By. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.
Wah
2:12-17 – (12) "Dan tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang
tajam dan bermata dua: (13) Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di
tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak
menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang
setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. (14) Tetapi
Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa
orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah. (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran
pengikut Nikolaus. (16) Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan
segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di
mulut-Ku ini. (17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan
Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya
batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa
pun, selain oleh yang menerimanya."
Pada
bagian pertama pembahasan tentang jemaat Pergamus ini kita sudah mempelajari kota dan jemaat Pergamus
serta pujian Tuhan kepada mereka. Pada bagian kedua kita juga sudah mempelajari
tentang teguran / kritik Tuhan kepada jemaat ini karena adanya ajaran Bileam
dan ajaran Pengikut Nikolaus yang dipegang oleh sejumlah orang di dalam jemaat
Pergamus. Pada bagian ketiga ini kita akan membahas beberapa hal lagi yang
adalah sambungan dari 2 bagian sebelumnya :
IV. NASIHAT & ANCAMAN BAGI JEMAAT PERGAMUS.
Setelah memberikan kritik / teguran kepada jemaat Pergamus,
Tuhan lalu memberikan nasihat dan ancaman.
Wah 2:16 - Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku
akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di
mulut-Ku ini.
Nasihatnya adalah : “bertobatlah!”
dan ancamannya adalah : “Aku akan
memerangi… dengan pedang yang di mulut-Ku ini”.
Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa tidak semua jemaat
Pergamus berpegang pada ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus. Hanya
sebagian saja.
Wah 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu ada
beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,… (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang
berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Berarti di dalam jemaat Pergamus ada 2 kelompok. Yang lain
tetap berpegang pada ajaran yang benar dan yang lain lagi berpegang pada 2
ajaran sesat. Jikalau demikian, nasihat dan ancaman di dalam ayat 16 itu
ditujukan pada kelompok yang mana? Mari perhatikan kembali ayat ini :
Wah 2:16 - Sebab
itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu
dan Aku akan memerangi mereka dengan
pedang yang di mulut-Ku ini.
Dalam ayat ini terlihat adanya 2 kelompok. Kelompok yang
pertama yang ditunjukkan lewat kata “kepadamu”
(ini menunjuk kepada kelompok yang tidak sesat) sedangkan kelompok yang
kedua yang ditunjukkan lewat kata “mereka”
(ini menunjuk kepada kelompok yang sesat). Mari kita telaah satu per satu :
a. Sebab itu
bertobatlah.
Nasihat untuk bertobat ini pasti ditujukan pada jemaat
secara keseluruhan, dalam artian mereka yang tidak berpegang pada ajaran sesat
karena ketidakmauan untuk bertobat akan menyebabkan : “Aku akan segera datang kepadamu” (yang tidak sesat) dan
bukan kepada mereka (yang sesat). Tetapi nasihat untuk bertobat ini
kelihatannya diberikan juga pada mereka yang sesat karena ketidakmauan untuk
bertobat akan berdampak langsung pada “Aku
akan memerangi mereka” (yang sesat). Artinya jikalau terjadi
pertobatan maka “Aku tidak akan memerangi
mereka”. Tentu kita tidak bisa artikan bahwa pertobatan orang-orang yang
tidak sesat menyebabkan Tuhan tidak akan memerangi orang-orang yang sesat. Jadi
pasti pertobatan dari mereka yang sesat juga dituntut di sini. Dengan demikian
seruan pertobatan ini diberikan kepada seluruh jemaat secara keseluruhan maupun
juga kepada mereka yang berpegang pada ajaran sesat.
b. Aku akan
memerangi...dengan pedang…
Ancaman ini kelihatannya hanya diberikan kepada mereka yang
sesat karena secara eksplisit dikatakan bahwa “Aku akan memerangi mereka” (yang sesat) dan “mereka” di
sini dibedakan dari “mu” (orang-orang
yang tidak sesat). Kalau ancaman ini diberikan kepada mereka secara keseluruhan
maka kata-katanya harusnya berbunyi : “Aku
akan memerangi kalian”. Jadi orang-orang yang tidak sesat tidak
diberikan ancaman ini. Tuhan tahu membedakan mana yang perlu diancam dan mana
yang tidak perlu diberikan ancaman.
James B.
Ramsey : Tetapi perhatikan betapa
lembutnya dan hati-hatinya Ia membedakan antara gereja-Nya, sekalipun cacat dan
layak dicela dalam pelaksanaan kewajibannya, dan anggota-anggota gereja yang
tak berharga itu, yang oleh keduniawian mereka, meletakkan batu sandungan di
jalan saudara-saudara mereka. ‘Aku akan
segera datang kepadamu’, tetapi ‘Aku akan berperang terhadap mereka’,
bukan terhadap kamu. (Revelation, hal. 145).
Jadi untuk gereja diserukan untuk bertobat sedangkan untuk
orang-orang yang berpaham sesat diserukan juga untuk bertobat dan disusul
dengan ancaman. Kita akan melihat ini satu per satu :
a. Untuk gereja secara
umum.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa untuk gereja secara
umum (yang tidak turut berpegang pada ajaran sesat) diperintahkan untuk
bertobat menunjukkan bahwa gereja Pergamus secara umum juga dianggap bersalah
oleh Tuhan dalam hal adanya ajaran sesat yang dianut oleh sebagian jemaat
mereka. Bandingkan :
Wah 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di
antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, ... (15) Demikian juga
ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Dari sini kita belajar satu hal bahwa jikalau di dalam
suatu jemaat ada ajaran sesat, maka yang disalahkan Tuhan bukan hanya
orang/kelompok yang memegang ajaran sesat itu saja tetapi juga gerejanya.
