By.
Pdt. Budi Asali, M. Div
Bahan PA GKIN “REVIVAL” (4 April 2012)
II) CIRI-CIRI DARI NABI PALSU / PENGAJAR SESAT.
1) Buah yang tidak baik. (Baca di part 1)
2) Nubuat yang meleset. (Baca di part 2)
3) Pengajaran yang sesat. (Baca di part 3)
a)
Dasar kepercayaan / ajaran / prakteknya.
(Baca di part 3)
b) Isi
ajarannya.
1. Dari Ul
13:1-3 di atas terlihat bahwa adalah mungkin seseorang bisa melakukan tanda /
mujijat, tetapi ajarannya sesat.
2. Kesesatan
hampir selalu berurusan dengan hal-hal doktrinal.
3. Ajaran
sesat tidak selalu harus diwujudkan dengan adanya sesuatu ajaran yang negatif /
salah, tetapi bisa dengan absennya ajaran yang penting dari seluruh ajaran
‘hamba Tuhan’ itu.
Illustrasi: kalau
saya mau membunuh seseorang dengan menggunakan makanan, saya bisa menggunakan 2
cara. Cara pertama, saya beri ia makan bercampur racun. Hadirnya / adanya sesuatu
yang negatif (racun) akan membunuh orang itu. Tetapi saya bisa menggunakan cara
lain, yaitu dengan memberikan makanan yang sebetulnya tidak membahayakan,
tetapi secara terus menerus menahan / tidak memberikan makanan penting yang
yang dibutuhkan orang itu. Misalnya, saya beri air dan nasi saja terus menerus.
Orang itu membutuhkan daging / protein, sayur, buah-buahan, dsb, tetapi semua
itu tidak saya berikan. Maka lambat tetapi pasti, kesehatan orang itu akan
turun, dan akhirnya mati.
Ada banyak
gereja yang ‘membunuh’ jemaatnya dengan cara seperti ini. Mereka hanya
mengajar moral dan etika. Tak ada yang salah dengan ajaran-ajaran ini. Mereka
mengajar harus kasih, rendah hati, jujur, hormat orang tua dan sebagainya.
Tetapi karena mereka terus menerus mengajarkan hal-hal ini, dan tidak pernah
mengajarkan hal-hal yang bersifat doktrin, dan juga tidak pernah memberitakan
Injil kepada jemaatnya, maka jemaat tidak akan tahu bahwa mereka
membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat, dan mereka tidak akan percaya kepadaNya.
Ini akhirnya menyebabkan jemaat itu masuk neraka! Yang seperti ini, banyak
terdapat dalam gereja-gereja Protestan dan Katolik.
4. Ajaran sesat bisa muncul dalam bentuk Injil
yang diselewengkan.
a. Social
Gospel
(= Injil sosial), dimana ‘penginjilan’ dilakukan dengan memberikan bantuan
sosial, bukan dengan memberitakan Injil. Ini banyak terdapat dalam
gereja-gereja Protestan yang liberal, dan mungkin juga Katolik. Mereka
mempunyai komisi / departemen Pekabaran Injil, tetapi apa yang dilakukan oleh
komisi / departemen Pekabaran Injil tersebut hanyalah mendatangi panti asuhan,
tempat yang terkena bencana alam, dsb, dimana mereka lalu membagi-bagikan uang,
makanan, pakaian, dan lalu pulang. Perlu diingat bahwa fungsi gereja bukanlah
menjadi semacam sinterklaas, tetapi sebagai pemberita Injil / Firman Tuhan!
Juga perlu diingat bahwa orang-orang yang dilayani dengan pelayanan seperti
itu, sekalipun mereka merasa senang karena mendapatkan pertolongan yang
bersifat jasmani dan sementara, tetapi pada akhirnya tetap akan masuk ke
neraka, karena tidak percaya kepada Kristus, yang tidak pernah diberitakan
kepada mereka!
b. Yesus ditekankan sebagai dokter, pelaku
mujijat, pemberi berkat, tetapi tidak sebagai Juruselamat dan Tuhan. Ini banyak
terdapat dalam gereja Pentakosta / Kharismatik. Ingat bahwa kalau yang kurang
penting terlalu ditekankan, maka yang terpenting akan diabaikan.
Illustrasi: round
girl yang cantik akan menyebabkan orang yang menonton tinju tidak tahu ronde ke
berapa yang sedang berlangsung. Mereka melihat gadis itu, bukan papan ronde
yang dibawanya.
5. Kesalahan ajarannya bisa berupa suatu ajaran
yang menyenangkan orang, ajaran yang tidak menegur dosa, ajaran yang terus
menerus memberitakan yang enak-enak saja.
