24 September 2012

SOLA GRACIA


Oleh : Pdt. Ady W. F. Ndiy, S.Th




Setiap tanggal 31 Oktober, Gereja Protestan di seluruh dunia memperingatinya sebagai Hari Reformasi, yaitu mengenang dan memperingati peristiwa reformasi yang di gulirkan oleh Marthen Luther. Namun sejak reformasi digulirkan hingga saat ini, masih banyak gereja yang hanya sekedar memperingatinya, tanpa mengahayati, merefleksikan serta mengimplementasikan makna dan prinsip-prinsip dari reformasi itu sendiri. Yang terjadi justru sebaliknya, banyak gereja yang merayakan reformasi, tetapi gereja tersebut justru sudah menyimpang dari prinsip-prinsip reformasi yang digulirkan oleh Marthin Luther serta tokoh-tokoh reformasi lainnya. Paling tidak ada 5 poin atau 5 tiang (prinsip) reformasi gereja yang dikenal dengan istilah Panca Sola, yaitu : Sola Scriptura (HanyaAlkitab), Solus Crhirstos (Hanya Kristus), Sola Gracia (Hanya Anugerah), Sola Fide (Hanya Iman), dan Soli Deo Gloria(Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah).

Reformasi Luther itu sendiri muncul atau terjadi dikarenakan ajaran gereja Roma Katolik pada saat itu sudah melenceng dari ajaran Alkitab, dimana mereka mengajarkan bahwa manusia punya andil didalam hal keselamatannya, yaitu melalui perbuatan baik. Karena dengan usaha manusia untuk berbuat baik, maka amal baiknya itu diperhitungkan oleh Allah, untuk kemudian memberikan keselamatan kepada manusia. Gereja Roma Katolik mengaj arkan bahwa manusia pantas menerima keselamatan karena perbuatan baik yang telah dilakukan. Hal inilah yang menj adi salah satu pemicu terjadinya reformasi Luther serta menj adi inti perdebatan historis antara teologi Roma Katolik dan Protestan, disamping pengajaran lainya.

Bagaimana dengan gereja-gereja Protestan masa kini? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa banyak gereja Protestan saat ini yang dalam pengajarannya sudah melenceng dari prinsip-prinsip reformasi dan tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, ada gereja yang didalam pengakuannya masih mengusung prinsip-prinsip reformasi namun dalam praktek pengajarannya sudah bertentangan. Misalnya saja, tentang doktrin Sola Gracia (hanya oleh anugerah), selain gereja Roma Katolik yang mengajarkan tentang keselamatan karena perbuatan baik, ada juga banyak gereja dalam denominasi protestan yang mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah + perbuatan baik, pengajaran semacam ini gampang kita temukan di gereja-gereja non Reformed serta Persekutuan-Persekutuan Doa (tidak semua). Gereja protestan yang seperti ini, biasanya adalah gereja yang secara doctrinal dipengaruhi oleh Arminianisme dan Liberalisme.

