Maz 23:4 : Sekalipun aku berjalan dalam
lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Jikalau tadi kita sudah melihat
apa yang dilakukan Tuhan sebagai Gembala, sekarang kita akan melihat bagaimana
seharusnya kita bersikap sebagai domba ketika berada di lembah kekelaman /
lembah bayang-bayang maut. Teks kita memperlihatkan 2 sikap yang harus kita
miliki / lakukan :
a. Kita
harus terus berjalan.
Perhatikan :
Maz 23:4 - Sekalipun aku berjalan
dalam lembah kekelaman….
Lembah
kekelaman memang berbahaya, menakutkan dan mengerikan serta menciutkan hati. Tetapi
domba tidak boleh kehilangan nyali untuk melewatinya karena ada gembala yang
menyertainya. Musuh memang banyak yang siap memangsanya tetapi bukankah ada
gada dan tongkat sang gembala yang akan menjamin keamananya? Karena itu domba
harus mau terus berjalan melewati lembah kekelaman / lembah bayang-bayang maut
itu.
Arti kiasan
yang pertama dari lembah bayang-bayang maut adalah kehidupan yang penuh dengan
kesulitan, tantangan, pergumulan, masalah, kesedihan, penderitaan, dsb. Dan
kita tahu ada banyak orang yang ketika berada dalam kondisi hidup semacam ini tidak
memiliki keberanian untuk terus berjalan maju. Mereka menjadi putus asa, hilang
pengharapan, hilang iman dan tidak sedikit yang memilih bunuh diri.
Contohnya : Seorang
gadis remaja bernama Jayah Shailyea (15 tahun) menerjunkan dirinya dari lantai
27 sebuah apartemen pada hari Valentine 2014. Mengapa ia membunuh dirinya? Karena
ia merasa sangat kesepian di hari Valentine. Seorang lain bernama Bellinda
Anggraini juga membunuh dirinya dengan menabrakan dirinya ke kereta api yang
sementara melaju lantaran putus cinta. Mereka adalah orang yang menyerah dan
tidak mau terus berjalan melewati lembah kekelaman / lembah bayang-bayang maut
itu. Tapi domba-domba Tuhan adalah mereka yang akan terus berjalan sekalipun
melintasi lembah bayang-bayang maut.
Dengarlah hai
orang-orang muda, kalau cintamu kandas di rerumputan, jangan terlalu kecewa
apalagi sampai putus asa dan bunuh diri. Itu mungkin adalah lembah kekelaman
bagimu, tapi ingatlah, kamu harus terus berjalan. Jangan bilang “I can’t live without you” tapi
bilanglah : “LIFE MUST GO ON WITH OR WITHOUT YOU”. Mungkin saja Tuhan mau
memberikan kepadamu yang lebih baik daripada dia.
Saudara yang
terkasih, saya tidak tahu apa yang menjadi lembah kekelaman saudara, saya tidak
tahu apa yang menjadi lembah bayang-bayang maut di mana saudara berada di
dalamnya. Saya tidak tahu apa pergumulan, masalah, kesulitan, kesedihan saudara,
tapi apa pun juga yang saudara alami, jangan pernah menyerah, jangan pernah
berputus asa. Teruslah berjalan maju melintasi lembah itu karena saudara tidak
sendiri. Ada Tuhan Sang Gembala yang menyertai dan menghibur saudara. Ya, teruslah
berjalan bersama Tuhan Sang Gembala yang baik itu karena tanpa itu engkau tidak
akan pernah mencapai rumput hijau dan air yang tenang.
b. Kita
tidak boleh takut.
Kita bukan
hanya dituntut untuk terus berjalan, tapi juga berjalan dalam keadaan tidak
takut.
Maz 23:4 - Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku.
Silahkan ikuti khotbah ini secara lengkap di sini : https://www.youtube.com/watch?v=9IowXbag3uU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)