By. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Wah 2:12-17 – (12) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai
pedang yang tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di
sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau
tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku,
yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi
Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa
orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran
pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan
segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di
mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan
Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya
batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa
pun, selain oleh yang menerimanya."
Pada bagian sebelumnya kita sudah
membahas 2 hal tentang jemaat Pergamus yakni :
1.
Kota
dan jemaat Pergamus.
Di mana kota ini adalah pusat penyembahan berhala di Asia pada masa itu dan karena itulah ia dikatakan sebagai
takhta Iblis (ayat 13).
2.
Pujian kepada jemaat Pergamus.
Di mana jemaat
ini dipuji Kristus karena 2 hal yakni karena mereka tinggal menetap di takhta
Iblis itu dan mereka menunjukkan kesetiaan kepada nama Kristus di tengah-tengah
penderitaan dan aniaya.
Sekarang kita akan melanjutkan
pembahasan kita tentang jemaat Pergamus ini dan ada 1 hal saja yang akan kita
bahas sebagai sambungan dari pembahasan sebelumnya (sisanya akan dibahas lagi
pada bagian 3) :
III. TEGURAN TERHADAP
JEMAAT PERGAMUS.
Kristus bukan
hanya memuji jemaat Pergamus tetapi Ia juga memberikan teguran pada mereka dan
teguran ini terkait dengan adanya ajaran sesat di dalam jemaat Pergamus yakni
ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus.
Wah 2:14-15 - (14)
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada
beberapa orang yang menganut ajaran
Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel,
supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga
ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Kata-kata “di antaramu ada beberapa orang” dan “ada padamu orang-orang” menunjukkan
bahwa tidak seluruh jemaat Pergamus yang terlibat dalam ajaran-ajaran sesat
melainkan hanya sebagaian saja.
Wah 2:14-15 - (14)
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan
persembahan berhala dan berbuat zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut
Nikolaus.
Juga menarik
untuk diketahui bahwa kata “menganut” di
dalam ayat 14 dan kata “berpegang” di
dalam ayat 15 menggunakan kata Yunani yang sama dengan kata “berpegang” dalam ayat 13 yakni “KRATEO”.
Wah 2:13-15 - (13)
Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau
berpegang (KRATEO) kepada nama-Ku,
dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas,
saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis
diam. (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu
ada beberapa orang yang menganut (KRATEO)
ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan
orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (15)
Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang
(KRATEO) kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Ini berarti
bahwa kalau sebagian jemaat berpegang dengan erat pada nama Kristus (ayat 13),
maka sebagian yang lain justru berpegang erat dengan cara yang sama pada ajaran
Bileam (ayat 14) dan / atau pada ajaran pengikut Nikolaus (ayat 15). Nah kalau
begitu bagaimana sesungguhnya ajaran Bileam dan pengikut Nikolaus ini?
a.
Bileam dan
ajarannya.
Sudah pasti
nama Bileam di sini dikaitkan dengan Bileam di dalam Perjanjian Lama, yakni
seorang nabi atau lebih tepat dukun yang diminta oleh Balak (raja Moab) untuk
mengutuk bangsa Israel (Bil 22-25). Hanya saja Bileam tidak bisa mengucapkan
kutuk-kutuknya kepada Israel karena ada intervensi langsung dari Tuhan sehingga
ia justru bukan mengucapkan kata-kata kutuk pada Israel malah kata-kata berkat.
Bandingkan :
Ul 23:5 -
Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu,
karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.
Yos 24:9-10 –
(9) Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab,
bangkit berperang melawan orang Israel.
Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. (10) Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam,
sehingga ia pun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari
tangannya.
Di dalam
Bilangan 25 kita mendapati cerita bahwa ada banyak orang Israel yang terlibat
perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab, dan lalu perempuan-perempuan Moab
itu membujuk mereka sehingga mereka terlibat dalam penyembahan berhala dan
makan makanan berhala yang diperuntukkan bagi dewa-dewa Moab.