Arminianisme adalah suatu paham yang dicetuskan oleh Jacobus Arminius, seorang Kristen berkebangsaan Belanda, ia meragukan Kasih Karunia Allah yang besar, dan ia menentang ajaran Reformasi yang digulirkan oleh Calvin dengan merumuskan 5 ajaran pokok Arminianisme sebagai suatu bentuk penolakan terhadap 5 pokok Calvinisme. Bagi paham Arminian, keselamatan Allah itu bersyarat, yaitu tergantung pada usaha dan perbuatan baik manusia. Sedangkan Liberal adalah paham yang paling menggoncang dan merongrong gereja saat ini, karena mereka memahami segala sesuatu secara rasional dan mereka menolak segala sesuatu yang sifatnya Irasional (tidak masuk akal) dan supra rasional (melampaui akal). Sehingga tidak heran gereja dan tokoh liberal seperti, Rudolf Bultman dan Pdt. Lewi Pingga, M.Th, menolak menerima adanya mujizat dalam Alkitab (Mis.; mereka menolak peristiwa mujizat Yesus berjalan di atas air serta Yesus menjadikan 5 Roti dan 2 ikan menjadi banyak. Bagi mereka Yesus bukan berjalan di atas air melainkan pada saat itu air lagi surut dan Yesus tidak membuat roti serta ikan menjadi banyak, melainkan semua orang yang hadir pada saat itu masing-masing membawa 1 roti dan 1 ikan, dan kemudian Yesus hanya kumpulkan dan memberkati. Mereka tidak mengakui adanya Adam dan Hawa sebagai manusia pertama, bagi mereka Alkitab adalah buku biasa yang berisi Firman Tuhan serta ada kemungkinan salah). Namun demikian, gereja yang berpaham Liberal masih mengakui keberadaan Tuhan, hanya saja mereka di dalam pengajarannya akan keselamatan, sudah tidak lagi mengakui akan anugerah Allah yang terbatas pada Umat Pilihan. Paham Liberal menempatkan Yesus hanya sebagai seorang Guru yang baik dan salah satu Tuhan. Mereka lebih menekankan Social Gospel (Injil Sosial), karena bagi mereka model pemberitaan injil yang relevan dijaman sekarang serta syarat memperolah keselamatan adalah dengan berbuat baik, terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan itu. Bahkan yang lebih tragis lagi, mereka mengakui dan mengajarkan bahwa semua agama itu sama karena semua agama mengajarkan kebaikan, Kristus hadir di semua agama dalam wujud yang berbeda-beda, di Kristen Ia disebut Yesus, di Islam Muhammad, di Hindu disebut Kresna dan Iain-lain. Menurut gereja yang berpaham liberal, setiap orang beragama, bila melakukan semua perintah agama dengan baik dan benar, taat, rajin beramal dan berbuat baik, pasti masuk surga. Mereka menekankan perbuatan baik dan melepaskannya dari Iman. Ajaran-ajaran atau paham seperti inilah yang saat ini merongrong gereja dari dalam, dan membawa gereja, tidak saja keluar atau menyeleweng dari prinsip-prinsip reformasi tetapi juga keluar dari kebenaran Alkitab. Selain itu banyak juga persekutuan doa dan gereja yang mendorong orang Kristen untuk berbuat baik, dengan pemahaman bahwa bila tidak berbuat baik, maka tidak akan masuk surga. Timbul suatu pertanyaan, Keselamatan sesungguhnya hanya karena anugerah Tuhan atau karena perbuatan baik (amal baik)? perlukah Perbuatan baik untuk selamat ? dimana posisi perbuatan baik didalam doktrin keselamatan ? Untuk itu, penulis akan menguraikan beberapa point.