George Eldon
Ladd - Seluruh gereja dipanggil untuk
bertobat dari suatu dosa di mana hanya beberapa orang yang betul-betul
bersalah. (Commentary on the Revelation of John, hal. 49)
Tetapi mengapa demikian? Tentu wajar kalau kepada mereka
yang sesat diberikan seruan untuk bertobat dan bahkan ancaman. Tetapi mengapa
gereja secara umum yang tidak sesat malah diperingatkan juga untuk bertobat?
Apa kesalahan mereka darimana mereka harus bertobat? Gereja memang bisa
dipersalahkan dalam kasus seperti ini jika kesesatan dari sebagian anggota
jemaat itu disebabkan oleh ketidakbecusan gereja di dalam mengajar Firman Allah
kepada jemaatnya. Ini sama seperti kalau ada siswa yang mendapatkan nilai
buruk, siswa itu bersalah tetapi gurunya bisa turut disalahkan jika gurunya
memang tidak becus mengajar atau mengajar secara salah.
Gereja mempunyai tugas untuk mengajar Firman Allah dan jika
gereja tidak mengajarkannya atau mengajar secara salah dan ini lalu menyebabkan
ada anggota jemaat yang menjadi sesat / berpegang pada ajaran sesat, maka Tuhan
pasti akan menyalahkan gereja itu juga. Ada
banyak gereja yang dengan keras mengecam anggota jemaatnya yang menjadi anggota
bidat Saksi-Saksi Yehuwa atau bidat lainnya atau bahkan pindah agama, tetapi yang
perlu dipertanyakan adalah apakah gereja tersebut sudah pernah mengajar
jemaatnya tentang ajaran dasar kekristenan yang benar atau tidak? Atau bahkan
selama mereka ada di dalam gereja mereka tidak pernah tahu ajaran dasar
kekristenan karena tidak pernah diajarkan oleh gereja? Jika tidak maka gereja
itu juga turut bersalah! Ingat bahwa biasanya kesesatan itu berkaitan dengan
aspek doktrinal walaupun ada juga kesesatan dalam aspek praktis seperti Children of God, tetapi pada umumnya
pada aspek doktrinal sehingga orang yang menyimpang secara doktrinal dianggap
sebagai orang sesat. Dan ada banyak orang menyimpang secara doktrinal dan
menjadi sesat dan gereja tidak bisa lepas dari kesalahan kalau ternyata gereja
memang tidak mengajarkan doktrin Kristen dengan benar. Untuk itu Tuhan kita
menyerukan agar gereja harus bertobat. Dalam hal ini, bertobat yang dimaksudkan
adalah bahwa gereja harus berhenti dari ketidakbecusan mereka di dalam mengajar
Firman Allah dan menjadi serius di dalam mengajarkan Firman Allah kepada
jemaat. Gereja perlu mengutamakan pemberitaan Firman Allah daripada aspek-aspek
yang lain seperti pujian penyembahan, liturgi, mujizat, kesembuhan ilahi dan
manifestasi-manifestasi Roh Kudus lainnya. Gereja perlu mengajarkan doktrin
kepada jemaat dan bukan hanya masalah moral dan etika saja karena kalau hanya
soal moral dan etika, hampir semua agama bahkan bidat-bidat juga mengajarkan
hal yang sama. Perbedaan utama Kristen dengan agama lain atau Kristen yang
sejati dengaan bidat-bidat adalah pada aspek doktrinal. Para
pemimpin gereja perlu mengisi khotbah-khotbahnya dengan ajaran-ajaran Alkitab
dan bukan hanya dengan dongeng-dongeng dan lelucon-lelucon saja. (Khotbah ala Opera Van Java). Gereja harus bertobat
dalam hal ini kalau tidak gereja pun turut dipersalahkan Tuhan apabila
jemaat-jemaatnya menjadi tersesat oleh doktrin dari bidat-bidat atau bahkan
sampai pindah agama.
Tetapi kalau gereja sudah mengajar dengan benar, sudah
memberitakan doktrin dengan baik, apakah ada jaminan bahwa tidak akan ada jemaatnya
yang tersesat? Tidak juga! Perhatikan ini bahwa jikalau gereja yang sudah
mengajar Firman Tuhan dengan baik saja tidak menjamin bahwa anggota-anggotanya
tidak ada yang tersesat, lalu bagaimana lagi dengan gereja-gereja yang tidak
mengajar Firman Tuhan dengan baik? Bagaimana lagi dengan gereja-gereja yang
pemimpinnya justru mengajar yang sesat? Pasti lebih banyak kesesatan ada di sana dan ini pasti lebih
dikecam oleh Tuhan Yesus. Kalau begitu, jika gereja sudah mengajar dengan benar
dan masih ada saja anggotanya yang tersesat, apakah gereja bebas dari
kesalahan? Ya! Gereja tidak akan dipersalahkan dalam hal ini. Tetapi gereja
masih bisa dipersalahkan pada hal yang lain yakni apabila gereja tahu ada
anggotanya yang berpaham sesat tetapi gereja tidak mengambil tindakan
pendisiplinan apa pun kepada jemaat tersebut. Gereja seharusnya mendisiplin
orang-orang sesat itu dan bukannya membiarkan mereka tetap berada di dalam
jemaat dan terus hidup dengan paham sesatnya itu. Ini juga adalah kesalahan
lain dari jemaat Pergamus di samping kesalahan tidak menekankan pengajaran yang
alkitabiah. Mereka tidak berani mendisiplin orang-orang sesat di dalam jemaat
sehingga orang-orang sesat itu tetap hidup di dalam jemaat secara bersama-sama
dan dengan demikian memungkinkan kesesatan terus menyebar di dalam jemaat.
