Oleh : Pdt. Ady W. F. Ndiy, S.Th
Setiap tanggal 31 Oktober, Gereja Protestan di seluruh dunia memperingatinya sebagai Hari Reformasi, yaitu mengenang dan memperingati peristiwa reformasi yang di gulirkan oleh Marthen Luther. Namun sejak reformasi digulirkan hingga saat ini, masih banyak gereja yang hanya sekedar memperingatinya, tanpa mengahayati, merefleksikan serta mengimplementasikan makna dan prinsip-prinsip dari reformasi itu sendiri. Yang terjadi justru sebaliknya, banyak gereja yang merayakan reformasi, tetapi gereja tersebut justru sudah menyimpang dari prinsip-prinsip reformasi yang digulirkan oleh Marthin Luther serta tokoh-tokoh reformasi lainnya. Paling tidak ada 5 poin atau 5 tiang (prinsip) reformasi gereja yang dikenal dengan istilah Panca Sola, yaitu : Sola Scriptura (HanyaAlkitab), Solus Crhirstos (Hanya Kristus), Sola Gracia (Hanya Anugerah), Sola Fide (Hanya Iman), dan Soli Deo Gloria(Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah).
Reformasi
Luther itu sendiri muncul atau terjadi dikarenakan ajaran gereja Roma Katolik
pada saat itu sudah melenceng dari ajaran Alkitab, dimana mereka mengajarkan
bahwa manusia punya andil didalam hal keselamatannya, yaitu melalui perbuatan
baik. Karena dengan usaha manusia untuk berbuat baik, maka amal baiknya itu
diperhitungkan oleh Allah, untuk kemudian memberikan keselamatan kepada
manusia. Gereja Roma Katolik mengaj arkan bahwa manusia pantas menerima
keselamatan karena perbuatan baik yang telah dilakukan. Hal inilah yang menj
adi salah satu pemicu terjadinya reformasi Luther serta menj adi inti
perdebatan historis antara teologi Roma Katolik dan Protestan, disamping
pengajaran lainya.
Bagaimana
dengan gereja-gereja Protestan masa kini? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya
bahwa banyak gereja Protestan saat ini yang dalam pengajarannya sudah melenceng
dari prinsip-prinsip reformasi dan tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, ada
gereja yang didalam pengakuannya masih mengusung prinsip-prinsip reformasi
namun dalam praktek pengajarannya sudah bertentangan. Misalnya saja, tentang
doktrin Sola Gracia (hanya oleh anugerah), selain gereja Roma
Katolik yang mengajarkan tentang keselamatan karena perbuatan baik, ada juga
banyak gereja dalam denominasi protestan yang mengajarkan bahwa keselamatan
adalah anugerah + perbuatan baik, pengajaran semacam ini gampang kita
temukan di gereja-gereja non Reformed serta Persekutuan-Persekutuan Doa (tidak
semua). Gereja protestan yang seperti ini, biasanya adalah gereja yang
secara doctrinal dipengaruhi oleh Arminianisme dan Liberalisme.
Arminianisme adalah
suatu paham yang dicetuskan oleh Jacobus Arminius, seorang Kristen
berkebangsaan Belanda, ia meragukan Kasih Karunia Allah yang besar, dan ia
menentang ajaran Reformasi yang digulirkan oleh Calvin dengan merumuskan 5 ajaran
pokok Arminianisme sebagai suatu bentuk penolakan terhadap 5 pokok Calvinisme.
