Mat 4:1-12 – (1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (12) Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Pada bagian sebelumnya kita sudah membahas pencobaan pertama dari iblis kepada Yesus yakni menyuruh Yesus mengubah batu-batu menjadi roti. Sekarang kita akan membahas pencobaan yang kedua. Tapi sebelum itu kita perlu memikirkan dulu yang mana sebenarnya yang merupakan pencobaan kedua? Masalahnya adalah ada urutan yang terbalik untuk pencobaan kedua dan ketiga dalam versi Matius dan Lukas di mana pencobaan kedua menurut Matius adalah pencobaan ketiga menurut Lukas dan pencobaan ketiga menurut Matius adalah pencobaan kedua menurut Lukas. Lihat perbandingannya :
Mat 4:3,5-6,8-9 - (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
Luk 4:3,5-7,9 - (3) Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." (5) Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. (6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." (9) Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah
Saya berpendapat bahwa urut-urutan Matius yang benar secara kronologis karena beberapa alasan :
1. Setelah pencobaan ketiga dalam Matius, iblis diusir.
2. Kalau urut-urutannya seperti dalam Mat 4, maka jalan ceritanya lebih baik / masuk akal, karena dalam jawaban Yesus terhadap pencobaan pertama terlihat bahwa Yesus memakai Firman Tuhan dan Ia percaya kepada Bapa-Nya. Karena itu, maka dalam pencobaan kedua versi Matius, iblis mencobai-Nya dengan menggunakan Firman Tuhan yang disalahtafsirkan dengan menyuruh Yesus untuk ‘terlalu percaya’ kepada Bapa.
Mat 4:3-6 - (3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau …."
Kalau begitu apakah Lukas salah menempatkan urut-urutannya? Tidak! Lukas memang tidak menulis berdasarkan urutan waktu/kronologis. Perlu diketahui bahwa kata ‘kemudian’ (Yun. “tote”) pada awal Luk 4:5,9 sebetulnya tidak ada dalam bahasa aslinya.
Luk 4:5,9 – (5) Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. (9) Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, …”
Kalau begitu mengapa Lukas membalik urut-urutannya? Atau atas pertimbangan apa Lukas membalik urut-urutannya? Matthew Henry berkata bahwa Lukas mengubah urutannya karena ia menghubungkannya dengan pencobaan di taman Eden. Di taman Eden pencobaan tentang makanan (buah terlarang) itu berkaitan erat dengan penglihatan di mana buah terlarang itu kelihatan sangat menarik. Karena itu alangkah bagusnya jika pencobaan untuk mengubah batu-batu menjadi roti yang adalah pencobaan tentang makanan dilanjutkan dengan pencobaan yang ada kaitannya dengan daya tarik mata dalam hal ini adalah pencobaan ketiga versi Matius.
Matthew Henry – Penulis Injil ini menempatkan pencobaan ini dalam urutan kedua, sedangkan Matius menempatkannya dalam urutan terakhir. Pencobaan ini seharusnya memang ada di urutan terakhir. Namun, Lukas tidak dapat menahan diri untuk memikirkan dan membicarakan pencobaan itu sebagai yang paling jahat dan kejam, karena itu ia ingin segera mengemukakannya. Ketika Iblis mencobai nenek moyang kita yang pertama, ia menunjukkan kepada mereka buah yang terlarang untuk dimakan. Pertama sebagai buah yang baik untuk dimakan, dan selanjutnya sebagai buah yang sedap kelihatannya, dan mereka segera dikuasai oleh kedua daya tarik ini. Di sini, mula-mula Iblis mencobai Kristus untuk mengubah batu-batu menjadi roti, yang akan menjadi makanan yang baik untuk dimakan, kemudian ia menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan dunia serta segala kemuliaannya, yang sedap dipandang mata. Namun, dalam kedua hal ini Ia berhasil mengalahkan Iblis. Mungkin dengan memperhatikan hal ini, Lukas mengubah urutannya. (Injil Lukas 1-12, hal. 154-155).
B.J. Boland mengatakan bahwa Lukas menyusun pencobaan-pencobaan itu berdasarkan keterlibatan pihak-pihak di dalamnya di mana dalam pencobaan pertama itu hanya berkaitan dengan diri Yesus sendiri (mengubah batu jadi roti), dalam pencobaan kedua itu berkaitan dengan kompromi antara Yesus dan setan (sujud menyembah), dan dalam pencobaan ketiga, itu sudah berkaitan dengan orang banyak (melompat dari bubungan bait Allah).
B.J. Boland – Lukas menukar tempat pencobaan yang kedua dan yang ketiga, sehingga urutannya sebagai berikut : (1) mujizat berkenaan dengan roti, untuk Yesus sendiri; (2)memperoleh kuasa duniawi dengan kompromi; (3) mujizat dalam Bait Suci di depan mata orang banyak. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 94).
Jerome Kodell memberikan pendapat yang lain :
Jerome Kodell – Barangkali Lukaslah yang mengubah urutan adegan untuk menempatkan klimaksnya di Yerusalem, yang ia pergunakan sebagai tujuan dan puncak karya keselamatan Yesus dan kehidupan Gereja Perdana. (Ed. Dianne Bergant & Robert J. Karris; Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, hal.123).
Yang manapun yang benar, jelas bagi kita bahwa Lukas tidak menulis berdasarkan urutan kronologis. Dengan demikian pencobaan kedua secara kronologis adalah yang diceritakan oleh Matius.
