Esra Alfred Soru
SELAMAT PASKAH untuk semua umat Kristiani dan semua pembaca Timex yang setia. Beberapa hari yang lalu kita baru saja memperingati kematian Kristus dan merayakan kebangkitan-Nya. Kita mungkin juga turut mengambil bagian dalam ibadah dan Perjamuan Kudus yang dilaksanakan pada hari “Jumat Agung” (Good Friday). Sebenarnya istilah “Jumat Agung” (Good Friday) ini tidak terdapat dalam Alkitab namun jumat itu disebut “Jumat Agung” karena keyakinan bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari jumat itu. Keyakinan bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari jumat sudah dipegang oleh gereja sekian lama dengan kuatnya hingga memunculkan istilah “Jumat Agung” ini. Namun keyakinan ini rupanya menyisakan suatu persoalan di kalangan beberapa orang termasuk Islam radikal seperti Ahmad Deedat. (Bacalah buku Deedat : “Injil Membantah Ketuhanan Yesus). Persoalan yang dimaksud adalah menyangkut hitungan waktu dari kematian Kristus hingga kebangkitan-Nya pada minggu pagi. Mat
Sekarang bagaimanakah kita menyelesaikan persoalan ini? Rupanya para teolog Kristen tidak sependapat dalam hal ini.
Yesus Mati Hari Jumat
Yesus mati pada hari jumat. Hal ini jelas tersirat dalam Mark 15 :42 : “Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Hari Sabat orang Yahudi adalah hari sabtu karena itu “hari menjelang Sabat’ pastilah hari jumat. Kalau begitu bagaimana dengan persoalan di atas? Para pemegang paham ‘hari jumat’ ini biasanya membangun argumentasi mereka dengan menggunakan cara/tradisi orang Yahudi dalam menghitung waktu. Dalam Mark 8 :31 dikatakan bahwa : ‘... Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Dalam Mat 16:21 : ‘Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga’. (Lihat juga ayat-ayat : Yoh 2 :19-22 dan Mat 27 :63). Dari sini dapat dilihat bahwa ungkapan ‘bangkit sesudah tiga hari’ dan ‘dibangkitkan pada hari ketiga’ dipakai bertukaran. Mat 27 :63 memberikan bobot pada penggunaan ini. Sesudah orang-orang Farisi menceritakan kepada Pilatus mengenai nubuat Yesus, ‘sesudah tiga hari Aku akan bangkit’ mereka meminta agar kubur Yesus dijaga sampai hari yang ketiga. Jika ungkapan ‘sesudah tiga hari’ tidak dapat ditukarkan dengan ‘hari yang ketiga’ maka orang-orang Farisi itu tentunya akan meminta penjagaan sampai hari yang keempat. (Josh Mc. Dowell dan Don Steward; Jawaban Bagi Pertanyaan Orang Yang Belum Percaya ; hal. 65). Dari cara orang Yahudi menghitung dan menyebutkan waktu juga dapat kita ketahui bahwa ungkapan ‘satu hari satu malam’ dapat digunakan juga untuk menunjukkan sebagian dari hari itu. Pemakaian ini dapat kita lihat juga di dalam PL. Misalnya 1 Sam 30 :12-13 : ‘dan memberikan kepadanya sepotong kue ara dan dua buah kue kismis, dan setelah dimakannya, ia segar kembali, sebab ia tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam. Kemudian bertanyalah Daud kepadanya: "Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?" Jawabnya: "Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit. Perhatikanlah bahwa dalam ayat 12 disebutkan ‘tiga hari tiga malam’ tetapi dalam ayat 13 hanya disebutkan ‘tiga hari’ saja. Kej 42 :17 mengatakan : ‘Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Dan ayat 18 berbunyi : ‘Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: "Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. Perhatikan juga Ester 4:16 : "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. …” namun dalam Ester 5:1 dikatakan : “Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, …” Jelas bahwa Ester
Yesus Mati Hari Rabu
Meskipun argumentasi-argumentasi di atas kelihatannya menarik, namun itu tidaklah cukup memuaskan beberapa orang. Perhatikan kata-kata awal R.A. Torrey ketika membahas topik ini : “Penyelesaian yang dikemukakan oleh banyak penafsir mengenai hal yang seolah-olah merupakan kesukaran ini ialah bahwa cara lain untuk menyebutkan “satu hari” adalah “satu hari satu malam”, dan orang Yahudi kuno menghitung sebagian dari satu hari sebagai satu hari penuh. Jadi menurut mereka ada sebagian hari jumat (sebagian kecil sekali) atau juga disebut sehari semalam; seluruh hari sabtu, satu hari lagi atau sehari semalam lagi, sebagian hari minggu (sebagian kecil sekali) dianggap sebagai satu hari lagi atau sehari semalam lagi. (Jawaban Bagi Keraguan Anda; hal. 100). Torrey melanjutkan : “Banyak orang merasa tidak puas dengan jawaban ini dan pengarang buku inipun mengakui bahwa jawaban ini sama sekali tidak memuaskan dia. Baginya jawaban ini merupakan jawaban sementara saja, jawaban sementara yang kurang memuaskan” (Ibid).
