23 Desember 2009

MENGENAL ALLAH LEWAT NATAL

By. Esra Alfred Soru


Alkitab berkata : “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah…” (Hos 4:6). Itu berarti bahwa mengenal Allah adalah sesuatu yang sangat penting. Jika tidak maka akibatnya adalah kebinasaan. Jadi manusia harus bisa mengenal Tuhan Allah. Problemnya adalah mungkinkah manusia mengenal Allah? Ayub 11:7-9 berkata : “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit -- apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati -- apa yang dapat kau ketahui? Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera”. Ayub 36:26 berbunyi : “Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki”. Demikian juga Ayub 37:22-23 : “Dari sebelah utara muncul sinar keemasan; Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat. Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilanNya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya”. Semua ayat ini membuktikan bahwa manusia tidak mungkin mengenal Allah.

Lalu bagaimana agar manusia bisa mengenal Allah? Caranya adalah Allah sendiri yang memperkenalkan diriNya kepada manusia. Di dalam Kristen ini disebut sebagai wahyu. Dan Kristen mengenal 2 macam wahyu yakni Wahyu umum di mana Allah memperkenalkan diri lewat penciptaan dan pemeliharaan alam semesta maupun hati nurani manusia dan Wahyu Khusus di mana Ia memperkenalkan diri lewat Kitab Suci dan pribadi Kristus. Jikalau Kristus adalah wahyu khusus dari Allah maka tentu kita dapat mempelajari/mengenal Allah lewat kehadiran Kristus ke dalam dunia termasuk lewat kelahiranNya (Natal). Ada banyak sifat Allah yang nampak di dalam Natal di antaranya adalah kasih Allah (Yoh 3:16), kemahakuasaan Allah sebagaimana nampak lewat Virgin kelahiran Kristus dari seorang perawan maupun mujizat bintang Betlehem. Kita juga bisa melihat sifat kesucian Allah dan sifat-sifat lainnya. Tetapi lewat tulisan ini saya hanya akan mengangkat 2 hal saja. Natal memperlihatkan kepada kita seperti apakah Allah kita :

I. ALLAH ADALAH ALLAH YANG SETIA

Allah yang dapat kita lihat dari peristiwa Natal adalah Allah yang setia. Itu berarti bahwa ketika kita merayakan Natal, sebenarnya kita sementara berjumpa dengan Allah yang setia itu. Kesetiaan Allah nampak lewat janji-janji tentang kedatangan Mesias di dalam PL. Janji yang pertama diberikan pada zaman Adam dan Hawa (sekitar 4000 tahun SM). Kej 3:15 : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Jadi ada janji bahwa akan ada seorang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepada iblis. Ini disebut proto Evangelium (Injil yang pertama). Sebagian orang menyebutnya sebagai “The gospel of Genesis” (Injil Kejadian). Bahwa ini menunjuk pada Kristus terlihat dari Ibr 2:14 : “…maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;…’

Janji selanjutnya diberikan pada Abraham. Kej 12:3 : “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Jelas bahwa Abraham tidak menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi. Yang menjadi berkat bagi seluruh bumi adalah keturunan dari Abraham yakni Yesus. Perhatikan Kis 3:25-26 : (25) “…Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. (26) Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu." Juga Gal 3:14, 16 : (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. (16) Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Janji yang sama diulangi pada Ishak (Kej 26:4-5) dan Yakub (Kej 28:14).

Janji selanjutnya diberikan kepada Musa. Kej 49:10 : “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa”. Ini adalah nubuatan dari Musa bahwa akan datang seorang raja dari suku Yehuda. Yang dimaksudkan di sana tentulah adalah Yesus. Lihat Ibr 7:14 : ‘Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam.