Bil 25:1-3 –
(1) Sementara Israel tinggal
di Sitim, mulailah bangsa itu
berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (2) Perempuan-perempuan
ini mengajak bangsa itu ke korban
sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan
menyembah allah orang-orang itu. (3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, …”
Ini jelas
membuat Tuhan menjadi sangat murka dan memerintahkan kepada Musa untuk membunuh
dan menggantung semua orang Israel yang berzinah itu dan menyembah berhala
Moab.
Bil 25:4-5 –
(4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah
mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang
bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (5) Lalu berkatalah
Musa kepada hakim-hakim Israel:
"Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Akibatnya
jumlah orang yang terbunuh pada saat itu begitu banyak yakni sebanyak 24.000
orang.
Bil 25:9 -
Orang yang mati karena tulah itu ada dua
puluh empat ribu orang banyaknya.
Bilangan 25
hanya menceritakan peristiwa ini saja tanpa menjelaskan ada apa di balik semua
ini dan mengapa sampai begitu banyak orang Israel bisa terlibat perzinahan
dengan perempuan-perempuan Moab itu dan bahkan penyembahan berhala? Tetapi
belakangan dari kata-kata Musa di Bil 31:16, kita tahu bahwa Bileamlah otak di
balik semuanya ini.
Bil 31:16 - Bukankah
perempuan-perempuan ini, atas nasihat
Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN
dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN.
Dari sini kita
bisa ketahui bahwa setelah tidak berhasil mengutuk Israel, rupanya Bileam
memberikan nasihat kepada raja Moab (Balak) untuk melakukan strategi / siasat
menjebak bangsa Israel dengan menyuruh perempuan-perempuan Moab menggoda
orang-orang Israel dan melibatkan mereka pada perzinahan dan penyembahan berhala.
Itulah sebabnya teks kita berbunyi demikian :
Wah 2:14 – “…Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan
persembahan berhala dan berbuat zinah.
KJV: ‘who taught Balac to cast a stumblingblock before the children of Israel’ (= yang mengajar Balak untuk memberikan batu sandungan di depan
anak-anak Israel).
Budi Asali -
Siasat setan semacam itu tetap banyak digunakan pada jaman sekarang. Ia
memancing kita dengan hal-hal duniawi yang nikmat, seperti seks, uang,
kesenangan lain, tetapi begitu kita mulai menikmati hal-hal itu, jerat /
jebakan setan itu bekerja dan menghancurkan kita. Karena itu hati-hatilah
dengan segala sesuatu yang nikmat!
Dari kisah ini
kita bisa simpulkan bahwa yang disebut ajaran Bileam adalah ajaran yang
menawarkan suatu kompromi antara kebenaran dan kejahatan, antara dosa dan
kesucian, antara Tuhan dan berhala.
Bil 25:2-3 –
(2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah
mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah
orang-orang itu. (3) Ketika Israel
berpasangan dengan Baal-Peor, …”
TL - Maka Israelpun berdamping dengan Baal Peor,
…”
Kata-kata : “Israel berpasangan / berdamping dengan
Baal-Peor” menunjukkan adanya kompromi agama / kepercayaan yang terjadi di
kalangan orang Israel. Mereka mau menyembah Yahweh tapi pada saat yang sama mau
juga menyembah Baal-Peor (dewa orang Moab). Ini iman pluralisme dan
perhatikan bahwa Tuhan begitu murka dengan iman pluralisme semacam ini.
George Eldon Ladd : Dalam teks
kita Bileam adalah model mula-mula dari mereka yang berkompromi dalam
penyembahan berhala dan ketidakbermoralan. (Commentary on the Revelation of
John, hal 47).
Jakob
P.D. Groen – “…ajaran Bileam adalah ajaran damai antara
kaum kafir dan bangsa TUHAN, antara gereja palsu dan gereja benar. (Aku
Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 49).
Nah, ajaran
semacam ini ternyata dianut oleh sebagian jemaat Pergamus.
Wah 2:14 -
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan
persembahan berhala dan berbuat zinah.
