Oleh
: Nelson M. Liem, S.Th
"Kata YESUS kepadanya:
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku. "
( Yohanes 14:6 )
Sebelum dan sesudah Yesus tidak ada seorang pun yang
berani menyatakan bahwa dirinya adalah satu-satu jalan dan kebenaran dan hidup,
walau bagaimana pun agungnya dia. Yoh. 14:6, juga merupakan titik sentral
prinsip Solus Christus : "yang memperjelas bahwa hanya TUHAN YESUS KRISTUS
satu-satunya juruselamat manusia, konsekuensinya hanya Kristus juga yang
ditinggikan." Rasul Paulus sangat mengerti konsep Solus Christus, sehingga
ia berkomitmen bahwa "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan (Filpi 1:21). " Hidup adalah Kristus berarti hidup
yang menTuhankan Kristus dan mati adalah keuntungan berarti ketika kematian
datang tetap eksistensinyapada prinsip menTuhankan Kristus (Kristosentris),
sehingga surga juga bagiannya. Dengan demikian kekristenan juga mempunyai hak
tunggal dalam soterion/keselamatan.
Solus Christus juga merupakan satu prinsip dalam perjuangan para
reformator untuk meruntuhkan dan membangun kembali fondasi gereja di era
reformasi (abad 16-17). Dampak reformasi gereja terasa mengglobal - namun
apakah gereja secara global konsisten memegang prinsip reformasi? Berbicara
tentang Solus Christus tidak lain adalah berbicara mengenai Yesus Kristus
adalah satu-satu Tuhan juruselamat manusia. Lalu apakah yang harus kita
perbuat, ketika demi kepentingan, gereja hanya omong kosong dalam memproklamasikan
Solus Christus ? adalah suatu pengkhianatan terhadap gereja jika tidak
mengindahkan prinsip reformasi (Solus Christus). Sejauh ini jika
dapat dipahami, maka marilah kita melihat pandangan-pandangan dan kaum yang
hanya memperalat nama Kristen untuk kepentingan mereka plus menyesatkan, yakni
sebagai beriku t:
Kaum Keliru
dari Non-GMIT
Tidak dapat dipungkiri
bahwa ada kaum keliru dengan percaya diri memproklamasikan
pandangan-pandangan mereka yang berbau Solus Christus, namun pada
prinsipnya berkompromi dengan dosa. Kaum keliru ini
biasanya lebih dikenal dengan liberalisme dan pluralisme agama. Satu tokoh dari
kaum keliru yang bernama Raimundo Pannikar mengatakan bahwa "pada
kalangan Kristen Yesus tentu Kristus, tetapi Kristus belum tentu Yesus dalam
agama lain ", sebagaimana yang dilaporkan oleh Luimintang. Selanjutnya
Pannikar mengemukakan mengenai penyataan Allah yang ada di semua agama, bahwa
Yesus Kristus hanyalah salah satu penyataan Allah dari sekian banyaknya
penyataan Allah yang ada disemua agama. Sehingga Coang-Seng Song seorang teolog
Asia mengatakan bahwa : orang yang
menTuhankan Yesus adalah berhala. Kedua pandangan kaum keliru ini sama-sama
menegaskan bahwa Kristus tidak mutlak bagi orang yang menTuhankan Yesus, karena
Kristus juga hadir di semua agama. Kedua pandangan kaum keliru ini
sungguh-sungguh keliru, karena mereka berada dalam ruang kekeliruan.
Pannikar dan Song bukan tidak mengerti
atau terjebak dari dua kata yaitu Yesus dan Kristus, sehingga menempatkan Yesus
Kristus sebagai salah satu juruselamat, akan tetapi disebabkan karena mereka
kebingungan atau dengan kata lain mereka belum siap menghadapi keberbagaian
manusia yang mempunyai keyakinan di luar Yesus Kristus, sehingga sengaja
memanfaatkan dua kata yakni Yesus dan Kristus untuk menjawab kebingungan
mereka. Dalam hal ini perasaan mereka terhadap sesama manusia, berperan lebih
penting, sehingga membangun konsep yang warna-warni. Dengan demikian konsep
kedua pandangan kaum keliru yang berbau Solus Christus adalah
konsep yang kacau, tanpa dasar Alkitab, maka konsekuensinya kontradiktif dengan
Yoh. 14:6.
