Catatan : Dicuplik dari
khotbah Pdt. Esra Alfred Soru “BADAI KEHIDUPAN”.
Luk 8:22-25 - (22)
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-muridNya,
dan Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah kita bertolak ke seberang danau.’ Lalu
bertolaklah mereka. (23) Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur.
Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air
dan mereka berada dalam bahaya. (24) Maka datanglah murid-muridNya membangunkan
Dia, katanya: ‘Guru, Guru, kita binasa!’ Iapun bangun, lalu menghardik angin
dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi
teduh. (25) Lalu kataNya kepada mereka: ‘Di manakah kepercayaanmu?’ Maka
takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: ‘Siapa
gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan
mereka taat kepadaNya?
Ayat di atas bercerita
tentang badai yang menghantam murid-murid dalam perjalanan mereka. Jikalau kita
percaya pada providensi Allah yang mengajarkan bahwa segala sesuatu telah
ditetapkan / diatur oleh Allah maka kita harus percaya bahwa badai yang menimpa
Yesus dan murid-murid-Nya ini bukanlah suatu kebetulan. Semua itu tentu ada
tujuannya.
Calvin - Adalah pasti bahwa
badai yang menggoncangkan danau bukanlah kebetulan : karena bagaimana Allah
bisa mengizinkan Anak-Nya didorong kesana kemari dengan sembarangan oleh
kehebatan gelombang-gelombang? (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).
Demikian pula pada
waktu badai itu menghantam perahu mereka dan Yesus tertidur, itu pun bukan
kebetulan.
Calvin - Karena itu
hendaknya kita menyimpulkan, bahwa semua ini diatur oleh providensia rahasia
dari Allah, - supaya Kristus tidur, supaya suatu badai yang hebat muncul, dan
supaya gelombang-gelombang melingkupi perahu, yang ada dalam bahaya dari
kehancuran. (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).
Dan karena itu pula
kalau hidupmu dihantam oleh badai dan gelombang kehidupan, engkau berteriak
tetapi tidak ada jawaban, Tuhan seolah-olah diam / tidur, itu tidak kebetulan.
Semuanya ada tujuan!
Lalu apa tujuannya? Di
sini saya memberikan 3 tujuan :
1. TUHAN MAU AGAR
MURID-MURID-NYA MENYADARI KELEMAHAN MEREKA.
Satu hal juga tidak
kebetulan adalah bahwa peristiwa ini terjadi di danau Galilea. Ingat bahwa
beberapa dari murid Yesus adalah mantan nelayan yang sudah biasa mengarungi
danau Galilea. Boleh dibilang itu adalah “lapangan” mereka dan mereka sudah
berpengalaman di “lapangan” itu. Tapi justru sekarang di “lapangan” mereka
itulah badai dan gelombang menghantam mereka dan nyaris binasa.
Apa sebenarnya yang
mau dikatakan Tuhan lewat semuanya ini? Tuhan sedang mau katakan bahwa
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang lemah yang tanpa Tuhan pasti
binasa. Ya, setiap badai kehidupan yang menghantam hidup kita sesungguhnya
adalah pesan Tuhan untuk kita bahwa kita adalah makhluk lemah yang tanpa Dia
tidak bisa berbuat apa-apa. Tanpa Dia kita akan binasa. Kita tidak bisa
mengontrol segala sesuatu agar seturut dengan keinginan kita.
Adam Clarke - Satu keuntungan
dari ujian-ujian adalah membuat kita mengetahui kelemahan kita. (http://biblehub.com/commentaries/clarke/matthew/8.htm)
Kiranya setiap kita
bisa menangkap pesan Tuhan lewat badai-badai yang menghantam kehidupan kita.
2. TUHAN MAU MENGUJI
DAN MENGUATKAN IMAN MURID-MURID-NYA.
Selain untuk
menunjukkan kelemahan para murid, badai itu juga dimaksudkan untuk menguji dan
menguatkan iman mereka.
Calvin - Dan hendaknya kita
belajar bahwa kapan pun terjadi peristiwa apapun yang merugikan / bersifat
bermusuhan, Tuhan menguji iman kita. (http://biblehub.com/commentaries/calvin/matthew/8.htm).
Matthew Henry - Ia sedang tertidur.
Sepertinya Ia tidak akan segera bertindak untuk menolong bahkan saat keadaan
semakin genting. Dengan demikian Ia menguji iman dan kesabaran mereka, serta
mendorong mereka untuk berdoa dan membangunkan-Nya sekaligus membuat
penyelamatan itu terasa semakin disyukuri ketika akhirnya datang juga. (Injil
Lukas 1-12, hal. 284).
William Hendriksen - Kita tidak boleh
lupa bahwa pimpinan ilahi sedang bekerja di sini, seperti yang selalu terjadi:
Yesus harus berada di danau ini supaya, melalui mujizat yang sangat
mengherankan, bisa menguatkan iman dari murid-murid-Nya. (NT Commentary :
Luke, hal. 438-439).
Ya, Tuhan mau menguji
dan menguatkan iman kita melalui badai-badai hidup yang kita alami. Apakah kita
tetap beriman dan berpegang pada firman-Nya? Lihatlah Ayub yang ditimpa oleh
badai kehidupan. Tapi imannya tetap teguh kepada Allah.
Ayub 1:21 - katanya:
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga
aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!