Kalau begitu
apakah sesungguhnya yang terjadi di dalam jemaat Pergamus? Sebagaimana sudah
dijelaskan bahwa kota Pergamus adalah pusat penyembahan berhala pada saat itu.
Di sana ada penyembahan dewa Zeus dengan altarnya yang besar sekali, ada kuil
penyembahan dewa kesehatan dan pengobatan Asclepius, dan juga ada kuil
penyembahan kaisar-kaisar Romawi. Itulah sebabnya Pergamus disebut takhta Iblis
(Wah 2:13). Dalam kota yang kafir seperti ini godaan untuk terlihat di dalam
aktifitas-aktifitas agama kafir seperti pesta-pesta kafir cukup besar dan kuat.
William Hendriksen : Perdagangan
mempunyai dewa penjaga / pelindung yang disembah pada pesta-pesta itu.
Penolakan untuk bergabung dalam pesta-pesta ini sering berarti bahwa seseorang
akan kehilangan pekerjaannya dan langganannya; dan ia akan menjadi orang buangan
/ orang yang diusir dari masyarakat. (The
Book of Revelation, hal. 67).
Akibat dari
ini sebagian jemaat Pergamus mulai tergoda untuk berkompromi dan ikut terlibat
di dalam pesta-pesta kafir, ikut makan daging yang telah dipersembahkan kepada
berhala, dan bahkan ikut mempersembahkan dupa / kemenyan kepada berhala.
George Eldon Ladd : Sekalipun
orang-orang Kristen Pergamum berpegang erat-erat pada nama Yesus dan tidak
meninggalkan iman mereka kepada-Nya di bawah tekanan dari ancaman penganiayaan,
mereka membiarkan / mengijinkan moral kafir mempengaruhi mereka. Commentary
on the Revelation of John, hal 47).
Ini dianggap
sebagai perzinahan, perzinahan rohani.
Wah 2:14 -
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada
beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak
untuk menyesatkan orang Israel,
supaya mereka makan persembahan
berhala dan berbuat zinah.
Dalam hal ini,
mereka sama seperti orang-orang Israel yang berzinah dengan perempuan-perempuan
Moab dan ikut makan makanan berhala dan terlibat dalam penyembahan Baal-Peor.
Nah, terhadap
jemaat-jemaat seperti ini, ternyata gereja Pergamus tidak tegas. Bahkan
beberapa orang penting di dalam jemaat Pergamus merasa bahwa hal itu tidak
apa-apa mengingat toh berhala itu sebenarnya tidak ada dan memakan makanan
berhala itu tidak ada salahnya. Mereka mengacu pada ajaran Paulus :
1 Kor 8:4,6,8
– (4) Tentang hal makan daging
persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah
yang esa."… (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu
Bapa, … dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus,… (8) "Makanan tidak
membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita
tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau
kita makan."
Dengan
demikian ajaran mereka ini menjadi dukungan bagi jemaat-jemaat untuk
berkompromi dengan ibadah-ibadah kafir yang ada di Pergamus dengan cara ikut
terlibat di dalam pesta-pesta kafir dan makan makanan-makanan yang
dipersembahkan kepada berhala tetapi tetap menjadi orang Kristen. Orang-orang
dengan ajaran seperti inilah yang disebut : “menganut
ajaran Bileam”. Dan dalam hal inilah Tuhan Yesus menegur jemaat Pergamus.
Wah 2:14 -
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan
persembahan berhala dan berbuat zinah.
Terkait dengan
masalah ini, peru juga kita bahas sedikit tentang masalah makan makanan
berhala. Apakah diperbolehkan atau tidak? Jika mengacu pada ajaran Paulus di
dalam 1 Kor 8 sebagaimana yang dikutip di atas kelihatannya makan makanan
berhala bukanlah suatu masalah/dosa karena toh sesungguhnya tidak ada Allah
lain daripada Allah yang esa. Memang benar! Sebetulnya makan persembahan
berhala tidak membawa keuntungan ataupun kerugian rohani apa pun bagi kita
(1Kor 8:8), kecuali kalau mereka makan dengan kepercayaan tertentu pada
makanan itu (1Kor 8:7).