Kaum Keliru
dari GMIT
Solus Christus
(Yoh.l4:6) menunjukkan bahwaYesus adalah kebenaran itu sendiri sebab di
dalam-Nya nyata kebenaran. Namun bisakah kebenaran berubah menjadi yang salah?
kebenaran adalah kebenaran. Walaupun kebenaran dibolak-balikan kebenaran
tetaplah kebenaran. Di mana ada kebenaran nyatalah segala kesalahan.
Pada tanggal 19 Agustus 2008,
mungkin kita semua merasa kaget ketika membaca Koran Timex yang Opininya
beijudul "Yesus Bisa Keliru Menilai Orang ?" tulisan itu
merupakan tanggapan dari Saudara Mezakh Wake terhadap makalah Dr. Eben Nuban
Timo yang berjudul “Yesus dan Orang Lain”. Berperan sebagai antitesis
terhadap Ketua Sinode GMIT yang terhormat merupakan suatu tindakan yang
wajar-wajar saja dan dapat dilakukan oleh siapa saja apabila tesisnya jauh dari
Kebenaran Alkitab. Oleh karena itu kita harus berterima kasih kepada Allah
Trintunggal yang oleh karena-Nya, Saudara Mezakh Wake dapat berperan sebagai antitesis
terhadap tulisan Dr. Eben Nuban Timo (Ketua Sinode GMIT) yang berjudul Yesus
dan Orang Lain.
Apakah Yesus keliru? Kita akan
menemukan jawabannya apabila kita bertolak dari siapa Yesus. Yesus
adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal yang mempunyai dua natur yaitu Natur
Allah - Natur Manusia yang tidak terbagi dan juga tidak tercampur dalam
satu pribadi. Doktrin dua natur satu pribadi ini melampaui pikiran manusia,
sehingga merupakan misteri yang tak dapat dipahami hanya dengan rasio dan untuk
alasan itulah maka terjadinya konsili-konsili dan juga adanya penyerangan dari
rasionalisme. Namun ini merupakan realitas yang tidak dapat disangkali bagi
orang yang dipenuhi oleh kelimpahan Allah, sehingga menjadi kewajiban untuk
melakukan pembelaan apabila ada penyerangan.
Sebagai Allah sejati, Yesus adalah pribadi yang unik.
Keunikannya terlihat dalam fakta bahwa ia ada sejak semula bersama-sama dengan
Allah dan adalah Allah Yoh.lil (ini merupakan kalimat pada paragraf
ke dua dari makalah Dr. Eben). Yesus adalah lain dari semua yang kita
kenal. Kalau kenyataan ini kita taruh dalam bingkai judul di atas, menjadi
jelas bahwa ada perbedaan kualitatif antara Yesus dan orang lain, (ini merupakan paragraf ketiga dari
makalahnya Dr. Eben). Yesus tidak hanya ada di antara okhlos untuk mengajar
mereka. Yesus tidak datang kepada rakyat sebagai orang yang serba tahu. Ia
besifat terbuka kepada mereka, bahkan Ia belajar juga dari mereka. Dalam
pertemuan dengan rakyat, Yesus siap membaharui, bahkan juga mengubah
pendapat dan pandangan-Nya yang semula keliru terhadap orang lain. Suatu
kali Yesus bertemu dengan seorang perempuan yang agak berani. Yesus menyamakan
perempuan itu dengan anjing yang tidak pantas diperhatikan sama dengan anak
kandung. Setelah perempuan itu mengajukan dasar-dasar yang valid dari
tuntutannya itu, Yesus segera mengubah pendapat-Nya (Ringe, 1998:63). Ia
membenarkan perempuan itu (Mk. 7:24-30). Yesus belajar sesuatu dari orang lain,
dari rakyat (ini merupakan paragraf
kesepuluh dari makalahnya Dr. Eben). Namun jika kita melihat dengan cermat tulisannya Dr.
Eben, maka kita akan menemukan bahwa kalimat pada paragraf kedua merupakan bom
yang menghancurkan makna paragraf kesepuluh atau dengan kata lain Dr. Eben
dengan sendirinya menabrak pernyataannya bahwa Yesus adalah Allah. Sedangkan
kalimat yang berbunyi Yesus adalah lain dari semua yang kita kenal, merupakan
dampak pembeoan dari seorang tokoh plularis yang bernama Sugirtharajah yang
sering menggunakan Injil Thomas untuk memproklamasikan tentang Yesus Barat.
Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak termasuk dalam kanon. Dengan
demikian Injil Thomas tidak termasuk sebagai Kitab Suci - jadi, bagi barang
siapa menggunakan Injil Thomas yang juga menjadi titik tolak dalam
kehidupannya, maka dia adalah orang yang keliru.
Kalimat Dr. Eben : "bahkan juga mengubah pendapat dan
pandangan-Nya yang semula keliru terhadap orang lain ", sangat
jelas langsung berkata Yesus juga keliru - keliru menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi ketiga adalah 1. salah; 2. Khilaf; 3. sesat; 4. tertukar. Jadi
kata keliru pada kalimat di atas membuktikan sesuatu yang sedang
konyol. Pernyataan bahwa Yesus keliru konsekuensinya Yesus bukan Tuhan/Allah
yang hanya diproklamasikan oleh penyesat. Yesus adalah Tuhan/Allah yang tidak
dapat keliru atau salah dalam melakukan segala hal, sebab jika Yesus pernah
keliru itu berarti Yesus juga pernah salah (tidak sempurna seperti Dr. Eben)
dan jika Yesus berada dalam kesalahan maka Yesus juga berdosa. Dan jika
pertanyanan ini ditujukan kepada iblis, apakah Yesus berdosa ? iblis akan
mengatakan tidak apabila iblis jujur, tapi kenyataannya iblis itu pendusta.
Ingat bahwa kekeliruan atau kesalahan juga merupakan dekadensi moral yang
adalah dosa.
Dapatkah kita membenarkan bahwa Yesus
juga bisa keliru seperti kita manusia ? Yesus keliru adalah dasar dari
tuduhan-tuduhan yang pernah dilakukan oleh para imam kepala dan orang-orang
Farisi terhadap Yesus ketika diperhadapkan di depan Herodes dan Pilatus (Lukas
23:1 -12) - yang walaupun ketika Yesus diperiksa oleh Pilatus dan tidak
terdapat kesalahan apapun dalam diri-Nya, tetapi mereka terus mendesak Pilatus
untuk menghukum mati Yesus dengan tuduhan-tuduhan yang sebenarnya tidak ada
satu pun tuduhan dapat menjerat Yesus dan pada akhirnya Yesus harus mati di atas
kayu salib. Maukah kita mengikuti jejak dalam games/ permaianan para imam
kepala dan orang-orang Farisi, untuk melakukan tuduhan terhadap Yesus, bahwa
Yesus juga bisa keliru ? Ingat adalah hal yang akan menjadi bumerang bagi kita,
jika mengikuti jejaknya Dr. Eben Nuban Timo. Saya sangat heran ketika membaca
tulisannya Dr. Eben yang sepertinya terhipnotis dengan tulisan karya rasio
manusia, yang telah dicemari oleh dosa, sehingga mengeluarkan pernyataan konyol
bahwa Yesus juga bisa keliru. Jelas bahwa pernyataan tersebut menolak
kemahatahuan Yesus dan kalau Yesus tidak mahatahu itu berarti Yesus bukan
Tuhan/Allah! Lalu siapakah Yesus ? Yesus malaikat seperti kata Frans Donald!
Ooh.. TIDAK! Hal yang mengherankan lagi yaitu tidak ada tanggapan dari Dr. Eben
terhadap tulisan Frans Donald. Mengapa? Atau Dr. Eben (Ketua Sinode GMIT) juga
mendukung pandangannya Frans Donal sehingga Dr. Eben juga mau mengatakan dengan
bangga bahwa aku juga adalah seorang pemikir bebas? Kalau tidak, mengapa diam
selama berminggu-minggu tidak ada klarifikasi?