Wah 2:14-15 - (14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu
ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,… (15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang
berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
BIS – (14) Namun demikian ada beberapa hal yang Aku tidak
senangi dari kalian: Ada sebagian orang di antara kalian
yang mengikuti apa yang diajarkan oleh Bileam…. (15) Demikian juga ada di antara kalian orang-orang
yang berpegang pada ajaran para pengikut Nikolaus.
Dalam hal ini jugalah jemaat Pergamus dan semua gereja
harus bertobat. Ingat bahwa Tuhan sangat membenci ajaran sesat dan Tuhan mau
gereja-Nya juga membenci apa yang Ia benci.
Wah 2:6 - Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan
pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Bandingkan :
Rom 16:17 - Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
supaya kamu waspada terhadap mereka,
yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan
perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah
mereka!
Tit 3:10-11 - (10) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. (11)
Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar
sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.
2 Yoh 10-11 - (10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah
kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
(11) Sebab barangsiapa memberi salam
kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.
Masalahnya adalah gereja Pergamus tidak melakukan hal ini.
Mereka tetap membiarkan orang-orang sesat itu ada di dalam gereja dan dengan
demikian mencemarkan gereja yang baik itu. Untuk itu Tuhan kita menyerukan agar
gereja harus bertobat dari sikap kompromi dengan ajaran-ajaran sesat seperti
ini.
Simon
Kistemaker - Orang-orang Kristen di
Pergamus harus bertobat dari kegagalan mereka untuk membuang pengikut-pengikut
Nikolaus dan penganutnya dari antara mereka. Mereka harus melihat kesalahan
jalan hidupnya, karena Tuhan Yesus membenci perbuatan-perbuatan pengikut
Nikolaus (2:6) demikian juga seharusnya yang diperbuat oleh umat-Nya.
Jakob
P.D. Groen – “…mereka semua harus bertobat, karena ajaran
sesat itu tidak boleh dibiarkan ada di tengah-tengah jemaat. Mereka harus
menjalankan disiplin gereja. Jemaat di Efesus sudah menolak ajaran Nikolaus itu
dengan kuat (“membenci”, 2:6), dalam hal ini Pergamus harus mencontoh Efesus. (Aku
Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 50).
Jadi gereja bukan saja harus mengajar Firman Allah /
doktrin dengan benar tetapi gereja juga harus berani membuang orang-orang yang
berpegang pada ajaran sesat yang ada di dalam gereja. Sayangnya banyak gereja
tidak berani melakukan hal ini. Bahkan ada banyak gereja yang tidak sadar bahwa
jemaatnya atau lebih lagi pendetanya sendiri memegang ajaran sesat seperti
paham pluralisme, tidak mengakui Alkitab sebagai Firman Allah, tidak mengakui
Yesus sebagai Allah, dll. Ada
banyak gereja yang sewaktu menerima pendeta tidak terlebih dahulu mengecek
ajaran dari pendeta itu. Mereka menerima bulat-bulat pendeta itu (asal tamatan
luar negeri dan bergelar tinggi) tapi tanpa sadar pendeta-pendeta itu sudah
diracuni dengan pemikiran teologia liberal yang sesat. Merekalah justru yang akan
menyesatkan jemaat dengan pengajaran-pengajaran mereka yang tidak tunduk pada
Alkitab. Keadaan ini membuat gereja berada dalam bahaya yang besar sekali.
Gereja dituntut untuk membuang orang-orang yang berpegang pada ajaran sesat
dari dalam gereja tetapi bagaimana kalau yang sesat adalah pendetanya sendiri?
Sinode yang harus mendisiplin / membuang pendeta seperti ini. Tapi bagaimana
kalau orang-orang di Sinode atau bahkan ketua Sionde sendiri yang sesat? Maka
celakalah gereja itu! Jikalau gereja tidak bisa melakukan disiplin ini maka
perhatikan bunyi teks kita :
Wah 2:16 - Sebab itu, bertobatlah dari dosa-dosamu! Kalau tidak, sebentar lagi Aku akan
datang kepadamu dan memerangi orang-orang itu dengan pedang yang ada pada
mulut-Ku.
Jadi maksudnya adalah kalau gereja tidak bisa mendisiplin
orang-orang sesat yang ada di dalam gereja, maka Tuhan sendiri yang akan turun
tangan dan memerangi orang-orang sesat itu.
James B.