1 Kor 8:7-8 –
(7) Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat
pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan
oleh karena hati nurani mereka lemah, hati
nurani mereka itu dinodai olehnya. (8) "Makanan tidak membawa kita
lebih dekat kepada Allah. Kita tidak
rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita
makan."
Tetapi pada
waktu kita makan persembahan berhala, itu bisa membuat orang lain jatuh ke
dalam dosa dengan ikut makan sambil percaya pada makanan itu. Karena itulah
Paulus mengatakan jangan makan persembahan berhala (1Kor 8:9-13).
1 Kor 8:9-13 –
(9) Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi
mereka yang lemah. (10) Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai
"pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya
itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? (11) Dengan jalan
demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati,
menjadi binasa karena "pengetahuan"mu. (12) Jika engkau secara
demikian berdosa terhadap
saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada
hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (13) Karena itu apabila makanan
menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau
makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Selanjutnya
Paulus lalu memberikan beberapa situasi tentang makan persembahan berhala, dan
boleh atau tidaknya kita makan dalam situasi tersebut :
§
Makan daging persembahan berhala dalam upacara
penyembahan berhala dari agama kafir, ini jelas dilarang.
1 Kor 10:21-22 – (21) Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu
tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan
roh-roh jahat. (22) Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan?
Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?
§
Makan daging bekas persembahan berhala yang lalu
dijual di pasar, di mana kita tidak bisa tahu mana daging yang bekas persembahan
dan mana yang tidak, maka ini diperbolehkan.
1 Kor 10:25-26 – (25) Kamu
boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa
mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. (26) Karena:
"bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan.
§
Makan suguhan yang diberikan oleh orang yang
mengundang kita. Ini terbagi dalam 2 kemungkinan. Kalau orang yang mengundang
itu tidak mengatakan apa-apa (apakah makanan itu bekas persembahan berhala atau
bukan), maka kita boleh makan apa saja yang dihidangkan.
1 Kor 10:27 - Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya,
dan undangan itu kamu terima, makanlah
apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena
keberatan-keberatan hati nurani.
Tetapi kalau orang yang mengundang itu berkata bahwa itu adalah
persembahan berhala, maka itu tidak boleh dimakan.
1 Kor 10:28-33
– (28) Tetapi kalau seorang berkata
kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya,
oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan
hati nurani. (29) Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah
keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati
nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa
kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
(30) Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa
orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap
syukur?" (31) Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau
jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah. (32) Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik
orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. (33) Sama seperti aku juga
berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk
kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka
beroleh selamat.
Jadi inilah aturannya!
Persoalannya adalah para pengajar di jemaat Pergamus itu justru mengajarkan
sedemikian rupa sehingga sebagian jemaat menjadi terseret dan ikut ke dalam
pesta-pesta kafir di mana di sana mereka turut makan makanan-makanan berhala
dan itu dianggap Tuhan sebagai perzinahan rohani. Itulah sebabnya Tuhan Yesus
menegur mereka karena di antara mereka ada yang menganut ajaran Bileam.
b.
Ajaran pengikut
Nikolaus.
Ajaran
pengikut Nikolaus ini sebelumnya sudah muncul juga di jemaat Efesus.
Wah 2:6 - Tetapi
ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Tetapi bedanya
adalah jemaat Efesus membenci ajaran ini sedangkan jemaat Pergamus justru
berpegang pada ajaran ini.
Wah 2:15 -
Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Perhatikan
bahwa yang dibicarakan di sini bukanlah ajaran Nikolaus melainkan ajaran
pengikut Nikolaus. Jadi kelihatannya yang bermasalah bukanlah Nikolaus sendiri
tetapi para pengikutnya. Lalu siapa itu Nikolaus itu? Tidak ada kejelasan
tentang orang ini. Ada banyak orang yang mengatakan bahwa Nikolaus ini sama
dengan Nikolaus yang merupakan salah satu dari 7 diaken dalam Kis 6:1-6,
yang lalu menjadi sesat, tetapi banyak juga yang menentang pandangan ini. Saya
juga tidak setuju dengan pandangan demikian. Biar pun tidak ada kejelasan
tentang Nikolaus, ajaran pengikutnya cukup dikenal.
