17 Januari 2017

TUJUAN TUHAN MEMBERIKAN BADAI

Catatan : Dicuplik dari khotbah Pdt. Esra Alfred Soru “BADAI KEHIDUPAN”.

Luk 8:22-25 - (22) Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-muridNya, dan Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah kita bertolak ke seberang danau.’ Lalu bertolaklah mereka. (23) Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. (24) Maka datanglah murid-muridNya membangunkan Dia, katanya: ‘Guru, Guru, kita binasa!’ Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh. (25) Lalu kataNya kepada mereka: ‘Di manakah kepercayaanmu?’ Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: ‘Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepadaNya?

Ayat di atas bercerita tentang badai yang menghantam murid-murid dalam perjalanan mereka. Jikalau kita percaya pada providensi Allah yang mengajarkan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan / diatur oleh Allah maka kita harus percaya bahwa badai yang menimpa Yesus dan murid-murid-Nya ini bukanlah suatu kebetulan. Semua itu tentu ada tujuannya.

Calvin - Adalah pasti bahwa badai yang menggoncangkan danau bukanlah kebetulan : karena bagaimana Allah bisa mengizinkan Anak-Nya didorong kesana kemari dengan sembarangan oleh kehebatan gelombang-gelombang? (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).

Demikian pula pada waktu badai itu menghantam perahu mereka dan Yesus tertidur, itu pun bukan kebetulan.

Calvin - Karena itu hendaknya kita menyimpulkan, bahwa semua ini diatur oleh providensia rahasia dari Allah, - supaya Kristus tidur, supaya suatu badai yang hebat muncul, dan supaya gelombang-gelombang melingkupi perahu, yang ada dalam bahaya dari kehancuran. (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).

Dan karena itu pula kalau hidupmu dihantam oleh badai dan gelombang kehidupan, engkau berteriak tetapi tidak ada jawaban, Tuhan seolah-olah diam / tidur, itu tidak kebetulan. Semuanya ada tujuan!

Lalu apa tujuannya? Di sini saya memberikan 3 tujuan :

1. TUHAN MAU AGAR MURID-MURID-NYA MENYADARI KELEMAHAN MEREKA.

Satu hal juga tidak kebetulan adalah bahwa peristiwa ini terjadi di danau Galilea. Ingat bahwa beberapa dari murid Yesus adalah mantan nelayan yang sudah biasa mengarungi danau Galilea. Boleh dibilang itu adalah “lapangan” mereka dan mereka sudah berpengalaman di “lapangan” itu. Tapi justru sekarang di “lapangan” mereka itulah badai dan gelombang menghantam mereka dan nyaris binasa.

Apa sebenarnya yang mau dikatakan Tuhan lewat semuanya ini? Tuhan sedang mau katakan bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang lemah yang tanpa Tuhan pasti binasa. Ya, setiap badai kehidupan yang menghantam hidup kita sesungguhnya adalah pesan Tuhan untuk kita bahwa kita adalah makhluk lemah yang tanpa Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tanpa Dia kita akan binasa. Kita tidak bisa mengontrol segala sesuatu agar seturut dengan keinginan kita.

Adam Clarke - Satu keuntungan dari ujian-ujian adalah membuat kita mengetahui kelemahan kita. (http://biblehub.com/commentaries/clarke/matthew/8.htm)

Kiranya setiap kita bisa menangkap pesan Tuhan lewat badai-badai yang menghantam kehidupan kita.

2. TUHAN MAU MENGUJI DAN MENGUATKAN IMAN MURID-MURID-NYA.

Selain untuk menunjukkan kelemahan para murid, badai itu juga dimaksudkan untuk menguji dan menguatkan iman mereka.

Calvin - Dan hendaknya kita belajar bahwa kapan pun terjadi peristiwa apapun yang merugikan / bersifat bermusuhan, Tuhan menguji iman kita. (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).

Matthew Henry - Ia sedang tertidur. Sepertinya Ia tidak akan segera bertindak untuk menolong bahkan saat keadaan semakin genting. Dengan demikian Ia menguji iman dan kesabaran mereka, serta mendorong mereka untuk berdoa dan membangunkan-Nya sekaligus membuat penyelamatan itu terasa semakin disyukuri ketika akhirnya datang juga. (Injil Lukas 1-12, hal. 284).

William Hendriksen - Kita tidak boleh lupa bahwa pimpinan ilahi sedang bekerja di sini, seperti yang selalu terjadi: Yesus harus berada di danau ini supaya, melalui mujizat yang sangat mengherankan, bisa menguatkan iman dari murid-murid-Nya. (NT Commentary : Luke, hal. 438-439).
Ya, Tuhan mau menguji dan menguatkan iman kita melalui badai-badai hidup yang kita alami. Apakah kita tetap beriman dan berpegang pada firman-Nya? Lihatlah Ayub yang ditimpa oleh badai kehidupan. Tapi imannya tetap teguh kepada Allah.