Janji ini juga diberikan kepada Daud. 2 Sam 7:16 : “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Kalau memang nubuatan ini bagi Daud secara pribadi, lalu di mana takhta Daud sekarang? Sudah tidak ada kan ? Jelas ini adalah nubuatan tentang Kristus yang disebut sebagai Anak Daud. Luk 1:31-33 : (31) Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (32) Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, (33) dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Selanjutnya janji ini juga diberikan kepada para nabi. Misalnya Yesaya. Yes 7:14 : “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Janji ini diberikan juga kepada nabi Yeremia. Yer 23:5-6 : (5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita". Juga diberikan kepada nabi Mikha. Mikha 5:1 : “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”. Janji ini juga diberikan kepada nabi-nabi yang lain seperti Yehezkiel, Hosea, Amos, Obaja, Nahum, Zefanya, Habakuk, Daniel, Hagai, Yoel, Zakharia, dan Maleakhi. Ini semua membawa kita pada kesimpulan bahwa nubuatan tentang kedatangan Yesus ini diberikan dalam seluruh Kitab Suci. Luk 24:27 : “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Nah dengan adanya begitu banyak janji tentang kedatangan Yesus, lalu kalau Yesus tidak jadi datang berarti Allah adalah penipu paling besar karena Ia menipu manusia sepanjang sejarah. Tetapi Ia tidak demikian! Gal 4:4 berkata : “Tetapi setelah genap waktunya, (BIS : saat yang tepat) maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat”. Jadi Allah tidak ingkar janji. Ia adalah yang setia kepada janji-janji-Nya. Maz 12:7 : “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah”. Kita bersyukur karena lewat Natal kita bisa melihat Allah yang setia kepada janji-janji-Nya.

Di dalam dunia ini kita banyak mengalami kekecewaan karena seringkali kita mendapati banyak janji yang diingkari. Janji teman untuk membayar hutang, janji pacar, janji suami/isteri (janji nikah), janji orang tua, janji anak-anak, janji boss/atasan, dll. Saya sendiri pernah menjadi korban dari banyak janji seperti janji untuk membiayai kuliah pasca sarjana saya di Skotlandia, Belanda, Amerika, dll yang sampai hari ini tidak ada realisasinya. Tapi kalau kita menaruh percaya kita dan harapan-harapan kita kepada Allah maka kita tidak akan pernah kecewa karena Ia adalah Allah yang setia. Memang ada orang yang kecewa dengan Allah (mungkin karena doa yang tak terjawab) tetapi biasanya disebabkan karena kesalahpahaman terhadap Allah atau tidak memahami rencana-rencana Allah. Tetapi bagi setiap orang yang memahami firman-Nya akan menemukan bahwa Ia adalah Allah yang setia. Berharaplah kepada Tuhan karena Ia adalah Allah yang setia.

II. ALLAH ADALAH ALLAH YANG MERENDAHKAN DIRI

Natal juga memperlihatkan kepada kita bahwa Allah adalah Allah yang merendahkan diri. Perhatikan Fil 2:5-8 : (5) …Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”. Teks ini secara eksplisit mengatakan bahwa Ia (Yesus) ada dalam rupa Allah dan setara dengan Allah. Berarti Ia benar-benar adalah Allah dalam pengertian setinggi-tingginya. Tetapi Ia lalu mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa hamba, menjadi sama dengan manusia, merendahkan diri-Nya dan taat hingga mati di atas kayu salib. Bayangkan bahwa Allah menjadi manusia, Allah menjadi hamba. Allah itu pencipta sedangkan manusia adalah ciptaan. Berarti saat itu pencipta sementara mengambil posisi dari ciptaan. Allah tak terbatas sedangkan manusia terbatas. Berarti saat itu yang tak terbatas menjadi terbatas. Ini benar-benar sebuah perendahan diri yang luar biasa. Memang istilah ‘mengosongkan diri’ (Yun. Kenosis) tidak boleh diartikan bahwa Ia berhenti menjadi Allah karena Allah tidak bisa menjadi bukan Allah walau untuk sementara waktu namun bagaimanapun juga adalah sebuah perendahan diri yang luar biasa ketika Ia tidak menggunakan atribut-atribut-Nya sebagai Allah.