Ramsey : “Jika gereja mengabaikan
kewajibannya, Ia sendiri akan menangani pendisiplinannya, dan membersihkannya
dengan penghakimanNya yang menyucikan. (Revelation, hal.145).
Bandingkan :
Im 20:2,4,5 - “‘Engkau
harus berkata kepada orang Israel: Setiap orang, baik dari antara orang Israel
maupun dari antara orang asing yang tinggal di tengah-tengah orang Israel, yang
menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, pastilah ia dihukum mati,
yakni rakyat negeri harus melontari dia dengan batu. ... Tetapi jikalau rakyat negeri menutup mata terhadap orang itu,
ketika ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dan tidak
menghukum dia mati, maka Aku sendiri
akan menentang orang itu serta kaumnya dan akan melenyapkan dia dari
tengah-tengah bangsanya dan semua orang yang turut berzinah mengikuti dia,
yakni berzinah dengan menyembah Molokh”.
Ini tidak berarti bahwa orang-orang yang tidak mendisiplin
itu lalu tidak diapa-apakan sama sekali. Mereka memang tidak akan diperlakukan
seperti pengikut Bileam dan Nikolaus, yaitu ‘diperangi
dengan pedang di mulutKu’, tetapi mereka pasti juga dihajar atas kelalaian
mereka melakukan disiplin dalam gereja. Karena itu gereja kita harus
sungguh-sungguh mengajarkan Firman Allah / doktrin agar jemaat menjadi kuat di
dalam doktrin dan tidak gampang tersesat. Tetapi setelah semua itu kita
lakukan, jika masih ada yang sesat, kita harus memberikan nasihat-nasihat
terlebih dahulu dan kalau tetap berpegang pada paham sesat maka kita harus
berani mengeluarkan / memecat orang tersebut. Ini berlaku bagi jemaat biasa,
majelis maupun Evangelis dan Pendeta. Ingat, di dalam gereja tidak boleh hidup
bersama antara ajaran yang benar dan ajaran sesat. Firman Tuhan berkata :
2 Kor 6:14 - Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?
b. Untuk orang-orang
yang sesat.
Tadi juga sudah saya katakan bahwa seruan untuk bertobat
ini juga diberikan kepada orang-orang yang berpegang pada ajaran sesat yakni
ajaran sesat Bileam maupun pengikut Nikolaus. Jikalau bagi gereja pertobatannya
adalah kembali memberitakan ajaran yang benar, tidak boleh berkompromi dengan
kesesatan dan harus membuang orang-orang sesat dari dalam gereja, maka seruan
pertobatan bagi orang-orang yang berpegang pada paham sesat adalah agar mereka
berhenti dari kesesatan mereka dan kembali pada kebenaran. Persoalannya adalah
biasanya orang-orang yang sesat itu justru beranggapan bahwa merekalah yang
benar. Ini wajar karena Alkitab berkata :
Ams 14:12 - Ada
jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Di sini gereja mempunyai tanggung jawab apologetika untuk
membuktikan bahwa ajaran-ajaran itu adalah ajaran sesat. (Debat bisa saja
terjadi di sini bukan untuk mencari titik temu tetapi untuk membuktikan mana
yang benar dan mana yang sesat). Inilah yang dilakukan oleh jemaat Efesus yang
karenanya Tuhan memuji mereka :
Wah 2:2 - “…Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar
terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau
telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
BIS - “…Aku tahu
bahwa kalian tidak memberi hati kepada orang jahat. Dan orang-orang yang
mengaku dirinya rasul padahal bukan, sudah
kalian uji, dan kalian dapati bahwa mereka pembohong.
Dan suatu ajaran sesat telah dibuktikan sesat, orang-orang
yang memegang paham demikian harus mau bertobat. Sayang sekali ada banyak orang
sesat yang sudah dihancurkan semua argumentasinya tetapi tetap tidak mau bertobat
seperti Frans Donald dan aliran Unitariannya yang telah kami “habisi” dalam 9
kali debat di Surabaya tetapi tetap tidak mau bertobat dan terus berpegang pada
ajaran sesat Unitariannya. Kalau orang-orang sesat ini tidak mau bertobat maka
ancaman dari Tuhan yang akan diberlakukan.
Wah 2:16 - Sebab itu, bertobatlah dari dosa-dosamu! Kalau
tidak, sebentar lagi Aku akan datang
kepadamu dan memerangi orang-orang itu dengan pedang yang ada pada mulut-Ku.
Maksud ayat ini adalah bahwa Yesus sendiri yang akan menangani
orang-orang sesat itu dengan menghancurkan / membinasakan mereka.
John Stott : Pedang firman Kristus akan menelan mereka. Penafsiran
seperti ini berarti bahwa injil Kristus, yang menyelamatkan mereka yang
mentaatinya, menghancurkan mereka yang tidak mentaatinya (What Christ Thinks of the Church,
hal. 64).
Albert Barnes : Yaitu, ia akan memberikan perintah, dan mereka akan
dipotong seakan-akan dengan pedang. Bagaimana persisnya hal itu akan dilakukan
Ia tidak mengatakan; tetapi itu mungkin melalui penganiayaan, atau penghakiman
yang berat. Melihat kekuatan dari kata-kata ini, kita harus mengingat kuasa
yang dimiliki Kristus untuk menghukum orang jahat melalui kata-kata / firman
dari mulut-Nya. Dengan satu kata pada hari terakhir ia akan membuang semua
orang jahat ke dalam neraka.
