I
|
ri hati adalah bahasa yang tidak asing bagi
kita semua. Mungkin kita semua pernah mengalami perasaan iri hati tersebut
terhadap orang lain. Mungkin kita juga pernah “di-iri hati-i” orang
lain/menjadi sasaran iri hati orang lain. Bahkan mungkin di antara saudara ada
orang yang sudah layak digelari ‘PAKAR IRI HATI’. Namun hari ini kita akan membicarakan masalah “iri hati” ini dari sudut
pandang Alkitab.
Alkitab berisi banyak perintah/nasihat
berkenaan dengan masalah iri hati ini.
Maz 37:1 : “Jangan marah karena orang yang berbuat
jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang”
Ams 3:31 : Janganlah
iri hati kepada orang yang
melakukan kelaliman, dan
janganlah memilih satu pun dari jalannya”
Dan masih
banyak ayat lainnya!
Dan Alkitab
mengklasifikasikan orang-orang yang iri hati sebagai orang yang hidup
dalam kegelapan.
Rom 13:12-13 : (12)
Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan
dan mengenakan perlengkapan senjata terang! (13) Marilah kita hidup dengan
sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Dan juga manusia duniawi / kedagingan.
1 Kor 3:3 : Karena kamu
masih manusia duniawi. Sebab, jika di
antara kamu ada iri hati
dan perselisihan bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara
manusiawi?
Gal
5:19-30 : Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah…”
Hari ini kita akan membahas 3
hal penting berkenaan dengan masalah iri hati ini :
I.
APA ITU
IRI HATI?
Hal
pertama yang akan kita bahas adalah apakah iri hati itu? Apa sesungguhnya
iri hati itu? Apakah setiap kemarahan terhadap orang lain dapat disebut iri
hati? Apakah setiap kejengkelan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah
setiap ketidaksenangan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? Apakah
setiap ketidaksukaan terhadap orang lain dapat disebut iri hati? MAYBE YES, MAY
BE NO! Tergantung pada alasan atau motivasi. Untuk mendapat gambaran tentang
konsep iri hati ini, marilah kita perhatikan Mat 20:1-15 :
Mat
20:1-15 - (1) "Adapun hal Kerajaan
Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari
pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan
pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun
anggurnya. (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi
orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah
kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka
pun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula
dan melakukan sama seperti tadi. (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi
dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu
menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak
ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun
anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah
pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk
terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9)
Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka
menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk
terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima
masing-masing satu dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka
bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini
hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk
bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13) Tetapi tuan itu
menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap
engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan
pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti
kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Konteks perikop ini
memang lain (hal kerajaan surga) tetapi perikop ini juga dapat mengajarkan
kepada kita tentang konsep iri hati. Perikop ini menceritakan tentang
pekerja-pekerja di kebun anggur yang sebenarnya terdiri dari 5 grup :
·
Yang didapat pagi-pagi
benar (ay 1-2). Perjanjian
tentang upah mereka adalah 1 dinar per hari.
Mat 20:1-2 - (1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama
seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi
benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah
ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
·
Yang
didapat pukul 9 pagi (ay 3-4). Perjanjian tentang upah: apa yang pantas.
Mat 20:3-4 - (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar
pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya
kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun
pergi.
·
Yang
didapat pukul 12 siang (ay 5a). Perjanjian tentang upah sama dengan golongan
kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira pukul dua belas .... ia keluar
pula dan melakukan sama seperti tadi.
·
Yang
didapat pukul 3 siang (ay 5b). Perjanjian tentang upah sama dengan golongan
kedua (ay 5).
Mat 20:5 - Kira-kira .... pukul tiga petang ia keluar pula
dan melakukan sama seperti tadi.
·
Yang
didapat pukul 5 sore (ay 6-7). Tak ada perjanjian sama sekali!