Dia sudah berfirman
bahwa Dia akan memelihara hidup kita. Dan untuk menguji apakah kita
mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai yang menghantam /
menghancurkan ekonomi / pekerjaan / bisnis kita untuk melihat apakah kita
benar-benar percaya pada janji pemeliharaan-Nya? Dia sudah berfirman bahwa Dia
akan melindungi kita di setiap jalan kita. Dan untuk menguji apakah kita
mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai berupa bahaya yang mengancam
hidup kita untuk melihat apakah kita benar-benar percaya pada janji
perlindungan-Nya? Dia sudah berfirman bahwa Dia akan menyertai kita. Dan untuk
menguji apakah kita mempercayai-Nya dalam hal itu, Ia kirimkan badai berupa
kehilangan orang-orang yang terkasih, untuk melihat apakah kita benar-benar
percaya pada janji penyertaan-Nya? Demikianlah setiap badai yang Ia kirimkan
dalam hidup kita sebenarnya untuk menguji dan menguatkan iman kita. Dan
karenanya biarlah kita tetap berpegang teguh pada setiap firman-Nya setiap kali
badai kehidupan menerpa kita.
3. TUHAN MAU
MENUNJUKAN KUASA-NYA DAN MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA PARA MURID.
Perhatikan ayat 25 :
Luk 8:25 – “....
Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: ‘Siapa
gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan
mereka taat kepadaNya?
Mat 8:27 - Dan
heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga
angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Hari itu, hari di mana
murid-murid dihantam badai dan taufan, mata mereka melihat sebuah mujizat yang
luar biasa bahwa angin badai, taufan, gelombang teduh seketika. Hari itu juga
mereka menyadari mereka tidak sedang mengikuti seorang guru biasa. Ini lebih
daripada seorang manusia. Dia Tuhan dan Allah. Seandainya perahu mereka tidak
dihantam badai hari itu, mereka tidak berkesempatan untuk melihat mujizat yang
luar biasa itu dan juga tidak mengenal Yesus dengan lebih baik.
Mengapa Tuhan
membiarkan Israel ditindas dan menderita ratusan tahun di Mesir? Supaya pada
waktu Ia menyelamatkan mereka dari sana, mereka dapat melihat kuasa dan
keajaiban Tuhan serta dapat mengenal-Nya dengan baik. Bandingkan :
Kel 18:10-11 – (8)
Lalu kata Yitro: "Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari
tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. (11) Sekarang aku tahu, bahwa
TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan
bangsa ini dari tangan orang Mesir, .....
Mengapa Tuhan
membiarkan Naaman yang hebat itu terkena kusta? Supaya Ia bisa melihat kuasa
Tuhan nyata atas dirinya dan mengenal Tuhan dengan benar.
2 Raj 5:15 - Kemudian
kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai,
tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa
di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. ....
Mengapa Tuhan
membiarkan anak janda Sarfat jatuh sakit dan mati? Supaya Ia bisa melihat kuasa
Tuhan dan percaya pada Firman Tuhan.
1 Raj 17:24 - Kemudian
kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa
engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."
Ya, setiap badai hidup
yang menerpa kita sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk melihat kuasa /
mujizat Tuhan berlaku atas kehidupan kita. Ini tidak berarti bahwa Tuhan selalu
akan membebaskan kita dari dari setiap problem. Tidak! Itu mungkin berarti
bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan kepadamu untuk menanggung problem itu. Itu
juga sebuah mujizat.
C. H. Spurgeon - Saudaraku yang
kekasih, tahukah kamu bahwa Allah kadang-kadang mengerjakan mujizat yang lebih
besar pada waktu Ia menopang umat-Nya dalam kesukaran dari pada jika Ia membawa
mereka keluar darinya? Bagi Dia untuk membiarkan semak menyala tetapi tidak
terbakar merupakan sesuatu yang lebih agung / hebat dari pada memadamkan nyala
itu dan dengan demikian menyelamatkan semak itu. (Spurgeon’s Expository
Encyclopedia, Vol 3, hal. 267).
Demikian juga setiap
badai hidup yang menerpa kita sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk
mengenal Dia dengan baik.
Esra Alfred Soru - Jika anda tidak
pernah mengalami sakit, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penyembuh? Jika
anda tidak pernah mengalami kesedihan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai
Penghibur? Jika anda tidak pernah mengalami kekurangan, bagaimana anda mengenal
Dia sebagai Pemelihara? Jika anda tidak pernah mengalami ketakutan, bagaimana
anda mengenal Dia sebagai Pengawal? Jika anda tidak pernah mengalami bahaya,
bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penjaga? Jika anda tidak pernah mengalami
kesendirian, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Sahabat? Jika anda tidak
pernah mengalami kebimbangan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai Penasehat?
Jika anda tidak pernah mengalami tuduhan, bagaimana anda mengenal Dia sebagai
Pembela?
Karena itu janganlah
mengeluh, janganlah bersungut-sungut, jangalah kehilangan kepercayaan / iman
apabila perahu kehidupanmu dihantam badai. Sebaliknya bersyukurlah karena semua
diatur Tuhan untuk memberimu kesempatan melihat kuasa-Nya dan mengenal-Nya
dengan lebih dalam.
AMIN
Khotbah lengkap dapat
dililat di sini : “BADAI KEHIDUPAN”
Terimakasih atas postingan ini menjadi referensi dalam mengenal Tuhan dengan lebih baik lagi.
BalasHapus