15 Juni 2009

PARAKLETOS

Esra Alfred Soru


Pada hari Minggu 31 Mei 2009 yang lalu seluruh gereja Kristen memperingati suatu hari yang cukup penting dalam kekristenan yakni hari Pentakosta, hari di mana Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus, yakni orang-orang percaya. Perhatikan bahwa hari tersebut disebut sebagai hari Pentakosta dan bukan Pantekosta. Ada banyak orang yang keliru menyebutnya, bahkan ada gereja yang entah mengapa bernama gereja Pantekosta padahal seharusnya adalah gereja Pentakosta. Pentakosta artinya hari ke lima puluh tapi Pantekosta tidak mempunyai arti. Hari ke lima pulih tersebut dihitung dari hari kebangkitan Kristus di mana Ia menampakkan diri selama 40 hari dan membuktikan bahwa Ia hidup, selanjutnya Ia naik ke surga dan 10 hari kemudian Roh Kudus dicurahkan. Jadi Roh Kudus dicurahkan tepat 50 hari setelah kebangkitan Kristus. Satu hal yang perlu diingat bahwa saat ini gereja Kristen hanya MEMPERINGATI hari Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus dan bukannya mengalami pencurahan Roh Kudus atau pentakostanya sendiri lagi. Ini perlu dicamkan karena ada gereja tertentu yang pada tanggal 31 Mei 2009 justru mengadakan suatu acara khusus pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus sudah dicurahkan secara umum kepada gereja pada hari Pentakosta dan ini terjadi hanya satu kali saja dan tidak pernah terjadi hal yang serupa lagi. Selanjutnya semua orang yang percaya secara otomatis mendapatkan Roh Kudus pada saat mereka percaya dan tidak perlu diadakan suatu ibadah khusus dan ritual khusus untuk menurunkan Roh Kudus dari surga lagi. Ia sudah ada di dalam hati orang-orang percaya.

