13 Maret 2015

SEMBAHYANG DI PINGGIR JALAN


By. Esra Alfred Soru.

Beberapa hari lalu (11 Maret 2015) saat saya hendak keluar dari kantor imigrasi, saya lalu melihat suatu pemandangan yang menyolok di pinggir jalan yang ramai. Rupanya ada 2 orang Islam yang sedang bersembahyang di sana. Di siang hari bolong yang sangat panas, kedua orang itu sujud di aspal lalu berdiri mengangkat tangan dan sujud lagi dan berdiri lagi (seperti cara bersembahyang orang Islam) tanpa perasaan sungkan atau malu sama sekali bahwa aksi / tindakan mereka itu menjadi tontonan sejumlah orang. Sekalipun dari jarak yang cukup jauh, saya sempat mengambil gambar kedua orang ini dengan aksi mereka.


Setelah itu saya pun langsung mengupload 2 foto tersebut ke Facebook di status saya dengan kalimat seperti ini :

“ini siang beta datang ke kantor imigrasi untuk mengurus paspor. pas mau pulang ada satu pemandangan yang menyolok. persis di pinggir jalan dengan panas terik ada dua orang islam sembahyang di sana dengan tidak malu malu mereka bersujud dan mencium tanah sekalipun mereka menjadi tontonan banyak orang. apa tanggapan saudara saudara?”

Nah rupanya status saya ini lalu mendapatkan begitu banyak like dan komentar. Komentar-komentar juga begitu berfariasi. Ada yang melihat foto itu secara positif dan memuji kedua orang itu, ada yang melihat foto itu secara negatif dan mencela kedua orang itu bahkan ada yang mencurigai keduanya sebagai anggota dari gerakan-gerakan agama yang radikal. Setelah itu muncul juga sejumlah komentar yang lalu mempertanyakan tujuan / motivasi saya dalam mengupload gambar itu bahkan sudah bertindak lebih jauh dengan menghakimi saya seperti komentar-komentar berikut :

“b penasaran sja,,,kira2 stlh pak pdt upload ini gambar,,,pak pdt px kesimpulan apa n kira2 apa tendensinya,,,adakah bahan perenungan ato refleksi yg bijak yg dpt kita petik dr sikap kedua saudara muslim ini, ato pak pdt hanya sementara ingn menghadirkan dan melihat sikap saling mengkerdilkan sesama insan ciptaan Allah kemudian senyum2 sndri dtanpa berkomentar serta puas krn ada banyak saudara sesama anak Allah slng menghujat,,,mudah2an pak pendeta punya satu penalaran logis dan perenungan logis atas niat meng-upload gambar ini,,,b pengen tau semangat "cinta kaasih" pdt besar Esra Soru dlm melihat dan memaknai gambar ini,,,

“klo buat b pdt besar sekelas Esra Soru pasti punya penalaran logis dan niat khotbah dr gambar inii,,,tp syngnya penalarann logis itu sebatas utk diri beliau krn org2 sdh komen bgni panjang tp beliau blm beri argumen perenungan logis utk ini gambar,,,hmmmmmm jd bertanya2 apa niat seorg pdt besar hanya sekedar melihat berdebatan agama tanpa landasar teologis yg berimbang,,,kemudian senyum2 sndri atas perdebatan keimanan yg tentu saling berbeda landasan ini,,,waaaahhhhh repot juga klo bgt,,,mohon pak pdt bisa segera memberikan makna perenungan ini jgn sebatas menghadirkaan perdebatan nuansa SARA bgni,,,tunjukan renungan semangat "cinta kasih" dlu pak pendeta.

“.... naahhhhh ini yg b paling setuju,,,saling menghargai dan menempatkan keimanan masing2 pada porsi yg tepat dlm relasi kita dgn Allah dan sesama,,,bukan memantik perdebatan tanpa arah,,,yg b sedihkan pdt sekelas bpk Esra Soru pun cuma mampu "MENGUPLOAD DOANG" tanpa memberi perenungan nilai keimanan hadeeehhhhh”

Pepatah: Lempar batu ancor seng2 rumah..haha..

“.... hahahahaha repot jga ew klo bgt maksud n tujuannya,,,.. nah itu dia,,,damai n saling mengasihi tuh paling tepat,,,bukan memantik perdebatan tanpa arah,,,nanti larinya spt pepatah td lg hehehehe”

“Makax keluar dr kupang ko pratikan bae2 dunia luar... Amati cermati dengan mata dan hati... Spy katong pahami apa itu Pluralitas, kesetaraan dan kedamaian hati... Kupang ni sapoong... Jd bakusu2 sa org dengar... Jd katong yg katax su jd Org BESAR hati2lah menjaga yg bsr itu supaya org lain ttp hargai... Na klo su bgini... Org bsr pun akan d anggap berIMAN kerdil.... Ko karmana... Makax b bilang d atas jang smp kas malu diri sandiri...