Dikatakan di dalam ayat tersebut bahwa penghancuran
tersebut dilakukan dengan pedang. Sangat mungkin bahwa pedang di sini ada
hubungannya dengan Bileam karena pedang Tuhan pernah menghalangi jalan Bileam
dan juga bahwa Bileam mati dengan pedang.
Pulpit
Commentary : Adalah mungkin
bahwa di sini ada hubungan tidak langsung dengan Bileam. Adalah dengan pedang
terhunus malaikat Tuhan menghadangnya (Bil 22:23), dan dengan pedang ia dibunuh
(Bil 31:8; Yos 13:22). Mereka yang mengikuti Bileam dalam dosanya akan
mengikutinya dalam hukumannya.
Inilah ancaman dari Tuhan. Karena itu berhati-hatilah
supaya saudara jangan sampai sesat. Kalau sampai saudara sesat dan tidak
bertobat, maka Tuhan sendiri yang akan turun tangan membinasakan saudara. Di
zaman akhir ini muncul banyak penyesatan, nabi palsu, dll. Lalu bagaimana
supaya saudara tidak sampai tersesat? Saudara harus serius belajar Firman Tuhan
baik dalam kebaktian umum kita maupun juga dalam kelas Pemahaman Alkitab kita,
carilah gereja yang benar-benar mengajar doktrin kepada saudara. Jika tidak
maka saudara bisa sesat tanpa saudara sadari dan itu bisa membuat saudara
dihancurkan oleh Kristus.
V. JANJI TUHAN
KEPADA JEMAAT PERGAMUS.
Selain memberikan nasihat dan ancaman kepada jemaat
Pergamus, Tuhan Yesus juga memberikan janji kepada :
Wah 2:17 - Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa
yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa
menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan
mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang
tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."
Janji ini diberikan kepada barangsiapa yang menang. Yang
dimaksudkan dengan “menang” di sini adalah setia berpegang pada ajaran yang
benar dan tidak terpengaruh dengan ajaran sesat seperti ajaran Bileam dan
ajaran pengikut Nikolaus. Untuk orang-orang seperti ini Tuhan menjanjikan 2 hal
yakni “manna yang tersembunyi” dan “batu putih”. Apakah yang dimaksudkan dengan “manna yang tersembunyi” dan “batu putih” ini? Kita akan membahasnya
satu per satu.
a. Manna yang
tersembunyi.
Kita semua tahu bahwa manna adalah makanan orang Israel selama pengembaraan di padang gurun (40 tahun) yang diberikan Tuhan
dari langit. Manna ini sejenis roti.
Kel 16:14-15 – (14) Ketika embun itu telah menguap,
tampaklah pada permukaan padang
gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku
di bumi. (15) Ketika orang Israel
melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?"
Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka:
"Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Kata-kata “Apakah ini?” (ayat 15) dalam bahasa Ibraninya
“MANNA”. Karena itu maka makanan asing ini dinamakan manna.
Kel 16:35 - Orang Israel makan manna empat
puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka
makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Pada waktu Tuhan memberikan manna kepada orang Israel, Tuhan juga menyuruh mereka mengambil
sedikit manna untuk ditaruh di dalam tabut perjanjian dan ditempatkan di dalam
ruang maha kudus sebagai bukti bagi
generasi Israel selanjutnya
akan pertolongan Tuhan kepada bangsa Israel selama pengembaraan.
Kel 16:32-34 - (32) Musa berkata: "Beginilah perintah
TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk
disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu
makan di padang
gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir." (33)
Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah
manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah
itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun." (34) Seperti
yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk
disimpan.
Ibr 9:3-4 - (3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu
kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (4) Di situ terdapat mezbah
pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut
dengan emas; di dalam tabut perjanjian
itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah
bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian
Kita tahu juga bahwa Israel
pernah dihancurkan oleh kerajaan Babel dan Babel membakar habis Bait
Allah Salomo dan menjarah hampir semua barang-barang Bait Allah. Lalu di mana
tabut perjanjian yang berisi manna itu? Tradisi mengatakan bahwa sebelum
pembakaran Bait Allah itu dilakukan, nabi Yeremia melarikan tabut perjanjian
itu bersama Kemah Suci dan menyembunyikannya di sebuah gua di gunung Nebo
tempat Musa menaikinya dan memandang tanah perjanjian (ada juga yang mengatakan
bahwa tabut perjanjian itu disembunyikan bukan di gunung Nebo melainkan di
gunung Sinai). Tempat itu rahasia di mana tidak seorang pun tahu hingga saat ini.
Kisah ini diceritakan dalam kitab Deutrokanonika 2 Makabe 2:4 dst.
2 Mak 2:4-8 - (4) Dalam naskah itu diberitakan juga hal
berikut tentang Yeremia: Atas ilham Tuhan, nabi itu menyuruh supaya Kemah Suci
dan Tabut Perjanjian dibawa bersamanya ke sebuah gunung. Gunung itulah yang
didaki Musa untuk memandang negeri yang dijanjikan Allah kepada bangsa kita.