Bagi paham Arminian, keselamatan Allah itu bersyarat, yaitu tergantung pada
usaha dan perbuatan baik manusia. Sedangkan Liberal adalah paham yang paling menggoncang dan merongrong gereja
saat ini, karena mereka memahami segala sesuatu secara rasional dan mereka
menolak segala sesuatu yang sifatnya Irasional (tidak masuk akal) dan supra
rasional (melampaui akal). Sehingga tidak heran gereja dan tokoh liberal
seperti, Rudolf Bultman dan Pdt. Lewi Pingga, M.Th, menolak menerima adanya
mujizat dalam Alkitab (Mis.; mereka menolak peristiwa mujizat Yesus berjalan
di atas air serta Yesus menjadikan 5 Roti dan 2 ikan menjadi banyak. Bagi
mereka Yesus bukan berjalan di atas air melainkan pada saat itu air lagi surut
dan Yesus tidak membuat roti serta ikan menjadi banyak, melainkan semua orang
yang hadir pada saat itu masing-masing membawa 1 roti dan 1 ikan, dan kemudian
Yesus hanya kumpulkan dan memberkati. Mereka tidak mengakui adanya Adam dan
Hawa sebagai manusia pertama, bagi mereka Alkitab adalah buku biasa yang berisi
Firman Tuhan serta ada kemungkinan salah). Namun demikian, gereja yang
berpaham Liberal masih mengakui keberadaan Tuhan, hanya saja mereka di dalam
pengajarannya akan keselamatan, sudah tidak lagi mengakui akan anugerah Allah
yang terbatas pada Umat Pilihan. Paham Liberal menempatkan Yesus hanya sebagai
seorang Guru yang baik dan salah satu Tuhan. Mereka lebih menekankan Social
Gospel (Injil Sosial), karena bagi mereka model pemberitaan injil yang
relevan dijaman sekarang serta syarat memperolah keselamatan adalah dengan
berbuat baik, terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan itu.
Bahkan yang lebih tragis lagi, mereka mengakui dan mengajarkan bahwa semua agama
itu sama karena semua agama mengajarkan kebaikan, Kristus hadir di semua agama
dalam wujud yang berbeda-beda, di Kristen Ia disebut Yesus, di Islam Muhammad,
di Hindu disebut Kresna dan Iain-lain. Menurut gereja yang berpaham liberal,
setiap orang beragama, bila melakukan semua perintah agama dengan baik dan
benar, taat, rajin beramal dan berbuat baik, pasti masuk surga. Mereka
menekankan perbuatan baik dan melepaskannya dari Iman. Ajaran-ajaran atau paham
seperti inilah yang saat ini merongrong gereja dari dalam, dan membawa gereja,
tidak saja keluar atau menyeleweng dari prinsip-prinsip reformasi tetapi juga
keluar dari kebenaran Alkitab. Selain itu banyak juga persekutuan doa dan
gereja yang mendorong orang Kristen untuk berbuat baik, dengan pemahaman bahwa
bila tidak berbuat baik, maka tidak akan masuk surga. Timbul suatu pertanyaan, Keselamatan
sesungguhnya hanya karena anugerah Tuhan atau karena perbuatan baik (amal baik)?
perlukah Perbuatan baik untuk selamat ? dimana posisi perbuatan baik didalam doktrin
keselamatan ? Untuk itu, penulis akan menguraikan beberapa point.
1. Keselamatan : Anugerah atau Perbuatan Baik
?
Kaum Liberal mengatakan bahwa semua Agama
sama, namun ini adalah pendapat yang salah. Kristen bila mau disebut sebagai
suatu agama, adalah agama yang paling berbeda dari agama lain, dan perbedaan
itu bersifat prinsip, yaitu dalam agama lain, kita melihat bagaimana usaha
manusia mencari Allah yaitu dengan beramal, mengadakan upacara ritual,
sedangkan Kekristenan, Allahlah yang mencari manusia. Hal ini nampak secara
gamblang didalam Kitab Kejadian pasal 3, bahwa setelah kejatuhan manusia
kedalam dosa, manusia justru bersembunyi, dan Allahlah yang berinisiatif datang
serta mencari manusia. Dalam lima pokok Calvinisme, point yang pertama berbunyi
Total Depravity (kerusakan total) yang dapat dipahami sebagai manusia
setelah kejatuhannya mengalami kerusakan total, manusia berada di dalam tawanan
dosa, manusia tidak mampu menolong dirinya sendiri untuk keluar dari dosa itu,
manusia tertawan dosa, tidak dapat berbuat apa-apa untuk keselamatannya. Hal
ini tidak berarti bahwa setelah kejatuhan, tidak ada lagi kebaikan pada
manusia, tetapi bahwa manusia tidak lagi mampu berbuat apa-apa untuk keselamatannya,
manusia tidak mampu melakukan sesuatu atau menginginkan sesuatu yang dapat
menyenangkan hati Allah, sebelum ia dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Manusia
adalah hamba dosa, perbuatan baik manusia hanya bertujuan untuk kemuliaan
dirinya sendiri atau Iblis dan tidak pernah untuk kemuliaan Tuhan. Manusia
ibarat masuk kedalam lumpur hidup, semakin berusaha keluar, semakin tenggelam,
sehingga membutuhkan orang lain datang menyelamatkannya dari lumpur hidup itu.
