20 Juni 2015

Cuplikan Khotbah Pdt. Esra Soru : ”BERJALAN DALAM LEMBAH KEKELAMAN”

Maz 23:4 : Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Jikalau tadi kita sudah melihat apa yang dilakukan Tuhan sebagai Gembala, sekarang kita akan melihat bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai domba ketika berada di lembah kekelaman / lembah bayang-bayang maut. Teks kita memperlihatkan 2 sikap yang harus kita miliki / lakukan :

a.      Kita harus terus berjalan.

Perhatikan :

Maz 23:4 - Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman….

Lembah kekelaman memang berbahaya, menakutkan dan mengerikan serta menciutkan hati. Tetapi domba tidak boleh kehilangan nyali untuk melewatinya karena ada gembala yang menyertainya. Musuh memang banyak yang siap memangsanya tetapi bukankah ada gada dan tongkat sang gembala yang akan menjamin keamananya? Karena itu domba harus mau terus berjalan melewati lembah kekelaman / lembah bayang-bayang maut itu.

Arti kiasan yang pertama dari lembah bayang-bayang maut adalah kehidupan yang penuh dengan kesulitan, tantangan, pergumulan, masalah, kesedihan, penderitaan, dsb. Dan kita tahu ada banyak orang yang ketika berada dalam kondisi hidup semacam ini tidak memiliki keberanian untuk terus berjalan maju. Mereka menjadi putus asa, hilang pengharapan, hilang iman dan tidak sedikit yang memilih bunuh diri.

Contohnya : Seorang gadis remaja bernama Jayah Shailyea (15 tahun) menerjunkan dirinya dari lantai 27 sebuah apartemen pada hari Valentine 2014. Mengapa ia membunuh dirinya? Karena ia merasa sangat kesepian di hari Valentine. Seorang lain bernama Bellinda Anggraini juga membunuh dirinya dengan menabrakan dirinya ke kereta api yang sementara melaju lantaran putus cinta. Mereka adalah orang yang menyerah dan tidak mau terus berjalan melewati lembah kekelaman / lembah bayang-bayang maut itu. Tapi domba-domba Tuhan adalah mereka yang akan terus berjalan sekalipun melintasi lembah bayang-bayang maut.

Dengarlah hai orang-orang muda, kalau cintamu kandas di rerumputan, jangan terlalu kecewa apalagi sampai putus asa dan bunuh diri. Itu mungkin adalah lembah kekelaman bagimu, tapi ingatlah, kamu harus terus berjalan. Jangan bilang “I can’t live without you” tapi bilanglah : “LIFE MUST GO ON WITH OR WITHOUT YOU”. Mungkin saja Tuhan mau memberikan kepadamu yang lebih baik daripada dia.

Saudara yang terkasih, saya tidak tahu apa yang menjadi lembah kekelaman saudara, saya tidak tahu apa yang menjadi lembah bayang-bayang maut di mana saudara berada di dalamnya. Saya tidak tahu apa pergumulan, masalah, kesulitan, kesedihan saudara, tapi apa pun juga yang saudara alami, jangan pernah menyerah, jangan pernah berputus asa. Teruslah berjalan maju melintasi lembah itu karena saudara tidak sendiri. Ada Tuhan Sang Gembala yang menyertai dan menghibur saudara. Ya, teruslah berjalan bersama Tuhan Sang Gembala yang baik itu karena tanpa itu engkau tidak akan pernah mencapai rumput hijau dan air yang tenang.     

b.      Kita tidak boleh takut.

Kita bukan hanya dituntut untuk terus berjalan, tapi juga berjalan dalam keadaan tidak takut.

Maz 23:4 - Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Silahkan ikuti khotbah ini secara lengkap di sini : https://www.youtube.com/watch?v=9IowXbag3uU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)