By. Esra Alfred
Soru.
Beberapa hari
lalu (11 Maret 2015) saat saya hendak keluar dari kantor imigrasi, saya lalu melihat suatu
pemandangan yang menyolok di pinggir jalan yang ramai. Rupanya ada 2 orang
Islam yang sedang bersembahyang di sana. Di siang hari bolong yang sangat
panas, kedua orang itu sujud di aspal lalu berdiri mengangkat tangan dan sujud
lagi dan berdiri lagi (seperti cara bersembahyang orang Islam) tanpa perasaan
sungkan atau malu sama sekali bahwa aksi / tindakan mereka itu menjadi tontonan
sejumlah orang. Sekalipun dari jarak yang cukup jauh, saya sempat mengambil
gambar kedua orang ini dengan aksi mereka.
Setelah itu saya
pun langsung mengupload 2 foto tersebut ke Facebook di status saya dengan
kalimat seperti ini :
“ini siang beta datang ke kantor imigrasi untuk
mengurus paspor. pas mau pulang ada satu pemandangan yang menyolok. persis di
pinggir jalan dengan panas terik ada dua orang islam sembahyang di sana dengan
tidak malu malu mereka bersujud dan mencium tanah sekalipun mereka menjadi
tontonan banyak orang. apa tanggapan saudara saudara?”
Nah rupanya
status saya ini lalu mendapatkan begitu banyak like dan komentar.
Komentar-komentar juga begitu berfariasi. Ada yang melihat foto itu secara
positif dan memuji kedua orang itu, ada yang melihat foto itu secara negatif
dan mencela kedua orang itu bahkan ada yang mencurigai keduanya sebagai anggota
dari gerakan-gerakan agama yang radikal. Setelah itu muncul juga sejumlah
komentar yang lalu mempertanyakan tujuan / motivasi saya dalam mengupload
gambar itu bahkan sudah bertindak lebih jauh dengan menghakimi saya seperti
komentar-komentar berikut :
“b
penasaran sja,,,kira2 stlh pak pdt upload ini gambar,,,pak pdt px kesimpulan
apa n kira2 apa tendensinya,,,adakah bahan perenungan ato refleksi yg bijak yg
dpt kita petik dr sikap kedua saudara muslim ini, ato pak pdt hanya sementara
ingn menghadirkan dan melihat sikap saling mengkerdilkan sesama insan ciptaan
Allah kemudian senyum2 sndri dtanpa berkomentar serta puas krn ada banyak
saudara sesama anak Allah slng menghujat,,,mudah2an pak pendeta punya satu
penalaran logis dan perenungan logis atas niat meng-upload gambar ini,,,b
pengen tau semangat "cinta kaasih" pdt besar Esra Soru dlm melihat
dan memaknai gambar ini,,,
“klo
buat b pdt besar sekelas Esra Soru pasti punya penalaran logis dan niat khotbah
dr gambar inii,,,tp syngnya penalarann logis itu sebatas utk diri beliau krn
org2 sdh komen bgni panjang tp beliau blm beri argumen perenungan logis utk ini
gambar,,,hmmmmmm jd bertanya2 apa niat seorg pdt besar hanya sekedar melihat
berdebatan agama tanpa landasar teologis yg berimbang,,,kemudian senyum2 sndri
atas perdebatan keimanan yg tentu saling berbeda landasan ini,,,waaaahhhhh
repot juga klo bgt,,,mohon pak pdt bisa segera memberikan makna perenungan ini
jgn sebatas menghadirkaan perdebatan nuansa SARA bgni,,,tunjukan renungan
semangat "cinta kasih" dlu pak pendeta.
“.... naahhhhh ini yg b paling setuju,,,saling menghargai dan menempatkan keimanan masing2 pada porsi yg tepat dlm relasi kita dgn Allah dan sesama,,,bukan memantik perdebatan tanpa arah,,,yg b sedihkan pdt sekelas bpk Esra Soru pun cuma mampu "MENGUPLOAD DOANG" tanpa memberi perenungan nilai keimanan hadeeehhhhh”
“.... naahhhhh ini yg b paling setuju,,,saling menghargai dan menempatkan keimanan masing2 pada porsi yg tepat dlm relasi kita dgn Allah dan sesama,,,bukan memantik perdebatan tanpa arah,,,yg b sedihkan pdt sekelas bpk Esra Soru pun cuma mampu "MENGUPLOAD DOANG" tanpa memberi perenungan nilai keimanan hadeeehhhhh”
“Pepatah: Lempar batu ancor seng2 rumah..haha..”