Alkitab mencatat bahwa manusia lahir kedunia didalam dosa, tidak ada satupun
yang benar dan mencari Tuhan (Roma 3:10-11), sehingga gereja yang perpegang
pada pahamkeselamatan karena perbuatan baik bertentangan dengan Alkitab yang
berkata kecendeningan hati manusia selaluyangjahat (Kejadian 6:5) dan hatinya
telah membatu (Yeremia 17:9) Dengan demikian masihkah dapatkah kita berkata
manusia mencari Allah, dan dengan kemampuannya berbuat baik dan beramal untuk
selamat ? masih dapatkah kita berkata manusia dapat berbuat baik sedangkan
Alkitab berkata hati manusia telah membatu dan keinginan hatinya selalu yang
jahat semata-mata ? Bahkan Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa terang Tuhan
telah datang kedalam dunia namun manusia lebih cinta kegelapan (Yohanes 3:19)
dan tidak mau datang kepada Tuhan (Yohanes 5 : 40). Yesus berkata bahwa jika
seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak akan melihat kerajaan Allah, (Yohanes
3 : 3), hal melahirkan kembali adalah pekerjaan Allah bukan manusia. Manusia
yang telah mati secara rohani, tidak dapat melihat terang bila tidak dihidupkan
dan diperbaharui oleh Roh Kudus, manusia hanya mengenal kejahatan, berbuat
kejahatan, hati manusia telah membatu, sehingga dengan demikian jelas bahwa
keselamatan adalah anugerah Allah. Dapatkah orang mati berbuat sesuatu ? Tentu
tidak, demikianjuga halnya keselamatan. Manusia tidak diselamatkan oleh
perbuatan baik dari kebebasan kehendaknya sendiri serta kemampuanya, melainkan
manusia diselamatkan hanya oleh karena anugerah. Anugerah adalah kemurahan
ilahi yang tidak sepantasnya diterima dan bukan semacam balas j asa. Ada banyak ayat firman
Tuhan yang mencatat dengan jelas, di antaranya:
Efesus 2:4-5 : " tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena
kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan
kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan "
Efesus 2: 8-9: "sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh Iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu
bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri "
Roma 3 : 24, 27-28: "... dan oleh kasih karunia Allah
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karenapenebusan dalam Kristus Yesus... jika demikian, apa
dasarnya untuk bermegah?tidak ada! Berdasarkan perbuatan ? tidak, melainkan
berdasarkan Iman, karena kami yakin bahwa manusia dibernarkan karena iman dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat "
II Timotius 1:9: "Allah-lahyang menyelamatkan kita ... bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan
kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam
Kristus Yesus sebelum permulaan Zaman
Serta teks
kitab suci lainnya seperti: Roma 9:30-32, Filipi3:7-9, Galatia 3:6-11, Kisah 15:1-21.
Namun aliran atau paham Liberalisme dan Arminianisme
berasumsi bahwa sekalipun Allah datang memanggil dan mau menyelamatkan manusia,
tetapi bila manusia tidak mendengar atau meresponi panggilan Allah maka tentu
manusia tidak akan selamat, jadi perlu ada kerja sama atau andil manusia dalam
hal ini. Mereka menggambarkan manusia berada dalam Lumpur hidup, Allah datang
mengulurkan tangan, bila manusia tidak mau menyambut tangan Allah, tentu ia
tidak selamat.. Sehingga keselamatan bagi mereka adalah Anugerah + Perbuatan
baik. Anugerah karena Allah datang dan tawarkan, perbuatan baik karena ada
usaha manusia. Jadi keselamatan bagi mereka adalah kerja sama manusia dan
Allah. Namun pemahaman ini bertentangan dengan Firman Tuhan, karena Alkitab
mencatat bahwa tidak seorangpun dapat datang kepada Yesus kalau tidak
ditarik oleh Bapa (Yohanes 6:44,
65-66). Ayat ini mencatat dengan jelas bahwa oleh karena Allah
maka seseorang datang dan bertobat dan datang kepada Bapa. Seseorang dapat
bertobat dan mau bertobat, itu bukan atas kehendaknya sendiri atau kemauannya
sendiri, melainkan Roh kudus bekerja didalam hatinya, memberikan kesadaran
kepadanya, melahir barukannya dan mmpertobatkanya, sehingga orang itu dapat
sadar, bertobat dan memperoleh keselamatan. Dalam I Korintus 12:3 dikatakan bahwa tidak seorangpun dapat
mengaku Yesus adalah Tuhan selain oleh Roh Kudus. Jadi kalau bukan Roh
Kudus yang bekerja dalam hati seseorang, maka orang itu tidak dapat bertobat.