Ingat
bahwa nabi asli juga memberitakan hal-hal yang enak, misalnya kalau percaya
Yesus dosa diampuni, kalau percaya Yesus bisa dapat damai dan sukacita, dan
sebagainya. Jadi, yang salah bukanlah memberitakan hal-hal yang enak, tetapi
memberitakan hal-hal yang enak terus menerus. Dengan kata lain, mereka
takut memberitakan hal yang sekalipun benar dan penting, tetapi tidak enak
didengar telinga.
2Taw 18:12 - “Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya:
‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara
seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’”.
Yer 8:11 - “Mereka mengobati luka puteri umatKu dengan memandangnya ringan, katanya:
Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera”.
Yer 23:16-17 - “(16) Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan
perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan
yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya
sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; (17) mereka selalu berkata
kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada
setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak
akan menimpa kamu!’”.
2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima
ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan
memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
1Yoh 4:5 - “Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang
hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka”.
Mengapa nabi-nabi palsu ini mengajarkan apa yang enak didengar
telinga? Karena ingat bahwa mereka bukan mencari kemuliaan Tuhan. Mereka mata duitan.
Jadi, mereka pikir, kalau mereka mengajar secara keras, tidak enak didengar
telinga, maka jemaat mereka akan pindah ke gereja lain, dan mereka kehilangan
persembahan dari jemaat tersebut. Karena itu, mereka memilih untuk berbicara
tentang hal-hal yang enak kedengaran telinga. Mereka tidak menegur dosa,
menyuruh orang bertobat, memikul salib / menderita bagi Kristus, dan
sebagainya. Atau mereka menegur dosa, tetapi lalu menjadikan setan sebagai
kambing hitam, dengan mengatakan bahwa jemaat berdosa karena adanya roh dusta,
roh zinah, roh sombong dan sebagainya. Pendeta-pendeta seperti ini mungkin akan
terus menerus memberitakan kasih Allah, berkat-berkat dari Tuhan dan
sebagainya. Kepada orang yang sakit mereka menjanjikan kesembuhan, kepada
orang-orang yang miskin mereka menjanjikan kekayaan, kepada orang yang punya
problem mereka menjanjikan pembebasan / pertolongan dari Tuhan, dan sebagainya.
Bagaimana kalau nabi asli? Sekalipun nabi asli juga kadang-kadang
memberitakan hal-hal yang enak, tetapi pada saat dibutuhkan, seorang nabi asli
harus mau dan berani dan tanpa segan-segan memberitakan hal-hal yang tidak enak
didengar telinga. Ia tidak akan peduli apakah orang-orang akan senang atau
marah pada waktu mendengar apa yang ia beritakan. Ia memberitakan untuk
menyenangkan Tuhan, bukan untuk menyenangkan manusia.
Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau
kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau
mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus”.
2Kor 2:14-17 - “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa
kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang
harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara
mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang
mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi
siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? (17) Sebab kami tidak
sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah.
Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan
maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapanNya”.
2Kor 7:8-9 - “(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku
itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya,
karena aku lihat, bahwa surat
itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya-, (9) namun sekarang
aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena
dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut
kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami”.
1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani
mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi
suatu kebodohan”.
1Raja 22:13-14 - “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya:
‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja,
hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan
meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup,
sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan
kukatakan.’”.
Celakanya, banyak orang lebih menyenangi nabi-nabi palsu ini
karena berita yang enak-enak yang terus menerus mereka beritakan. Dan
sebaliknya, mereka menolak nabi-nabi asli yang sering memberitakan hal-hal yang
tidak enak didengar telinga itu!
Yes 30:9-11 - “(9) Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang
suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN; (10)
yang mengatakan kepada para tukang tilik: ‘Jangan menilik,’ dan kepada para
pelihat: ‘Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah
kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu, (11)
menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan
Yang Mahakudus, Allah Israel.’”.
Dan Paulus menubuatkan bahwa menjelang akhir jaman makin banyak
orang yang menyenangi nabi-nabi palsu yang seperti ini, dan yang menolak
nabi-nabi asli!
2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima
ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya
untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan
telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
Nubuat ini pasti akan digenapi, dan bahkan sudah digenapi. Tetapi
usahakanlah supaya jangan saudara yang menggenapinya!
Nabi-nabi asli bukan hanya ditolak pemberitaan Firman Tuhannya,
tetapi dalam kasus ia berhadapan dengan orang gede / orang banyak, bisa saja ia
dianiaya, dipenjarakan, dimusuhi, dan bahkan dibunuh!
1Raja 22:7-8,18 - “(7) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang
nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ (8)
Jawab raja Israel
kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat
diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia
menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah
Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’ ... (18) Kemudian
raja Israel
berkata kepada Yosafat: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia
menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?’”.
