22 Juni 2009

BENARKAH DOKTRIN TRITUNGGAL PRODUK KONSILI NICEA? (2)

Tanggapan Atas Tulisan Frans Donald

Esra Alfred Soru


Novatian (Tahun 235 M)

Novatian mengatakan : Alkitab menjelaskan Kristus sebagai Allah sebanyak menjelaskan Allah sebagai manusia. Alkitab menjelaskan Yesus Kristus sebagai manusia terlebih lagi menjelaskan Kristus Tuhan sebagai Allah. Karena tidak dirancangkan untuk Dia sebagai Anak Allah saja, tetapi juga sebagai Anak Manusia, atau bukan saja dikatakan sebagai Anak Manusia tetapi Dia juga biasa berbicara sebagai Anak Allah. Jadi Dia adalah Anak Allah dan Anak Manusia. Dia dua-duanya. Menjadi tidak sempurna jika Dia hanya salah satu, Dia tidak dapat menjadi salah satu saja. Dan sebagaimana natur telah menentukan bahwa Dia harus dipercayai sebagai manusia yang berasal dari manusia, maka natur yang sama juga telah menentukan Dia sebagai Anak Allah yang adalah Allah…. karena itu, biarlah mereka yang membaca bahwa Yesus Kristus Anak Manusia itu adalah manusia juga membaca bahwa Yesus yang sama juga adalah Allah dan Anak Allah. (Treatise on the Trinity 11). Jelas bahwa Novatianus mempercayai rumusan Kristologi seperti yang dipercaya saat ini.

Ignatius dari Anthiokia (Tahun 250 M)

Ignatius dalam suratnya kepada jemaat Efesus mengatakan bahwa “Kita juga punya seorang tabib yaitu Tuhan Allah kita, Yesus Kristus, sang Firman dan Anak tunggal Allah sebelum waktu ada, yang kemudian menjadi manusia dari perawan Maria. (Letter to the Ephesians). Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, ia menulis : “Bagi Allah kita Yesus Kristus, ada di dalam Bapa adalah penyataan yang lebih jelas. Pekerjaan ….” (Letter to the Romans).

Cyprian dari Carthage (Tahun 253 M)

Cyprian mengatakan : Siapa yang menyangkal Yesus sebagai Allah tidak dapat menjadi bait Roh Kudus”. (Letters 73:12)

Gregory the Wonder-worker (Tahun 262 M)

Gregory the Wonder-worker mengatakan : “Tetapi beberapa orang telah memperlakukan Roh Kudus secara tidak benar, ketika mereka dengan yakinnya menyatakan bahwa tidak ada 3 pribadi dan memperkenalkan (ide) satu pribadi tanpa subsistence. Alasan kita berbeda dari Sabellius yang percaya bahwa Bapa dan Yesus adalah pribadi yang sama…inilah keyakinan kita, karena kita percaya bahwa 3 pribadi yang disebut Bapa, Anak dan Roh Kudus menyatakan memiliki satu ketuhanan: karena satu keilahian ditunjukkan berdasarkan natur dalam Tritunggal yang menguatkan keesaan dari natur. (A Sectional Confession of Faith 8). Ia melanjutkan : Tetapi jika mereka berkata, bagaimana mungkin ada 3 pribadi tetapi satu keilahian? Kita seharusnya menjawab: Bahwa memang ada 3 pribadi, karena ada Pribadi Allah Bapa dan Pribadi Anak dan Pribadi Roh Kudus; memang tiga tetapi satu keilahian, karena hanya ada satu substansi dalam Tritunggal. (A Sectional Confession of Faith, 14). Jelas ia percaya kepada doktrin Tritunggal.

Methodius (Tahun 305 M)

Methodius mengatakan : “Karena kerajaan Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu, bahkan substansi mereka adalah satu dan kedaulatanNya satu. Yang mana, dengan pemujaan yang satu dan sama, kita menyembah satu Allah dalam 3 pribadi, sumber hidup tanpa awal, tidak diciptakan, tanpa akhir dan tak tergantikan. Karena Allah Bapa tidak akan pernah berhenti menjadi Bapa, maupun Anak berhenti menjadi Anak dan Raja, pun Roh Kudus berhenti menjadi sebagaimana adanya Ia. Karena Pribadi dalam Tritunggal tidak akan mengalami pengurangan dalam kekekalan, komunikasi dan dalam kedaulatan. (Oration on the Psalms 5).

Arnobius (Tahun 305 M)

Arnobius berkata : Memang ada beberapa orang yang gusar, marah dan dengan bersemangat berkata, Apakah Kristus Tuhanmu? Memang Dia Tuhan, dan Allah dari kuasa yang tersembunyi” menjadi jawaban kita. (Against the Pagans 1:42).