1.      Keselamatan : Anugerah atau Perbuatan Baik ?

Kaum Liberal mengatakan bahwa semua Agama sama, namun ini adalah pendapat yang salah. Kristen bila mau disebut sebagai suatu agama, adalah agama yang paling berbeda dari agama lain, dan perbedaan itu bersifat prinsip, yaitu dalam agama lain, kita melihat bagaimana usaha manusia mencari Allah yaitu dengan beramal, mengadakan upacara ritual, sedangkan Kekristenan, Allahlah yang mencari manusia. Hal ini nampak secara gamblang didalam Kitab Kejadian pasal 3, bahwa setelah kejatuhan manusia kedalam dosa, manusia justru bersembunyi, dan Allahlah yang berinisiatif datang serta mencari manusia. Dalam lima pokok Calvinisme, point yang pertama berbunyi Total Depravity (kerusakan total) yang dapat dipahami sebagai manusia setelah kejatuhannya mengalami kerusakan total, manusia berada di dalam tawanan dosa, manusia tidak mampu menolong dirinya sendiri untuk keluar dari dosa itu, manusia tertawan dosa, tidak dapat berbuat apa-apa untuk keselamatannya. Hal ini tidak berarti bahwa setelah kejatuhan, tidak ada lagi kebaikan pada manusia, tetapi bahwa manusia tidak lagi mampu berbuat apa-apa untuk keselamatannya, manusia tidak mampu melakukan sesuatu atau menginginkan sesuatu yang dapat menyenangkan hati Allah, sebelum ia dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Manusia adalah hamba dosa, perbuatan baik manusia hanya bertujuan untuk kemuliaan dirinya sendiri atau Iblis dan tidak pernah untuk kemuliaan Tuhan. Manusia ibarat masuk kedalam lumpur hidup, semakin berusaha keluar, semakin tenggelam, sehingga membutuhkan orang lain datang menyelamatkannya dari lumpur hidup itu. Alkitab mencatat bahwa manusia lahir kedunia didalam dosa, tidak ada satupun yang benar dan mencari Tuhan (Roma 3:10-11), sehingga gereja yang perpegang pada pahamkeselamatan karena perbuatan baik bertentangan dengan Alkitab yang berkata kecendeningan hati manusia selaluyangjahat (Kejadian 6:5) dan hatinya telah membatu (Yeremia 17:9) Dengan demikian masihkah dapatkah kita berkata manusia mencari Allah, dan dengan kemampuannya berbuat baik dan beramal untuk selamat ? masih dapatkah kita berkata manusia dapat berbuat baik sedangkan Alkitab berkata hati manusia telah membatu dan keinginan hatinya selalu yang jahat semata-mata ? Bahkan Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa terang Tuhan telah datang kedalam dunia namun manusia lebih cinta kegelapan (Yohanes 3:19) dan tidak mau datang kepada Tuhan (Yohanes 5 : 40). Yesus berkata bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak akan melihat kerajaan Allah, (Yohanes 3 : 3), hal melahirkan kembali adalah pekerjaan Allah bukan manusia. Manusia yang telah mati secara rohani, tidak dapat melihat terang bila tidak dihidupkan dan diperbaharui oleh Roh Kudus, manusia hanya mengenal kejahatan, berbuat kejahatan, hati manusia telah membatu, sehingga dengan demikian jelas bahwa keselamatan adalah anugerah Allah. Dapatkah orang mati berbuat sesuatu ? Tentu tidak, demikianjuga halnya keselamatan. Manusia tidak diselamatkan oleh perbuatan baik dari kebebasan kehendaknya sendiri serta kemampuanya, melainkan manusia diselamatkan hanya oleh karena anugerah. Anugerah adalah kemurahan ilahi yang tidak sepantasnya diterima dan bukan semacam balas j asa. Ada banyak ayat firman Tuhan yang mencatat dengan jelas, di antaranya:

Efesus 2:4-5 : " tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan "

Efesus 2: 8-9: "sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh Iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri "

Galatia 2:16: "kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telahpercaya kepada Krsitus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab; tidak ada seorangpun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat "

Roma 3 : 24, 27-28: "... dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karenapenebusan dalam Kristus Yesus... jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah?tidak ada! Berdasarkan perbuatan ? tidak, melainkan berdasarkan Iman, karena kami yakin bahwa manusia dibernarkan karena iman dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat "

II Timotius 1:9: "Allah-lahyang menyelamatkan kita ... bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan Zaman

Serta teks kitab suci lainnya seperti: Roma 9:30-32, Filipi3:7-9, Galatia 3:6-11, Kisah 15:1-21.

Namun aliran atau paham Liberalisme dan Arminianisme berasumsi bahwa sekalipun Allah datang memanggil dan mau menyelamatkan manusia, tetapi bila manusia tidak mendengar atau meresponi panggilan Allah maka tentu manusia tidak akan selamat, jadi perlu ada kerja sama atau andil manusia dalam hal ini. Mereka menggambarkan manusia berada dalam Lumpur hidup, Allah datang mengulurkan tangan, bila manusia tidak mau menyambut tangan Allah, tentu ia tidak selamat.. Sehingga keselamatan bagi mereka adalah Anugerah + Perbuatan baik. Anugerah karena Allah datang dan tawarkan, perbuatan baik karena ada usaha manusia. Jadi keselamatan bagi mereka adalah kerja sama manusia dan Allah. Namun pemahaman ini bertentangan dengan Firman Tuhan, karena Alkitab mencatat bahwa tidak seorangpun dapat datang kepada Yesus kalau tidak ditarik oleh Bapa (Yohanes 6:44, 65-66). Ayat ini mencatat dengan jelas bahwa oleh karena Allah maka seseorang datang dan bertobat dan datang kepada Bapa. Seseorang dapat bertobat dan mau bertobat, itu bukan atas kehendaknya sendiri atau kemauannya sendiri, melainkan Roh kudus bekerja didalam hatinya, memberikan kesadaran kepadanya, melahir barukannya dan mmpertobatkanya, sehingga orang itu dapat sadar, bertobat dan memperoleh keselamatan. Dalam I Korintus 12:3 dikatakan bahwa tidak seorangpun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan selain oleh Roh Kudus. Jadi kalau bukan Roh Kudus yang bekerja dalam hati seseorang, maka orang itu tidak dapat bertobat. MisalnyaperistiwabertobatnyaLidia (Kisah 16:14). dimana ketika ia mendengar injil, Roh Kudus membuka hatinya sehingga ia bertobat. Sehingga sangat jelas bahwa tidak ada andil manusia dalam keselamatannya, melainkan sepenuhnya adalah anugerah Allah. Sehingga jelas asumsi bahwa manusia selamat karena perbuatan baik adalah salah dan hal itu merupakan pengharapan yang sia-sia, hukum Allah menuntut kesempumaan, oleh karena kita tidak sempurna, maka kita tidak memiliki kebaikan yang cukup untuk masuk surga, kita hanya dapat menerima keselamatan lewat anugerah Allah, yaitu melalui karya dan kebaikan Kristus, karena kebaikan-Nya yang sempurna diperhitungkan bagi keselamatan kita.