Mat 4:5-6 - (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Kita akan mempelajari pencobaan yang kedua ini dalam beberapa pembahasan :
I. TEMPAT DAN STRATEGI IBLIS DALAM PENCOBAAN INI.
Kita akan membahas 2 hal ini satu per satu :
a. Tempat terjadinya pencobaan ini.
Dalam pencobaan iblis dikatakan membawa Yesus ke Kota Suci (Yerusalem) dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah lalu menyuruh-Nya menjatuhkan diri ke bawah. Pertanyaan kita adalah di bagian mana dari bubungan Bait Allah di mana Yesus ditempatkan dan Ia disuruh menjatuhkan diri kemana? Kita tidak tahu pasti karena tidak dijelaskan lebih jauh tetapi kira-kira ada 2 kemungkinan :
Yesus ditempatkan di puncak bubungan Bait Allah dan Ia disuruh menjatuhkan diri ke halaman Bait Allah.
Bait Allah yang dibicarakan di sini adalah Bait Allah yang dibuat oleh raja Herodes Agung, Bait Allah yang sangat indah dan megah. Di puncak bubungan Bait Allah itu ada 1 tempat di mana setiap pagi, pada saat matahari mulai muncul dari balik bukit Hermon, seorang imam naik kesana dan meniup terompet sebagai tanda bagi orang-orang Yahudi untuk segera mempersembahkan korban pagi kepada Allah. Kemungkinan Yesus dibawa oleh iblis dan ditempatkan di puncak bubungan Bait Allah ini, tempat imam meniup terompet itu, lalu Yesus disuruh menjatuhkan diri ke arah halaman Bait Allah. Kira-kira jarak dari bubungan Bait ke bawah sekitar 30-40 Meter.
Matthew Henry – (sebagaimana dilukiskan Josephus dalam Antiq 15:14) begitu tinggi hingga mampu membuat kepala orang pusing bila melihat ke bawah. (Injil Matius 1-14, hal. 110).
Kalau kemungkinan ini yang terjadi maka pastilah peristiwa ini terjadi pagi hari bertepatan dengan waktu mempersembahkan korban pagi sehingga di halaman Bait Allah saat itu ada banyak orang yang berkumpul dan kalau mendadak Yesus menjatuhkan diri dari atas bubungan itu dan tidak apa-apa, maka orang-orang akan kaget dan menganganggap Yesus sebagai seorang “Superman” yang luar biasa dan ini menjawab nubuatan dalam kitab Maleakhi.
Mal 3:1 – “…Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Yesus dibawa ke tembok bagian selatan dari puncak Bait Allah dan disuruh menjatuhkan diri ke arah luar halaman Bait Allah.
Kalau kemungkinan ini yang terjadi, maka ini jauh lebih tinggi dari kemungkinan pertama karena tinggi tembok yang mengelilingi Bait Allah dari atas hingga fondasinya saja sekitar 50 meter.
Selain itu perlu diketahui bahwa Bait Allah dibangun di puncak gunung Sion di mana puncak gunung Sion itu terlebih dahulu diratakan sehingga membentuk suatu lapangan yang cukup luas dan di lapangan itulah Bait Allah didirikan. Ini berarti jarak dari atas tembok Bait Allah hingga ke lereng gunung sudah sangat tinggi, apalagi di bagian selatan ada satu lembah di sana yang namanya lembah Kidron. Lembah Kidron ini sangat subur sehingga menjadi daerah perkebunan dan setiap harinya ada banyak orang Yahudi yang bekerja di perkebunan lembah Kidron ini. Maka kemungkinan besar iblis membawa Yesus ke tembok selatan yang langsung berhadapan dengan lembah Kidron sehingga pada saat Yesus menjatuhkan diri-Nya, maka Ia akan melayang turun dari puncak tembok itu menuju lembah Kidron (ini sekitar 200-250 meter) dan itu akan disaksikan oleh banyak orang Yahudi dari perkebunan Kidron dan tentu saja ini membuat mereka kagum luar biasa karena keajaiban “Sang Superman”. Perhatikan arah anak panah dalam gambar berikut ini :
b. Strategi yang dipakai iblis dalam pemcobaan ini.
Pada saat menyuruh Yesus menjatuhkan diri itu tak lupa iblis mengutip ayat Firman Tuhan.
Mat 4:6 – “…sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Mengapa di sini iblis mengutip ayat Alkitab? Karena di dalam pencobaan yang pertama, Yesus menjawab serangannya dengan mengutip ayat Alkitab.
Mat 4:4 - Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Dan karena itulah dalam serangan kedua ini iblis mau mengimbangi Yesus dengan mengutip ayat Alkitab juga.
Matthew Henry – Kristus melawan dia dengan kutipan ayat Kitab Suci, dan iblis ingin menunjukkan bahwa ia pun mampu mengutip ayat-ayat Kitab Suci seperti Yesus. (Injil Lukas 1-12, hal. 159).
Ayat Alkitab yang dipakai iblis ini dikutip dari kitab Mazmur 91:11-12.
Maz 91:11-12 – (11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Ini berarti bahwa iblis hafal ayat Alkitab.
Budi Asali - Satu hal yang harus ditekankan di sini adalah bahwa setan juga tahu dan hafal Kitab Suci. Karena itu kalau kita tidak mau belajar dan menghafal Kitab Suci, kita akan dengan mudah ditipunya!
Matthew Henry – Apakah iblis mengenal Kitab Suci dengan begitu baik sehingga mampu mengutip ayat dengan begitu cepat? Sepertinya memang demikian. (Injil Matius 1-14, hal. 112).