Sekarang mari perhatikan Yoh 14:16 sekali lagi. “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. Jadi Roh Kudus yang dijanjikan itu disebut sebagai “seorang penolong”. Kata “penolong” di sini berasal dari bahasa Yunani “PARAKLETOS” dan kata “PARAKLETOS” ini diterjemahkan secara berbeda oleh terjemahan-terjemahan Alkitab. Ada yang menerjemahkannya sebagai “HELPER” (PENOLONG) seperti Alkitab Bahasa Indonesia maupun NASB : "I will ask the Father, and He will give you another Helper (Penolong), that He may be with you forever”. Ada yang menerjemahkannya sebagai “COMFORTER” (PENGHIBUR) seperti KJV “ “And I will pray the Father, and he shall give you another Comforter (penghibur), that he may abide with you for ever”. Ada yang menerjemahkannya sebagai “COUNSELOR” (PENASEHAT) seperti NIV : “And I will ask the Father, and he will give you another Counselor (penasehat) to be with you forever” maupun RSV. Ada yang menerjemahkannya sebagai “ADVOCATE” (PENGACARA / PENASEHAT HUKUM) seperti WNT : “And I will ask the Father, and He will give you another Advocate (pengacara) to be for ever with you--the Spirit of truth”. Sebenarnya kata “PARAKLETOS” ini berarti seorang yang dipanggil untuk membantu. Dalam bidang hukum, ini menunjuk pada pengacara/penasehat hukum/pembela’ sedangkan dalam hidup sehari-hari bisa menunjuk pada ‘penasehat / penghibur / penolong’. Jadi terjemahan-terjemahan di atas boleh dikatakan tidak ada yang salah tergantung sudut pandangnya masing-masing. Jadi kalau Yesus menjanjikan kepada kita bahwa kita akan diberikan seorang “PARAKLETOS” yakni Roh Kudus maka Roh Kudus adalah “PARAKLETOS” bagi kita. Saya akan mengajak para pembaca untuk lebih dalam membahas makna Roh Kudus sebagai “PARAKLETOS” bagi kita namun sebelumnya kita perlu memahami 1 hal lagi di mana Roh Kudus bukan hanya disebut sebagai “PARAKLETOS” tetapi juga “PARAKLETOS YANG LAIN” sebagaimana dikatakan Yoh 14:16 : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. Jikalau Roh Kudus disebut sebagai “PARAKLETOS YANG LAIN” maka logikanya adalah harus ada “PARAKLETOS” sebelumnya. Kalau begitu siapa “PARAKLETOS” selain Roh Kudus itu? Dia adalah Yesus. Perhatikan 1 Yoh 2:1 : “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara (PARAKLETOS) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”. Agak aneh kalau Alkitab Indonesia menerjemahkannya sebagai “pengantara” padahal hampir semua terjemahan Inggris menerjemahkannya sebagai “Advocate” (pengacara/pembela) seperti NASB : “My little children, I am writing these things to you so that you may not sin. And if anyone sins, we have an Advocate with the Father, Jesus Christ the righteous” dan KJV : “My little children, these things write I unto you, that ye sin not. And if any man sin, we have an advocate with the Father, Jesus Christ the righteous”. Jadi pada waktu Yesus masih bersama murid-muridNya, Ialah yang menolong/membela murid-muridNya menghadapi serangan setan, Ia yang selalu memberi nasihat kepada murid-murid-Nya, Ia juga yang menguatkan mereka pada saat sedih, putus asa, dsb. Setelah Yesus meninggalkan murid-murid-Nya, Roh Kudus akan datang menggantikan Yesus melakukan hal-hal itu. F. F. Bruce mengatakan : “Penyebutan Yesus tentang PARAKLETOS ‘yang lain’ secara tidak langsung menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai seorang PARAKLETOS, dan ini hanya mungkin menunjuk kepada diriNya sendiri. Dalam 1Yoh 2:1 Yesus memang disebut ‘PARAKLETOS kita pada Bapa’; ... Tetapi dalam 1Yoh 2:1 pembelaan Yesus dilakukan di pengadilan surgawi; dalam text kita saat ini ditunjukkan secara tidak langsung bahwa Ia telah menjadi pembela / pengacara atau PARAKLETOS dari para murid di bumi”. Dalam Pulpit Commentary dikatakan : ‘Yang lain’ secara tidak langsung menunjukkan bahwa Kristus telah ada dalam posisi ini pada waktu Ia hadir bersama mereka, menolong dengan perhatian yang lembut dalam usaha mereka yang pertama untuk berjalan atau melayani”. Demikian juga Calvin mengatakan : “Kristus adalah Pelindung dari murid-muridNya selama Ia tinggal di dunia ini: dan setelah itu Ia menyerahkan mereka kepada penjagaan dan perlindungan dari Roh”

Di dalam bahasa Yunani, kata “yang lain” itu ada 2 yaitu “ALLOS” dan “HETEROS” dan keduanya mempunyai arti yang berbeda. W. E. Vine dalam bukunya ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’ mengatakan bahwa : “ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda”. Sebagai ilustrasi misalnya di sini ada 1 kaleng Coca Cola. Kalau saya menginginkan 1 kaleng Coca Cola ‘yang lain’, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki 1 kaleng ‘yang lain’, yang berbeda dengan yang ada di sini, misalnya Fanta, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS. Nah, kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukan­lah HETEROS tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETER­OS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesusnya sabar sedangkan Roh Kudusnya tidak, atau Yesus adalah Allah dan seorang yang berpriba­di, sedangkan Roh Kudus bukan. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus. William Hendriksen berkata : Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi. Dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah”. Dengan demikian Roh Kudus yang menjadi “PARAKLETOS” bagi kita itu adalah pribadi Allah juga. Ia tidak kurang atau tidak lebih rendah daripada Yesus. Ini harus membuat kita tidak perlu takut terhadap apa pun karena pembela kita, pengacara kita, penolong dan penghibur kita bukan manusia tapi Allah sendiri. Kita dibela bukan oleh pengacara/pembela dunia yang bergelar SH atau MH tapi oleh Allah. Kita ditolong dan dihibur bukan oleh manusia tapi Allah. Kepada siapakah kita harus takut? Mengapa kita harus gelisah? Maz 121:1-2 mengatakan “ (1) Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? (2) Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi”.

Sekarang kita akan membahas peranan Roh Kudus sebagai “PARAKLETOS” itu bagi kita dan saya akan membahasnya dari makna kata “PARAKLETOS” yang sudah dijelaskan di atas.