Untuk meneguhkan kesimpulan ini (bahwa Yesus mati pada hari rabu dan bukan jumat), perhatikanlah suatu fakta dalam Mat 27 :62-64. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mengetahui dengan jelas bahwa sesudah meninggal selama tiga hari maka Yesus akan bangkit. Apakah boleh menafsirkan tiga hari di sini dengan 2 hari 1 malam. Pasti tiga hari di sini sesuai dengan perkataan Yesus dalam Matius 12:40 yaitu 3 hari 3 malam (3 X 24 jam). Lalu dikatakan untuk memerintahkan para penjaga menjaga kubur sampai hari yang ketiga. Berarti tidak diragukan lagi bahwa Yesus berada di dalam kubur selama tiga hari tiga malam yaitu 3 X 24 jam atau 72 jam. Lagi-lagi ini sesuai dengan ucapan Yesus. Perhatikan lagi: Yoh 2:19 "Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Sekali lagi Yesus menyebut tiga hari yaitu waktu di mana Dia akan mati. Kalau kita tetap mempertahankan hari jumat Yesus mati berarti hanya ada 2 hari 1 malam dan hal ini tidak memenuhi bukti-bukti Kitab Suci. Maka hanya ada satu penafsiran yang benar yaitu Yesus mati pada hari rabu. Perhitungan ini akan menggenapkan seluruh fakta tentang kematian Yesus. Bila Yesus mati pada hari rabu maka dengan mudah kita dapat menghitung kamis (1 hari, 1 malam), jumat (1 hari, 1 malam), sabtu (1 hari, 1 malam) dan pada hari minggu Tuhan Yesus bangkit. Dengan kenyataan ini berarti tidak mungkin Yesus mati pada hari jumat. Maka hari jumat itu bukan fakta yang valid untuk menyatakan dan menetapkan matinya Tuhan Yesus.
Satu fakta lain yang diungkapkan R.A. Torrey untuk mendukung kesimpulan Yesus mati pada hari rabu adalah dengan mengaitkan detail-detail dari sengsara dan kematian Kristus dengan ritus pengorbanan anak domba Paskah dalam PL. Baiklah saya kutipkan kata-kata Torrey berikut ini : “Injil Yohanes ditulis sesudah Injil-Injil yang lain ditulis dan para peneliti Alkitab sudah lama memperhatikan bahwa di dalam Injil Yohanes terdapat bagian yang jelas sekali bertujuan untuk memperbaiki kesan-kesan yang salah yang mungkin ditimbulkan pada waktu seseorang membaca Injil-Injil yang lain. Salah satu kesan yang salah itu adalah bahwa Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya pada waktu yang biasa pada hari Paskah. Untuk memperbaiki kesan yang salah ini, Yohanes dengan jelas menyebutkan bahwa Yesus makan Paskah pada malam sebelumnya dan bahwa Ia mati disalib pada saat yang sama dengan saat disembelihnya anak domba Paskah yaitu pada waktu senja tanggal 14 bulan Nisan (Kel 12:6; Ibrani). Domba Paskah Allah yang sebenarnya yaitu Yesus yang selama berabad-abad dilambangkan dengan anak domba Paskah yang dipersembahkan, disembelih pada waktu yang ditetapkan Allah. (Torrey : 101). Torrey melanjutkan : “Segala sesuatu mengenai domba Paskah digenapi dalam diri Yesus. (1) Ia adalah Anak Domba yang tidak bercela dan tidak ternoda (Kel 12:5) (2) Ia dipilih sebagai domba Paskah pada tanggal 10 bulan Nisan (Kel 12:3),justru pada tanggal 10 bulan itulah yaitu pada hari sabtu sebelumnya, Tuhan Yesus dielu-elukan orang banyak ketika memasuki Yerusalem karena orang-orang itu datang dari Yerikho ke Betania enam hari sebelum Paskah. (Yoh 12:1 – itu berarti enam hari sebelum hari kamis, yaitu hari jumat; dan pada keesokan harinyalah peristiwa Yesus masuk ke Yerusalem itu terjadi. (Yoh 12:12) yaitu pada hari sabtu tanggal 10 bulan Nisan. Juga pada hari yang sama Yudas pergi menemui imam-imam kepala dan menawarkan diri untuk mengkhianati Yesus hanya dengan 30 keping perak (Mat 26 :6-16 ; Mark 14 :3-11). Peristiwa ini terjadi seduah makan Paskah di rumah Simon si kusta dan karena makan malam itu terjadi pada hari jumat malam yaitu sesudah matahari terbenam atau pada permulaan hari sabtu , ‘sesudah’ makan malam berarti tanggal 10 bulan Nisan. 