Tetapi kalau memang ayat di dalam Maz 91:11-12 itu mengatakan demikian, lalu di mana salahnya iblis? Kelihatannya iblis tidak salah karena memang ayat itu berbicara tentang pelayanan para malaikat yang melindungi orang-orang percaya dan iblis tahu itu juga dari pengalamannya (dalam kasus Ayub). Ia juga dengan benar menerapkan ayat tersebut kepada Kristus dengan mengatakan : “Mengenai Engkau….” Sebagaimana dikatakan Matthew Henry bahwa semua janji perlindungan bagi orang kudus itu diberikan kepada, di dalam dan melalui Dia. Janji itu mengatakan : “Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah” (Maz 34:21). Bandingkan :
Yoh 19:36 - Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."
Jadi apa salahnya iblis ketika mengutip ayat tersebut dalam pencobaannya kepada Yesus? Kesalahan yang dibuat iblis di sini adalah kesalahan hermeneutics yaitu ia melepaskan ayat tersebut dari konteksnya.
Apa yang dimaksudkan dengan konteks? Yang dimaksudkan dengan konteks adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat yang hendak ditafsir, dalam hal ini adalah ayat-ayat sebelum atau sesudahnya. Memahami konteks suatu ayat itu penting untuk menemukan apa arti sesungguhnya dari ayat tersebut. Saya berikan suatu ilustrasi.
Boby dan Mince adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi karena harus melanjutkan kuliah di Surabaya, mereka berdua harus berpisah. Setelah beberapa saat di Surabaya, Boby mengirim surat kepada Mince di Kupang. Saking gembiranya begitu amplop surat di buka, Mince pun langsung membacanya satu bagian menyolok di tengah surat itu yang bunyinya demikian :
“Mince sayang, setelah sekian lama kita bersama, terus terang aku makin merasa adanya banyak ketidakcocokan di antara kita walau mungkin tidak kamu sadari. Seiring waktu, cintaku padamu mulai meleleh seperti lilin yang terbakar habis, tetapi aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Sampai 2 minggu lalu aku bertemu seorang gadis. Clara namanya. Saat mata kami bertatapan untuk pertama kalinya, aku dapat melihat pelangi di matanya. Saat itulah aku sadar, Clara adalah cinta sejatiku, belahan jiwaku yang hilang. Aku bertekad untuk mendapatkan cinta Clara dan karena itu saat ini aku hendak katakan padamu bahwa cinta kita harus berakhir di sini. Tentang anak kita yang sementara kau kandung, mungkin sebaiknya diaborsi saja. Maafkan aku Mince sayang”.
Sampai di sini Mince tidak dapat lagi menahan airmatanya, ia langsung merobek suratnya dan membuangnya ke bak sampah. Mince pun langsung mau minum baygon. Untung adiknya Mince bisa mencegahnya dan setelah tenang ia memungut robekan surat dari Boby itu dan lalu dibaca dari awal. Begini bunyinya :
“Mince sayang, bagaimana keadaanmu? Aku baik-baik saja di Surabaya. Semoga kamu pun baik-baik. Oh ya sayang, aku ingin cerita, beberapa hari lalu aku bermimpi bahwa kita berdua ada di sebuah gunung yang tinggi, wajah kita sangat murung. Setelah lama terdiam, akupun mulai bicara padamu : “Mince sayang, setelah sekian lama kita bersama, terus terang aku makin merasa adanya banyak ketidakcocokan di antara kita walau mungkin tidak kamu sadari. Seiring waktu, cintaku padamu mulai meleleh seperti lilin yang terbakar habis, tetapi aku tetap bertahan untuk mencintaimu. Sampai 2 minggu lalu aku bertemu seorang gadis. Clara namanya. Saat mata kami bertatapan untuk pertama kalinya, aku dapat melihat pelangi di matanya. Saat itulah aku sadar, Clara adalah cinta sejatiku, belahan jiwaku yang hilang. Aku bertekad untuk mendapatkan cinta Clara dan karena itu saat ini aku hendak katakan padamu bahwa cinta kita harus berakhir di sini. Tentang anak kita yang sementara kau kandung, mungkin sebaiknya diaborsi saja. Maafkan aku Mince sayang”. Mendengar itu kamu pun menangis sejadi-jadinya dan secara tiba-tiba kamu berlari dan membuang dirimu ke dalam tebing. Aku begitu takut dan berteriak memanggil-manggil namamu. Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Demikianlah mimpiku sayang. Ah…untung semuanya hanya mimpi. Mince aku ingin katakan padamu, selama musim yang telah berlalu, masih engkau yang ada di hatiku. Liburan nanti saat aku kembali, kuharap kamu menemaniku ke kebun ayahku, menanam pucuk-pucuk cinta kita biar bertumbuh dan abadi selamanya. I Love U bertubi-tubi.
Salam
Bobby (Cintamu).
Mengapa Mince menjadi sedih dan mau minum baygon tadi? Karena dia hanya membaca cuplikan surat ini tanpa melihat konteksnya (kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya). Seandainya Mince membaca seluruhnya / memperhatikan konteksnya, dia justru harus senang luar biasa.
