemurnian dan kasih kepada orang orang yang menjadi korban dari kejahatan
orang-orang yang dikecam. Daud mengutuk
orang-orang fasik yang menyimpang dan meninggalkan Taurat Tuhan dengan menyebut
mereka kurang ajar karena ia mencintai Taurat Tuhan. Demikian juga Yesus yang
mengobrak-abrik Bait Allah didorong oleh semangat cinta kepada kebenaran
karenanya Dia berkata : “Cinta akan
rumah-Mu menghaluskan aku”.
Tadi sudah saya kutipkan kata-kata Calvin yang sangat keras dan kasar terutama kepada
Roma Katolik. Tapi apa motivasinya?
Philip Schaff - Calvin, seperti yang
diakuinya sendiri, tidaklah bebas dari ketidaksabaran, nafsu dan kemarahan,
yang diperhebat oleh kelemahan fisiknya; tetapi ia dipengaruhi oleh semangat
yang jujur untuk kemurnian Gereja, dan bukan oleh kebencian / kedengkian
pribadi. (History of the Christian Church,
vol. VIII, hal. 493).
Philip Schaff – Sikap tidak toleransinya timbul dari intensitas
keyakinannya dan semangatnya untuk kebenaran. (History of the Christian Church,
vol. VIII, hal. 839).
Dalam
kasus Yesus mengobrak-abrik Bait Allah juga, Ia tentu melakukannya demi karena
kasih kepada orang-orang yang menjadi korban penipuan dan perampokan di Bait
Allah. Selain itu dapat juga dipikirkan tujuan yang mulia
dari kata-kata yang keras dan kasar itu yakni adanya suatu perubahan ke arah
yang baik dan benar. Jadi motivasi dan tujuan ini perlu dipertimbangkan di
dalam mempergunakan kata kata yang keras dan kasar.
Apa
yang bisa disimpulkan di sini adalah bahwa penggunaan kata-kata yang keras dan
kasar dapat dibenarkan apabila terjadi dalam kasus yang hebat / besar /
penting, yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak, digunakan untuk
orang-orang yang bersikap munafik dan juga motivasi atau tujuan yang benar Jikalau 3 hal ini dipenuhi maka kata-kata
keras atau kasar bahkan makian sekalipun sama sekali tidak ada salahnya dan itu
bukan dosa. Tapi kalau
itu hanyalah kasus yang remeh, sasarannya adalah orang biasa yang memang
melakukan kesalahan (tanpa kemunafikan di dalamnya) dan motivasi atau tujuannya
buruk misalnya untuk membalas dendam, melampiaskan emosi, ingin menghina /merendahkan, maka kata-kata keras dan kasar
yang dipergunakan itu menjadi salah dan bahkan berdosa. Contohnya, adalah salah kalau istri / anak diberikan
kata-kata keras dan kasar apalagi makian (dengan menyebut nama binatang) hanya
karena nasi yang dimasak hangus atau kesalahan lainnya yang remeh di rumah.
Sekarang
marilah kita kembali kepada Ahok dengan semua kata-kata keras / kasarnya,
dengan kata-kata kotornya dan “bahasa toilet”-nya. Pikirkan ini, semua
kata-kata kasar / keras yang ia lontarkan itu dalam kasus apa? Kasus kecil atau
kasus besar? Kasus remeh atau kasus penting? Lalu kata-kata kasar / kerasnya
itu ia tujukan pada orang-orang seperti apa? Dan apa motivasi dan tujuan dia di
balik semua kata-kata keras dan kasarnya? Saya kira kita semua tahu bahwa kasus
yang dihadapinya tergolong kasus yang besar. Jikalau apa yang dituduhkannya
benar, maka ini adalah suatu penipuan atau perampokan atau dalam bahasa beliau
adalah pembegalan anggaran dan uang rakyat. Dan rakyatlah yang sedang
dikorbankan. Orang-orang terhadap siapa kata-kata kasarnya ditujukan dalam
kasus ini adalah para wakil rakyat yang kalau benar tuduhannya, maka mereka
adalah orang-orang munafik yang katanya mengurusi kepentingan rakyat tapi
sebenarnya adalah pencuri dan perampok uang rakyat. Lalu apa motivasi dan
tujuannya? Yang ini tentu saja hanya dia dan Tuhan yang tahu persis tetapi
minimal dari kata-katanya sekian lama, prinsip-prinsip yang ia tunjukkan, kita
dapat menduga adanya motivasi yang benar dan tujuan yang baik demi perubahan
bangsa ini. Dari semuanya ini, mengaju
pada asumsi bahwa seandainya tuduhan-tuduhan Ahok benar, maka dia memang sama
sekali tidak dapat dipersalahkan atas kata-kata kasar / keras yang
dikeluarkannya. Tapi kalau tuduhannya salah maka pasti dia juga salah. Prinsip yang sama berlaku bagi semua orang yang
mempergunakan kata-kata yang keras dan kasar.
IV. APLIKASI
BAGI KITA.
Setelah mempelajari semua prinsip ini maka saya
akan berikan beberapa aplikasi bagi kita secara singkat :
·
Jangan mempergunakan kata-kata yang kasar dan keras
apalagi makian kalau tidak memenuhi 3 persyaratan yang sudah saya sebutkan
tadi.
