15 Juli 2013

LAODIKIA : JEMAAT YANG SUAM-SUAM KUKU (Part 1)

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.





Wah 3:14-22 – (14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: (15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. (17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, (18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. (19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. (21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. (22) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

D
alam serial khotbah kita tentang 7 jemaat, kita sudah selesai membahas 6 jemaat, dan sekarang kita akan membahas jemaat yang ketujuh (yang terakhir) yakni jemaat Laodikia. Mungkin kita perlu beberapa kali pembahasan untuk menyelesaikan Surat kepada jemaat Laodikia ini. Kita akan bahas jemaat Laodikia ini dalam beberapa point besar :

I.      KOTA DAN JEMAAT LAODIKIA.

Kota Laodikia terletak 60 km sebelah tenggara dari kota Filadelfia, berdekatan dengan Hierapolis dan Kolose. Kota ini sekarang sudah tidak ada lagi, dan hanya tinggal sebagai suatu wilayah kosong di Turkey yang bernama Denizli. Biarpun demikian kota purbakala ini masih bisa dikenali bentuknya dari puing-puing yang tertinggal.

Kota ini dibangun oleh raja Syiria bernama Antiochus II pada tahun 250 SM. Raja Antiochus II ini mempunyai isteri bernama Laodice dan karena itu kota yang dibangun itu diberikan nama Laodicea sesuai nama isterinya yang dalam bahasa Indonesia kita sebut Laodikia. Kota ini pertama kali didirikan dengan tujuan untuk menjadi kota benteng tetapi akhirnya diurungkan karena ada bahaya bagi kota ini yakni kota ini tidak mempunyai sumber air sendiri. Kebutuhan air didapatkan dari saluran air (aquaduc) besar maupun terowongan-terowongan air di bawah tanah yang dihubungkan dengan sumber-sumber air yang jauh berada di luar kota. Ini sangat berbahaya karena sewaktu perang karena musuh bisa saja memblokir aliran air ke dalam kota atau bahkan menebar racun ke dalam air dan membinasakan penduduk kota. Akhirnya kota dialihfungsikan menjadi kota perdagangan dan pusat perekonomian saja.

Sebagai kota pusat perdagangan dan perekonomian, Laodikia sangatlah maju dan menonjol :
 
a.     Kota ini adalah pusat perbankan dari seluruh wilayah di Asia Kecil.

William Barclay - Kota ini adalah pusat perbankan dan finansial yang besar. Pada saat Cicero mengadakan perjalanan di Asia Kecil, di Laodikialah ia menguangkan surat kreditnya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 204).

Anonim - Laodikia secara luas dikenal sebagai pusat perbankan dan bisnis penukaran uang yang makmur. Laodikia mencetak koin sendiri beberapa abad sebelum zaman Kristen yang menyatakan penyembahan mereka pada dewa-dewa kuno. (www.biblicaltraining.org)

Ini membuat Laodikia menjadi kota yang sangat kaya.

Robert H. Mounce - Dalam zaman Romawi, Laodikia menjadi kota terkaya di Phrygia.  (New International Commentary of the NT, hal. 123).

William Barclay – Laodikia adalah salah satu kota terkaya di dunia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 204).

Pada tahun 61 M ada gempa bumi besar yang meluluhlantahkan kota-kota di Asia kecil. Ini membuat kekaisaran Romawi mengucurkan dana besar untuk membantu pemulihan kota-kota itu di antaranya Sardis dan Filadelfia. Luar biasanya adalah Laodikia menolak semua bantuan yang datang dan mereka berusaha membangun kembali kota mereka dengan swadaya sendiri. 

Tacitus : Satu dari kota terkenal di Asia, yaitu Laodikia, pada tahun yang sama, ketika ia dijungkirbalikkan oleh gempa bumi, dan tanpa bantuan apapun dari kami, memulihkan dirinya sendiri dengan sumber dayanya sendiri. (Annals, 14:27)

Jakob P.D.Groen -  Pada tahun enam puluh sesudah Kristus, kota Laodikia dilanda gempa bumi yang hebat sampai musnah. Namun mereka menolak tawaran bantuan dari kaisar untuk membangun kembali kota mereka, karena mereka menganggap sanggup melakukannya sendiri. Dan sesungguhnya, pada tahun itu juga mereka segera mulai membangunnya kembali. (Aku Datang Segera, hal. 68).

Simon Kistemaker - Pada tahun 60 M, gempa bumi yang kedua menghancurkan kota ini dan Pemerintah Romawi menawarkan bantuan finansial untuk membangun kembali kota ini. Tetapi bapa-bapa kota itu memberikan jawaban yang berisi penolakan atas bantuan itu kepada pemerintah Romawi, dan memberitahukan bahwa mereka sendiri memiliki sumber-sumber yang cukup untuk pembangunan kembali kotanya. Bahkan mereka memberikan sumbangan untuk membangun kembali kota-kota tetangganya.

Menarik bahwa untuk jemaat-Nya yang tinggal di kota yang kaya seperti ini Tuhan Yesus berkata bahwa mereka melarat, malang dan miskin.

Wah 3:17-18 – (17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin (18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas…  agar engkau menjadi kaya,…”

b. Kota ini adalah pusat pembuatan kain wol yang terbesar di Asia Kecil.