Simon Kistemaker – Walaupun informasi tentang orang-orang ini sangat kurang, kami
beranggapan bahwa gaya hidup para pengikut Nikolaus ini bercirikan dosa-dosa
amoralitas seksual, makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dan
penyelewengkan ajaran para Rasul (2:14-16).
Dalam hal penekanan terhadap kebebasan Kristen, tampaknya mereka telah
mengajarkan bahwa aktifitas fisik yang menyangkut seks dan makanan bukan
merupakan dosa.
William Barclay - Irenaeus memberi keterangan mengenai kelompok Nikolaus bahwa "mereka hidup dengan mengikuti
hawa nafsu yang
tidak dibatasi" (Against Heresies, 1.26.3)…. The Apostolic Constitutions
(6:8) menjelaskan bahwa pengikut Nikolaus "tidak mempunyai rasa malu dalam hal yang kotor". Clement
dari Aleksandria mengatakan bahwa mereka "menenggelamkan
diri sendiri ke dalam kenikmatan bagaikan binatang kambing ... mengikuti
kehidupan yang penuh kenikmatan diri" namun, ia tidak menimpakan semua
kesalahan pada diri Nikolaus, sebab para pengikutnyalah yang menyalahgunakan
atau menyimpangkan perkataannya "bahwa
daging harus disiksa". Maksud Nikolaus yang sebenarnya ialah bahwa
tubuh harus dikuasai; para penyesat menyimpangkannya sehingga maknanya
menjadi : tubuh dapat digunakan untuk hal apa pun yang memalukan sesuai dengan
keinginan manusia (The Miscellanies 2:20). Ajaran pengikut Nikolaus
jelas merusak kehidupan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal.
99-100).
Herman Hoeksema: Bukannya mustahil bahwa pengikut
Nikolaus ini adalah orang yang anti hukum, orang yang dengan sengaja mengajar
bahwa tidak jadi soal bagaimana orang Kristen hidup di dunia ini karena Kristus
telah menggenapi hukum dan bagaimana pun juga Adam yang lama pasti akan
dihancurkan. Mereka tidaklah terlalu teliti / cermat berkenaan dengan hidup
mereka.... Singkatnya, mereka adalah segolongan orang yang dengan ajaran dan
hidup mereka mengancam untuk menghapuskan perbedaan antara gereja dan dunia di
Pergamus, ... (Behold He Cometh, hal. 89-90).
Tetapi mengapa
mereka bisa mengajarkan demikian? Barclay mengatakan bahwa dasar pemikiran
mereka adalah :
§ Hukum
Taurat sudah tidak berlaku, dan karena itu orang Kristen boleh berbuat
sekehendak mereka.
§ Tubuh
ini jahat dan karena itu bagaiman apun seseorang hidup, itu tidak
mempengaruhinya.
§ Orang
Kristen dibela oleh kasih karunia Allah, sehingga tidak akan ada ruginya
sekalipun hidup berdosa.
Akibat dari
ajaran semacam ini maka sejumlah orang Kristen di Pergamus merasa bahwa tidak
ada salahnya mereka terlibat di dalam aktifitas-aktifitas kafir Pergamus
termasuk di dalamnya adalah memakan makanan-makanan berhala dan terlibat dalam
dosa-dosa seks yang hebat. Jadi pada dasarnya ajaran pengikut Nikolaus ini
mempunyai muara yang sama dengan ajaran Bileam di mana keduanya mengajarkan
kompromi antara gereja dan dunia, antara terang dan gelap, antara Tuhan dan
berhala, antara kesucian dan dosa. Dan sesungguhnya ini adalah ajaran yang
berbahaya bagi gereja Tuhan.
