02 Mei 2009

APAKAH ESRA SORU TIDAK PERCAYA MUJIZAT?

Esra Alfred Soru

Beberapa waktu yang lalu ada email yang masuk untuk saya dan sepenggal kalimatnya berbunyi demikian : “Saya senang membaca tulisan-tulisan Bapak di Timex tapi ada kesan bahwa Bapak tidak mempercayai adanya mujizat pada masa kini. Mungkin Bapak berpendapat begitu karena Bapak belum mengalaminya namun saya percaya karena pengalaman-pengalaman saya membuktikannya…Saya mungkin tidak sepintar Bapak tetapi mata saya sudah banyak melihat mujizat”. Pengirim email ini pun mengakhirinya dengan mengutip Mat 11:25 : "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil”. Seorang rekan menginformasikan kepada saya bahwa beberapa temannya dari sebuah gereja mengatakan bahwa Esra Soru tidak percaya pada kuasa Allah. Informasi lain sampai juga pada saya bahwa ada orang yang mengatakan Esra Soru tidak percaya bahwa mujizat dan kesembuhan ilahi bisa terjadi pada masa kini. Benarkah demikian? Benarkah saya tidak percaya kuasa Allah? Benarkah saya tidak percaya bahwa kesembuhan ilahi masih terjadi hingga kini? Itulah yang akan saya bahasa dalam tulisan ini dengan pertimbangan bahwa mungkin saja ada lebih banyak orang yang berpikiran sama dengan beberapa yang sudah disebutkan di atas.


Dapat saya pastikan bahwa pendapat-pendapat di atas lahir karena kesalahpahaman tentang maksud tulisan saya. Mungkin sekali pendapat tersebut mengarah pada kata-kata saya dalam tulisan di Timex, …. Di bawah judul Haruskah Kita Semua Berbahasa Roh? yang lengkapnya berbunyi demikian : Kalau kita membaca cerita Yesus menyembuhkan berbagai penyakit, ini bersifat deskriptif karenanya jangan dijadikan rumus bahwa setiap penyakit pasti disembuhkan Tuhan. Buktinya Paulus, rasul besar itu tidak disembuhkan oleh Tuhan (2 Kor 12 :7-10). Hanya orang-orang yang tidak memahami hal ini yang berteriak-teriak dari mimbar gereja atau dalam acara-acara KKR bahwa “Yesus Kristus tetap sama, kemarin, hari dan selamanya. Kalau 2000 tahun yang lalu Yesus menyembuhkan orang lumpuh, buta, tuli, dsb, maka hari ini pun Ia akan menyembuhkan saudara’. Yang benar bukanlah kesembuhan PASTI/HARUS terjadi melainkan MUNGKIN/BISA terjadi karena ini adalah bagian yang deskriptif. Juga dalam tulisan saya yang lain dengan judul Masih Adakah Bahasa Roh Saat Ini? (Timex…..) yang berbunyi : Harus disadari bahwa Allah adalah Allah yang bebas dan tidak terbatas oleh apa pun. Ia bebas untuk membuat mujizat sekaligus bebas untuk tidak membuat mujizat. Karena itu jika Ia membuat suatu mujizat, itu bukan suatu jaminan bahwa Ia akan terus membuat mujizat dan jika Ia berhenti membuat mujizat, itu bukan suatu jaminan bahwa Ia akan terus berhenti membuat mujizat. Jika dalam catatan-catatan Injil kita menemukan banyak kisah mujizat, apakah itu merupakan jaminan bahwa Allah pasti akan membuat mujizat saat ini? Tidak! Berhati-hatilah dengan pendeta-pendeta / pengkhotbah-pengkhotbah/pengajar-pengajar teologi yang berusaha meyakinkan anda bahwa Allah pasti membuat mujizat saat ini. Jika dalam surat-surat yang lebih kemudian (seperti yang dikemukakan Mac Arthur) tidak ditemukan catatan tentang adanya mujizat, apakah itu adalah jaminan bahwa Allah tidak akan membuat mujizat lagi saat ini? Berhati-hati juga dengan pendeta-pendeta / pengkhotbah-pengkhotbah / pengajar-pengajar teologi yang berusaha meyakinkan anda bahwa saat ini Allah pasti tidak membuat mujizat. Dua sikap itu adalah ekstrim. Yang benar adalah saat ini mujizat bisa (tidak harus) terjadi dan juga bisa (tidak harus) tidak terjadi.