Nah, mencuplik ayat tertentu dan melepaskannya dari konteks sehingga artinya jadi menyesatkan itulah yang sedang dilakukan oleh iblis di mana dia mengutip Maz 91:11-12 tanpa memperhatikan konteksnya. Ini bukan berarti iblis bodoh dan tidak tahu hermeneutics (makna ayat tersebut), dia memang sengaja melakukan itu demi menyesatkan Yesus. Mari kita lihat konteks dari Maz 91 ini :
Maz 91:1-3;9-15 - (1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (2) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk…(9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (10) malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; (11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. (14) "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya…”
Dari konteksnya terlihat bahwa Mazmur ini berbicara tentang perlindungan Allah kepada orang percaya di mana kalau orang percaya berada dalam bahaya, Allah akan menyertainya dan melindunginya. Malaikat-malaikat akan diperintahkannya untuk menjaga orang percaya itu sehingga ia tidak jatuh. Nah, setan rupanya hanya mengambil ayat 11-12 dan mengabaikan konteksnya lalu menyuruh Yesus membuang diri dari bubungan Bait Allah. Ini jelas salah secara hermeneutics dan menyesatkan sebab Allah berjanji untuk melindungi orang percaya dari bahaya tapi itu tidak berarti bahwa orang percaya boleh sembrono dengan mencari bahaya sendiri. Allah berjanji bahwa malaikat-malaikat akan diperintahkan untuk menatang orang percaya sehingga ia tidak terantuk dan jatuh, tapi tidak berarti orang lalu menjadi ekstrim dan “terlalu percaya” sehingga membuang diri dari bubungan Bait Allah dan berharap Allah akan menyuruh malaikat-malaikat menatangnya. Ini namanya mencobai Tuhan Allah! Jadi kesalahan hermeneutics atau lebih tepatnya penyesatan hermeneutics yang dibuat iblis berujung pada penerapan ekstrim yang bersifat mencobai Allah.
Kelicikan iblis juga nampak dengan ia melakukan penghilangan terhadap 1 frase yang penting di dalam Maz 92:11. Perhatikan perbandingannya berikut ini :
Maz 91:11-12 - (11) sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Mat 4:6 - (6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Terlihat bahwa iblis menghilangkan frase : “untuk menjaga engkau di segala jalanmu” yang saya garis-bawahi dalam Maz 91:11. Mengapa iblis menghilangkan bagian itu? Karena kalau ia tetap memakai ayat itu secara lengkap, justru ayat itu berjanji bahwa Tuhan akan menjaga orang percaya di jalan mereka dan bukan di tindakan nekat mereka dengan membuang diri dari bubungan bait Allah. Karena itulah iblis menghilangkan 1 frase supaya cocok dengan pencobaannya yang menyuruh Yesus terjun dari bubungan Bait Allah. Iblis pernah melakukan hal yang sama di taman Eden. Kata-katanya dalam Kej 3:1 membuang 1 kalimat dari Firman Tuhan yang asli di dalam Kej 2:16-17.
Kej 2:16-17 - (16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Kej 3:1 - Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Perhatikan bahwa iblis membuang kata-kata yang bergarisbawah itu sehingga arti ayat itu lalu menjadi lain. Di sinilah kelicikan iblis di dalam menggunakan Firman Tuhan. Kalau kita tidak berhati-hati dan teliti dalam membaca Firman Tuhan, kita mudah ditipunya.
II. TUJUAN PENCOBAAN IBLIS INI.
Sekarang, perhatikan serangan setan ini.
Mat 4:6 - lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah…”
Jadi iblis menyuruh Yesus membuang diri dari bubungan Bait Allah.
Di dalam pencobaan pertama (menyuruh Yesus mengubah batu-batu menjadi roti), kita sudah melihat bahwa setan berusaha untuk membuat Yesus tidak percaya pada pemeliharaan Bapa-Nya dalam urusan makanan. Tapi ia tidak berhasil! Karena itu dalam serangannya yang kedua ini setan berusaha membuat Yesus “terlalu percaya pada Allah” sehingga mau mencari bahaya dengan meloncat dari bubungan Bait Allah. Dalam 2 hal inilah setan seringkali menyerang kita juga. Kadang ia menggoda kita untuk tidak percaya pada Allah, kadang pula ia menggoda kita untuk “terlalu percaya” kepada Allah sehingga melakukan tindakan-tindakan bodoh.
Budi Asali : Memang setan sering menyerang kita dengan extrim kiri, atau dengan extrim kanan….
Contohnya, kadang setan menyerang anak-anak Tuhan sehingga mereka menjadi ragu akan janji pemeliharaan Tuhan sehingga mereka lebih memilih tetap bekerja mencari nafkah pada hari minggu. Tapi kadang pula ia mnenyerang anak-anak Tuhan sehingga mereka menjadi “terlalu percaya” akan janji pemeliharaan itu sehingga mereka bahkan tidak mau bekerja mencari nafkah. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan begitu takut tidak dapat jodoh sehingga lalu cara-cara tidak halal pun dipakai untuk mendapatkan jodoh (jasa dukun, “obat nona” / pesugihan, dll). Tapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan “terlalu percaya” dalam hal ini sehingga mereka sama sekali tidak mau berusaha mencari jodoh. Hanya wait and see seperti Adam saja katanya. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan ragu akan janji keselamatan dari Tuhan sehingga setiap saat mereka berpikir bahwa dosa-dosanya akan menghilangkan keselamatan yang sudah diperoleh. Tapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan menjadi “terlalu percaya” pada jaminan keselamatan sehingga lalu berbuat dosa seenaknya karena bagaimana pun juga keselamatan tidak bisa hilang. Kadang setan membuat anak-anak Tuhan begitu takut terhadap dirinya dan segala macam kuasa-kuasa gelap sehingga menghilangkan damai sejahtera mereka, tetapi kadang setan membuat anak-anak Tuhan menganggap remeh dirinya, mengabaikannya dan bahkan ada yang tidak percaya bahwa setan itu ada, dll.