Saya ingin fokuskan perhatian kita kepada masalah kebesaran Allah. Dan untuk mengetahui seberapa besarnya Allah, kita perlu membandingkannya dengan besarnya alam semesta ini. Perhatikan ukuran bumi dan bintang-bintang. Bumi kita ini sebenarnya tidak seberapa besar. Ia hanya berdiameter 12.760 km. Suatu ukuran yang tidak apa-apanya jika dibandingkan dengan matahari yang berdiameter 1.376.000 km. Tapi matahari juga rupanya masih kecil kalau dibandingkan dengan sebuah bintang bernama Antares yang berdiameter 240 juta km. Tapi Antares pun masih kalah besar dari bintang lain bernama IRS 5 yang berdiameter 15 milyard km. Perbandingan keempatnya (bumi, matahari, Antares, IRS 5) adalah 1 : 108 : 18.750 : 1.171.875. Jadi jika bumi kita ini digambarkan berukuran 1 mm maka matahari berukuran 10,8 cm, Antares 18,75 m dan IRS 5 1,2 km. Di sini kita bisa melihat betapa besarnya benda-benda angkasa ini. Bahkan besarnya dapat juga dilihat dari daya tampungnya di mana matahari bisa menampung sekitar 1.300.000 buah bumi, Antares bisa menampung sekitar 5.260.000 buah matahari dan IRS 5 bisa menampung sekitar 244.000 Antares. Wow, luar biasa besarnya.

Selain itu bumi kita ini terletak dalam tata surya dengan 9 buah planet. Jarak bumi kita ke bulan hanyalah 384.000 km atau 1,3 detik cahaya. (Note : Kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Jadi seandainya kita bisa membuat pesawat dengan kecepatan cahaya, maka untuk sampai ke bulan, pesawat itu hanya membutuhkan waktu 1,3 detik). Sedangkan jarak bumi ke matahari adalah 150 juta km (500 detik cahaya) dan jarak Pluto (planet terjauh dalam tata surya kita) ke matahari adalah 5,9 milyar km (5,5 jam cahaya). Di alam semesta ini ada milyaran tata surya dan milyaran tata surya tergabung ke dalam 1 galaxy. Galaxy itu berbentuk seperti cakram dengan diameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan volumenya 1 milyar kali lebih besar dari volume tata surya. Galaxy kita itu berisi sekitar 200 milyar bintang dan bintang terdekat adalah Alpha Centauri yang berjarak 4,5 tahun cahaya. Dan di alam semesta ini ada milyaran galaxy.

Sekarang bayangkanlah berapa besar alam semesta ini ? Tentu besar sekali ! Tapi sekarang mari bandingkan semuanya itu dengan ayat 1 Raj 8:27 : “… Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, …” Juga Yer 23:24 : ‘…Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN. Bahkan seluruh alam semesta ini hanyalah 1 titik di dalam tangan Allah. Kalau begitu Allah sebesar apa? Allah sangat-sangat besar, tidak dapat dibayangkan! Tapi apakah yang terjadi saat Natal ? Allah menjadi manusia dalam rupa bayi Natal yang beratnya kira-kira 3 kg saja dan setelah Ia besar mungkin beratnya hanya 70 atau 80 kg. Bukankah ini sesuatu yang aneh dan tidak masuk dalam pikiran manusia ? Tapi itulah yang terjadi di dalam Natal. Ia adalah Allah yang merendahkan diri.

Lalu untuk apa Dia harus merendahkan diri seperti itu? Jawabannya adalah Ia dapat menjadi pengganti manusia berdosa dan bisa mati demi saudara dan saya. Karena itu bersyukurlah kepada Tuhan karena Ia begitu mencintai saudara hingga rela merendahkan diri seperti itu. Belajarlah merendahkan diri (jangan sombong) karena Ia telah memberikan teladan kepada kita dalam hal ini. Fil 2:3-8 : (3) ‘…hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Selamat Hari Natal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)