Mat 20 :6-7 - (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi
dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu
menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak
ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
Setelah pekerjaan
selesai, pemilik kebun anggur ini lalu memanggil para pekerja itu untuk
membayar upah mereka. Yang masuk kerja pada jam 6 sore mendapatkan bayaran
terlebih dahulu yakni 1 dinar. Melihat ini yang bekerja lebih awal merasa bahwa
mereka akan mendapatkan bayaran lebih banyak. Tetapi ternyata mereka juga
mendapatkan bayaran 1 dinar.
Mat 20 :8-9 - (8) Ketika hari
malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan
bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka
yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah
mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima
masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu,
sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing
satu dinar juga.
Hal ini lalu
membuat para pekerja yang masuk kerja dari pagi bersungut-sungut.
Mat 20:11-12 - (11) Ketika mereka menerimanya, mereka
bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini
hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari
suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Lalu tuan itu
menjawab :
Mat
20:13-15 - (13) Tetapi tuan itu menjawab
seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau.
Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan
pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti
kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Jelas terlihat
bahwa pekerja-pekerja yang pertama (yang bekerja dari pagi-pagi benar) merasa
iri hati terhadap yang bekerja terakhir (jam 5 sore). Ini juga dibuktikan
dengan kata-kata tuan itu dalam ayat 15 : “atau
iri hatikah engkau…?” Mengapa mereka marah / tidak senang? Apakah memang
mereka dirugikan? Menurut perjanjian, mereka diupah 1 dinar 1 hari dan benar
bahwa mereka dibayar sesuai perjanjian. Jadi mereka tidak dirugikan sama
sekali! Mereka tidak senang karena yang bekerja belakangan digaji sama rata
dengan mereka. Jadi mereka marah karena yang lain diuntungkan.
Inilah konsep iri
hati. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita dirugikan tetapi karena orang
lain diuntungkan. Iri hati itu bukanlah kemarahan karena kita diperlakukan
dengan tidak adil tetapi karena orang lain diperlakukan dengan kasih. Iri hati
bukanlah kemarahan karena kita diturunkan tetapi karena orang lain dinaikkan. Iri
hati bukanlah kemarahan karena kita dihina tetapi karena orang lain dipuji. Iri
hati bukanlah kemarahan karena kita direndahkan tetapi karena orang lain
disanjung.
Budi Asali : “Sesuatu yang
menarik dari rasa iri hati adalah bahwa orang yang iri hati itu seringkali
bukannya ingin lebih banyak untuk dirinya sendiri, tetapi ingin orang lain yang
dikurangi bagiannya”
Anonim : Iri hati tidak
menuntut lebih untuk dirinya sendiri, tetapi menginginkan supaya yang lain
mendapat lebih sedikit.
Jadi jika di kantor
anda menjadi marah karena perhatian lebih yang diberikan bos kepada rekan anda,
berarti anda sedang iri hati. Jika di sekolah / kampus anda menjadi marah
karena teman anda dipuji guru / dosen, berarti anda sedang iri hati. Jika di
pelayanan anda menjadi marah karena rekan sepelayanan disanjung, berarti anda
sedang iri hati, dll. Marilah kita koreksi diri, adakah kita termasuk
orang-orang yang iri hati?
II.
DAMPAK NEGATIF DARI IRI HATI.
Setelah mengetahui konsep iri hati, sekarang kita akan membahas dampak
negatif dari iri hati.
a.
Iri hati pada
prinsipnya merusak / merugikan diri sendiri.
Dampak negatif pertama dari perasaan iri terhadap orang lain adalah merusak
/ merugikan diri kita sendiri. Bahwa iri hati dapat merusak / merugikan diri
sendiri dibuktikan dengan beberarapa ayat Alkitab.
Ayub 5:2 : ‘Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh
sakit hati, dan orang bebal dimatikan
oleh iri hati.
Ams 14:30 : “Hati yang
tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.
Ilmu antropologi
dan psikologi mengajarkan kepada kita tentang hubungan antara tubuh dan
jiwa. Hubungan ini merupakan sesuatu yang misterius dan tidak bisa dimengerti
sepenuhnya.
1)
Kadang jiwa mempengaruhi tubuh.