(5) Ketika Yeremia mendaki gunung itu, didapatinya sebuah gua yang besar. Di
situ disembunyikannya Kemah Suci, Tabut Perjanjian dan mezbah ukupan. Lalu tempat
masuk ke gua itu ditutupnya rapat-rapat. (6) Beberapa orang yang ikut dengan
Yeremia pergi ke sana
untuk menandai jalannya, tetapi mereka tidak dapat menemukan gua itu. (7)
Mendengar hal itu, Yeremia menegur mereka, katanya, 'Tak ada yang boleh tahu
tempat itu sampai Allah mengumpulkan umat-Nya kembali dan mengasihani mereka
lagi. (8) Pada waktu itu Ia akan menyatakan di mana benda-benda itu
disembunyikan. Maka cahaya kehadiran Tuhan akan kelihatan di dalam awan yang
turun seperti dahulu dinyatakan kepada Musa,…”
Dengan demikian manna itu juga tersembunyi di sana dan tidak ada orang Israel yang mengetahuinya. Dari
sinilah muncul istilah “manna yang
tersembunyi”. Setelah itu muncullah tradisi yang berkembang menjadi
keyakinan dalam diri setiap orang Yahudi bahwa apabila Mesias datang, nabi
Yeremia pun akan ikut muncul dan mengeluarkan tabut berisi manna dari tempat di
mana ia menyembunyikannya selama ratusan tahun itu dan ia akan mengadakan pesta
dengan manna / roti itu. Karena kepercayaan semacam inilah maka ada yang
mengira bahwa Yesus adalah Yeremia.
Mat 16:13-14 - (13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia
bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia
itu?" (14) Jawab mereka: "Ada
yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."
Apalagi waktu Yesus memberi makan 5000 orang dengan
menggunakan roti. Orang-orang lalu berkata :
Yoh 6:13-14 - (13) Maka mereka pun mengumpulkannya, dan
mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai
yang lebih setelah orang makan. (14) Ketika orang-orang itu melihat mujizat
yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Karena itu semua orang Israel boleh dikatakan
menanti-nantikan kehadiran Yeremia di samping Mesias yang akan mengadakan pesta
dengan menggunakan manna / roti dari surga yang tersembunyi itu. Nah, di sini,
untuk orang-orang yang menang, yang tetap berpegang pada ajaran yang benar,
Yesus berkata kepada mereka :
Wah 2:17 - “…Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi
Demikianlah latar belakangnya. Tetapi apakah artinya ini
bagi orang-orang yang menang? William Hendriksen mengatakan bahwa ‘manna yang tersembunyi’ ini adalah
pribadi Kristus sendiri dalam segala kepenuhan-Nya di mana itu tersembunyi bagi
dunia ini tetapi dinyatakan bagi orang-orang percaya. Bandingkan :
Yoh 6:33-35 - (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang
memberi hidup kepada dunia." (34) Maka kata mereka kepada-Nya:
"Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (35) Kata Yesus kepada
mereka: "Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yoh 6:48-51 - (48) Akulah
roti hidup. (49) Nenek
moyangmu telah makan manna di padang
gurun dan mereka telah mati. (50) Inilah
roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak
akan mati. (51) Akulah roti hidup
yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya,…”
Jadi diri Yesus sendiri adalah “manna yang tersembunyi” itu dan manfaat dari ini adalah
sebagaimana kata-kata Yesus : “barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi”, “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi”, “barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati”,
“jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”. Dengan
kata lain seorang yang makan dari manna yang tersembunyi itu akan memperoleh
hidup yang kekal. Jadi ketika Yesus berkata: “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang
tersembunyi” sama artinya dengan Aku akan memberikan hidup kekal kepadanya.
Di sinilah kita harus bersyukur karena bagi orang-orang percaya, bagi
orang-orang yang menang, kita pasti akan menikmati kehidupan kekal bersama
Kristus di sorga nanti. Bukan mudah-mudahan, bukan semoga, bukan “insya Allah”, bukan kemungkinan besar,
tetapi PASTI.
Tetapi George Eldon Ladd mempunyai pandangan yang lain. Ia
mengatakan bahwa pemberian manna yang tersembunyi kepada orang-orang yang
menang ini menunjuk pada ‘perjamuan
kawin Anak Domba’ dalam Wah 19:9.
Wah 19:9 - Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba."…”
Ini memang merupakan suatu tafsiran yang sangat
memungkinkan, mengingat bahwa orang-orang di Pergamus digoda oleh pesta /
perayaan kafir. Sekarang kepada mereka ditawarkan pesta ‘perjamuan kawin Anak
Domba’. Memang sama seperti Kristus, setelah menolak cara mendapatkan makanan
yang ditawarkan oleh setan (Mat 4:2-4) lalu mendapatkan makanan melalui
pelayanan malaikat (Mat 4:11b), demikian juga kalau kita bisa menolak
kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh setan, akan menerima kenikmatan surgawi
yang ditawarkan oleh Tuhan. Sebenarnya kedua pandangan ini bisa digabungkan
seperti yang dilakukan John Stott :
John Stott: Pahala yang dijanjikan dengan mana setiap surat dari ketujuh surat
itu diakhiri adalah pahala untuk diwarisi di surga, bukan di dunia. Demikianlah
jiwa kita yang di dunia ini sudah mengecap Kristus, manna rohani kita, akan
berpesta dengan Dia untuk selama-lamanya di surga. Dengan menyangkal diri kita
sendiri terhadap kemewahan dari daging persembahan berhala dalam hidup ini,
maka pesta makan akan lebih mewah dalam hidup yang akan datang. (What
Christ Thinks of the Church, hal. 65).