Kalau kalimat-kalimat saya di atas dipahami dan dicermati dengan baik maka nampaklah bahwa saya tidak sementara mengatakan bahwa mujizat tidak lagi terjadi. Yang sementara saya katakan adalah bahwa mujizat TIDAK HARUS terjadi bukan HARUS TIDAK terjadi. Kalimat-kalimat di atas memperlihatkan serangan saya terhadap 2 ekstrim yang berkembang dalam jemaat di mana di satu sisi ada yang beranggapan bahwa MUJIZAT TIDAK LAGI TERJADI dan di sisi yang lain ada yang beranggapan bahwa MUJIZAT PASTI/HARUS/SELALU TERJADI. Pandangan yang pertama jelas bukan pandangan Alkitab sebab Allah tidak bisa dibatasi oleh apa pun dan karenanya tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kalau Allah mau membuat mujizat, kalau Allah mau menyembuhkan orang sakit, lumpuh, tuli, dsb, siapakah yang dapat membatasi-Nya? Kesaksian-kesaksian orang percaya juga turut membuktikan hal itu. Bahkan saya sendiri pernah memimpin acara KKR Kesembuhan Ilahi dan kesembuhan sungguh terjadi. Karena itu pandangan-pandangan yang mengesampingkan unsur mujizat dan supra alamiah dari dalam kekristenan adalah pandangan yang menyesatkan. Namun demikian, pandangan yang mengatakan bahwa MUJIZAT PASTI/HARUS/SELALU TERJADI juga bukanlah pandangan yang Alkitabiah. Konsep kebebasan Allah membuat-Nya tidak boleh dibatasi oleh apa pun termasuk oleh sebuah keharusan. Karenanya Allah tidak boleh dilihat sebagai Allah yang tidak mau membuat mujizat lagi tetapi juga Ia tidak boleh dilihat sebagai Allah yang selalu mau membuat mujizat. Fakta Alkitab sendiri memperlihatkan bahwa mujizat kesembuhan tidak selalu terjadi. Yoh 5:1-18 memperlihatkan ada banyak orang sakit (ayat 3 : ‘...dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh,...), tetapi hanya satu yang disembuhkan oleh Yesus, yaitu orang yang lumpuh selama 38 tahun. Timotius mengalami sakit namun Paulus bukannya membuat mujizat kesembuhan melainkan menasihati : “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah’. (1 Tim 5 :23). Trofimus juga pernah sakit tapi bukan Paulus mendoakan kesembuhannya, sebaliknya meninggalnya. (2 Tim 4 :20). Rasul Paulus sendiri mengalami 'duri dalam daging'. Sekalipun tidak jelas dengan apa yang dimaksud dengan 'duri dalam daging' itu, tetapi rasa-rasanya tidak bisa tidak istilah ini menunjuk pada suatu penyakit jasmani yang menyakitkan. Untuk ini Paulus berdoa sebanyak tiga kali, tetapi Tuhan tidak menyembuhkan dia! (2 Kor 12:7-10). Dalam Luk 5:15-16 Banyak orang pernah datang kepada Yesus untuk disembuhkan, tetapi anehnya Yesus tidak menyembuhkan mereka, sebaliknya Yesus meninggalkan mereka. Perhatikan Luk 5 :15-16 : “Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa”. Simak juga kata-kata dalam Luk 4 :27 : ‘Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Dari data-data ini jelas terlihat bahwa mujizat dan kesembuhan tidak harus/tidak selalu terjadi. Dengan mengatakan bahwa mujizat tidak harus/tidak selalu terjadi bukan berarti bahwa mujizat tidak lagi terjadi. Dengan demikian beberapa pendapat seperti yang dikutipkan di awal tulisan ini sesungguhnya hanyalah kesalahpahaman belaka terhadap aya yang sementara saya yakini. Jadi tegasnya, apakah Esra Alfred Soru percaya bahwa mujizat masih terjadi sampai hari ini ? Ya ! Saya percaya bahwa mujizat masih terjadi sampai hari ini meskipun itu bukan satu keharusan. Saya tidak mengatakan bahwa mujizat HARUS terjadi atau HARUS TIDAK terjadi melainkan TIDAK HARUS terjadi. Allah bukanlah Allah yang Mahakuasa kalau Ia TIDAK BISA MEMBUAT MUJIZAT tetapi Allah juga bukanlah Allah yang Mahakuasa kalau Ia TIDAK BISA TIDAK MEMBUAT MUJIZAT. TIDAK BISA MEMBUAT MUJIZAT adalah sebuah kelemahan tetapi TIDAK BISA TIDAK MEMBUAT MUJIZAT juga adalah kelemahan. Terpujilah Allahku di dalam Kristus, Allah yang Mahakuasa : yang BISA MEMBUAT MUJIZAT dan BISA TIDAK MEMBUAT MUJIZAT.

Lihat juga : Apakah Esra Soru Tidak Memakai Hikmat Roh Kudus?

1 komentar:

  1. Ini adalah komentar yang pernah ada:

    dari: it's me

    EG, selamat ya... baru kemaren kepikir tentang blog khusus tentang EG dan Pelangi Kasih dan program KYKP, ternyata blognya udah ada... Blog ini menjawab kerinduan banyak orang terutama mey sendiri

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)