William Barclay - Bagi Yohanes, kelompok Nikolaus ini lebih buruk dibanding penyembah
berhala karena mereka adalah “musuh di dalam rumah sendiri”. Para
pengikut Nikolaus tidak siap untuk menjadi berbeda; dipandang dari sudut
praktis, mereka adalah bahaya terbesar dibanding semua bidat, karena,
seandainya ajaran mereka sukses, dunialah yang akan mengubah kekristenan dan
bukan kekristenan yang mengubah dunia. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal.101).
Itulah
sebabnya Tuhan Yesus sangat membenci ajaran pengikut Nikolaus ini.
Wah 2:6 -
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Dari semua
penjelasan ini terlihat bahwa Tuhan menegur jemaat Pergamus karena 2 hal :
a.
Karena beberapa
orang di antara mereka tidak siap untuk hidup berbeda dengan dunia.
Tadi sudah
saya jelaskan bahwa karena tekanan yang dihadapi orang Kristen di Pergamus
sangat kuat maka beberapa orang jemaat akhirnya melibatkan diri di dalam
berbagai upacara dan aktifitas agama-agama kafir, termasuk hadir di dalam
pertemuan-pertemuan mereka dan turut makan makanan-makanan berhala. Demikian
juga sejumlah jemaat dipengaruhi oleh doktrin dari pengikut Nikolaus yang lalu
hidup secara tidak bermoral di hadapan Tuhan. Semua ini menunjukkan bahwa
mereka tidak siap untuk hidup secara berbeda dengan dunia di mana mereka
tinggal. Mereka justru cenderung untuk menghilangkan perbedaan itu dan
menyamakan dirinya dengan orang-orang kafir. Inilah dosa / kejatuhan sebagian
jemaat Pergamus dan karena itulah Tuhan menegur mereka. Ingat bahwa orang
Kristen dipanggil untuk hidup secara berbeda dengan dunia ini.
Rom 12:2 - Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Efs 4:17 - Sebab
itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah
dengan pikirannya yang sia-sia
Mat 5:46 -
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat
demikian?
Di sini
terlihat bahwa Tuhan menghendaki suatu gaya hidup yang berbeda daripada
kehidupan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Ini tidak berarti bahwa orang
Kristen harus hidup berbeda dengan dunia ini dalam segala hal. Misalnya kalau
orang dunia makan nasi maka orang Kristen harus makan batu, kalau orang dunia
naik mobil maka orang Kristen harus naik keledai / dokar, kalau orang dunia
pakai HP maka orang Kristen tidak boleh pakai, lalau orang dunia nonton bola
maka orang Kristen tidak boleh nonton bola, dll. Tidak! Kita hanya harus hidup
berbeda dengan dunia ini dalam hal-hal yang bersifat dosa. Misalnya kalau orang
dunia suka berdusta, maka orang Kristen tidak boleh berdusta, kalau orang dunia
suka menyontek, maka orang Kristen tidak boleh menyontek, kalau orang dunia
sering korupsi, maka orang Kristen tidak boleh korupsi, kalau orang dunia suka
menggunakan kata-kata kotor dan memfitnah, maka orang Kristen tidak boleh
menggunakan kata-kata kotor dan memfitnah, kalau orang dunia membenci dan
mendendam, maka orang Kristen harus mengasihi dan mengampuni, bahkan musuh sekalipun,
dll. Kita dipanggil untuk hidup berbeda dengan dunia dalam hal-hal seperti ini.
Persoalannya
adalah banyak orang Kristen persis seperti sebagian jemaat Pergamus yang tidak
siap untuk hidup berbeda dengan dunia. Mereka justru berkompromi dan berusaha
menyamakan dirinya dengan dunia ini. Mengapa? Karena hidup berbeda dengan dunia
ini bisa mengakibatkan orang Kristen kehilangan teman, kehilangan pekerjaan,
kehilangan pelanggan, kehilangan keuntungan, dll. Sebaliknya hidup mirip dengan
dunia atau bersahabat dengan dunia, kompromi dengan dunia akan membuat
seseorang mendapatkan banyak sahabat, keuntungan, dll. Persoalannya adalah
Firman Tuhan berkata :
Yak 4:4 –
“…Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan
dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak
menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Karena itu
jika kita mau hidup sama seperti dunia, berkompromi dengan dunia, bersahabat
dengan dunia, maka pada hakikatnya kita membuat diri kita sendiri menjadi musuh
Allah. Ini perlu dicamkan karena terlalu banyak orang Kristen yang kehilangan
kesaksian kristianinya atau “terangnya” karena hidup secara tidak berbeda dan
berkompromi dengan dunia ini bahkan hidup lebih buruk dari dunia ini.