Tetapi apa tujuan setan sesungguhnya lewat cobaan ini? Kita akan mengerti tujuan setan ini dari kata-kata pendahuluannya sebelum menyuruh Yesus menjatuhkan diri yakni : “Jika engkau Anak Allah…” (persis seperti pencobaan pertama).
Mat 4:6 - lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Berarti cobaan untuk menjatuhkan diri ini ada kaitannya dengan status Yesus sebagai Anak Allah sebagaimana yang dinyatakan Bapa di dalam pembaptisan-Nya (Mat 3:17). Dengan kata lain iblis mau berkata pada Yesus, Engkau memang Anak Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam pembaptisan-Mu, tapi berapa orang yang mengetahui hal itu? Paling-paling segelintir orang yang hadir dalam pembaptisan-Mu (itu pun kalau mereka mendengar suara Bapa itu). Engkau harus membuat diri-Mu diakui oleh seluruh Israel bahwa Engkau adalah Anak Allah, Sang Mesias yang dijanjikan itu. Untuk itu Engkau perlu melakukan sesuatu yang spekatakuler / sensasional yang bisa disaksikan oleh begitu banyak orang sehingga olehnya Engkau akan diterima sebagai Anak Allah / Mesias itu. Jadi jatuhkanlah diri-Mu dari bubungan Bait Allah, dan pada saat kamu melayang turun seperti “Superman” atau “Batman” tanpa cacat sedikit pun, pada saat itulah semua orang akan kagum dan percaya bahwa Engkaulah Mesias itu.
Matthew Henry – Sebenarnya iblis ingin menunjukkan bahwa bukti Yesus sebagai Anak Allah sangat kabur dan tidak jelas. Menurut iblis, Ia hanya dipermuliakan di antara rakyat jelata yang mengikuti baptisan Yohanes, dan bukti ini kurang kuat. Tetapi jika ia sekarang menyatakan diri dari atas bubungan Bait Allah, di antara para pembesar yang sedang mengikuti ibadah di Bait Allah, dan kemudian untuk membuktikan bahwa Ia adalah benar-benar adalah Anak Allah, menjatuhkan diri-Nya sendiri dari atas bubungan ke bawah, tanpa terluka, maka langsung saja Ia akan diterima oleh semua orang sebagai Utusan yang diutus dari sorga. (Injil Lukas 1-12, hal. 159).
J.J.de Heer – Betapa hebatnya apabila Tuhan Yesus di hadapan orang-orang yang berkumpul di Bait Allah, dari ketinggian beberapa puluh meter melompat ke bawah tanpa cedera. Hal itu akan menimbulkan kesan yang sangat dalam, dan dengan demikian pula Ia akan dengan mudah diakui sebagai Mesias, yaitu Mesias yang sudah dijanjikan dalam PL, dan sebagai Raja Israel. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 54).
B.J. Boland – Lalu iblis membisikkan kepada-Nya : “jika Engkau betul-betul Anak Allah…lakukan suatu mujizat yang menimbulkan sensasi, sehingga orang banyak memuliakan Engkau sebagai Mesias (menurut pandangan rakyat Mesias, Mesias akan menampakkan diri dalam kemuliaannya di Bait Suci di Yerusalem). (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 98).
Jadi inti cobaan setan di sini adalah supaya Yesus menggunakan hal-hal yang spektakuler / sensasional di dalam pelayanan-Nya agar dapat menarik pengikut sebanyak mungkin. Menariknya. cara seperti inilah yang seringkali dipakai oleh para nabi palsu. Misalnya :
· Teudas.
Kis 5:36 - Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
Teudas ini adalah seorang yang mengaku sebagai Mesias dan ia pernah janji kepada para pengikutnya untuk membelah sungai Yordan hanya dengan 1 kata saja. Banyak orang lalu mengikut tetapi sampai matinya ia tidak bisa membuktikan kata-katanya.
· Seorang Mesir.
Kis 21:38 - Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"
Orang ini mengaku sebagai Mesias dan ia sanggup menghancurkan tembok-tembok Yerusalem dengan 1 kata saja. Tapi sampai ia ditumpas, ia tidak bisa membuktikan kata-katanya.
· Simon Magnus.
Dia seorang Yahudi yang mengaku diri juga sebagai Mesias. Dan ia bahkan mengaku bahwa ia bisa membuang diri dari bubungan Bait Allah tanpa terluka, hal yang mana tidak berani dilakukan oleh Yesus. Karena itu banyak orang mau menjadi pengikutnya. Ia memang melakukan seperti janjinya yaitu membuang diri dari bubungan Bait Allah tetapi ia justru terluka berat. Ia lalu kehilangan banyak pengikut. Tapi ia lalu berjanji bahwa kali berikutnya ia tidak akan gagal. Ia akan meloncat dari bubungan Bait Allah akan terbang seperti burung. Ia memang meloncat lagi dari sana tapi kali ini ia justru mengalami kecelakaan fatal dan mati.