I. ROH KUDUS ADALAH PENGACARA/PEMBELA BAGI KITA

Kalau kita menyoroti dari sudut pandang hukum, maka Roh Kudus adalah pengacara/pembela bagi kita. Leon Morris dalam New International Commentary of the New Testament mengatakan : Kata Yunaninya adalah PARAKLETOS yang artinya lebih menunjuk kepada seorang pengacara dari pada seorang penghibur”. Dalam hal apa Roh Kudus menjadi pengacara/pembela bagi kita? Roh Kudus bisa menjadi pengacara / pembela bagi kita terhadap dunia, yaitu pada saat kita diejek, diserang, dianiaya dsb. Sebetulnya Ia bukan menjadi pengacara bagi kita tetapi Ia menjadi Pengacara di dalam diri kita dengan memberikan kata-kata kepada kita untuk melakukan pembelaan terhadap serangan dari dunia. Mat 10:18-20 : (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Juga Luk 21:14-15 : (14) Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. (15) Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”. Contoh untuk hal seperti ini adalah dalam Kis 2:13-40 di mana Petrus membantah tuduhan banyak orang bahwa mereka mabuk karena anggur sekaligus memberitakan Injil pada orang Yahudi. Juga dalam Kis 4:7-13 di mana Petrus dan Yohanes menjawab pertanyaan pemimpin-pemimpin dan tua-tua Yahudi. Juga seperti Stefanus dalam Kis 6:9-10 : “(9) Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, (10) tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Jadi Roh Kudus yang diberikan bagi kita itu akan menjadi pembela bagi kita saat kita diperhadapkan pada tantangan-tantangan terhadap iman kita.

Selain itu Roh Kudus juga menjadi pengacara atau pembela bagi kita dari setiap tuduhan setan. Salah satu nama dari Setan dalam Kitab Suci adalah DIABOLOS. Dari kata DIABOLOS itulah diturunkan kata bahasa Inggris ‘devil’, yang berarti ‘an accuser’ (= penuduh, pendakwa) atau ‘a slanderer’ (= pemfitnah). Perhatikan Wah 12:9-10 : “(9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. (10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Setan memberikan bermacam-macam dakwaan. Misalnya ia bisa mendakwa manusia di hadapan Allah. Contoh untuk ini adalah dalam kasus ia mendakwa Ayub di hadapan Allah. Ayub 1:6-11 : “(6) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. (7) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." (8) Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (9) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. (11) Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Juga Ayub 2:1-5 : “(1) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN. (2) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." (3) Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan." (4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5) Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Jadi setan mendakwa manusia di hadapan Allah. Tapi kadang juga setan malah mendakwa Allah di depan manusia. Contohnya Kej 3:1-5 : “(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Karena itu kalau dalam hati / pikiran saudara muncul suatu pemikiran yang jelek tentang Allah (misalnya bahwa Allah tidak peduli kepada saudara, Allah tidak mengasihi saudara, Allah benci kepada saudara, dsb), sadarilah bahwa setan sedang mendakwa Allah dalam pikiran saudara. Maukah saudara percaya kepada setan, yang adalah bapa segala dusta? Jadi setan ini pintar sekali. Di hadapan Allah ia mendakwa manusia, di hadapan manusia ia mendakwa Allah. Ia memakai politik “Devide et Ampera”. Jadi kalau ada orang yang pergi ke A membicarakan tentang B yang tidak-tidak lalu pergi ke B membicarakan A yang tidak-tidak maka ia adalah anak buahnya setan (Diabolos). Itulah dakwaan-dakwaan setan.