Ayub 1:21 - katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!

Dia sudah berfirman bahwa Dia akan memelihara hidup kita. Dan untuk menguji apakah kita mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai yang menghantam / menghancurkan ekonomi / pekerjaan / bisnis kita untuk melihat apakah kita benar-benar percaya pada janji pemeliharaan-Nya? Dia sudah berfirman bahwa Dia akan melindungi kita di setiap jalan kita. Dan untuk menguji apakah kita mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai berupa bahaya yang mengancam hidup kita untuk melihat apakah kita benar-benar percaya pada janji perlindungan-Nya? Dia sudah berfirman bahwa Dia akan menyertai kita. Dan untuk menguji apakah kita mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai berupa kehilangan orang-orang yang terkasih, untuk melihat apakah kita benar-benar percaya pada janji penyertaan-Nya? Demikianlah setiap badai yang Ia kirimkan dalam hidup kita sebenarnya untuk menguji dan menguatkan iman kita. Dan karenanya biarlah kita tetap berpegang teguh pada setiap firman-Nya setiap kali badai kehidupan menerpa kita.

3. TUHAN MAU MENUNJUKAN KUASA-NYA DAN MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA PARA MURID.

Perhatikan ayat 25 :

Luk 8:25 – “.... Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: ‘Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepadaNya?

Mat 8:27 - Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Hari itu, hari di mana murid-murid dihantam badai dan taufan, mata mereka melihat sebuah mujizat yang luar biasa bahwa angin badai, taufan, gelombang teduh seketika. Hari itu juga mereka menyadari mereka tidak sedang mengikuti seorang guru biasa. Ini lebih daripada seorang manusia. Dia Tuhan dan Allah. Seandainya perahu mereka tidak dihantam badai hari itu, mereka tidak berkesempatan untuk melihat mujizat yang luar biasa itu dan juga tidak mengenal Yesus dengan lebih baik.

Mengapa Tuhan membiarkan Israel ditindas dan menderita ratusan tahun di Mesir? Supaya pada waktu Ia menyelamatkan mereka dari sana, mereka dapat melihat kuasa dan keajaiban Tuhan serta dapat mengenal-Nya dengan baik. Bandingkan :

Kel 18:10-11 – (8) Lalu kata Yitro: "Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. (11) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, .....

Mengapa Tuhan membiarkan Naaman yang hebat itu terkena kusta? Supaya Ia bisa melihat kuasa Tuhan nyata atas dirinya dan mengenal Tuhan dengan benar.

2 Raj 5:15 - Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. ....

Mengapa Tuhan membiarkan anak janda Sarfat jatuh sakit dan mati? Supaya Ia bisa melihat kuasa Tuhan dan percaya pada Firman Tuhan.

1 Raj 17:24 - Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."

Ya, setiap badai hidup yang menerpa kita sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk melihat kuasa / mujizat Tuhan berlaku atas kehidupan kita. Ini tidak berarti bahwa Tuhan selalu akan membebaskan kita dari dari setiap problem. Tidak! Itu mungkin berarti bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan kepadamu untuk menanggung problem itu. Itu juga sebuah mujizat.

C. H. Spurgeon - Saudaraku yang kekasih, tahukah kamu bahwa Allah kadang-kadang mengerjakan mujizat yang lebih besar pada waktu Ia menopang umat-Nya dalam kesukaran dari pada jika Ia membawa mereka keluar darinya? Bagi Dia untuk membiarkan semak menyala tetapi tidak terbakar merupakan sesuatu yang lebih agung / hebat dari pada memadamkan nyala itu dan dengan demikian menyelamatkan semak itu. (Spurgeon’s Expository Encyclopedia, Vol 3, hal. 267).

Demikian juga setiap badai hidup yang menerpa kita sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk mengenal Dia dengan baik.

Esra Alfred Soru - Jika anda tidak pernah mengalami sakit, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penyembuh? Jika anda tidak pernah mengalami kesedihan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penghibur? Jika anda tidak pernah mengalami kekurangan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Pemelihara? Jika anda tidak pernah mengalami ketakutan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Pengawal? Jika anda tidak pernah mengalami bahaya, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penjaga? Jika anda tidak pernah mengalami kesendirian, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Sahabat? Jika anda tidak pernah mengalami kebimbangan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penasehat? Jika anda tidak pernah mengalami tuduhan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Pembela?

Karena itu janganlah mengeluh, janganlah bersungut-sungut, jangalah kehilangan kepercayaan / iman apabila perahu kehidupanmu dihantam badai. Sebaliknya bersyukurlah karena semua diatur Tuhan untuk memberimu kesempatan melihat kuasa-Nya dan mengenal-Nya dengan lebih dalam.

AMIN

Khotbah lengkap dapat dililat di sini : “BADAI KEHIDUPAN”


1 komentar:

  1. Terimakasih atas postingan ini menjadi referensi dalam mengenal Tuhan dengan lebih baik lagi.

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)