Kebanyakan gerakan
tubuh tergantung kepada jiwa, seperti berjalan, berolah raga, dsb. Tetapi ada
juga gerakan tubuh yang tidak tergantung kepada jiwa, seperti denyut jantung,
pencernaan yang dilakukan oleh usus, atau keluarnya keringat. Contoh tubuh
dipengaruhi oleh jiwa seperti kalau jiwa kacau (stress,
depresi), tubuh bisa sakit. Itulah sebabnya Ams
17:22 berkata : Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang. Kalau orang malu, mukanya menjadi merah. Kalau orang merasa
sukacita, matanya berbinar-binar sebagaimana kata Ams 15:13 : ‘Hati yang gembira membuat muka
berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
2)
Kadang tubuh
mempengaruhi jiwa
Misalnya orang yang otaknya rusak maka pikirannya / jiwanya menjadi terganggu. Orang yang sudah
tua (otaknya tua) lalu menjadi pikun.
Jelas bahwa ada
hubungan saling mempengaruhi antara jiwa dan tubuh. Dengan demikian apabila
jiwa (hati bagian dari jiwa) kita dipenuhi dengan perasaan iri (juga dendam),
itu akan mempengaruhi tubuh dan bisa mengakibatkan orang menjadi sakit.
Perhatikan kutipan berikut ini :
Lianny Hendranata - Ya kebencian
sangat besar pengaruhnya dalam hidup ini, banyak orang tanpa sadar memelihara
kebencian dalam dirinya, hingga suatu hari kebencian bertunas menjadi dendam
dan membuat tubuhnya menjadi pabrik penyakit kronis….Kebencian membuat kita
selalu merasa kenyang, enggan makan, sulit tidur. Di situlah kebencian sudah
mulai membuat tubuh kita hancur sedikit demi sedikit, kebencian membuat maag
kita menjadi kanibal yaitu mencerna dirinya sendiri karena produksi asam
lambung yang berlebihan, dan akhirnya membuat imunsistem kita melemah, membuat
kita menjadi pelanggan flu ringan sampai berat, bahkan tidak tertutup
kemungkinan menjadi penderita kanker. (Suara
Pembaruan Edisi 26 Sept 2009).
Lianny Hendranata - Sangat menarik
melihat 'benang merah' antara kondisi jiwa kita dengan efek yang terjadi pada
fisik kita. Beberapa riset terlihat kenyataan kondisi darah yang mengalir dalam
tubuh menjadi kental dan berwarna merah gelap serta mengalir tersedat-sedat,
ketika seseorang memikirkan kembali, kejadian-kejadian yang membuatnya sakit
hati atau tersakiti secara psikis bukan fisiknya. Demikian juga riset pada pola
energi elektromagnetik tubuh menggunakan mesin AVS (Aura Video Station) di mana medan energi berwarna yang kita kenal
dengan sebutan aura, pancarannya menjadi susut, serta menjadi keruh dan
kehilangan cahayanya saat seseorang mengembalikan ingatannya pada hal-hal yang
membuatnya sakit hati, marah dan sedih…. kesimpulannya "Memelihara
ingatan (dendam) pada orang yang menyakiti kita, sama seperti kita sendiri yang
minum racun dan berharap orang lain yang akan mati.!" (Suara Pembaruan Edisi 26 Sept 2009)
Karena itu lalau
anda sakit dan tidak sembuh-sembuh, jangan cepat salahkan Tuhan atau menuduh
‘orang bikin’. Periksa diri jangan-jangan ada yang tidak beres dengan jiwa
saudara (dendam, kebencian, iri hati).
Iri hati juga
menghancurkan jiwa kita karena kita akan kehilangan sukacita dan damai
sejahtera. Pada akhirnya, iri hati itu juga akan menghancurkan iman kita.
b.
Iri hati mempengaruhi / merusak hubungan dengan orang
lain.
Selain merusak diri
sendiri, iri hati juga merusak hubungan dengan orang lain. Bukankah hubungan
Kain dan Habel menjadi rusak yang berujung pada pembunuhan Habel oleh Kain,
penyebabnya adalah iri hati (Kej 4)? Bukankah hubungan Yusuf dan dan
saudara-saudaranya menjadi rusak yang berujung pada dijualnya Yusuf ke Mesir,
penyebabnya adalah iri hati?