“....
hahahahaha repot jga ew klo bgt maksud n tujuannya,,,.. nah itu dia,,,damai n
saling mengasihi tuh paling tepat,,,bukan memantik perdebatan tanpa
arah,,,nanti larinya spt pepatah td lg hehehehe”
“Makax
keluar dr kupang ko pratikan bae2 dunia luar... Amati cermati dengan mata dan
hati... Spy katong pahami apa itu Pluralitas, kesetaraan dan kedamaian hati...
Kupang ni sapoong... Jd bakusu2 sa org dengar... Jd katong yg katax su jd Org
BESAR hati2lah menjaga yg bsr itu supaya org lain ttp hargai... Na klo su
bgini... Org bsr pun akan d anggap berIMAN kerdil.... Ko karmana... Makax b bilang d atas jang smp kas malu diri
sandiri...”
“Katong py tggungjawab iman terhadap jemaat... Kalo katong sbg pdt
calon pdt su bgni jemaAt yg awam akan menyala2 memaki menghina dan akhirx greja
pono deng cemooh...”
Saya akhirnya
memutuskan untuk memberikan ulasan dan analisa saya terhadap peristiwa tersebut
dan juga komentar-komentar yang ada. Berikut ini adalah tanggapan saya di
Facebook :
**********
@All : Saya berterima kasih kepada semua rekan yang telah memberikan
pendapatnya masing2 terhadap foto yang saya upload tentang 2 orang Islam yang
bersembahyang di pinggir jalan secara menyolok pada tengah hari bolong.
Karena adanya tuntutan dari beberapa orang agar saya juga dapat
memberikan pandangan saya atau menyampaikan tujuan saya mengupload gambar
tersebut, yang bahkan mereka telah bergerak lebih jauh terlebih dahulu dengan
mencurigai dan menghakimi motivasi saya sebagai sekedar suatu keinginan negatif
untuk menyaksikan terjadinya caci maki yang berbau sara, maka memang ada
baiknya saya menyampaikan pandangan saya tentang hal ini.
Satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah tindakan saya
mengupload foto tersebut boleh dianggap sebagai suatu tindakan spontan karena
menyaksikan suatu pemandangan yang tidak biasa dan bahkan tidak pernah saya
saksikan baik di kupang maupun di luar kupang dimana ada orang yang melakukan
ritual sembahyang persis di pinggir jalan pada siang hari yang terik, bahkan sampai
sujud dan mencium tanah sambil mengangkat tangan mereka tinggi2, dan disaksikan
dengan keheranan oleh begitu banyak orang. Karena itulah saya tertarik untuk
mengambil gambarnya mengupload di facebook untuk mendapatkan tanggapan dan
melihat bagaimana teman teman menilai pemandangan itu. Jadi benar seperti yang
dikatakan pak Mercy Siubelan :
"Sy rasa ini satu
fenomena yg aneh yg terjadi di kota kpg. Sy sdh hidup puluhn thn di kota kpg
tpi blm pernah melihat Hal demikian.sy rasa mungkin Hal ini jg di alami oleh
Pak pendeta jdi wajar klo kita melihat Hal Baru Dan meminta pendapat pada org
lain."
Jadi saya kira itu sesuatu yang sama sekali wajar dan karenanya pemikiran bahwa saya mengupload gambar tersebut hanya untuk mendapatkan kepuasan ketika terjadi caci maki terhadap orang di foto itu adalah suatu tuduhan yang terlalu berlebih lebihan tanpa mengetahui motivasi saya yang sebenarnya. Apa salahnya meminta pendapat terhadap suatu peristiwa yang aneh minimal bagi saya pribadi? Jikalalau pada akhirnya ada penilaian penilaian negatif dari para komentator terhadap praktek sembahyang seperti itu, menurut saya itu juga adalah sesuatu yang wajar dan tidak pada tempatnya menyalahkan saya yang meminta pendapat terhadap hal tersebut. Semua orang mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dan bertanggung jawab terhadap pendapatnya itu.