MisalnyaperistiwabertobatnyaLidia (Kisah 16:14). dimana ketika ia mendengar
injil, Roh Kudus membuka hatinya sehingga ia bertobat. Sehingga sangat
jelas bahwa tidak ada andil manusia dalam keselamatannya, melainkan sepenuhnya
adalah anugerah Allah. Sehingga jelas asumsi bahwa manusia selamat karena perbuatan baik
adalah salah dan hal itu merupakan pengharapan yang sia-sia, hukum Allah
menuntut kesempumaan, oleh karena kita tidak sempurna, maka kita tidak memiliki
kebaikan yang cukup untuk masuk surga, kita hanya dapat menerima keselamatan
lewat anugerah Allah, yaitu melalui karya dan kebaikan Kristus, karena
kebaikan-Nya yang sempurna diperhitungkan bagi keselamatan kita.
2. Posisi Perbuatan Baik dalam keselamatan.
Ketika kita percaya bahwa kita dibenarkan
oleh karena perbuatan baik kita, terpisah dari iman, berarti kita menerima
ajaran sesat Legalisme; yaitu ajaran yang mementingkan pelaksanaan hukum
secara harafiah. Paham seperti ini salah. Yang memegang paham seperti ini
misalnya orang Farisi dan Ahli Taurat, Yesus mengecam mereka karena mereka melaksanakan
hukum Taurat secara harafiah, sehingga mereka jatuhkedalam dosakemunafikan dan
kesombongan. Tetapi bila kita percaya bahwa hanya karena
imansaiatanpamenghasilkanperbuatan-perbuatanbaik, maka kita termasuk
dalarr^bidat ataja^aran_sesat Antinominianisme; yaitu aliran yang
berpendapat bahwa setelah Injil diberitakan, maka anugerah Allah saj alah yang
dapat menyelamatkan sehingga hukum moral tidak berguna lagi dan tidak perlu di
indahkan. Paham inipun salah. Relasi antara iman dan perbuatan baik merupakan
suatu hal yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, meskipun
perbuatan-perbuatan baik kita tidak menambahkan apa-apa bagi iman dan
keselamantan kita di hadapan Allah, dan meskipun keselamatan kita hanya oleh
karena anugerah Allah melalui Iman kepada Yesus Kristus, tetapi
apabilaperbuatanbaik tidak mengikuti pengakuan iman kita maka itu
merurjakan indikasi yang nyata bahwa kita tidak memiliki iman
yang menyelamatkan. Rumusan pengaj aran reformasi mengatakan bahwa kita
di selamatkan hanya oleh karena anugerah, dibenarkan hanya oleh iman kepada
Yesus Kristus saja, tetapi apabila seseorang telah menerima anugerah
keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus, maka hal itu akan tampak dalam
sikap hidupnya sehari-hari. Orang yang sudah diselamatkan oleh anugerah
Allah pasti berbuat baik, tetapi orang yang berbuat baik belum tentu adalah
orang percaya yang sudah menerima anugerah keselamatan.
Posisi perbuatan baik dalam teologi
reformed adalah buah dari keselamatan, bukan syarat keselamatan. Jadi perbuatan
baik mengikuti keselamatan, bukan keselamatan yang mengikuti perbuatan baik. Perbuatan
baik tidak dapat membawa orang kepada keselamatan, namun keselamatan akan
membuahkan perbuatan baik"
3. Dampak Negatif Paham Keselamatan karena
Perbuatan Baik.