Dari contoh-contoh ini kita bisa melihat bahwa dalam sepanjang zaman hampir selalu ada orang yang berusaha mendapatkan pengikut dengan melakukan hal-hal yang spektakuler, sensasional dan aneh-aneh, dan selalu saja ada orang-orang bodoh yang mau saja mengikuti pemimpin-pemimpin yang bisa / berjanji melakukan hal-hal spektakuler, sensasional dan aneh-aneh. Misalnya seperti Mangapin Sibuea dan masih banyak orang lain yang mencari banyak pengikut dengan ramalan-ramalan mereka tentang waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Dan memang manusia sepanjang sejarah, entah mengapa, lebih menyukai hal-hal yang sensasional dan spektakuler seperti itu. Coba dipikirkan, jika ada 2 hamba Tuhan yang sama-sama melayani dan yang seorang memberitakan Injil dan pengajaran Alkitab/khotbah dengan baik dan benar, dan yang seorang lagi tidak pernah memberitakan Injil, pengajaran Alkitab/khotbahnya buruk tetapi bisa mempunyai penglihatan-penglihatan, mujizat-mujizat, kesembuhan ilahi dan hal-hal ajaib lainnya, kira-kira yang manakah yang akan mendapatkan pengikut lebih banyak? Sudah pasti yang kedua. Ambil contoh Pdt. Yesaya Pariadji. Khotbahnya snagat buruk, pengajarannya kacau balau, omongannya sukar dimengerti seperti ornag yang tidak pernah sekolah, tapi ia mempunyai ribuan pengikut/jemaat. Mengapa? Karena mujizat-mujizat dan kesembuhan yang dilakukannya. Iblis tahu kecenderungan manusia seperti itu dan karena itu ia juga melengkap kaki tangannya (nabi-nabi palsu) dengan kuasa untuk melakukan hal-hal yang spektakuler dan ajaib.
Mat 24:24 : Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
2 Tes 2:9 - Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu
Sudah pasti mereka akan mendapatkan begitu banyak pengikut. Karena itu kalau saudara adalah orang yang “gila” mujizat, hal-hal aneh, spektakuler, dll saudara sangat berpotensi untuk disesatkan.
Menariknya, cara ini justru dihindari oleh Yesus. Ia memang banyak juga melakukan mujizat tetapi ia tidak pernah mau orang mengikuti Dia atau percaya kepada-Nya hanya karena mujizat-mujizat itu.
Yoh 2:23-24 – (23) “…banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua
Yesus justru lebih berkonsentrasi pada penginjilan dan pengajaran dan karena itu Ia memusatkan diri untuk mengajar murid-murid-Nya. Barclay mengatakan bahwa cara mencari pengikut dengan mempergunakan hal-hal yang aneh seperti itu sesungguhnya tidak bermasa depan.
William Barclay – Orang yang berusaha menarik perhatian orang lain dengan jalan menyodorkan hal-hal yang aneh-aneh, sebenarnya telah menempuh cara atau jalan yang tak bermasa depan. Sebabnya sederhana saja. Agar orang seperti itu tetap bisa mempertahankan daya tarik dan kekuatannya, maka ia harus menunjukkan hal-hal aneh yang lebih besar. Hal-hal aneh tidak dapat berlangsung lama. Apa yang aneh tahun ini akan menjadi hal biasa tahun depan. Injil yang diberitakan secara sensasional, melalui hal yang aneh-aneh, adalah Injil yang gagal. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 114).
Bandingkan kata-kata Barclay ini dengan gereja-gereja tertentu yang mencoba menarik pengikutnya dengan mengadakan kebaktian di tempat-tempat mewah, selalu mengundang pendeta-pendeta top yang bisa melakukan kesembuhan ilahi, mendatangkan artis-artis ibukota untuk bisa menarik massa datang ke gereja mereka, dll. Menurut saya, sebagaimana kata Barclay, ini cara-cara yang tidak bermasa depan. Karena itu saya tidak akan melakukan hal-hal seperti itu hanya untuk meraup massa / jemaat. Kalau ada hal yang menjadi daya tarik dari gereja ini (GKIN Revival), itu haruslah adalah pengajarannya dan bukan hal-hal aneh, spektakuler/sensasional lainnya.
Perhatikanlah supaya jangan ada di antara kita yang mencoba mencari pengikut/pengaruh/pengakuan diri dengan cara-cara yang aneh-aneh, sebaliknya juga jangan pernah mau menjadi pengikut dari seseorang / kelompok keagamaan apapun apabila yang ditawarkan kepadamu hanyalah hal-hal yang aneh-aneh dan sensasional tanpa pengajaran Firman Tuhan yang sesungguhnya. Ingat, itulah cara yang ditawarkan iblis pada Yesus, dan sesungguhnya iman dan kedewasaan rohani tidak akan terjadi hanya dengan mengandalkan hal-hal yang spektakuler dan sensasional seperti itu. Bangsa Israel adalah bangsa yang paling banyak melihat mujizat Yesus, tapi sampai hari ini sangat sedikit dari antara mereka yang sungguh-sungguh beriman kepada-Nya.
III. JAWABAN YESUS TERHADAP PENCOBAAN INI.
Lalu bagaimana Yesus menghadapi serangan setan ini?
Mat 4:7 - Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Yesus mengatakan “Ada tertulis” lagi setelah sebelumnya (dalam pencobaan pertama), Ia mengatakan yang sama. Demikian juga nanti dalam pencobaan yang ketiga, Ia juga mengatakan yang sama.
Budi Asali : Adalah sesuatu yang menarik bahwa dalam menghadapi 3 kali serangan setan di sini, Yesus juga 3 kali menggunakan Firman Tuhan. Ia tidak berganti-ganti senjata, sebentar pakai Firman Tuhan, sebentar pakai logika, sebentar pakai filsafat, dsb. Ia terus memakai Firman Tuhan.