Lactantius (Tahun 307 M)

Lactantius jelas mempercayai rumusan Kristologi seperti yang dipercaya sekarang ini. Ia berkata : “Dia adalah Anak Allah dalam roh dan Anak manusia dalam daging. Jadi Dia Allah dan manusia. (Divine Institutes 4:13:5).

Demikianlah iman bapa-bapa gereja pada masa pra konsili Nicea. Jelas terlihat bahwa mereka percaya akan doktrin Tritunggal dan keallahan Yesus. Walaupun ada beberapa di antara mereka yang mempunyai konsep Tritunggal yang tidak sempurna namun jelas bahwa iman kepada Allah Tritunggal itu sudah hidup dalam hati dan pikiran mereka jauh sebelum diselenggarakannya konsili Nicea. Itu berarti bahwa doktrin Tritunggal bukan hasil dari konsili Nicea pada tahun 325. Dengan demikian pernyataan FD bahwa doktrin Tritunggal dan keallahan Yesus adalah hasil/produk dari konsili Nicea adalah sesuatu yang tidak benar dan hanya menunjukkan bahwa FD buta sejarah. Tidak mengerti apa-apa tentang sejarah doktrin Tritunggal tetapi berbicara seperti orang yang tahu banyak. Dan itu sekaligus juga merupakan fitnahan terhadap doktrin Tritunggal. Saya sarankan kepada Frans secara pribadi agar sebaiknya anda belajar yang lebih banyak supaya statement-statement anda tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri dan semua pembaca Timex akan melihat kebodohan dan kecerobohan anda.

KONSILI NICEA

Jikalau iman akan Allah Tritunggal sudah hidup dalam hati dan pikiran para bapa gereja sebelum konsili Nicea (tahun 325), lalu apa sebenarnya yang terjadi pada konsili Nicea sehingga para Unitarian seperti Frans Donald dan juga grup Saksi-Saksi Yehuwa selalu menuduh bahwa doktrin Tritunggal adalah produk konsili tersebut ?

Pada abad 4 muncul suatu ajaran yang dicetus oleh seorang bernama Arius, seorang penatua gereja di Alexandria. Arius mengemukakan bahwa Anak Allah (Yesus) adalah ciptaan dan sebagai Firman (logos). Ia bukanlah Allah dan juga bukan manusia biasa. Firman (Yesus) adalah ciptaan yang berada di antara Allah dan manusia, ia lebih rendah dari Bapa, namun diangkat sebagai ‘anak angkat’ dengan gelar ‘Anak Allah.’ Firman itu diciptakan pertama dan paling besar dari semua ciptaan, kemudian Firman itu diberi kuasa untuk menciptakan yang lainnya. Jadi ada saatnya di mana Firman itu tidak ada, kemudian diciptakan oleh Allah dan disebut ‘Allah’ juga. Bernhard Lohse memberikan keterangan tentang ajaran Arius sebagai berikut : “Firman, pada pihak lain, yang dalam Yesus Kristus menjadi daging, adalah ciptaan Allah, diciptakan Allah dari ketiadaan sebelum permulaan waktu. Hal itu tidak berarti bahwa Arius menempatkan Anak sederajat dengan ciptaan lain. Menurut Arius, Anak adalah suatu ciptaan yang sempurna, tetapi ia bukanlah ciptaan lainnya. (Pengantar Sejarah Dogma Kristen; hal. 61). Encyclopedia Britannica 2000 memberi keterangan tentang Arianisme (ajaran Arius) ini sebagai berikut : Suatu bidat / sekte Kristen yang mula-mula diusulkan pada abad ke 4 oleh seorang penatua dari Alexandria bernama Arius. Bidat ini menegaskan bahwa Kristus bukan sungguh-sungguh ilahi, tetapi suatu makhluk ciptaan. Alasan dasar dari Arius adalah keunikan dari Allah, yang adalah satu-satunya yang ada dari diriNya sendiri / ada dengan sendirinya dan yang tidak berubah; Anak, yang tidak ada dengan sendirinya, tidak bisa adalah Allah. Karena keallahan itu unik, itu tidak bisa dibagikan / dimiliki bersama atau diberikan, dan karena itu Anak tidak bisa adalah Allah. Karena keallahan adalah sesuatu yang tidak bisa berubah, maka Anak, yang bisa berubah, karena digambarkan dalam kitab-kitab Injil sebagai bertumbuh dan berubah, tidak bisa adalah Allah. Karena itu, Anak harus dianggap sebagai suatu makhluk ciptaan yang diciptakan dari tidak ada dan mempunyai permulaan. Selanjutnya, Anak tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang Bapa, karena Anak itu terbatas dan berasal dari ordo keberadaan yang berbeda…” Itulah yang diajarkan Arius.