Nah teman2, setelah membaca hampir semua komentar / pendapat yang diberikan, saya bisa mengklasifikasikan pandangan2 kedalam 3 kelompok yang dalam pemikiran saya masing2 pandangan tersebut dapat dibenarkan :
Jadi saya kira itu sesuatu yang sama sekali wajar dan karenanya pemikiran bahwa saya mengupload gambar tersebut hanya untuk mendapatkan kepuasan ketika terjadi caci maki terhadap orang di foto itu adalah suatu tuduhan yang terlalu berlebih lebihan tanpa mengetahui motivasi saya yang sebenarnya. Apa salahnya meminta pendapat terhadap suatu peristiwa yang aneh minimal bagi saya pribadi? Jikalalau pada akhirnya ada penilaian penilaian negatif dari para komentator terhadap praktek sembahyang seperti itu, menurut saya itu juga adalah sesuatu yang wajar dan tidak pada tempatnya menyalahkan saya yang meminta pendapat terhadap hal tersebut. Semua orang mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dan bertanggung jawab terhadap pendapatnya itu.
Nah teman2, setelah membaca hampir semua komentar / pendapat yang diberikan, saya bisa mengklasifikasikan pandangan2 kedalam 3 kelompok yang dalam pemikiran saya masing2 pandangan tersebut dapat dibenarkan :
1. Ada
pandangan yang positif.
Sejumlah teman
memberikan tanggapan yang positif terhadap tindakan 2 orang dalam foto tersebut
dimana mereka dinilai sebagai orang yang berani menunjukkan iman mereka tanpa
malu-malu. Mereka berhadapan dengan Tuhan mereka,
menyembah Tuhan mereka, tanpa peduli dengan bagaimana orang lain menilai
mereka. Jadi tindakan itu adalah sesuatu yang bernilai positif.
Menurut saya pandangan seperti itu bisa
dibenarkan minimal untuk perasaan tidak malu mereka dalam mengungkapkan iman
dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang mereka sembah. Dan itu juga mungkin dapat
menjadi pelajaran bagi kita sekalian sebagai orang orang kristen dalam hal
keberanian untuk menunjukkan identitas kita sebagai seorang kristen. Tidak dapat
disangkal bahwa ada banyak orang kristen yang begitu malu menunjukkan identitas
kekristenannya. Ada banyak orang kristen yang berani berdoa dengan lantang
menggunakan nama Yesus di gereja atau di kalangan Kristen tapi malu mengucapkan
nama Yesus ketika ada pemeluk agama lain di sekelilingnya. Ada banyak orang
kristen yang apabila berdoa dalam forum-forum nasional hanya mengungkapkan doa
mereka secara umum tampak menyinggung-nyinggung nama Yesus di dalamnya. Menurut
saya itu adalah suatu sikap pengecut tidak berani menampilkan identitas
kekristenan.
Kita harus bisa meneladani 2 orang dalam
foto itu yang tidak malu menunjukkan identitas mereka dan apa yang mereka
percayai walaupun tidak harus dengan cara seperti yang mereka lakukan di depan
umum. Ya, seorang kristen haruslah seorang yang berani menunjukkan identitas
kekristenannya tanpa rasa malu. Bukankah Yesus sendiri berkata :
Mat 10:32-33 : Setiap orang yang mengakui
Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di
depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Luk 12:8 : Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia
di depan malaikat-malaikat Allah.
2. Ada pandangan yang negatif.
Sekalipun ada
yang memberikan tanggapan positif terhadap perilaku dua orang dalam foto
tersebut tetapi mayoritas komentar yang diberikan bersifat negatif dimana
tindakan itu dianggap sebagai suatu tindakan yang salah dan tidak pada
tempatnya. Tidak salah orang mengekspresikan imannya, tidak salah orang
bersembahyang kepada Tuhannya, tidak salah orang melakukannya dengan gaya /
sikap tubuh bagaimana pun juga, tetapi yang perlu diperhatikan adalah tempat
dimana ia melakukan itu. Bukankah ada rumah-rumah ibadah? Bukankah ada
tempat-tempat lain yang mungkin jauh lebih baik daripada di pinggir jalan? Lalu
mengapa harus bersembahyang dengan gaya seperti itu di pinggir jalan? Apa
tujuannya? Apa motivasinya? Bukankah sikap seperti itu sama seperti sikap orang
orang farisi yang dikritik oleh Tuhan Yesus?