Saya setuju pandangan Stott ini. Jadi boleh disimpulkan
bahwa bagi barangsiapa yang menang (setia berpegang pada ajaran yang benar dan
tidak menjadi sesat), Kristus berjanji untuk memberikan diri-Nya kepada mereka
secara penuh sebagai “manna sorgawi” yang
memastikan kehidupan kekal bagi mereka dan itu menjadi jaminan untuk setiap
orang yang percaya kepada-Nya ikut bagian dalam pesta perkawinan Anak Domba
Allah di sorga nanti. Apakah saudara merindukan hal ini? Tetaplah setia
berpegang pada ajaran yang benar dan jangan menjadi sesat!
b. Batu putih.
Kristus juga berjanji untuk memberikan batu putih kepada
setiap orang yang menang.
Wah 2:17 - “…Barangsiapa menang,… Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya
tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang
menerimanya."
Apa yang dimaksudkan dengan batu putih ini? Ada banyak penafsiran
tentang hal ini (10 pandangan). Leon Morris berkata bahwa kita tidak tahu arti
pasti dari batu putih ini tetapi yang pasti ini adalah sebuah berkat. Beberapa
penafsiran akan saya kemukakan di sini :
1. Barclay mengatakan
bahwa pada zaman itu merupakan kebiasaan yang sangat umum untuk membawa semacam
jimat. Kadang-kadang jimat itu merupakan logam mulia atau batu mulia, tetapi
seringkali hanya berupa sebuah batu biasa (pebble).
Pada batu itu tertulis nama seorang dewa, yang akan menolong pembawa jimat itu.
Jimat itu dianggap akan menjadi 2 kali lebih efektif, jika tidak seorang
pun selain pemiliknya mengetahui nama dewa apa yang tertulis di sana.
Jika tradisi ini yang diacu maka artinya adalah bahwa
sebagaimana orang kafir membawa batu yang bertuliskan nama dewa yang mereka
anggap bisa menolong mereka, demikianlah orang-orang yang menang akan menerima
batu putih yakni jaminan keamanan kekal karena mereka mengenal nama
satu-satunya Allah yang benar.
2. William Hendriksen
mengatakan bahwa batu putih menunjuk pada kesucian, keindahan, dan kemuliaan
(Wah 3:4; 6:2). Batu itu sendiri menyimbolkan ketahanan yang lama. Dengan
demikian pemberian batu putih oleh Kristus kepada orang yang menang menunjukkan
bahwa orang tersebut bebas dari kesalahan dan dibersihkan dari semua dosa, dan
tetap ada dalam keadaan ini selama-lamanya.
3. Penafsir yang lain
mengatakan bahwa pada zaman dulu batu putih biasanya dipakai di dalam sebuah
pengadilan. Apabila seorang terdakwa dihakimi dan setelah memberikan
pembelaannya, maka para hakim yang akan memberikan keputusan apakah seseorang
dihukum atau tidak. Apabila seorang hakim merasa bahwa si terdakwa harus
dihukum, maka ia akan memberikan sebuah batu hitam kepada terdakwa dan di batu
itu tertulis nama hakimnya. Tapi apabila hakim itu merasa bahwa terdakwa tidak
bersalah dan karenanya tidak perlu dihukum maka ia akan menyodorkan batu putih
kepada si terdakwa dengan nama sang hakim di atas batu putih itu. Dengan
demikian pemberian batu putih adalah tanda bahwa seseorang tidak akan menerima
hukuman dengan otoritas sang hakim.
Jikalau tradisi ini yang diacu maka ketika Kristus berjanji
memberikan batu putih kepada barangsiapa yang menang, itu berarti bahwa Kristus
menjamin orang tersebut tidak akan dihukum dalam pengadilan akhir. Dalam
pengadilan dunia ini, orang Kristen bisa saja diberikan batu hitam oleh sang
hakim dan membuat mereka dihukum/dibunuh di dunia ini, tetapi dalam pengadilan
akhir di mana Kristus sendiri yang akan menjadi hakimnya, orang-orang yang
menang bukan mendapatkan batu hitam melainkan batu putih yang memastikan bahwa
mereka tidak akan dihukum.
Rom 8:1 - Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus.
Yoh 5:24 - Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Biar pun penafsiran-penafsiran itu menarik tetapi saya
lebih condong pada penafsiran yang mengatakan bahwa pada zaman dulu batu putih
digunakan sebagai undangan untuk hadir dalam sebuah pesta. Batu putih ini
namanya “TESSERA” dan di atas “TESSERA” ini tertulis nama orang yang diudang. Menurut
saya penafsiran ini lebih mungkin mengingat makna dari “manna yang tersembunyi” yang sudah dibahas sebelumnya mengacu juga
pada perjamuan kawin Anak Domba Allah dan karena itu sangat cocok bahwa
pemberian batu putih di sini dianggap sebagai pemberian undangan resmi untuk
masuk dalam pesta perjamuan itu.