30 keping perak merupakan harga yang ditentukan oleh imam-imam kepala untuk “membeli” Tuhan Yesus dan menurut Taurat “pembelian” atau “pengambilan” anak domba harus dilakukan pada tanggal 10 bulan Nisan. Lagi pula mereka membeli anak domba itu dengan harga yang tepat seperti yang telah dinubuatkan dalam PL (Mat 26:15; Zak 11:12). (3) Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan ketika Ia dibunuh (Yoh 19 :36 ; Kel 12 :46 ; Bil 9 :12 ; Maz 34 :21) (4) Yesus dibunuh pada tanggal 14 bulan Nisan Peristiwa ini terjadi pada senja hari sesaat sebelum permulaan tanggal 15 bulan Nisan (Kel 12 :6). Jika kita menerima dengan tepat apa yang dikatakan Alkitab yaitu bahwa Yesus disalibkan sebelum hari Sabat Paskah maka lambang itu secara luar biasa digenapi sampai kepada hal-hal yang kecil-kecil ; tetapi jika kita menerima teori tradisional bahwa Yesus disalibkan pada hari jumat, maka dalam banyak hal, lambang itu tidak digenapi.Tambahan pula, jika kita menerima pandangan tradisional bahwa Yesus disalibkan pada hari jumat dan makan Paskah pada hatri Paskah biasa, maka perjalanan dari Yerikho ke Betania yang terjadi 6 hari sebelum Paskah (Yoh 12 :1) akan jatuh pada hari sabtu, yaitu pada hari Sabat orang-orang Yahudi. Apabila pada hari Sabat orang Yahudi dilakukan perjalanan seperti itu maka hal itu akan bertentangan dengan hukum orang Yahudi. Tentu saja tidak mungkin bagi Yesus untuk menempuh perjalanan seperti itu pada hari Sabat orang Yahudi. (ibid : 102-103) Lebih lanjut Torrey berkata bahwa : ‘Para astronom menunjukkan bahwa pada tahun 30 M tahun yang biasa diterima umum sebagai tahun penyaliban Yesus Kristus, hari Paskahnya jatuh padahari kamis tanggal 6 April, waktu itu bulan purnama. Para ahli kronologi yang memperkirakan penyaliban Tuhan Yesus yang terjadi pada hari jumat sangat dibingungkan oleh kenyataan ini bahwa pada tahun 30 M, Paskah jatuh pada hari kamis. Seorang penulis dalam usahanya mencari jawaban untuk kesukaran ini mengusulkan bahwa penyaliban Kristus mungkin terjadi pada tahun 33 M karena meskipun pada tahun itu bulan purnama juga jatuh pada hari kamis tetapi karena itu terjadi kira-kira dua setengah jam menjelang jumat maka ia berpendapat mungkin orang Yahudi m,enganggap Paskah jatuh pada hari itu. Tetapi jika kita menerima tepat seperti apa yang dikatakan Alkitab, yaitu bahwa Tuhan Yesus tidak disalibkan pada hari Paskah melainkan pada hari “persiapan Paskah” dan bahwa Ia tinggal di kubur selama tiga hari tiga malam dan karena hari ‘persiapan Paskah’ pada tahun itu adalah hari rabu dan kebangkitan-Nya adalah pagi-pagi sekali pada hari pertama dalam minggu itu, ini berarti Ia berada dalam kubur tepat tiga hari tiga malam. Kesimpulannya, Yesus meninggal kira-kira waktu matahari terbenam pada hari rabu. 72 jam kemudian, tepat tiga hari tiga malam, pada permulaan hari yang pertama dalam minggu itu (pada waktu matahari terbenam pada hari sabtu), Ia bangkit dari kubur. Ketika perempuan-perempuan datang mengunjungi kubur keesokan harinya sebelum fajar menyingsing, mereka mendapati kubur itu sudah kosong. Jadi kita tidak didorong untuk membuat jawaban asal saja misalnya menganggap sebagian kecil dari satu hari sebagai sehari semalam penuh, tetapi kita akan menemukan bahwa pernyataan Yesus sungguh-sungguh benar. Mayat-Nya terbaring dalam kubur selama tiga hari tiga malam. (ibid :104). Di bagian akhirnya Torrey menulis : ‘Sebetulnya tidak ada yang menguatkan bahwa Kristus disalib pada hari jumat, tetapi segala sesuatu di dalam Alkitab berpadu secara sempurna jika penyaliban Kristus terjadi