2.      Posisi Perbuatan Baik dalam keselamatan.

Ketika kita percaya bahwa kita dibenarkan oleh karena perbuatan baik kita, terpisah dari iman, berarti kita menerima ajaran sesat Legalisme; yaitu ajaran yang mementingkan pelaksanaan hukum secara harafiah. Paham seperti ini salah. Yang memegang paham seperti ini misalnya orang Farisi dan Ahli Taurat, Yesus mengecam mereka karena mereka melaksanakan hukum Taurat secara harafiah, sehingga mereka jatuhkedalam dosakemunafikan dan kesombongan. Tetapi bila kita percaya bahwa hanya karena imansaiatanpamenghasilkanperbuatan-perbuatanbaik, maka kita termasuk dalarr^bidat ataja^aran_sesat Antinominianisme; yaitu aliran yang berpendapat bahwa setelah Injil diberitakan, maka anugerah Allah saj alah yang dapat menyelamatkan sehingga hukum moral tidak berguna lagi dan tidak perlu di indahkan. Paham inipun salah. Relasi antara iman dan perbuatan baik merupakan suatu hal yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, meskipun perbuatan-perbuatan baik kita tidak menambahkan apa-apa bagi iman dan keselamantan kita di hadapan Allah, dan meskipun keselamatan kita hanya oleh karena anugerah Allah melalui Iman kepada Yesus Kristus, tetapi apabilaperbuatanbaik tidak mengikuti pengakuan iman kita maka itu merurjakan indikasi yang nyata bahwa kita tidak memiliki iman yang menyelamatkan. Rumusan pengaj aran reformasi mengatakan bahwa kita di selamatkan hanya oleh karena anugerah, dibenarkan hanya oleh iman kepada Yesus Kristus saja, tetapi apabila seseorang telah menerima anugerah keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus, maka hal itu akan tampak dalam sikap hidupnya sehari-hari. Orang yang sudah diselamatkan oleh anugerah Allah pasti berbuat baik, tetapi orang yang berbuat baik belum tentu adalah orang percaya yang sudah menerima anugerah keselamatan.

Posisi perbuatan baik dalam teologi reformed adalah buah dari keselamatan, bukan syarat keselamatan. Jadi perbuatan baik mengikuti keselamatan, bukan keselamatan yang mengikuti perbuatan baik. Perbuatan baik tidak dapat membawa orang kepada keselamatan, namun keselamatan akan membuahkan perbuatan baik"