Kej 37:11 : “Maka iri
hatilah saudara-saudaranya
kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Kis 7:9 : “Karena
iri hati, bapa-bapa leluhur kita
menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia”
Bukankah hubungan
Daud dan Saul menjadi rusak di mana Saul hendak membunuh Daud, penyebabnya
adalah iri hati?
1
Sam 18:7-8 : (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan,
katanya: "Saul mengalahkan
beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (8) Lalu bangkitlah amarah Saul
dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya:
"Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku
diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh
kepadanya."
Semua contoh itu
sudah cukup memberikan pengertian kepada kita bahwa iri hati menyebabkan
hubungan kita dengan orang lain menjadi rusak. Entah berapa banyak relasi yang
baik menjadi hancur karena adanya virus iri hati ini.
c.
Iri hati mempengaruhi/merusak hubungan kita dengan
Allah
Bahwa iri hati
mempengaruhi hubungan dengan Allah dapat dijelaskan sebagai berikut. Firman
Tuhan melarang kita untuk iri hati terhadap orang lain. Jika kita iri hati
terhadap orang lain maka kita sedang melawan Firman Tuhan. Kalau kita melawan
Firman Tuhan maka itu adalah dosa. Dan dosa merusak hubungan dengan Tuhan.
Selain itu iri hati
juga dapat mendatangkan murka Tuhan atas kita.
Bil 12:1-9 - (1) Miryam
serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang
diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata
mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman
dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia
berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN (3) Adapun Musa
ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di
atas muka bumi. (4) Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun
dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka
keluarlah mereka bertiga. (5) Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri
di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka
keduanya. (6) Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di
antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya
dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. (7) Bukan demikian
hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. (8) Berhadap-hadapan
Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia
memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
(9) Sebab itu bangkitlah murka TUHAN
terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan ketika awan telah naik dari
atas kemah, maka tampaklah Miryam
kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam,
maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
Dari kasus Miryam
ini nampak bahwa iri hati tidak membawa keuntungan apa-apa, malah kerugian dan
malapetaka atas diri sendiri. Allah murka terhadapnya, ia terkena penyakit
kusta, ia dikucilkan dan dipermalukan.
Bil
12:14-15 - (14) Kemudian berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari?
Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan
ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali."
(15) Jadi dikucilkanlah Miryam
ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat
sebelum Miryam diterima kembali.
Seorang
guru mempunyai 2 orang murid. Yang satu adalah orang yang penuh iri hati, dan
yang satu lagi seorang yang sangat tamak. Suatu hari sang guru memanggil kedua
murid ini dan berkata kepada mereka bahwa ia akan mengasingkan diri dan tidak
akan bertemu dengan mereka lagi. Ia lalu memberi kesempatan kepada kedua
muridnya untuk meminta sesuatu darinya. Apa saja permintaan mereka akan
dikabulkan. Hanya saja yang meminta terakhir akan mendapatkan 2 kali lipat dari
yang meminta pertama. Jadi kalau yang pertama meminta uang 1 juta maka yang
kedua akan mendapatkan uang 2 juta. Apabila yang pertama meminta 1 buah rumah
maka yang kedua akan mendpaatkan 2 buah rumah. Ini lalu menjadi masalah karena
si iri hati dan si tamak ini tidak ada yang mau meminta terlebih dahulu karena
itu otomatis akan menguntungkan yang lain. Maka kedua murid itu bertahan
berhari-hari tanpa seorang pun yang mau meminta terlebih dahulu. Setelah
menunggu hingga 2 minggu, si tamak pun tidak dapat menahan diri lagi. Ia lalu
mengunjungi si iri hati dan mengancam untuk membunuhnya jika tidak meminta
terlebih dahulu. Si iri hati pun lalu berjanji besok dia akan menghadap guru
dan meminta terlebih dahulu. Tapi malam itu ia tidak bisa tidur, ia sibuk
berpikir bagaimana caranya meminta terlebih dahulu tanpa menguntungkan si
tamak? Akhirnya pada pagi harinya ia menghadap sang guru dan dia meminta agar
sang guru memenggal 1 buah tangannya. Dan guru pun memenggalnya. Otomatis yang
kedua yakni si tamak harus mendapatkan 2 kali lipat jadi guru pun memotong
kedua tangannya.