Robert H.
Mounce : Dalam konteks dari pesta
perjamuan Mesias (‘manna yang
tersembunyi’), kelihatannya merupakan hal yang terbaik untuk menganggap
bahwa batu putih itu adalah tessera
yang berfungsi sebagai tanda masuk kepada pesta perjamuan itu. (New
International Commentary of the NT, hal. 99).
Jadi bagi barangsiapa yang menang dalam artian percaya
kepada Kristus dan teguh berpegang pada ajaran yang benar, tidak disesatkan
oleh berbagai macam ajaran sesat, mereka akan mendapatkan undangan resmi dari
Kristus Sang pemilik perjamuan itu untuk masuk dalam pesta / perjamuan kawin
Anak Domba itu.
Dikatakan bahwa di atas batu putih itu tertulis nama baru
yang tidak diketahui oleh siapa pun selain oleh yang menerimanya.
Wah 2:17 - “…Barangsiapa menang,… Aku akan mengaruniakan
kepadanya batu putih, yang di atasnya
tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang
menerimanya."
Kalau batu putih adalah undangan pesta, maka nama yang
tertera di sana
sudah pasti adalah nama penerima undangannya dan itu adalah orang-orang yang
percaya / orang yang menang. Tetapi mengapa dikatakan nama baru? Ingat bahwa
bagi orang pada zaman itu, nama bukan hanya sebutan tetapi menunjuk pada diri /
pribadi penyandang nama itu. Karena itu jikalau terjadi perubahan dalam diri
seseorang maka biasanya namanya diganti dengan nama yang baru. Misalnya nama
“Abram” diganti menjadi “Abraham, nama “Sarai” diganti menjadi “Sara”, nama
“Yakub” diganti menjadi “Israel”,
dll. Demikian juga dengan semua orang percaya, di surga nanti kita semua sudah
diubahkan dan menjadi sempurna maka perubahan dan kesempurnaan itu digambarkan
dengan pemberian nama baru bagi masing-masing kita. Apakah nama baru ini hanya
simbol dari perubahan dan kesempurnaan kita, ataukah memang secara hurufiah
nama kita di sana
diganti, saya tidak tahu. Nama baru ini tidak diketahui oleh siapa pun selain
yang menerimanya. Ini berarti bahwa masing-masing kita di surga nanti akan
tetap memiliki kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain dan hanya kita
yang dapat mengenal kepribadian kita sendiri.
Demikianlah 2 hal yang dijanjikan Kristus kepada
orang-orang yang menang. Mereka akan diberi makan dari manna yang tersembunyi
dan akan mendapatkan batu putih yang tertulis nama baru. Sebagaimana yang sudah
saya jelaskan maka secara umum artinya adalah bahwa bagi orang-orang yang
percaya dan tetap berpegang pada ajaran yang benar, dan tidak disesatkan oleh
berbagai macam ajaran palsu, kepada mereka Kristus sendiri akan memberikan
diri-Nya secara penuh sebagai “manna
sorgawi” itu. Mereka pasti akan diselamatkan dan juga akan diberikan
undangan untuk masuk dalam sukacita pesta perjamuan kawin Anak Domba Allah di
sorga nanti. Tentu ini adalah kebahagiaan yang besar dan tiada taranya. Bagi
saudara yang sering mendapatkan undangan pesta dunia ini, ingatlah bahwa
semewah apa pun pesta di dunia ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan
pesta perkawinan Anak Domba Allah itu. Dan bagi saudara yang mungkin di dunia
ini jarang mendapatkan undangan pesta, atau mungkin lupa diundang dan saudara
kecewa, atau bahkan tidak pernah mendapatkan undangan untuk pesta, janganlah
bersedih hati. Asal saudara percaya sungguh-sungguh pada Yesus, tetap berpegang
pada ajaran yang benar maka saudara akan diundang langsung oleh Yesus Kristus pemilik
pesta itu.
Wah 19:6-9 - (6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan
Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia. (9) - Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."…”
Maukah saudara diberikan manna yang tersembunyi dan batu
putih itu oleh Kristus? Kalau mau, saudara harus menang dalam artian saudara
harus sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, berpegang pada ajaran yang benar
dan jangan sampai tersesat.
Tetapi bagaimana bisa tetap berpegang pada ajaran yang
benar dan tidak tersesat di tengah-tengah dunia yang penuh dengan nabi palsu
dan ajaran-ajaran sesat seperti ini? Bagaimana bisa tidak sesat jikalau ada
banyak pendeta yang justru mengajarkan ajaran sesat? Caranya adalah saudara
harus benar-benar percaya pada Yesus. Kalau saudara percaya pada Yesus, saudara
adalah domba Tuhan, dan Tuhan akan menjadi gembala saudara. Dia akan menuntun
engkau di jalan yang benar. Setelah itu rajinlah belajar Firman Tuhan (ikut
kelas Pemahaman Alkitab) secara rutin sehingga saudara benar-benar mengetahui
ajaran yang benar dan kuat perpegang padanya tanpa bisa disesatkan oleh angin
pengajaran yang bagaimana pun juga. Maukah saudara? Ingatlah dan renungkanlah
kjata-kata ini :
Luk 14:15 - “…"Berbahagialah orang yang akan dijamu
dalam Kerajaan Allah."
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)