3.      Dampak Negatif Paham Keselamatan karena Perbuatan Baik.

Paham keselamatan karena perbuatan baik membuka peluang bagi adanya istilah balas jasa; manusia berjasa maka layak menerima keselamatan dari Allah, ada usaha manusia dengan sekuat tenaga untuk hidup suci, dan berbuat baik, sehingga dalam sejarah gereja orang yang berpegang pada paham ini cenderung akan mengambil keputusan hidup beraskese (menyendiri di gunung-gunung) dan menjadi petapa, menyiksa diri dengan tidak makan dan minum, tidak bergaul dengan dunia sekitar dengan tujuan agar memperoleh kekudusan dan kesucian. Paham ini membuka peluang bagi perlombaan untuk meraih keselamatan secara harafiah, sehingga pada akhirnya timbul kemunafikan rohani dan kesombongan rohani, seorang menganggap dirinya lebih rohani dan lebih suci dari yang lain. Namun bagi yang berusaha dengan sekuat tenaga, dan mengalami ketidak puasan atau kegagalan, maka akan menimbulkan stres rohani. Sebagian Gerakan kharismatik berpegang pada paham keselamatan adalah anugerah + perbuatan baik. Inilah adalah kekeliruan terbesar. Ajaran seperti ini dengan sendirinya membawa manusia kepada suatu usaha untuk mempertahankan keselamatan yang diperolehnya dengan sekuat tenaganya, karena bila tidak maka keselamatan itu akan hilang. Alkitab mencatat bahwa tindakan manusia menyambut anugerah Allah adalah bukan karena kemauan manusia itu, melainkan tindakan aktif Allah Roh kudus di dalam hati manusia yang menggerakan manusia untuk menyambut anugerah Allah itu. Sehingga gambarannya adalah, manusia ibarat berada didalam Lumpur hidup, semakin bergerak, semakin tenggelam, kemudian Tuhan datang mengulurkan tangan-Nya untuk menyelamatkan manusia, tetapi manusia tidak berdaya menyambut tangan Tuhan, sehingga Tuhan sendiri dengan tangan-Nya mengangkat manusia itu dari dalam lumpur hidup. Sehingga keselamatan karena anugerah mengajarkan kepada kita bahwa Allah sepenuhnya yang berinisiatif menyelamatkan kita, Allah dengan caranya datang mencari dan menyelamatkan yang terhilang, ia bekerja didalam hati kita, membuka hati kita terhadap terang kebenaran Injil yang olehnya kita diselamatkan, sehingga dengan demikian, kita menyadari diri bahwa kalau bukan Tuhan - kita binasa, bahwa kita tanpa Tuhan binasa, tetapi Tuhan tanpa kita biasa saja, sehingga menjadikan kita menjadi makhluk yang tau bersyukur, tidak menyombongkan diri.

4.      Kesimpulan

Dari pembahasan ini, maka berdasarkan terang kebenaran Alkitab yang adalah Firman Tuhan, dapat ditarik kesimpulan :
1.      Manusia setelah kejatuhannya dalam dosa ditawan oleh dosa, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
2.      Sejak kejatuhan manusia pertama, Allah-lah yang berinisiatif mencari dan menyelamatkan manusia bukan sebaliknya(Kej. 3)
3.      Tidak ada yang diselamatkan karena perbuatan baiknya (Gal. 2:160)
4.      Kita tidak memiliki amal baik pada diri kita sendiri yang dapat Allah perhitungkan untuk menyelamatkan kita
5.   Sola Gracia (hanya karena anugerah Tuhan), keselamatan merupakan karya ilahi, oleh Allah dan dari Allah (Ef.2:8-9).
6.   Iman dan perbuatan baik haras dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, iman yang sejati adalah anugerah Allah dan selalu menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Kita berbuat baik karena kita telah diselamatkan dan perbuatan baik kita adalah buah dari keselamatan yang sudah kita terima.
7.      Kasih karunia/anugerah merupakan belas kasihan atau kemurahan Allah bagi kita yang sesungguhnya tidak layak menerima. Allah berikan dengan cuma-Cuma berdasarkan Kedaulatan dan Kasih-Nya.
8.      Kita harus menj adi orang yang senantiasa tau bersyukur pada Allah atas anugerah keselamatan yang kita terima dari pada-Nya.

Akhirnya kita sampai pada suatu kesimpulan seperti yang di tulis oleh seorang teolog Reformed yang tidak dikenal: "Aku mencari Tuhan, lalu aku tahu Ia menggerakkan jiwaku untuk mencari Dia yang mencari aku; bukan aku yang menemukan Engkau oh Tuhanku ....bukan, tetapi Engkaulah yang menemukan aku" Harapan penulis, semoga melalui tulisan ini kita terdorong untuk mereformasikan konsep kita yang salah, pengajaran kita yang salah, serta dasar iman kita yang salah, dan kembali ke Alkitab (Back to the Bible). Sola Gracia!!!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)