Saya pernah
membaca berita bola yang menceritakan tentang pemain sepak bola dari klub
Manchester City bernama Yaya Toure yang menolak merayakan kemenangan klubnya
dengan meminum sampanye. Ketika ia diberikan sampanye oleh teman-temannya yang
Kristen, ia justru berkata : “Saya
seorang Muslim dan karena itu saya tidak minum minuman keras”. Menurut saya
ini sesuatu yang seharusnya memalukan bagi orang Kristen karena seolah-olah itu
mau berkata bahwa memang orang Kristen menghalalkan minum minuman keras seperti
itu. Ini disebbakan karena teman-temannya yang Kristen tidak menunjukkan ciri khas
mereka sebagai Kristen.
Seharusnya
kita tidak demikian! Kita harus meneladani kehidupan Nuh yang sekalipun hidup
di tengah-tengah bangsa yang bejad, tetapi ia bisa menampilkan hidup yang
berbeda dengan mereka.
Kej 6:9 -
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah
seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;
dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Maukah saudara
menampilkan hidup yang berbeda dengan kehidupan dunia di sekitar saudara? Kalau
orang-orang di sekitar saudara suka berdusta, apakah saudara mau tidak berdusta?
Kalau orang-orang di sekitar saudara bekerja mencari uang dengan cara yang
tidak jujur (misalnya korupsi), apakah saudara mau bekerja mencari uang dengan
jujur (tidak korupsi)? Kalau orang-orang di sekitar saudara menyontek pada saat
ulangan / ujian, apakah saudara mau jujur dan tidak menyontek? Kalau orang-orang
di sekitar saudara suka bergosip dan memfitnah orang lain, apakah saudara mau
tidak terlibat di sana? Kalau orang-orang di sekitar saudara suka menggunakan
kata-kata kotor, maukah saudara tidak menggunakannya?, dll.
Memang tidak gampang
untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah dunia yang kafir, tidak gampang
untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah keluarga kafir / Kristen KTP, dan
tidak gampang untuk hidup secara Kristen di tengah-tengah gereja yang penuh
dengan orang Kristen KTP. Tetapi kita harus tetap berusaha dengan pertolongan
Tuhan. Kita harus bertekad untuk hidup berbeda dari dunia ini. Kita harus
bertekad untuk tidak berkompromi dengan dunia ini. Ingat nasihat
Firman Tuhan :
2 Kor 6:14-17
– (14) Janganlah kamu merupakan
pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab
persamaan apakah terdapat antara
kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah
terang dapat bersatu dengan gelap? (15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya? (16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita
adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
(17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Gereja Tuhan atau
jemaat Tuhan harus hidup berbeda dengan dunia ini dan dengan demikian ia dapat
menerangi kegelapan dunia ini. Maukah saudara?
b.
Karena mereka membiarkan
adanya ajaran sesat di dalam gereja mereka.
Sudah jelas
bahwa ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus adalah ajaran sesat. Bukan
hanya sesat dalam doktrin, tetapi juga sesat di dalam praktek hidup. Tetapi
mengapa ajaran sesat seperti ini bisa timbul dan bahkan dianut / dipegang oleh
beberapa orang jemaat? Menurut saya ini disebabkan karena jemaat Pergamus tidak
kuat di dalam pengajaran yang alkitabiah. Kita sudah melihat bahwa ajaran Bileam yang
berkembang di Pergamus adalah ajaran yang dihasilkan dari penafsiran yang salah
terhadap pengajaran Paulus terkait dengan berhala-berhala dan makan makanan
berhala (1 Kor 8). Demikian juga ajaran pengikut Nikolaus adalah penyimpangan
dari ajaran Paulus tentang kebebasan orang Kristen dari hukum Taurat dan
beradanya orang Kristen di bawah kasih karunia. Benarlah kata Petrus :
2 Pet 3:15-16
– (15) “…Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut
hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) … Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal
yang sukar difahami, sehingga orang-orang
yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan
tulisan-tulisan yang lain.
