Tanya : Saya pernah membaca artikel Ioanes Rakhmat di internet dan dia mengatakan bahwa salah satu ciri fundamentalisme Kristen adalah mempertuhankan Alkitab dan mengajarkan doktrin sesat “Innerancy of the Bible”. Hal ini membuat saya bingung, mana yang benar. Doktrin “Innerancy of the Bible” atau ajaran Ioanes Rakhmat. Mohon penjelasan Pak Esra!
Jawab : Ioanes Rakhmat (IR) yang dosen di STT. Jakarta memang sudah dikenal dengan doktrin liberalismenya dan sikap antinya pada kaum Injili yang disebutnya sebagai fundamentalisme. IR menamantkan studi S2 dengan lulus thesis yang membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Dalam tulisan-tulisannya ia malah berkata bahwa Yesus setara dengan Muhammad, Budha, Kong Fu Tzu, jenderal Soedirman, Ade Irma Suryani Nasution. Dia tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah. Baginya Yesus hanyalah seorang pejuang sosial. Karenanya Yesus dianggapnya sama dengan para mahasiswa yang demo di Jakarta menuntut reformasi. Bahkan penderitaan Yesus yang hebat oleh IR dianggap masih kalah menderita dari Sidartha Budha.
Tentang Alkitab, jelas pandangan IR sangat miring. Ia menganggap kaum Injili yang mempercayai doktrin “Innerancy of the Bible” (ketidakbersalahan Alkitab) sementara melakukan bibliolatry (penyembahan terhadap Alkitab) dan ini melawan hukum 1:“jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”. Sebenarnya akar dari semuanya adalah apakah Alkitab Firman Allah atau bukan? Jika Alkitab bukan Firman Allah maka tidak layak mempercayai “Innerancy of the Bible”. Tetapi jika Alkitab adalah Firman Allah maka Allah tidak mungkin salah dan dengan demikian Firman-Nya juga tidak mungkin salah maka Alkitab tidak mungkin bersalah (“Innerancy of the Bible”) bahkan tidak mampu untuk bersalah (“Innfalibility of the Bible”). Logis kan? Jadi mempercayai ketidakbersalahan Alkitab bukan berarti menyembah Alkitab tetapi beriman kepada Allah. Jelas IR tidak menerima Alkitab sebagai Firman Allah seperti kebanyakan teolog liberal tetapi kita percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Apa bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah? Saya kira bukan tempatnya di sini untuk membahas persoalan itu karena membutuhkan ruang yang lebih luas dan penjelasan khusus. Intinya, jika anda percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah maka anda harus menerima bahwa Alkitab tidak mungkin salah. Ini konsekuensi logis! Jika anda tidak percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah maka logis juga untuk mengatakan bahwa Alkitab tidak mungkin tidak bersalah. Jadi IR tidak salah dalam mengambil konsekuensi logis. Kesalahannya terletak pada ia tidak mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
Jawab : Ioanes Rakhmat (IR) yang dosen di STT. Jakarta memang sudah dikenal dengan doktrin liberalismenya dan sikap antinya pada kaum Injili yang disebutnya sebagai fundamentalisme. IR menamantkan studi S2 dengan lulus thesis yang membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Dalam tulisan-tulisannya ia malah berkata bahwa Yesus setara dengan Muhammad, Budha, Kong Fu Tzu, jenderal Soedirman, Ade Irma Suryani Nasution. Dia tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah. Baginya Yesus hanyalah seorang pejuang sosial. Karenanya Yesus dianggapnya sama dengan para mahasiswa yang demo di Jakarta menuntut reformasi. Bahkan penderitaan Yesus yang hebat oleh IR dianggap masih kalah menderita dari Sidartha Budha.
Tentang Alkitab, jelas pandangan IR sangat miring. Ia menganggap kaum Injili yang mempercayai doktrin “Innerancy of the Bible” (ketidakbersalahan Alkitab) sementara melakukan bibliolatry (penyembahan terhadap Alkitab) dan ini melawan hukum 1:“jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”. Sebenarnya akar dari semuanya adalah apakah Alkitab Firman Allah atau bukan? Jika Alkitab bukan Firman Allah maka tidak layak mempercayai “Innerancy of the Bible”. Tetapi jika Alkitab adalah Firman Allah maka Allah tidak mungkin salah dan dengan demikian Firman-Nya juga tidak mungkin salah maka Alkitab tidak mungkin bersalah (“Innerancy of the Bible”) bahkan tidak mampu untuk bersalah (“Innfalibility of the Bible”). Logis kan? Jadi mempercayai ketidakbersalahan Alkitab bukan berarti menyembah Alkitab tetapi beriman kepada Allah. Jelas IR tidak menerima Alkitab sebagai Firman Allah seperti kebanyakan teolog liberal tetapi kita percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Apa bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah? Saya kira bukan tempatnya di sini untuk membahas persoalan itu karena membutuhkan ruang yang lebih luas dan penjelasan khusus. Intinya, jika anda percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah maka anda harus menerima bahwa Alkitab tidak mungkin salah. Ini konsekuensi logis! Jika anda tidak percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah maka logis juga untuk mengatakan bahwa Alkitab tidak mungkin tidak bersalah. Jadi IR tidak salah dalam mengambil konsekuensi logis. Kesalahannya terletak pada ia tidak mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)