Kita sudah melihat bahwa bahwa setan seringkali mendakwa manusia di hadapan Allah dan mendakwa Allah di hadapan manusia. Tetapi dakwaan setan yang paling kuat adalah ketika ia mendakwa manusia di dalam hatinya sendiri. Ia terus berbicara di dalam hati dan pikiran kita bahwa kita adalah orang berdosa yang tidak layak di hadapan Allah. Memang ‘tuduhan berdosa’ dalam hati kita bisa datang dari Allah. Tetapi bisa juga datang dari setan. Bagaimana membedakannya? Kalau datang dari Allah, pasti akan hilang begitu kita bertobat dan mengakui dosa dengan sungguh-sungguh, karena tujuan Tuhan menuduh kita adalah untuk mempertobatkan kita. Tetapi kalau datang dari setan, maka hal ini tidak akan hilang sekalipun kita sudah menyesali dosa / bertobat, karena tujuan setan adalah untuk menghancurkan kita. Tuduhan setan ini menyebabkan orang yang sudah betul-betul menyesali / bertobat dari dosanya, tetap merasa sedih, dan bahkan bisa ‘binasa dalam kesedihan’. Bandingkan dengan 2 Kor 7:10 : Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian”. Contoh untuk ini adalah Yudas Iskariot sebagaimana diceritakan Mat 27:3-5 : (3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" (5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri”. Karena itu Warren W. Wiersbe berkomentar : Lihatlah betapa licik dan tak berbelas-kasihannya setan itu. Sebelum kita berbuat dosa - pada saat ia masih mencobai kita - ia berbisik, ‘Kamu bisa meloloskan diri dengan ini!’. Lalu setelah kita berbuat dosa, ia berteriak pada kita, ‘Kamu tidak akan pernah lolos dengan ini!’. (The Strategy of Satan, hal 84). Tuduhan / dakwaan setan terhadap orang yang sudah mengakui dan menyesali dosanya ini menyebabkan orang itu merasakan ‘guilty feeling’ (= perasaan bersalah) yang tidak semestinya. Ini khususnya sering muncul pada saat berdoa / bersaat teduh, mau mengikuti Perjamuan Kudus, atau melayani Tuhan. Setan akan mendakwa kita sedemikian rupa sehingga sekalipun kita sudah mengakui dosa dan menyesalinya dengan sungguh-sungguh, kita lalu merasa tidak layak untuk berdoa / bersekutu dengan Tuhan, mengikuti Perjamuan Kudus, maupun melayani Tuhan. Setan mengingatkan kita terhadap dosa-dosa kita (menipu, membunuh, merampok, berzinah, memperkosa, mabuk-mabukan, dll) dan dakwaan seperti ini bisa membuat kita sangat menderita / putus asa, dsb. Terhadap dakwaan semacam inilah Roh Kudus berperan sebagai Pembela / Pengacara bagi kita. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang menyebabkan-Nya selalu mau mengampuni kita dan akan penebusan yang sempurna yang dilakukan oleh Kristus bagi kita. Pembelaan dari Pengacara kita ini membuat kita bisa mengatasi tuduhan setan.

II. ROH KUDUS ADALAH PENOLONG/PENGHIBUR BAGI KITA

Penolong/penghibur adalah makna lain dari kata “PARAKLETOS”. Arti ini bisa diterima karena didukung oleh konteksnya di mana Roh Kudus memang diberikan kepada murid-murid di saat mereka sedang mengalami penderitaan dan kesedihan karena perpisahan dengan Yesus yang akan segera terjadi. Yoh 16:6-7 : “(6) Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. (7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur (PARAKLETOS) itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”. William Hendriksen berkata : “Arti dari kata ini tidak boleh dibatasi secara terlalu sempit. Roh Kudus adalah Penolong dalam begitu banyak segi: Ia memang menghibur, dan karena tema utama dari pasal 14 adalah penghiburan, maka adalah mungkin bahwa Yesus mempunyai ini dalam pikiranNya lebih dari apapun yang lain”. Jadi Roh Kudus diberikan untuk menjadi penolong dan penghibur bagi orang percaya.

Lalu dalam hal apa sajakah Roh Kudus menjadi penolong dan penghibur bagi kita? Roh Kudus diberikan untuk menjadi penolong/penghibur bagi orang percaya dari kesukaran / penderitaan. Bahwa Roh Kudus diutus untuk menjadi penolong/penghibur bagi kita, secara implicit menunjukkan bahwa hidup orang Kristen pasti banyak problem, penderitaan, dan kesedihan. Karena itu jelaslah bahwa ajaran populer zaman sekarang yang mengatakan bahwa kalau kita ikut Tuhan segala sesuatu akan beres, segala penyakit akan sembuh, kita akan kaya dan sukses, dsb, adalah omong kosong! Kalau ajaran ini benar, maka kita tidak membutuhkan Roh Kudus sebagai penolong/penghibur! Penghiburan dari Roh Kudus ini tidak tergantung pada sikon. Ini bisa kita alami dalam keadaan sakit, susah, miskin, menderita, mengalami problem, kegagalan, kesepian, patah hati, dsb. Ini memungkinkan orang Kristen tetap bersukacita dan mempunyai damai di tengah-tengah penderitaan / kesukaran sebagaimana yang dialami rasul Paulus dalam 2 Kor 12:9-10 : “(9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”.