Tetapi mengapa
semua ini bisa terjadi? Sekali lagi itu disebabkan karena jemaat Pergamus tidak
kuat di dalam pengajaran doktrin-doktrin Kristen. Seandainya saja jemaat ini
terdidik dengan baik secara doktrinal, saya percaya mereka tidak akan mudah
terseret oleh 2 ajaran sesat ini. Mereka tidak sama dengan jemaat Efesus yang
sangat kuat di dalam doktrin.
Wah 2:2 – “…
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang
menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau
telah mendapati mereka pendusta
Mereka memang
setia berpegang kepada nama Tuhan ketika mereka hidup di tengah-tengah takhta
Iblis, dan untuk itu mereka telah dipuji. Tetapi mereka sangat lemah dalam
urusan pengajaran Firman Tuhan, dan untuk ini mereka dikritik dan ditegur oleh
Tuhan Yesus.
Semua ini
mengajarkan pada kita betapa pentingnya pengajaran Firman Tuhan / doktrin
Kristen di dalam gereja Tuhan. Sayangnya 90% gereja saat ini tidak mengajarkan
doktrin Kristen. Khotbah-khotbah dari mimbar-mimbar gereja hanya melulu tentang
soal praktis, moral dan etika. Bahkan ada banyak pendeta yang sebenarnya tidak
paham doktrin Kristen. Lebih parah
daripada itu, khotbah-khotbah hanya dipenuhi lelucon-lelucon saja dan para
pengkhotbahnya sudah merasa puas kalau jemaat bisa tertawa terpingkal-pingkal
mendengar lelucon mereka. Ini namanya khotbah ala OVJ (Opera Van Java). Karena itu jangan heran kalau banyak orang sudah
tua di dalam gereja itu tetapi tidak mengerti ajaran-ajaran dasar kekristenan
bahkan bisa jadi mereka menganut ajaran yang salah / sesat seperti yang terjadi
pada jemaat Pergamus. Gereja-gereja seperti ini mungkin akan dipenuhi banyak
jemaat, dan pengkhotbah-pengkhotbahnya mungkin akan menjadi idola banyak orang
dan laris di mana-mana, tetapi camkan ini, Tuhan sangat tidak senang dengan
gereja seperti ini. Tuhan mau gerejanya tekun dan kuat di dalam pengajaran
Firman Tuhan. Gereja-gereja masa kini
harus meneladani jemaat mula-mula :
Kis 2:42 -
Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.
KJV - And they continued stedfastly in the apostles' doctrine and
fellowship, and in breaking of bread, and in prayers.
Untuk itu pendeta-pendeta
/ pengkhotbah-pengkhotbah / penginjil-penginjil / guru-gurunya harus mengerti
doktrin. Setelah mengerti doktrin, harus mau mengkhotbahkan / mengajarkan
doktrin kepada jemaat (entah lewat khotbah minggu ataupun kelas Pemahaman Alkitab).
Jemaat dan majelisnya juga harus mau mendengar khotbah yang bersifat doktrin
atau mau mengikuti kelas Pelajaran Alkitab yang mengajarkan doktrin-doktrin
(walaupun ini agak berat dan membutuhkan waktu yang lama). Jikalau semua kita
melakukan itu maka gereja kita akan menjadi kuat di dalam ajaran dan tidak
mudah diseret oleh ajaran-ajaran sesat yang bagaimana pun juga. Biarlah kita
belajar dari kelemahan jemaat Pergamus dan tidak jatuh pada lubang yang sama di
mana mereka telah jatuh.
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)