Pulpit
Commentary:
‘Aku membencinya’. Siapa yang dibenci oleh Ahab? Mikha, nabi yang setia dari
Tuhan. ... Mengapa Ahab membenci Mikha? ‘Sebab tidak pernah ia menubuat-kan
yang baik tentang aku, melainkan malapetaka’. Karena ia tidak memalsukan
kebenaran Allah untuk menjilat aku. Karena ia tidak melakukan permainan setan
untuk menyenangkan aku, seperti yang dilakukan oleh 400 orang ini) - hal
547.
Bandingkan
dengan Pdt. Bambang Noorsena yang selalu membanggakan dirinya karena katanya ia
diterima oleh orang-orang / tokoh-tokoh Islam. Saya hampir yakin bahwa
andaikata ia hidup dan melayani pada jaman Ahab, ia juga akan diterima oleh
Ahab! Ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi menyedihkan!
Bdk. Luk 6:22,23,26 - “(22) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci
kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu
sebagai sesuatu yang jahat. (23) Bersukacitalah pada waktu itu dan
bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara
demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. ... (26)
Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek
moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.
Kalau saudara membandingkan ajaran yang enak didengar telinga
dengan ajaran yang tidak enak didengar telinga, maka ingat bahwa apa yang enak
didengar belum tentu lebih bermanfaat dari pada yang tidak enak didengar
telinga.
Contoh: saudara sakit dan pergi ke
dokter. Dokter A memeriksa saudara, dan mendapati bahwa saudara terkena kanker.
Ia lalu berkata dengan jujur dan kasar: ‘Kamu kena kanker, kalau tidak segera
dioperasi, kamu akan mati’. Kata-kata ini sangat tidak enak, dan saudara lalu
pergi ke dokter B untuk memeriksakan diri saudara. Dokter B juga mendapati
saudara kena kanker dan sebetulnya memang harus dioperasi. Tetapi ia ingin
menyenangkan saudara, dan tidak mau saudara terlalu banyak kepikiran tentang
hal itu. Ia lalu berkata: ‘Tidak apa-apa, istirahat saja dan kamu akan sembuh’.
Kata-kata ini menyenangkan anda karena enak didengar telinga.
Sekarang, yang mana yang lebih benar dan bermanfaat?
III) APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?
1) Percayalah kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara.
Kalau saudara adalah orang kristen yang sejati yang maka Tuhan
menganggap saudara sebagai dombaNya, dan saudara akan dibimbingNya / dijaganya
terhadap serigala-serigala / nabi-nabi palsu itu (Maz 23:1-4 Yoh 10:1-18,26-30). Kalau saudara hanya
orang kristen KTP / kambing-kambing, tak ada jaminan apapun bahwa Dia akan
membimbing saudara. Dia gembala domba, bukan gembala kambing!
2) Saudara harus
betul-betul mempunyai kerinduan terhadap kebenaran / Firman Tuhan dan banyak
berdoa supaya Tuhan membimbing saudara untuk mengerti Firman Tuhan dengan
benar.
Mat 5:6 - “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan”.
Memang ‘kebenaran’ di sini bukan menunjuk pada Firman Tuhan,
tetapi pada kebenaran moral / kesucian. Tetapi ini tidak mungkin didapat tanpa
Firman Tuhan, karena Tuhan menguduskan anak-anakNya menggunakan Firman Tuhan
(Yoh 15:3 Yoh 17:17 Maz 119:9). Jadi, orang yang merindukan
pengudusan diri, juga harus rindu Firman Tuhan. Dan kalau saudara merindukan
hal-hal ini, maka Mat 5:6 itu menjamin bahwa saudara akan dipuaskan!
3) Saudara harus
meninggikan otoritas dari Kitab Suci / Firman Tuhan.
Siapapun yang mengajar tanpa dasar Kitab Suci, apalagi
bertentangan dengan Kitab Suci, jangan saudara hiraukan. Sebaliknya, siapapun
mengajar berdasarkan / sesuai dengan Kitab Suci / Firman Tuhan, harus saudara
perhatikan.
Selalulah membandingkan ajaran setiap pengajar dengan Firman
Tuhan.
Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota
itu lebih baik hatinya (seharusnya: ‘lebih mulia’) dari pada orang-orang
Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan
hati dan setiap hari mereka men yelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah
semuanya itu benar demikian”.
Perhatikan bahwa yang memberitakan Firman Tuhan di sini adalah
rasul Paulus, tetapi orang-orang Yahudi di Berea itu tetap memeriksa ajaran
Paulus dengan Firman Tuhan. Ini menyebabkan mereka dipuji.
Kitab Suci / Firman Tuhan harus lebih diutamakan dari apapun /
siapapun, apakah itu hukum pemerintah, hukum adat, tradisi / kebudayaan, ‘ilmu
pengetahuan’, aliran gereja, kata-kata pendeta, dan sebagainya.
-o0o-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)