Cerita
ini menggambarkan kepada kita bahwa pada akhirnya iri hati hanya akan membawa
kerugian pada diri kita sendiri.
III.
CARA SUPAYA TIDAK IRI HATI.
Setelah melihat dampak negatif dari iri hati, kita juga perlu mengetahui
cara supaya terhindar dari perasaan iri terhadap orang lain. Bagaimana
caranya ? Saya berpendapat bahwa cara terbaik untuk terhindar dari iri
hati adalah kita meneladani prinsip Yohanes Pembaptis.
Yoh 3 :22-28 - (22)
‘Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di
sana bersama-sama mereka dan membaptis. (23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis
juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke
situ untuk dibaptis, (24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke
dalam penjara. (25) Maka timbullah
perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang
penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan
engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi
kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
(27) Jawab Yohanes: "Tidak ada
seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan
kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa
aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Jelas ada nada iri
hati dari murid-murid Yohanes Pembaptis karena mendapati fakta bahwa guru
mereka mulai kalah pamor dari Yesus dan “semua orang pergi kepada-Nya”.
Yoh 3:26 - Lalu mereka datang
kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan
yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua
orang pergi kepada-Nya."
Jawaban Yohanes
Pembaptis adalah :
Yoh 3 :27
- Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat
mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Maksud Yohanes
adalah, jika pada akhirnya banyak orang pergi meninggalkannya dan mengikut
Yesus, itu bukan karena Yesus mencuri murid-muridnya/domba-dombanya melainkan
karena itu sudah dikaruniakan bagi Yesus dari sorga (Bapa).
Ini prinsipnya!
Sadar bahwa "Tidak ada seorang pun
yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya
dari sorga” akan membuat kita terhindar dari rasa iri hati terhadap orang
itu. Jika ada orang lebih pintar dari saya, jika ada orang lebih ganteng/cantik
dari saya, jika ada orang lebih populer dari saya, jika ada orang lebih kaya
dari saya, jika ada orang lebih disenangi dari pada saya, jika ada orang lebih
menarik dari saya, jika ada orang lebih mampu dari saya, dll, SEMUA ITU KARENA
DIKARUNIAKAN KEPADANYA DARI SORGA. Iri hati terhadap mereka sama dengan melawan
keputusan sorga.
William Barclay
menceritakan tentang seorang pendeta di sebuah gereja bernama Dr. Spence. Ia adalah pengkhotbah yang sangat bagus dan gerejanya
dikunjungi banyak orang. Tapi dengan bertambahnya usianya, kemampuan
berkhotbahnya menjadi sangat menurun. Secara perlahan jumlah jemaatnya semakin
menurun dan terus menurun hingga pada suatu hari minggu ketika ia naik ke atas
mimbar untuk berkhotbah, ia tidak menemukan seorang jemaat pun di sana kecuali
para majelis gereja. Ia lalu bertanya kepada para majelis ‘di manakah jemaat kita semua ?’ Para majelis pun menjawab ‘mereka semua ada di gereja baru di
sxeberang jalan sana untuk mendengarkan seorang pengkhotbah muda yang sangat
bagus’. Dr. Spence tersenyum, ia turun dari mimbar dan berkata kepada semua
majelisnya ‘saya rasa hari ini kita perlu
mengikuti semua jemaat kita. Mari kita berkunjung ke gereja di seberang jalan
itu’. Dan pergilah mereka semuanya ke sana.
Ini sesuatu yang luar biasa ! Tidak ada rasa iri hati dalam diri Dr.
Spence. Ia sadar jikalau orang lain mempunyai kemampuan yang lebih daripadanya,
itu karena dikaruniakan kepadanya dari surga. Jikalau pikiran yang sama ada di
dalam kita, niscaya kita tidak akan menjadi iri hati dengan orang lain.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)