pada hari rabu. Mengherankan sekali betapa banyak nubuat dan lambang yang terdapat dalam PL digenapi dan betapa banyaknya hal di dalam cerita-cerita Injil yang seolah-olah tidak sesuai dapat diselesaikan, apabila kita mau menerima bahwa Yesus meninggal pada hari rabu dan bukan hari jumat. (ibid : 105). Demikianlah pendapat dan argumentasi R.A. Torrey. Sama halnya dengan Torrey, Agusdy H. Dumais berkata : ‘Berarti kita juga harus berani menolak hari Jumat Agung’ dan menggantinya dengan Rabu Agung. (Dumais : 2). Ia melanjutkan : ‘Mengapa ini penting! Sebab orang-orang yang mencintai kebenaran Alkitab akan percaya seratus persen (100%) pada perkataan firman Tuhan dan bukan kenyataan sejarah. Saya lebih percaya pada perkataan Tuhan Yesus dan dengan cara demikian juga saya mengakui bahwa Alkitab itu satu-satunya firman Tuhan yang inerrancy (tanpa salah) baik secara Verbal (ucapan lisan asli), Plenary (gamblang), Literal (kata per kata), Grammatical (tata bahasa) dan Historical (sejarah). Sistem ini juga salah satu dasar penafsiran (ilmu hermeneutik) yang saya pakai untuk menafsir Alkitab di samping bible interprets bible (Alkitab menafsirkan Alkitab)” (Ibid : 3-4).
Lalu Bagaimana Dengan kita?
Setelah melihat pendapat dan argumentasi pertama (Yesus mati hari jumat) dan pendapat kedua (Yesus mati pada hari rabu), bagaimana pendapat para pembaca sekalian? Yesus mati pada hari jumat atau hari rabu? Saya telah memaparkan kedua pandangan ini dengan argumentasinya masing-masing ke hadapan pembaca sekalian. Silahkan dipikir, direnungkan, diselidiki dan didoakan. Jawabannya ada pada anda sendiri. Namun apapun jawaban anda, itu sama sekali tidak mempengaruhi keselamatan anda dalam Kristus asalkan anda percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit sesuai Kitab Suci. Yang paling esensial bukanlah kapan Yesus mati tetapi bahwa Yesus sudah mati bahkan bangkit bagi kita. BAGAIMANA MENURUT ANDA?
Alkitab ditulis dalam kultur dan sejarah Yahudi. Untuk memahaminya, kita harus menggunakan kacamata orang Yahudi. Contoh : Kis 20:7 Pada HARI PERTAMA dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara seiman di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
BalasHapusBanyak Pendeta mengatakan bahwa Hari Pertama pada Kis 20:7 adalah Hari Minggu.
Ini bukan hari minggu pagi, tetapi Sabtu Petang. Bagaimana mungkin Rasul Paulus berbicara dari minggu pagi sampai minggu tengah malam ?? Tidak masuk akal !!!
Adalah logis itu adalah Sabtu Petang, dan Rasul Paulus berbicara sampai Sabtu tengah malam. Karena dalam kacamata Yahudi, Sabtu petang adalah hari pertama yg org bangsa-banga menyebutnya sbg hari minggu. Pada Sabtu petang, sesuai tradisi Israel, mereka selalu merayakan Havdallah (ibadah Tutup Sabat). Jelas lagi Rasul Paulus ibadahnya Setiap Sabat/Sabtu, bukan hari minggu.
Kebiasaan kristen bangsa-bangsa selalu berlindung dgn kalimat "Yang paling ESENSIAL bukanlah kapan Yesus mati tetapi bahwa Yesus sudah mati bahkan bangkit bagi kita". alasan seperti ini cocok sebagai langkah awal orang percaya yg belum tahu kebenaran. Namun kita mesti terus belajar mencari kebenaran, supaya kebenaran itu benar-benar memerdekakan. Jangan bersikap masa bodoh terhadap ketidaktahuan kita. Mari kita naik'kan LEVEL iman dan pengetahuan akan firman Tuhan. Kita sudah percaya Yesus adalah Tuhan, kita sudah percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit. hari jum'at sore sbg hari wafatnya Yesus jelas kontradiksi dan tidak sesuai Mat 12:40. janganlah kesalahan kita ini menjadi sandungan bagi org non kristen yg ingin belajar atau ingin masuk kristen. mari kita NAIKKAN LEVEL iman akan kebenaran Firman Tuhan.