Lalu bagaimana tanggapan bapak-bapak gereja terhadap ajaran Arius ini? Pada umumnya mayoritas bapak gereja menolak ajaran Arius yang dianggap tidak sesuai dengan Alkitab. Alexander, uskup Alexandria menentang pemikiran Arius hingga terjadilah perdebatan yang sangat sengit bahkan melibatkan beberapa pimpinan jemaat. Masalah ini akhirnya ditangani oleh Kaisar Konstantin dengan diadakannya Konsili Nicea pada tahun 325 untuk membahas kontroversi ajaran Arius ini. Bagaimana hasilnya? Ternyata mayoritas yang hadir dalam konsili itu (sekitar 300 peserta) menolak ajaran Arius dan menganggapnya tidak sesuai dengan Firman Tuhan dan meneguhkan kepercayaan semula mengenai keallahan Yesus yang setara dan sehakikat dengan Allah Bapa. Namun karena Konstantin ingin netral, hasil Konsili tidak ditindaklanjuti olehnya apalagi anaknya bersimpati kepada Arius. Juga waktu itu Eusebius, uskup Konstantinopel, kawan dekat Arius memfitnah Athanasius sehingga Athanasius beberapa kali harus masuk keluar penjara. Namun, iman Athanasius tetap teguh dan ia terus berjuang memperjuangkan kebenaran. Dengan kematian Alexander (328), Athanasius menggantikannya, dan ia tetap teguh mempertahankan imannya dan sekali lagi dalam Konsili Konstantinopel (381), ajaran keallahan Yesus kembali diteguhkan dan ketritunggalan Allah dirumuskan sebagai ajaran Trinitas, akibatnya Arianisme mengalami kemunduran hingga menghilang pada tahun 650.

Dari sejarah singkat ini kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya doktrin Tritunggal bukanlah kepercayaan yang berkembang pada abad ke-4 yang dihasilkan oleh gereja Kristen seperti yang dituduhkan atau lebih tepat difitnahkan si penyesat Frans Donald ini. Yang terjadi adalah bahwa dalam menghadapi bidat Arius maka gereja merasa perlu memberikan perumusan yang jelas akan kepercayaan yang sudah ada sejak awal kekristenan itu. Inilah faktanya! Jadi sekali lagi terbukti bahwa Frans Donald adalah orang yang buta sejarah, tidak memahami sejarah dogma Kristen dengan baik. Anehnya ia berteriak-teriak bak pahlawan kesiangan yang ingin menghapus doktrin Tritunggal.

Satu hal yang ingin saya tambahkan adalah bahwa doktrin Arius yang mulai menghilang tahun 650 itu muncul lagi pada abad modern ini lewat aliran-aliran seperti Saksi-Saksi Yehuwa dan Unitarianisme. Aliran Saksi-Saksi Yehuwa dan Unitarianisme ini mempunyai ajaran yang sangat mirip dengan ajaran Arius di mana mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah sejati dan menganggap Yesus sebagai ciptaan pertama dari Allah, Ia adalah penghulu malaikat Mikhael. Ia berada di atas manusia tetapi di bawah Allah. Ia adalah setengah Allah. Frans Donald telah menulis buku dengan judul “Ternyata Yesus Malaikat”. Mereka percaya bahwa Yesus juga Allah tetapi bukan Allah sejati. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Yesus adalah Allah tetapi Allah kecil atau Allah Yunior. Jadi dapat dikatakan bahwa Arius itu adalah bapak moyang atau nenek moyangnya Saksi-Saksi Yehuwa dan Frans Donald.