Mat 6:5-6 :
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan
berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi
jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah
kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Kita memang
tidak tahu secara pasti apa motivasi dan tujuan dua orang itu berdoa di pinggir
jalan, walaupun besar kemungkinan motivasinya adalah untuk dilihat orang,
minimal itulah kesan yang saya tangkap sebagai orang yang menyaksikan langsung
peristiwa itu. Tapi entahlah……
Terlepas dari
apapun mptivasi mereka, tapi apa yang terjadi ini seharusnya membuat kita
sungguh-sungguh berpikir tentang motivasi kita di dalam melakukan ibadah atau
bersembahyang atau berdoa kepada Tuhan. Seseorang bisa saja dengan
sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan, seseorang bisa saja dengan khusuk berbakti
kepada Tuhan tapi pada saat yang bersamaan bisa saja ada motivasi yang salah
atau yang menyimpang dari tindakan tersebut. Dan semua tindakan yang bersifat
rohani sekalipun kalau dilakukan dengan motivasi yang salah, itu adalah dosa.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada murid-muridNya dari
apa yang dilakukan oleh orang orang Farisi sebagaimana yang tercatat dalam ayat
yang telah dikutip di atas dan juga dalam Mat 6:1 :
Mat 6:1 : "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya
dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di sorga.
Jadi terlepas
dari apapun motivasi 2 orang dalam foto itu, itu urusan mereka dengan Tuhan,
tetapi itu dapat menjadi pelajaran bagi kita agar sungguh-sungguh menjaga
motivasi kita di dalam semua tindakan beragama kita. Saya
sendiri berharap bahwa tidak ada orang Kristen yang meniru perilaku 2 orang
itu.
3. Ada pandangan yang mencurigai.
Sejumlah komentar yang diberikan juga bersifat mencurigai dimana ada kecurigaan bahwa dua orang dalam foto tersebut adalah orang-orang dengan sikap beragama yang fantastis dan radikal. Seorang teman memberikan komentarnya via inbox kepada saya :
"‘selama b hdp d jawa.. memang sonde pernah ketemu kejadian org sembahyang dipinggir jln ke
begitu.. jd menurut b pribadi... sdh ada kelompok garis keras banyak masuk d
timor... (termasuk yg pernah pasang spanduk anti miss universe d bundaran
fatululi). ktong musti rapatkan barisan & kasi sadar yg msh mangantok di
kupang ko jgn asal toleransi bodoh2.."
Juga beberapa teman yang memberikan
komentar yang demikian saya kenal dan itu bisa dipahami karena sebagaimana yang
saya ketahui mereka adalah termasuk orang-orang yang peduli dengan kondisi
kekristenan di NTT dan anti terhadap setiap gerakan radikal yang hendak
menghancurkan kekristenan di Kupang dan NTT (Pak Ady William Frith Ndiy, Pak Mercy
Siubelan, Zwenglee Faley, dll). Mereka senantiasa memantau setiap perkembangan
atau gerakan keagamaan yang radikal dan ekstrim yang terjadi di kota Kupang
maupun di NTT secara keseluruhan.
Bagi saya ini
tentu sesuatu yang wajar saja. Memang isu tentang gerakan Islamisasi yang
dilakukan oleh sekelompok Islam garis keras dan radikal cukup kuat kita
dengarkan sebagaimana komentar Zwenglee Faley :
"yg banyak omong tu, itu yg snd tau apa
tentang islamnisasi yg sedang terjadi di Kab. TTS dan
Kab. Kupang,,, kalau yg banyak omong ini mau bertemu dan mau liat data2 di
lapangan, inbox saya kita atur jadwal untuk bertemu.. Terima kasih pak Pdt
untuk postingannya..nnti sy posting Jg aksi organisasi anti Pancasila HTI waktu
berdemo di Terminal kupang yg di kawal oleh polisi, padahal Ketua MUI NTT sdh
menolak mereka untk hadir di kota kupang! dan HMI NTT jg menyatakan mereka sdh
masuk ke mimbar2 kampus, mendoktrin mahasiswa,.. HTI hadir di kupang dr 2003,
mereka sdh kuat dan terorganisir, sehingga mulai menampakan diri di kota kupang
dan melihat apa reaksi orang kupang menolak mereka ato cuek saja??
oooww..rupanya cuek saja, baik nantikan aksi mereka berikutnya. untuk postingan
di atas dgn ketaatan kepada tuhannya apakah dia agota HTI??"
sehingga kalau perilaku dua orang dalam
foto tersebut dilihat dari kacamata kecurigaan, itu pun dapat dipahami.