Tanahnya yang subur menyebabkan banyak rumput untuk domba, dan ini menghasilkan wol, khususnya wol hitam. Karena itu di kota ini ada pabrik pakaian yang memproduksi pakaian dari wol hitam ini.

David Iman Santoso - Kota ini terkenal dengan pabrik tekstil, yang menghasilkan garmen, karpet dan semacam black wool dari bulu domba hitam yang bermutu tinggi. (Membaca dan Memahami Kitab Wahyu, hal. 70).

Agnes M. Layantara - Laodikia adalah kota perdagangan tekstil yang ramai. Pabrik-pabrik tekstil bermunculan karena kota ini menghasilkan kain "wol" yang bermutu. Warna wol yang dihasilkan sangat khas, yaitu biru mengkilat agak kehitaman. Produksi kain wol tidak hanya digunakan untuk jas atau karpet, tetapi juga dieksport ke luar kota Laodikia. Perdagangan wol membuat penduduk Laodikia menjadi kaya-raya. (Wahyu Tuhan Yesus Bagi Gereja-Nya, hal. 96).

William BarclayKota itu adalah pusat pembuatan pakaian yang besar. Domba yang merumput di sekitar Laodikia terkenal akan wolnya yang lembut, licin, berwarna ungu-hitam. Kota ini mempunyai produksi massal berupa pakaian luar yang murah. Kota ini secara khusus dikaitkan dengan pakaian seragam yang disebut trimita, sedemikian rupa kaitannya sehingga kadang-kadang ia dinamakan kota Trimitaria. Laodikia sangat bangga akan pakaian yang diproduksinya…” (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 205).

Menarik bahwa untuk jemaat-Nya yang tinggal di kota yang menjadi pusat kain dan pakaian ini Tuhan Yesus berkata bahwa mereka telanjang.

Wah 3:17-18 – (17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau…. Telanjang. (18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku…pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan…”

c.   Kota ini adalah pusat kedokteran terbesar di wilayah Asia Kecil.

Di Laodikia ada sekolah kedokteran yang terkenal.

William BarclayKota ini adalah pusat pengobatan yang sangat diperhitungkan. Tiga belas mil ke Barat, antara Laodikia dan Pintu Gerbang Frigia, ada kuil para dukun Caria.Sampai sekitar 100 tahun lalu pasar-pasar besar diselenggarakan di tempat itu. Secara khusus, kuil itu adalah pusat sekolah kedokteran yang kemudian beralih ke Laodikia. Para dokternya sangat terkenal sehingga sebagian dari mereka namanya muncul di uang logam Laodikia. Dua di antaranya bernama Zeuxis dan Alexander Philalethes. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 205).

Karena itu juga maka kota ini memproduksi obat-obatan secara besar-besaran. Meskipun demikian kota ini lebih dikenal karena obat telinga dan obat matanya, terutama obat matanya.

William BarclaySekolah kedokteran ini terkenal di seluruh dunia karena dua hal, minyak untuk telinga dan minyak untuk mata. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 205).

Simon Kistemaker - Kota ini memiliki sekolah kedokteran yang maju dengan spesialisasi dalam pengobatan mata dan telinga dan telah mengembangkan obat salep untuk penyembuhan radang mata. Karena obat salep mata ini, membuat sekolah ini terkenal di dunia.

Agnes M. Layantara - Kota Laodikia ini juga memiliki banyak apotek. Bahkan di kota ini terdapat pabrik obat mata yang terkenal. (Wahyu Tuhan Yesus Bagi Gereja-Nya, hal. 96).

Note : Barclay mengatakan bahwa kata Yunani yang diterjemahkan “minyak” di sini bisa juga diartikan salep. Jadi ada kemungkinan juga bahwa obat telinga dan mata Laodikia ini berupa salep. Atau mungkin juga sebagaimana kata Robert H. Mounce bahwa salepnya mengandung campuran minyak.

Robert H. Mounce – Dua yang paling terkenal adalah salep dari sejenis tanaman untuk telinga, dan salep mata yang dibuat dari ‘bubuk Phrygia’ yang dicampur dengan minyak. (New International Commentary of the NT, hal. 123).

Sekali lagi menarik bahwa untuk jemaat-Nya yang tinggal di kota yang menjadi pusat kedokteran dan produksi obat mata,  Tuhan Yesus berkata bahwa mereka buta.

Wah 3:17 - Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau buta…”

Mereka terkenal dengan minyak / salep matanya, tetapi Tuhan Yesus berkata pada mereka :

Wah 3:18 – “…Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku … minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

BIS - Sebab itu Aku menasihati kalian supaya membeli daripada-Ku… obat untuk dioles di matamu supaya kalian dapat melihat.

Itulah 3 kelebihan dari kota Laodikia ini.






1 komentar:

  1. Suam2 kuku adalah percampuran antar dingin dan panas, bukan menunjuk pada suasana ibadah, kalau tidak tepuk2-tepuk tangan, lompat-lompat, teriak2, maka langsung dicap suam2 kuku. Bisa diartikan percampuran pelayanan dan bisnis. Contoh adalah gereja2 yang "cho Gereja" atau "cho Ye Su". Pada titiik ekstrim bisa menjadi Yudas yang menjual Yesus. Penganut Teologi kemakmuran rawan masuk ke wilayah ini

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)