Lalu bagaimana dengan doktrin Arius di atas? Bernhard Lohse menganalisa ajaran Arius dengan berkata : “Pada akhirnya Arius tiba pada banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan, yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada persoalan-persoalan yang telah ia selesaikan. Ia mau memegangi keunikan Allah, dan kelihatannya ia memang berhasil. Tetapi dalam kenyataannya ia menjadikan Kristus semacam setengah-Allah (demigod); bukan sebagai manusia, juga bukan Allah. (Pengantar Sejarah Dogma Kristen; hal. 61). Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik Arianism menulis tentang ajaran Arius ini : Menurut penentang-penentangnya, khususnya uskup Athanasius, ajaran Arius menurunkan Anak menjadi ‘seorang setengah allah’, dan dengan demikian memperkenalkan kembali politeisme (karena penyembahan kepada Anak tidak ditinggalkan), dan merusak / meruntuhkan konsep penebusan Kristen, karena hanya Ia yang adalah sungguh-sungguh Allah yang bisa memperdamaikan manusia dengan keallahan. ...”. Philip Schaff mengutip kata-kata Athanasius yang menyerang Arianisme : “Arianisme mengajarkan dua allah, satu allah tidak diciptakan dan satu allah diciptakan, satu allah yang tertinggi dan satu allah sekunder, dan jatuh kembali ke dalam politeisme kafir. ... Athanasius menuduh pengikut-pengikut Arianisme dengan dualisme dan kekafiran” (History of the Christian Church’, vol III, hal 648-649). Walter Martin menulis : “Menara Pengawal (Majalah Saksi Yehuwa) ... membuat Yesus ‘allah yang kedua’ dan dengan demikian memasukkan politeisme ke dalam kekristenan” (The Kingdom of the Cults’, hal 69). Selain itu doktrin mereka (Arius, Saksi-Saksi Yehuwa, Unitarianisme) jelas bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci seperti Kel 20:3 : “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”. Yes 44:6 : “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: ‘Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu”. Yes 45:5 : “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku”. Juga Yes 43:10 : “‘Kamu inilah Saksi-SaksiKu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi”. Dari semua ini jelas bahwa ajaran Arius, Saksi-Saksi Yehuwa dan Unitarianisme membuat mereka menjadi satu golongan dengan agama-agama kafir. Saksi-Saksi Yehuwa sering menuduh bahwa agama Kristen dengan doktrin Tritunggalnya adalah kafir. Demikian juga dengan Frans Donald dan Unitarianismenya. Tetapi justru dengan kepercayaan mereka tentang Allah yang diciptakan, Allah kecil - Allah besar, setengah Allah, dll menunjukkan bahwa ajaran merekalah yang sesungguhnya kafir. Mereka berusaha memasukkan politeisme ke dalam kekristenan. Jadi tindakan Frans Donald itu seperti ‘maling teriak maling’.

Buat Frans Donald, dalam buku anda, anda membantah ayat-ayat dasar dari doktrin Tritunggal tetapi itu semua sudah saya jawab. Anda tidak memberikan jawaban balik malah menantang debat di Surabaya. Saya ladeni anda dan kawan-kawan hingga menyerahnya kalian pada debat ke IX. Anda ternyata masih terus berkoar-koar bahwa Yesus bukan Allah sejati dalam opini anda sebelumnya yang dimuat di Timex. Itu pun sudah saya bantah dan anda sama sekali tidak bisa menjawabnya. Ketika Sdr. Anton Bele menanggapi tulisan anda, anda balik menyerang doktrin Tritunggal dengan mengatakan bahwa doktrin Tritunggal tidak Alkitabiah, hasil/produk konsili Nicea dan kafir. Dan sekarang lewat tulisan ini sudah saya buktikan bahwa anda buta sejarah. Doktrin Unitarian anda sendirilah yang kafir dan tidak Alkitabiah. Karena itu anda boleh dengan mengatakan pada Sdr. Anton Bele : “…Kehadiran Gereja Roma Katolik merupakan hasil kompromi antara kekristenan dengan Romawi yang bertradisi pagan, yang kemudian dalam perkembangan sejarah imannya dibangun melalui putusan konsili-konsili yang penuh muatan politis. Jadi kalau andaikan mau dihakimi berdasar konsili, maka saya (dan para penolak doktrin Tritunggal, Unitarian, Saksi Yehuwa, Mormon, Islam, Yahudi, Kristen Liberal, dll-nya yang tegas menolak Tritunggal) bisa saja anda sebut sebagai ‘Anathema Sit!’ (terkutuklah dia!)” namun saya yakin bahwa ‘Anathema Sit’ yang dikatakan Anton Bele itu cocok untuk anda dan semua rekan penolak doktrin Tritunggal yang anda sebutkan di atas. Namun ‘Anathema Sit’ yang saya maksudkan bukanlah ‘Anathema Sit’ ala Katolik Roma yang dilakukan oleh Paus yang anda analogikan sebagai Lurah melainkan ‘Anathema Sit’ ala Kitab Suci yang dilakukan oleh Allah sendiri (yang anda analogikan sebagai Presiden) sebagaimana yang dikatakan Paulus dalam Gal 1:8-9 : “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”. Anda boleh dengan percaya diri mengatakan : “Saya tentu tidak perlu merasa cemas jika dibenci oleh Lurah sementara disayangi oleh Presiden. Presiden jauh lebih berkuasa dari pada Lurah. Lurah hanya bisa berkuasa di kelurahannya saja, jauh berbeda dengan Presiden” tapi bagaimana kalau rasa tidak cemas anda itu adalah rasa tidak cemas yang palsu yang diberikan setan? Bagaimana kalau justru yang terjadi adalah anda dibenci oleh Lurahnya sekalian Presidennya? Betapa tragis nasib anda. Karena itu : “BERTOBATLAH!!!” Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)