Paham keselamatan karena perbuatan baik
membuka peluang bagi adanya istilah balas jasa; manusia berjasa maka layak
menerima keselamatan dari Allah, ada usaha manusia dengan sekuat tenaga untuk
hidup suci, dan berbuat baik, sehingga dalam sejarah gereja orang yang
berpegang pada paham ini cenderung akan mengambil keputusan hidup beraskese
(menyendiri di gunung-gunung) dan menjadi petapa, menyiksa diri dengan tidak
makan dan minum, tidak bergaul dengan dunia sekitar dengan tujuan agar
memperoleh kekudusan dan kesucian. Paham ini membuka peluang bagi perlombaan
untuk meraih keselamatan secara harafiah, sehingga pada akhirnya timbul
kemunafikan rohani dan kesombongan rohani, seorang menganggap dirinya lebih
rohani dan lebih suci dari yang lain. Namun bagi yang berusaha dengan sekuat
tenaga, dan mengalami ketidak puasan atau kegagalan, maka akan menimbulkan
stres rohani. Sebagian Gerakan kharismatik berpegang pada paham
keselamatan adalah anugerah + perbuatan baik. Inilah adalah kekeliruan
terbesar. Ajaran seperti ini dengan sendirinya membawa manusia kepada suatu
usaha untuk mempertahankan keselamatan yang diperolehnya dengan sekuat
tenaganya, karena bila tidak maka keselamatan itu akan hilang. Alkitab mencatat
bahwa tindakan manusia menyambut anugerah Allah adalah bukan karena kemauan
manusia itu, melainkan tindakan aktif Allah Roh kudus di dalam hati manusia
yang menggerakan manusia untuk menyambut anugerah Allah itu. Sehingga
gambarannya adalah, manusia ibarat berada didalam Lumpur hidup, semakin
bergerak, semakin tenggelam, kemudian Tuhan datang mengulurkan tangan-Nya untuk
menyelamatkan manusia, tetapi manusia tidak berdaya menyambut tangan Tuhan,
sehingga Tuhan sendiri dengan tangan-Nya mengangkat manusia itu dari dalam
lumpur hidup. Sehingga keselamatan karena anugerah mengajarkan kepada kita
bahwa Allah sepenuhnya yang berinisiatif menyelamatkan kita, Allah dengan
caranya datang mencari dan menyelamatkan yang terhilang, ia bekerja didalam
hati kita, membuka hati kita terhadap terang kebenaran Injil yang olehnya kita
diselamatkan, sehingga dengan demikian, kita menyadari diri bahwa kalau bukan
Tuhan - kita binasa, bahwa kita tanpa Tuhan binasa, tetapi Tuhan tanpa kita
biasa saja, sehingga menjadikan kita menjadi makhluk yang tau bersyukur, tidak
menyombongkan diri.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan ini, maka
berdasarkan terang kebenaran Alkitab yang adalah Firman Tuhan, dapat ditarik
kesimpulan :
1. Manusia setelah kejatuhannya dalam dosa
ditawan oleh dosa, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan dirinya
sendiri.
2. Sejak kejatuhan manusia pertama, Allah-lah
yang berinisiatif mencari dan menyelamatkan manusia bukan sebaliknya(Kej. 3)
3. Tidak ada yang diselamatkan karena
perbuatan baiknya (Gal. 2:160)
4. Kita tidak memiliki amal baik pada diri
kita sendiri yang dapat Allah perhitungkan untuk menyelamatkan kita
5. Sola Gracia (hanya karena
anugerah Tuhan), keselamatan merupakan karya ilahi, oleh Allah dan dari Allah
(Ef.2:8-9).
6. Iman dan perbuatan baik
haras dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, iman yang sejati adalah anugerah
Allah dan selalu menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Kita berbuat baik
karena kita telah diselamatkan dan perbuatan baik kita adalah buah dari
keselamatan yang sudah kita terima.
7. Kasih karunia/anugerah merupakan belas
kasihan atau kemurahan Allah bagi kita yang sesungguhnya tidak layak menerima.
Allah berikan dengan cuma-Cuma berdasarkan Kedaulatan dan Kasih-Nya.
8. Kita harus menj adi orang yang senantiasa
tau bersyukur pada Allah atas anugerah keselamatan yang kita terima dari pada-Nya.
Akhirnya kita sampai pada suatu kesimpulan
seperti yang di tulis oleh seorang teolog Reformed yang tidak dikenal: "Aku
mencari Tuhan, lalu aku tahu Ia menggerakkan jiwaku untuk mencari Dia yang
mencari aku; bukan aku yang menemukan Engkau oh Tuhanku ....bukan, tetapi Engkaulah
yang menemukan aku" Harapan penulis, semoga melalui tulisan ini kita
terdorong untuk mereformasikan konsep kita yang salah, pengajaran kita yang
salah, serta dasar iman kita yang salah, dan kembali ke Alkitab (Back to the
Bible). Sola Gracia!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)