Katong py tggungjawab iman terhadap jemaat... Kalo katong sbg pdt calon pdt su bgni jemaAt yg awam akan menyala2 memaki menghina dan akhirx greja pono deng cemooh...

Saya akhirnya memutuskan untuk memberikan ulasan dan analisa saya terhadap peristiwa tersebut dan juga komentar-komentar yang ada. Berikut ini adalah tanggapan saya di Facebook :

**********

@All : Saya berterima kasih kepada semua rekan yang telah memberikan pendapatnya masing2 terhadap foto yang saya upload tentang 2 orang Islam yang bersembahyang di pinggir jalan secara menyolok pada tengah hari bolong.

Karena adanya tuntutan dari beberapa orang agar saya juga dapat memberikan pandangan saya atau menyampaikan tujuan saya mengupload gambar tersebut, yang bahkan mereka telah bergerak lebih jauh terlebih dahulu dengan mencurigai dan menghakimi motivasi saya sebagai sekedar suatu keinginan negatif untuk menyaksikan terjadinya caci maki yang berbau sara, maka memang ada baiknya saya menyampaikan pandangan saya tentang hal ini.

Satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah tindakan saya mengupload foto tersebut boleh dianggap sebagai suatu tindakan spontan karena menyaksikan suatu pemandangan yang tidak biasa dan bahkan tidak pernah saya saksikan baik di kupang maupun di luar kupang dimana ada orang yang melakukan ritual sembahyang persis di pinggir jalan pada siang hari yang terik, bahkan sampai sujud dan mencium tanah sambil mengangkat tangan mereka tinggi2, dan disaksikan dengan keheranan oleh begitu banyak orang. Karena itulah saya tertarik untuk mengambil gambarnya mengupload di facebook untuk mendapatkan tanggapan dan melihat bagaimana teman teman menilai pemandangan itu. Jadi benar seperti yang dikatakan pak Mercy Siubelan :

"Sy rasa ini satu fenomena yg aneh yg terjadi di kota kpg. Sy sdh hidup puluhn thn di kota kpg tpi blm pernah melihat Hal demikian.sy rasa mungkin Hal ini jg di alami oleh Pak pendeta jdi wajar klo kita melihat Hal Baru Dan meminta pendapat pada org lain."

Jadi saya kira itu sesuatu yang sama sekali wajar dan karenanya pemikiran bahwa saya mengupload gambar tersebut hanya untuk mendapatkan kepuasan ketika terjadi caci maki terhadap orang di foto itu adalah suatu tuduhan yang terlalu berlebih lebihan tanpa mengetahui motivasi saya yang sebenarnya. Apa salahnya meminta pendapat terhadap suatu peristiwa yang aneh minimal bagi saya pribadi? Jikalalau pada akhirnya ada penilaian penilaian negatif dari para komentator terhadap praktek sembahyang seperti itu, menurut saya itu juga adalah sesuatu yang wajar dan tidak pada tempatnya menyalahkan saya yang meminta pendapat terhadap hal tersebut. Semua orang mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dan bertanggung jawab terhadap pendapatnya itu.

Nah teman2, setelah membaca hampir semua komentar / pendapat yang diberikan, saya bisa mengklasifikasikan pandangan2 kedalam 3 kelompok yang dalam pemikiran saya masing2 pandangan tersebut dapat dibenarkan :

1.      Ada pandangan yang positif.

Sejumlah teman memberikan tanggapan yang positif terhadap tindakan 2 orang dalam foto tersebut dimana mereka dinilai sebagai orang yang berani menunjukkan iman mereka tanpa malu-malu. Mereka berhadapan dengan Tuhan mereka, menyembah Tuhan mereka, tanpa peduli dengan bagaimana orang lain menilai mereka. Jadi tindakan itu adalah sesuatu yang bernilai positif.

Menurut saya pandangan seperti itu bisa dibenarkan minimal untuk perasaan tidak malu mereka dalam mengungkapkan iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang mereka sembah. Dan itu juga mungkin dapat menjadi pelajaran bagi kita sekalian sebagai orang orang kristen dalam hal keberanian untuk menunjukkan identitas kita sebagai seorang kristen. Tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang kristen yang begitu malu menunjukkan identitas kekristenannya. Ada banyak orang kristen yang berani berdoa dengan lantang menggunakan nama Yesus di gereja atau di kalangan Kristen tapi malu mengucapkan nama Yesus ketika ada pemeluk agama lain di sekelilingnya. Ada banyak orang kristen yang apabila berdoa dalam forum-forum nasional hanya mengungkapkan doa mereka secara umum tampak menyinggung-nyinggung nama Yesus di dalamnya. Menurut saya itu adalah suatu sikap pengecut tidak berani menampilkan identitas kekristenan.