Alkitab membuktikan Yesus itu
Tuhan/Allah; sehingga Yesus mahatahu. Mezakh Wake telah memperlihatkan banyak
ayat Firman Tuhan yang membuktikan kemahatahuan Yesus, sehingga dalam topik ini
saya hanya mengambil tiga bagian dari seluruh Firman Tuhan yang mutlak
membuktikan kemahatahuan Yesus. Pertama "tetapi lihat tangan
orang yang menyerahkan Aku, ada bersama aku di meja ini. Sebab Anak Manusia
memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang
yang olehnya la diserahkan!" (Lukas 22:21-22). Yesus mengetahui
bahwa waktu la ditangkap akan segera tiba dan siapa yang akan menghianati-Nya. Kedua
"Simon, Simon, lihat, iblis telah menuntut untuk menampi kamu
seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan
gugur. Dan engkau, jikalu engkau sudah insaf, kuatkalah saudara-saudaramu.
Jawab Petrus: Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan
engkau! Tetapi Yesus berkata: Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak
akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku
- dan apa yang dikatakan Yesus itu benar terjadi (Lukas 22:31-34 ;
22:54-62 . Yesus mengetahui bahwa Petrus akan menyangkali-Nya. Ketiga
"Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal
sesaat saja pula dan kamu melihat Aku" (Yohanes 16:16). Yesus
mengetahui bahwa la akan dihianati, disangkal, dan dihukum mati, ini
merupakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, sebab dapatkah
manusia mengetahui waktu danbagaimana caranya ia harus mati! Manusia hanya bisa
dapat memprediksi kapan manusia itu lahir; sembilan bulan sepuluh hari - itu
pun belum pasti. Tetapi Yesus tahu tentang waktu kematian, apalagi hanya dalam
menilai seorang perempuan Siro-Fenesia tidak mungkin Yesus keliru menilainya.
Ketika peristiwa Yesus dan Perempuan
Siro-Fenesia (Mk. 7:24-30) perlu ditegaskan bahwa mula-mula Yesus TAHU tapi la
bertindak seolah-olah tidak tahu, apa yang Dia tahu, sehingga pada akhirnya
Yesus membuktikan kemahatahuan-Nya dengan berkata "karena kata-katamu itu,
pergilah sebab setan itu sudah
keluar dari anakmu." Dan jika ada yang bertanya mengapa Yesus TAHU,
tapi seolah-olah tidak tahu, yang Dia tahu ? Jawabannya: karena pada waktu
itu Yesus hendak menggugurkan presepsi orang Yahudi tentang umat pilihan yang
sebenarnya bukan berada hanya pada satu bangsa saja, tetapi juga pada bangsa
yang Iain. Buktinya terletak pada jawaban Yesus kepada perempuan Siro-Fenesia (ayat
29). Sebab mana bisa mungkin mulanya Dia tidak tahu, sehingga keliru dan
akhirnya Dia TAHU menyembuhkan anak yang tidak ada didekatnya..? Justru ini
kekeliruan Dr. Eben.
Jika kita melihat Kitab Perjanjian Lama,
maka kita akan menemukan hal yang sama dengan peristiwa yang terjadi antara
Yesus dan perempuan Siro-Fenesia, yang seolah-olah Yesus tidak tahu, yang Dia
tahu. Kitab Kejadian 3:1-7, berbicara tentang bagaimana manusia jatuh kedalam
dosa; ayat 8, berbicara tentang bagaimana ketakutan manusia karena telah
berbuat dosa; di ayat 9 dst, menunjukan bahwa Tuhan Allah seolah-olah
tidak tahu, yang Dia tahu. Hal demikian pun terjadi pada Kejadian 4:9
yang juga menunjukan bahwa Tuhan Allah seolah-olah tidak tahu, yang Dia tahu. Sekarang marilah
kita bertanya kepada Dr. Eben, lalu bagaimana dengan Kej.3 dan 4:9 ? Apakah
Tuhan Allah juga tidak tahu sehingga manusia menyampaikan jawaban yang
valid, dengan demikian Tuhan Allah dapat bertindak ? Dari sinilah kita
mengetahui bahwa konsep atau interpretasi Dr. Eben pada Mrk.7:24-30, sangat
dangkal.
Penutup
Solus Christus
merupakan prinsip yang harus diindahkan dalam setiap kita, dengan tidak
henti-hentinya memproklamasikan bahwa Yesus satu-satunya Tuhan juruselamat
manusia, dan Yesus mahatahu; Yesus tahu apa yang kita lakukan, Yesus tahu Dr.
Eben Nuban Timo keliru dalam menilai Yesus, Yesus tahu segala sesuatu, Yesus
mahatahu. Selamat menjalankan Reformasi. Solus
Christus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)