By. Pdt.. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Wah 3:14-22 – (14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar,
permulaan dari ciptaan Allah: (15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak
dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (16)
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulut-Ku. (17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak
tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, (18) maka
Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan
lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. (19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah
hatimu dan bertobatlah! (20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok;
jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk
mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama
dengan Aku. (21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku
di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama
dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. (22) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
P
|
ada bagian pertama dan kedua
pembahasan tentang jemaat Laodikia ini, saya sudah membahas sejumlah hal.
Sekarang saya akan melanjutkan pembahasan tentang jemaat Laodikia dengan
beberapa hal lagi :
VI. BAGAIMANA
CARANYA MENJADI PANAS SECARA ROHANI?
Kita sudah melihat bahwa yang menjadi
masalah utama bagi jemaat Laodikia adalah mereka mengalami kesuaman secara
rohani / suam-suam kuku. Kondisi semacam ini membuat Tuhan begitu muak terhadap
mereka. Dikatakan bahwa Tuhan akan memuntahkan mereka dari mulut-Nya. Juga
Tuhan lebih suka mereka dingin (kafir total) atau panas (bersemangat / serius
dengan Tuhan) daripada mereka suam-suam kuku. Dan saya kira tidak ada orang yang
ingin mendapatkan respon / reaksi dari Tuhan seperti ini. Hanya saja harus
diakui bahwa ada begitu banyak orang Kristen atau bahkan boleh dikatakan
mayoritas orang Kristen adalah orang Kristen yang suam-suam kuku. Jika
demikian, apakah yang harus dilakukan untuk bisa keluar dari kondisi suam-suam
kuku ini? Teks kita memperlihatkan beberapa hal :
a. Kita harus sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Wah 3:18 - maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku
emas yang telah dimurnikan
dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan
kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Setelah Tuhan mengecam kondisi rohani
dari jemaat Laodikia yang suam-suam ini, Ia lalu memberikan nasihat pada mereka
agar mereka membeli dari pada-Nya emas, pakaian putih dan minyak untuk
melumas mata mereka. Kelihatannya
tekanan utama dari ayat ini adalah pada kata “membeli”. Dan “membeli” di
sini dinyatakan “dari pada-Ku”. Artinya
mereka harus membeli dari Tuhan.
Wah 3:18 - maka Aku menasihatkan engkau,
supaya engkau membeli dari pada-Ku….”
Kata “dari pada-Ku” juga ditekankan di sini. Mengapa? Karena kita tahu
bahwa orang Laodikia merasa begitu hebat, begitu kaya, begitu makmur, begitu
kuat, sehingga mereka tidak merasa membutuhkan apa-apa atau siapa-siapa di luar
mereka. Ingat apa yang saya ceritakan di bagian I bahwa ketika kota
mereka dihancurkan gempa bumi, mereka bahkan menolak bantuan apapun dari pihak
luar. Mereka merasa mampu untuk membangun kota
mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa mereka merasa tidak membutuhkan apa-apa
atau siapa-siapa di luar diri mereka. Tapi justru di sini Tuhan menyuruh mereka
membeli “dari pada-Ku” (dari Tuhan).
Jadi mereka harus sadar bahwa sekalipun mereka anggap diri mereka kaya, hebat,
tinggi, makmur, tetapi mereka ternyata miskin, melarat, buta dan telanjang di
hadapan Tuhan dan karenanya mereka membutuhkan Tuhan.
John Stott
- Kita harus melihat penekanan yang diberikan pada kata-kata ‘dari padaKu’. Di atas segala-galanya inilah yang harus
dipelajari oleh jemaat Laodikia. Mereka menganggap diri mereka sendiri cukup;
mereka harus dengan rendah hati mendapatkan kecukupan mereka dalam Kristus.
Mereka berkata: ‘Aku tidak membutuhkan
/ kekurangan apa-apa’; mereka harus mengakui bahwa mereka mempunyai
kebutuhan yang besar dan bahwa hanya Kristus yang bisa memberikannya /
menyuplainya. Mereka berkata: ‘Aku
kaya dan aku telah memperkayakan diriku, dan aku tidak
membutuhkan / kekurangan apa-apa’. Yesus Kristus harus merendahkan kata
ganti orang yang sombong (maksudnya kata ‘aku’ dalam ay 17a) dan
meletakkannya di tanah dan berkata: ‘dari
pada-Ku….”. (What
Christ Think of the Church, hal.121-122).
Jakob P.D.Groen - “supaya engkau membeli dari pada-Ku”. Yesus
menunjukkan diri sebagai satu-satunya sumber kekayaan. Hendaklah jemaat
Laodikia mencari pertolongan dari Kristus. Alangkah baiknya jika mereka
merendahkan diri dan membiarkan diri mereka dinasihati dan dipimpin oleh
Kristus. (Aku Datang Segera, hal. 70).
Jadi mereka disuruh membeli dari
Tuhan. Membeli apa? Emas, pakaian putih dan minyak untuk mata mereka. Ingat
bahwa 3 hal ini diangkat dari apa yang menjadi kekayaan dan kebanggaan
Laodikia. Mereka adalah kota yang kaya dengan
emas yang banyak, tetapi mereka disuruh membeli emas dari Tuhan. Mereka
mempunyai pabrik-pabrik pakaian, tetapi mereka disuruh membeli pakaian dari
Tuhan. Mereka menjadi pusat kedokteran secara khusus memproduksi salep mata,
tetapi mereka disuruh membeli minyak untuk melumas mata mereka dari Tuhan.
Jikalau sekarang Tuhan menyuruh
mereka membeli 3 hal ini, tentu ini tidak boleh dipahami secara hurufiah. Ini
mempunyai makna simbolik. Lalu simbol dari apa?
Selanjutnya.....
Selanjutnya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)