Kata-kata Yesus ini dikutip dari Ul 6:16 :
Ul 6:16 - Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Yesus mengutip ayat ini untuk menangkis serangan setan yang menggunakan Maz 91:11-12 secara salah dan menyesatkan, dan bahkan meluruskan penyalahtafsiran itu. Tadi sudah saya singgung bahwa konteks dari Maz 91 secara keseluruhan adalah janji pemeliharaan Tuhan terhadap orang-orang percaya dari bahaya. Tetapi janji itu tidak boleh lalu membuat kita sengaja mencari bahaya dengan keyakinan bahwa Tuhan pasti melindungki kita. Menurut Yesus itu namanya bukan beriman tetapi mencobai Tuhan Allah dan karena itu maka Yesus mengutip Ul 6:16 yang melarang orang mencobai Tuhan Allah. Memang mencobai Allah itu mirip dengan tindakan iman, dan kita harus bisa membedakan kedua hal ini. Perhatikan kata-kata Calvin berikut ini :
Calvin: Dalam bagian ini, kata “mencobai” menunjukkan pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita,... Singkatnya, siapa pun yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janji-Nya pada ujian yang tidak fair.
Jadi 2 hal yang Calvin tekankan. Pertama adalah pengabaian sarana. Misalnya pada waktu kita sakit, sekalipun kita bisa membeli obat / pergi ke dokter, tetapi kita tidak mau melakukan hal-hal itu, dan kita hanya berdoa saja. Ini bukan beriman kepada Allah, tetapi mencobai Allah! Ada sebuah ilustrasi. Di suatu kota terjadi banjir besar dan seorang Kristen naik ke atap rumah, dan berdoa supaya Tuhan menolong dia. Lalu datang sebuah perahu untuk menolong dia, tetapi orang itu, yang mungkin sekali menginginkan Tuhan menolong dia dengan cara yang spektakuler, menolak dan berkata: ‘Aku sudah berdoa kepada Tuhan dan Ia pasti akan menolong aku’. Beberapa waktu kemudian datang sebuah perahu yang lain, tetapi ia memberikan jawaban yang sama. Lalu datang sebuah helikopter dan mau menolong dia, tetapi ia tetap memberikan jawaban yang sama. Akhirnya banjir itu naik terus dan orang itu mati. Pada waktu menghadap Tuhan, orang itu protes kepada Tuhan: ‘Tuhan aku berdoa dan aku percaya Engkau akan menolong, tetapi mengapa Engkau tidak menolong?’ Tuhan menjawab : ‘Apa maksudmu tidak menolong? Aku sudah mengirimkan 2 perahu dan 1 helikopter tapi kamu tidak mau juga. Jadi jangan salahkan Aku! Ini menunjukkan pengabaian sarana! Ini bukan beriman namanya tetapi mencobai Tuhan Allah. Kedua, membuat percobaan dengan kuasa ilahi, padahal hal itu tidak diperlukan. Misalnya, orang yang sengaja mencari bahaya (seperti pencobaan setan ini), atau sengaja tidak mau menghindar dari bahaya, dan minta Tuhan melindungi dirinya. Contohnya pernah ada orang tidak mau lari keluar dari rumahnya pada saat terjadi gempa bumi karena percaya bahwa Tuhan pasti akan melindunginya sehingga rumahnya tidak akan roboh. Juga ada seorang pendeta mendapat informasi bahwa ada majelisnya yang terlihat di kompleks pelacuran. Pada waktu pendeta menegur majelis itu, sang majelis menjawab: “Aku memang pergi jalan-jalan ke sana, tetapi aku terus berdoa : ‘Tuhan, kuatkanlah aku dari pencobaan perempuan-perempuan jalang ini’, dan aku percaya Ia pasti menolong aku”. Ada mahasiswa yang tidak mau belajar saat mau ujian karena percaya Allah bisa menolongnya. Atau sudah tahu banyak rampok tapi sengaja keluar malam-malam ke daerah yang rawan. Sudah tahu banyak laki-laki nakal bahkan pemerkosa, tetapi sengaja pakai pakaian seksi yang vulgar (rok mini, tali satu, celana umpan, dll) yang bisa mengundang kejahatan.
Beberapa tahun yang lalu dalam sebuah pelayanan ke desa, saya melihat ada sarang lebah yang jatuh di jalan, saya bukannya menghindari malah dengan percaya bahwa Tuhan akan melindungi saya karena ingat akan janji Tuhan melalui ayat yang saya dapatkan waktu pertama kali percaya Yesus.
Yes 43:1-3 – (1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. (2) Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (3) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu.
Saya menerobos kawanan lebah itu tapi celakanya lebah-lebaih itu menyerang dan menyengat saya sampai hampir mati. Semua ini merupakan contoh-contoh dari mencobai Tuhan, bukan tindakan iman.
William Barclay – Yang dimaksudkan oleh Yesus adalah : tidak ada gunanya untuk menduga-duga sampai seberapa jauh Allah bisa diharapkan, tidak ada gunanya juga untuk menempatkan dirimu sendiri ke dalam suatu keadaan yang penuh tantangan, apalagi kalau hal itu kamu lakukan tanpa perhitungan dan tujuan yang jelas, dan tidak ada gunanya setelah kamu gagal dalam usahamu mencoba-coba itu kamu mengharapkan pertolongan Allah. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 114-115).