· Jangan
takut mempergunakan kata-kata yang kasar dan keras apabila memang memenuhi 3
persyaratan tadi. Ingat, dalam kasus-kasus yang besar, kalau saudara terlalu
sabar itu justru dikecam Kitab Suci. Sebaliknya yang tidak sabar justru dipuji.
2 Kor 11:4 - Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus
yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh
yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang
telah kamu terima.
Wah 2:2 - Aku
tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa
engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, ….
· Jangan
cepat-cepat mempersalahkan orang yang mempergunakan kata-kata yang kasar /
keras. Selidiki dulu kasusnya, perhatikan kepada orang seperti apakah kata-kata
kasar / keras itu ditujukan dan sedapat mungkin mengetahui motivasi dan
tujuannya, barulah memberikan penilaian.
· Kalau saudara
sendiri yang dikerasi dan dikasari, perhatikan baik-baik apakah kata-kata kasar
dan keras yang ditujukan kepada saudara itu sudah memenuhi 3 persyaratan tadi
atau tidak? Kalau memang ya, saudara tidak boleh marah apalagi mendendam,
sebaliknya dengan rendah hati menerima itu agar saudara dapat diubahkan oleh
Tuhan. Tapi kalau tidak maka suadara diizinkan untuk menanggapi kembali orang
yang mengasari / mengerasi saudara itu dengan tetap memperhatikan 3 persyaratan
tadi.
Terlepas dari semua itu, sebagai orang Kristen kita
harus bangga bahwa ada seorang Kristen bernama Ahok yang dengan begitu berani
melawan arus yang besar, membongkar segala kemunafikan, mengungkapkan segala
kejahatan , mengecam segala penyelewengan dengan mempertaruhkan segala sesuatu
termasuk nyawanya sendiri. Kita harus bangga karena Ahok sedang melakukan apa
yang di perintahkan Tuhan Yesus untuk menjadi garam dan terang dunia. Gereja
harus berdoa untuk Ahok dan perjuangannya serta meneladani apa yang sudah
dilakukan di dalam lingkungan kita masing masing. Dan satu hal yang tidak kalah
penting adalah kita harus berdoa agar Tuhan membangkitkan lebih banyak Ahok di
dalam bangsa kita, propinsi kita, kota kita atau lingkungan di mana kita ada.
Ya, kiranya Tuhan membangkitkan orang-orang yang berani, orang-orang yang
berani melawan arus, orang-orang yang berani kasar / keras, berani marah, terhadap
segala macam kemunafikan.
Saya akan menutup khotbah ini dengan memberikan
kutipan dari Barclay.
William
Barclay - Dalam kehidupan Kristen harus ada
kemarahan, tetapi kemarahannya haruslah kemarahan yang benar. Watak yang buruk
dan sifat pemarah tak dapat dipertahankan, tetapi ada sejenis kemarahan yang
diperlukan agar dunia ini tidak menjadi tempat yang lebih jelek. Bersyukurlah
bahwa Wilberforce pernah sangat marah karena menentang perdagangan budak,
demikian juga Shaftesbury yang sangat marah dalam mengecam ketentuan- ketentuan
perburuhan pada abad 19. Tanpa kedua kemarahan itu dunia mungkin sudah dilanda
oleh malapetaka yang mencekam. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Galatia
Efesus, hal. 232-233)
Barclay lalu menceritakan tentang seorang bernama
Dr. Johnson yang kalau ia melihat sesuatu yang salah maka ia akan mengatakannya
secara terus terang dan keras. Ketika ia merencanakan untuk menerbitkan bukunya
“Tours to the Hebrides” Hannah More
memintanya untuk mengurangi bagian-bagian buku yang berisi kecaman-kecaman.
Tapi Dr. Johnson menjawabnya : “Aku tidak
akan memotong cakarku ataupun mengubah seekor macam menjadi kucing hanya untuk
menyenangkan orang”
William
Barclay - Dalam hidup ini perlu ada tempat bagi
singa yang marah, tetapi kalau singa itu berubah menjadi kucing yang jinak,
maka dunia ini akan kehilangan sesuatu….Amarah yang hanya mementingkan diri
sendiri dan yang tak dapat dikendalikan adalah dosa yang sangat keji dan
karenanya harus dibuang dari kehidupan Kristen. Tetapi amarah yang diarahkan
kepada pelayanan Kristus dan sesama merupakan salah satu kekuatan yang sangat
dinamis di dunia ini. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Galatia
Efesus, hal. 233-234).
Terakhir, saya juga ingin memberikan pesan buat pak
Ahok, kalau saja dia mendengarkan khotbah ini nanti (di youtube) atau
membacanya di website.
Esra
Alfred Soru - Pak Ahok, teruslah berjuang demi
kebenaran, jangan takut, ada banyak doa dinaikan buat anda. Tetaplah menjadi
singa yang marah dan jangan pernah memotong kuku anda dan menjadi kucing yang
jinak. Negeri ini butuh seekor singa yang marah seperti anda dan bukan seekor
kucing jinak seperti yang lain.
AMIN
Terima kasih untuk penjelasannya Pak Esra. Sangat jelas dan mudah dimengerti.
BalasHapusSalom,
Sapta P