Roh Kudus juga diberikan untuk menjadi penghibur bagi kita dari dosa yang sudah kita akui / sesali. Ini berhubungan dengan tuduhan setan yang sudah di bahas dalam bagian pertama. Roh Kudus bukan hanya membela secara hukum tetapi juga menghibur kita untuk mengatasi semua itu dan kembali pada sukacita dan damai yang semula. Tetapi bagaimana dengan dosa yang masih kita pegangi dengan sadar dan dengan sikap tegar tengkuk? Dalam hal ini, Roh Kudus tidak menghibur kita dengan menutup-nutupi dosa, atau dengan memberikan alasan untuk membenarkan dosa itu. Karena itu, kalau saudara berbuat dosa, dan lalu dalam pikiran saudara muncul berbagai macam alasan untuk membenarkan dosa itu, sehingga saudara lalu merasa ‘terhibur’, sadarilah bahwa ini bukan hiburan dari Roh Kudus! Ini pasti datang dari setan! Misalnya saudara marah dan benci kepada seseorang, lalu saudara merasa bahwa kemarahan/kebencian itu adalah dosa. Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata : ‘Tetapi aku marah/benci karena dia kurang ajar’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara. Itu bukan suara Roh Kudus tapi suara setan. Saudara berzinah, lalu merasakan adanya perasaan bersalah. Tetapi muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata : ‘Yang salah adalah istriku. Dia tidak menjaga badan / penampilan sehingga aku tidak berminat kepadanya dan terpaksa berzinah’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara. Itu bukan suara Roh Kudus tapi suara setan! Saudara berdusta kepada seseorang, lalu saudara merasakan adanya perasaan bersalah. Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata : ‘Tetapi kamu kan masih hidup di dunia, dan hidup di dunia ini tidak mungkin bisa melakukan Firman Tuhan 100%’, atau, ‘Bukan kamu saja, tetapi semua orang juga berdusta’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara. Itu bukan suara Roh Kudus tapi suara setan! Saudara tidak memberikan persembahan persepuluhan, dan saudara lalu merasa bersalah. Tetapi lalu muncul suara dalam hati / pikiran saudara yang berkata : ‘Tetapi penghasilanku tidak cukup. Kalau aku memberikan persembahan persepuluhan, akan lebih tidak cukup lagi. Tuhan toh tak mau aku hutang atau jadi pengemis, bukan?’, dan suara ini ‘menghibur’ saudara. Itu bukan suara Roh Kudus tapi suara setan! Sekali lagi ‘penghiburan-penghiburan’ semacam ini bukan datang dari Roh Kudus tetapi dari setan! Tujuannya supaya saudara tidak bertobat dari dosa itu.

Roh Kudus juga tidak menghibur kita cara memberikan ‘kambing hitam’, seperti roh marah, roh dusta, dsb. Zaman ini banyak orang yang berkata bahwa kalau kita marah itu karena adanya roh kemarahan, dan kalau kita berzinah itu karena adanya roh perzinahan, dsb. Sekalipun saya percaya bahwa setan memang selalu menggoda kita untuk berbuat dosa, tetapi saya juga percaya bahwa kalau kita jatuh ke dalam dosa, kita tetap bertanggung jawab! Kita tidak boleh melemparkan tanggung jawab itu kepada setan seakan-akan hanya dia yang salah sedangkan kita tidak. Memang kalau kita bisa mendapatkan kambing hitam, kita akan merasa ‘terhibur’. Tetapi lagi-lagi kita perlu tahu bahwa ‘hiburan’ seperti itu pasti bukan dari Roh Kudus tetapi dari setan!

Roh Kudus juga tidak menghibur kita dengan cara meremehkan dosa yang baru kita lakukan dengan anggapan bahwa dosa kita hanyalah dosa kecil. Hiburan seperti ini juga bukan datang dari Roh Kudus, tetapi dari setan! Memang dosa itu ada tingkat-tingkatnya, ada yang berat (seperti berzinah, membunuh, menyembah berhala, dsb) dan ada yang ringan (seperti berdusta, iri hati, dsb), tetapi ingat bahwa dosa yang ringan pun upahnya adalah maut (Rom 6:23), sehingga tidak pernah boleh diremehkan. Juga ingat bahwa kesengajaan memperberat dosa. Luk 12:47-48 : “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut”. Karena itu dosa ringan, yang dilakukan dengan sengaja, akan diperhitungkan lebih berat.