Sebagaimana dua pandangan yang sudah saya
bahas diatas, pandangan yang ketiga ini pun tentu bukanlah sebuah kepastian.
Tetapi apa yang ditunjukkan menurut saya juga sesuatu hal yang penting. Kita
perlu suatu sikap waspada agar kita tidak dengan mudah dikalahkan dan
dihancurkan oleh orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan
hancurnya kekristenan di NTT ini. Ibaratnya adalah dalam suatu pertempuran,
seorang prajurit harus sungguh2 memperhatikan dan mengamati setiap gerakan yang
mencurigakan. Saya kembali mengutip komentar Pak Mercy Siubelan :
"Jgn
sampe kita mengalami Hal seperti di ambon Dan di poso.dri Dulu di NTT Muslim
Dan Kristen hdp berdamai. Tdk ada salahnya kita perlu berhati - hati dgn yg
beraliran radikalisme. Selalu waspada Dan berjaga utk kerukunan Dan kedamaian
di Bumi NTT".
Betul sekali!
Sekalipun dalam konteks yang berbeda
tetapi Tuhan Yesus sendiri memberikan nasihat tentang pentingnya sikap
berjaga2.
Luk 21:36 : Berjaga-jagalah senantiasa
sambil berdoa, supaya kamu
beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu
tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
1 Pet 5:8 - Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Sebagai orang Kristen kita memang harus mempunyai kasih, kita harus mengekspresikan kasih kita kepada sesama kita bahkan yang berbeda agama dengan kita. Kita harus menghargai mereka, tulus pada mereka, tetapi kiranya kasih, penghargaan dan ketulusan itu tidak membuang kewaspadaan kita. Tuhan Yesus memberikan nasihat :
Sebagai orang Kristen kita memang harus mempunyai kasih, kita harus mengekspresikan kasih kita kepada sesama kita bahkan yang berbeda agama dengan kita. Kita harus menghargai mereka, tulus pada mereka, tetapi kiranya kasih, penghargaan dan ketulusan itu tidak membuang kewaspadaan kita. Tuhan Yesus memberikan nasihat :
Mat 10:16 : “....hendaklah kamu cerdik seperti ular dan
tulus seperti merpati”.
Ada banyak
orang yang hanya cerdik seperti ular tetapi tidak tulus seperti merpati
sehingga hidup mereka hanya penuh dengan kejahatan dan tipu daya serta
menyusahkan orang lain. Sebaliknya ada orang yang hanya
tulus seperti merpati tapi tidak cerdik seperti ular sehingga hidup mereka
akhirnya menjadi sasaran kejahatan dan tipu daya serta disusahkan oleh orang
lain. Yesus mau sebagai orang kristen, kita cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati.
Jadi mungkin sejumlah
komentar yang positif dari sejumlah teman dapat membuat kita memiliki ketulusan
seperti merpati. Tapi sejumlah teman dengan komentar
yang bersifat curiga dapat membuat kita cerdik seperti ular.
Kesimpulan :
Tiga pandangan yang sudah saya ulas di atas bukan dengan tujuan agar
kita memilih salah satu di antaranya tetapi untuk kita miliki ketiganya. Kita
bisa menarik pelajaran positif dari pengalaman itu dengan meniru sikap tidak
malunya (bukan praktek berdoa di pinggir jalannya) tetapi sementara itu kita
juga tidak boleh menutup mata / membutakan diri bahwa tetap ada kemungkinan
negatifnya yakni tindakan tersebut sebagai suatu tindakan kemunafikan yang
mencoba menampilkan kesalehan untuk mendapatkan pujian dari manusia sebagaimana
yang dilakukan para Farisi. Sementara itu pula kita tidak menutup kemungkinan
terhadap adanya gerakan-gerakan keagamaan yang fanatis dan radikal yang
mempunyai tujuan untuk menggulingkan kekristenan, NKRI dan Pancasila serta
menggantikannya dengan asas agama tertentu. Jadi intinya adalah kita dapat
memberikan penilaian secara seimbang dan menyeluruh dari setiap aspek.
Demikianlah analisa dan komentar saya, dan semoga ini berguna bagi
kita semua terlepas dari apa yang dilakukan oleh 2 orang dalam foto tersebut.
1 Kor 10:31 : "....Jika
engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang
lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah.
Tuhan memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)