Jadi jawaban Yesus kepada iblis ini adalah pelurusan kesalahan tafsir yang dibuat oleh iblis atas Maz 91:11-12, sekaligus menjadi pelajaran bagi kita untuk membedakan tindakan iman dan mencobai Allah supaya dalam hidup ini kita tidak melakukan hal-hal bodoh yang mencobai Tuhan Allah.
Dalam salah satu debat dengan Islam, ada orang Islam yang menantang pendeta Kristen untuk minum racun karena adanya janji dalam Mark 16:17-18 :
Mark 16:17-18 – (17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Ayat ini diperdebatkan keasliannya. Tetapi sekalipun ayat ini asli, janji tersebut tidak boleh membuat kita dengan sengaja meminum racun. Itu namanya mencobai Allah dan bukannya beriman. Jadi ada beda antara beriman dan mencobai Tuhan Allah.
Hal lain yang terlihat dari jawaban Yesus ini adalah bahwa Yesus menggunakan Firman Tuhan (Ul 6:16) untuk menghadapi penyesatan yang menggunakan Firman Tuhan juga seperti yang dilakukan setan dengan Maz 91:11-12 ini. Bahwa setan bisa menggunakan Firman Tuhan demi tujuan untuk menyesatkan Yesus menunjukkan bahwa ia bisa juga dan bahkan sering memakai Firman Tuhan melalui nabi-nabi palsunya (aliran-aliran sesat) untuk menyesatkan orang-orang percaya.
Matthew Henry – Sudah merupakan hal yang lazim bagi para pengikut ajaran sesat dan penipu untuk memutarbalikkan makna ayat-ayat Kitab Suci dan menyalahgunakannya untuk melakukan segala macam kefasikan. (Injil Lukas 1-12, hal. 159).
Dan ini tentu sesuatu yang masuk akal. Jikalau setan mendatangi kita dengan menggunakan kitab-kitab yang lain, atau buku-buku dari agama lain, kita hampir pasti akan menolaknya. Tetapi kalau ia memakai Kitab Suci kita / Firman Tuhan, itu sangat berpotensi untuk menjatuhkan orang-orang yang tidak cukup menguasai Firman Tuhan. Karena itu kita perlu waspada, tidak setiap orang yang menggunakan Kitab Suci memberikan pengajaran yang benar. Semua orang sesat bisa mencari-cari dasar Kitab Suci untuk mendukung pandangan mereka seperi aliran Saksi Yehovah, Unitarian, paham pluralisme, Islam juga seringkali menggunakan Kitab Suci kita untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan/Allah, Dr. Eben Nuban Timo yang menggunakan ayat-ayat Alkitab juga untuk mengajarkan bahwa Yesus bisa keliru dan Allah sudah kehabisan energi dan tidak berdaya apa-apa setelah penciptaan, Paulus Tribrata yang menggunakan ayat-ayat Kitab Suci dan meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2023, dan masih banyak contoh lagi. Kebanyakan mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan setan yakni dengan mencomot-comot ayat tanpa mempedulikan konteks dari ayat itu dan lalu menghasilkan ajaran yang aneh-aneh. Contohnya adalah orang-orang Teologia Kemakmuran mencomot ayat Mat 6:33 dan 2 Kor 8:9 lepas dari konteksnya dan lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus kaya raya.
Mat 6:33 - tapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
2 Kor 8:9 - Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Dalam Mat 6:33, mereka lalu mengartikan kata “semuanya” di sini menunjuk pada segala sesuatu. Tapi ini penafsiran yang salah karena “semuanya” di sana harus dilihat dari konteksnya secara khusus ayat 31-32 :
Mat 6:31-32 – (31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah….”
Jelas bahwa “semuanya” di sana bukanlah segala sesuatu melainkan menunujuk pada makanan, minuman dan pakaian.
Tentang 2 Kor 8:9, silahkan baca mulai dari ayat 1 (secara khusus ayat 2 dan 7) maka akan terlihat bahwa “kaya” yang dimaksudkan di sini bukanlah kaya materi tetapi kaya secara rohani.
Fakta ini seharusnya menyadarkan kita betapa pentingnya kita mempelajari Kitab Suci bahkan termasuk di dalamnya hermeneutics (ilmu penafsiran Alkitab) karena aliran-aliran sesat biasanya mengikuti cara yang sudah dilakukan oleh boss mereka (iblis) yakni mencomot-comot ayat untuk mendukung ajaran mereka tanpa peduli pada konteks ayat tersebut. Kita membutuhkan pengertian Firman Tuhan seperti ini termasuk pada waktu kita mendengar khotbah dari siapa saja. Kita harus mengecek setiap khotbah dengan Firman Tuhan apakah ajaran-ajaran dalam khotbah itu dihasilkan dari penafsiran yang salah, ataukah apakah khotbah itu bertentangan dengan bagian lain dari Kitab Suci atau tidak. Teladani orang-orang Yahudi di Berea :
Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.
Perhatikan bahwa dalam ayat ini orang Yahudi di Berea dipuji karena mengecek khotbah Paulus, yang adalah seorang rasul, dengan menggunakan Kitab Suci. Karena itu kalau saudara adalah orang yang mengaminkan segala kata-kata pendeta tanpa mengeceknya dengan Kitab Suci, itu jelas merupakan sikap yang salah dan bahkan berbahaya.
Kiranya pengertian akan semua ini membuat kita lebih bersungguh-sungguh lagi di dalam belajar Firman Tuhan terutama dalam kelas-kelas Pelajaran Alkitab kita.
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)