Roh Kudus juga tidak menghibur kita dengan cara menyembunyikan kebenaran yang ‘mengganggu’ kita. Saudara mungkin pernah mendengar kata-kata ‘truth hurts’ (= kebenaran menyakitkan). Kalau ada dosa dalam hidup saudara dan lalu saudara mendengar Firman Tuhan yang membahas dosa itu, maka saudara bisa merasa ‘sakit’. Saudara akan lebih ‘terhibur’ kalau saudara melupa­kan Firman Tuhan yang ‘mengganggu’ itu. Ini pun bukan penghiburan dari Roh Kudus! Apa alasannya untuk beranggapan bahwa semua yang saya bicarakan di atas tidak mungkin datang dari Roh Kudus? Karena Roh Kudus disebut ‘Roh Kebenaran’ (Yoh 14:17), dan mempunyai tugas-tugas seperti, mengajar kebenaran (Yoh 14:26); menginsafkan dosa (Yoh 16:8); dan memimpin ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Charles Haddon Spurgeon ‘Spurgeon’s Expository Encyclopaedia’ (vol IX, hal 29-30) mengatakan : Roh Allah tidak pernah menghibur seseorang di dalam dosanya. Orang Kristen yang tidak taat tidak boleh mengharapkan penghiburan; Roh Kudus menguduskan, dan baru setelah itu menghibur”. Jadi selama dosa dipertahankan dengan sikap tegar tengkuk, tidak bisa diharapkan adanya penghiburan yang sejati. Kalau ada penghiburan, itu pasti palsu, dan bukan dari Roh Kudus. Spurgeon berkata lagi : Ia tidak menghibur kita seperti seorang ibu yang terlalu mengasihi, yang ingin menyenangkan anaknya yang tidak patuh / suka melawan, dengan menyerah / menuruti keinginannya yang bodoh” (vol IX, hal 30). Jadi jangan saudara berharap bahwa Roh Kudus ‘mengubah’ Firman Tuhan dan menyesuaikannya dengan keinginan saudara yang bodoh, sehingga Ia lalu membiarkan saudara untuk terus hidup di dalam dosa. Sekali lagi kata-kata Spurgeon saya kutipkan : Jangan mengharapkan untuk mendapatkan penghiburan semata-mata dengan berlari kepada teks-teks yang manis, atau dengan mendengarkan pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak memberimu apa-apa selain doktrin yang dimaniskan, tetapi berha­raplah untuk menemukan penghiburan melalui proses-proses yang kudus, yang menegur / memarahi, yang merendahkan, yang menguatkan, yang menguduskan, yang merupakan pekerjaan dari Parakletos ilahi” (vol IX, hal 30). Perhatikan kata-kata ini! Ayat-ayat Kitab Suci pun bisa saudara salah gunakan untuk menghibur diri saudara di dalam dosa. Misalnya saudara berbuat suatu dosa, lalu dalam Saat Teduh / Kebaktian saudara mendapatkan Firman Tuhan yang menunjukkan penyertaan Tuhan seperti Maz 23 atau Ibr 13:5 dsb, dan saudara lalu merasa bahwa Tuhan tidak apa-apa dengan dosa saudara. Kalau ayat-ayat Kitab Suci saja bisa disalah gunakan seperti itu, lebih-lebih khotbah-khotbah yang dibuat oleh nabi-nabi palsu memang untuk menyenangkan pendengarnya (2 Tim 4:3-4).

Kesimpulan

Roh Kudus adalah penghibur bagi saudara. Ia pasti menghibur saudara. Tapi syaratnya adalah saudara bertobat dan membuang semua dosa saudara. Setan memang bisa menyedihkan saudara dengan dosa-dosa itu tapi Roh Kudus memberikan hiburan dan membela saudara untuk memastikan bahwa saudara tetap layak di hadapan Tuhan. Milikilah pembelaan dan penghiburan yang sejati ini dalam Roh Kudus. AMIN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)