Kita harus bisa meneladani 2 orang dalam foto itu yang tidak malu menunjukkan identitas mereka dan apa yang mereka percayai walaupun tidak harus dengan cara seperti yang mereka lakukan di depan umum. Ya, seorang kristen haruslah seorang yang berani menunjukkan identitas kekristenannya tanpa rasa malu. Bukankah Yesus sendiri berkata :

Mat 10:32-33 : Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Luk 12:8 : Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.

2.      Ada pandangan yang negatif.

Sekalipun ada yang memberikan tanggapan positif terhadap perilaku dua orang dalam foto tersebut tetapi mayoritas komentar yang diberikan bersifat negatif dimana tindakan itu dianggap sebagai suatu tindakan yang salah dan tidak pada tempatnya. Tidak salah orang mengekspresikan imannya, tidak salah orang bersembahyang kepada Tuhannya, tidak salah orang melakukannya dengan gaya / sikap tubuh bagaimana pun juga, tetapi yang perlu diperhatikan adalah tempat dimana ia melakukan itu. Bukankah ada rumah-rumah ibadah? Bukankah ada tempat-tempat lain yang mungkin jauh lebih baik daripada di pinggir jalan? Lalu mengapa harus bersembahyang dengan gaya seperti itu di pinggir jalan? Apa tujuannya? Apa motivasinya? Bukankah sikap seperti itu sama seperti sikap orang orang farisi yang dikritik oleh Tuhan Yesus?

Mat 6:5-6 : "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Kita memang tidak tahu secara pasti apa motivasi dan tujuan dua orang itu berdoa di pinggir jalan, walaupun besar kemungkinan motivasinya adalah untuk dilihat orang, minimal itulah kesan yang saya tangkap sebagai orang yang menyaksikan langsung peristiwa itu. Tapi entahlah……

Terlepas dari apapun mptivasi mereka, tapi apa yang terjadi ini seharusnya membuat kita sungguh-sungguh berpikir tentang motivasi kita di dalam melakukan ibadah atau bersembahyang atau berdoa kepada Tuhan. Seseorang bisa saja dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan, seseorang bisa saja dengan khusuk berbakti kepada Tuhan tapi pada saat yang bersamaan bisa saja ada motivasi yang salah atau yang menyimpang dari tindakan tersebut. Dan semua tindakan yang bersifat rohani sekalipun kalau dilakukan dengan motivasi yang salah, itu adalah dosa. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada murid-muridNya dari apa yang dilakukan oleh orang orang Farisi sebagaimana yang tercatat dalam ayat yang telah dikutip di atas dan juga dalam Mat 6:1 :

Mat 6:1 : "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

Jadi terlepas dari apapun motivasi 2 orang dalam foto itu, itu urusan mereka dengan Tuhan, tetapi itu dapat menjadi pelajaran bagi kita agar sungguh-sungguh menjaga motivasi kita di dalam semua tindakan beragama kita. Saya sendiri berharap bahwa tidak ada orang Kristen yang meniru perilaku 2 orang itu.

3.      Ada pandangan yang mencurigai.

Sejumlah komentar yang diberikan juga bersifat mencurigai dimana ada kecurigaan bahwa dua orang dalam foto tersebut adalah orang-orang dengan sikap beragama yang fantastis dan radikal.
Seorang teman memberikan komentarnya via inbox kepada saya :

"‘selama b hdp d jawa.. memang sonde pernah ketemu kejadian org sembahyang dipinggir jln ke begitu.. jd menurut b pribadi... sdh ada kelompok garis keras banyak masuk d timor... (termasuk yg pernah pasang spanduk anti miss universe d bundaran fatululi). ktong musti rapatkan barisan & kasi sadar yg msh mangantok di kupang ko jgn asal toleransi bodoh2.."

Juga beberapa teman yang memberikan komentar yang demikian saya kenal dan itu bisa dipahami karena sebagaimana yang saya ketahui mereka adalah termasuk orang-orang yang peduli dengan kondisi kekristenan di NTT dan anti terhadap setiap gerakan radikal yang hendak menghancurkan kekristenan di Kupang dan NTT (Pak Ady William Frith Ndiy, Pak Mercy Siubelan, Zwenglee Faley, dll). Mereka senantiasa memantau setiap perkembangan atau gerakan keagamaan yang radikal dan ekstrim yang terjadi di kota Kupang maupun di NTT secara keseluruhan.

Bagi saya ini tentu sesuatu yang wajar saja. Memang isu tentang gerakan Islamisasi yang dilakukan oleh sekelompok Islam garis keras dan radikal cukup kuat kita dengarkan sebagaimana komentar Zwenglee Faley :

"yg banyak omong tu, itu yg snd tau apa tentang islamnisasi yg sedang terjadi di Kab. TTS dan Kab. Kupang,,, kalau yg banyak omong ini mau bertemu dan mau liat data2 di lapangan, inbox saya kita atur jadwal untuk bertemu.. Terima kasih pak Pdt untuk postingannya..nnti sy posting Jg aksi organisasi anti Pancasila HTI waktu berdemo di Terminal kupang yg di kawal oleh polisi, padahal Ketua MUI NTT sdh menolak mereka untk hadir di kota kupang! dan HMI NTT jg menyatakan mereka sdh masuk ke mimbar2 kampus, mendoktrin mahasiswa,.. HTI hadir di kupang dr 2003, mereka sdh kuat dan terorganisir, sehingga mulai menampakan diri di kota kupang dan melihat apa reaksi orang kupang menolak mereka ato cuek saja?? oooww..rupanya cuek saja, baik nantikan aksi mereka berikutnya. untuk postingan di atas dgn ketaatan kepada tuhannya apakah dia agota HTI??"

sehingga kalau perilaku dua orang dalam foto tersebut dilihat dari kacamata kecurigaan, itu pun dapat dipahami.

Sebagaimana dua pandangan yang sudah saya bahas diatas, pandangan yang ketiga ini pun tentu bukanlah sebuah kepastian. Tetapi apa yang ditunjukkan menurut saya juga sesuatu hal yang penting. Kita perlu suatu sikap waspada agar kita tidak dengan mudah dikalahkan dan dihancurkan oleh orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan hancurnya kekristenan di NTT ini. Ibaratnya adalah dalam suatu pertempuran, seorang prajurit harus sungguh2 memperhatikan dan mengamati setiap gerakan yang mencurigakan. Saya kembali mengutip komentar Pak Mercy Siubelan :

"Jgn sampe kita mengalami Hal seperti di ambon Dan di poso.dri Dulu di NTT Muslim Dan Kristen hdp berdamai. Tdk ada salahnya kita perlu berhati - hati dgn yg beraliran radikalisme. Selalu waspada Dan berjaga utk kerukunan Dan kedamaian di Bumi NTT".

Betul sekali!

Sekalipun dalam konteks yang berbeda tetapi Tuhan Yesus sendiri memberikan nasihat tentang pentingnya sikap berjaga2.

Luk 21:36 : Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

1 Pet 5:8 - Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Sebagai orang Kristen kita memang harus mempunyai kasih, kita harus mengekspresikan kasih kita kepada sesama kita bahkan yang berbeda agama dengan kita. Kita harus menghargai mereka, tulus pada mereka, tetapi kiranya kasih, penghargaan dan ketulusan itu tidak membuang kewaspadaan kita. Tuhan Yesus memberikan nasihat :

Mat 10:16 : “....hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.

Ada banyak orang yang hanya cerdik seperti ular tetapi tidak tulus seperti merpati sehingga hidup mereka hanya penuh dengan kejahatan dan tipu daya serta menyusahkan orang lain. Sebaliknya ada orang yang hanya tulus seperti merpati tapi tidak cerdik seperti ular sehingga hidup mereka akhirnya menjadi sasaran kejahatan dan tipu daya serta disusahkan oleh orang lain. Yesus mau sebagai orang kristen, kita cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Jadi mungkin sejumlah komentar yang positif dari sejumlah teman dapat membuat kita memiliki ketulusan seperti merpati. Tapi sejumlah teman dengan komentar yang bersifat curiga dapat membuat kita cerdik seperti ular.

Kesimpulan :

Tiga pandangan yang sudah saya ulas di atas bukan dengan tujuan agar kita memilih salah satu di antaranya tetapi untuk kita miliki ketiganya. Kita bisa menarik pelajaran positif dari pengalaman itu dengan meniru sikap tidak malunya (bukan praktek berdoa di pinggir jalannya) tetapi sementara itu kita juga tidak boleh menutup mata / membutakan diri bahwa tetap ada kemungkinan negatifnya yakni tindakan tersebut sebagai suatu tindakan kemunafikan yang mencoba menampilkan kesalehan untuk mendapatkan pujian dari manusia sebagaimana yang dilakukan para Farisi. Sementara itu pula kita tidak menutup kemungkinan terhadap adanya gerakan-gerakan keagamaan yang fanatis dan radikal yang mempunyai tujuan untuk menggulingkan kekristenan, NKRI dan Pancasila serta menggantikannya dengan asas agama tertentu. Jadi intinya adalah kita dapat memberikan penilaian secara seimbang dan menyeluruh dari setiap aspek.

Demikianlah analisa dan komentar saya, dan semoga ini berguna bagi kita semua terlepas dari apa yang dilakukan oleh 2 orang dalam foto tersebut.

1 Kor 10:31 : "....Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Tuhan memberkati!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)