By. Pdt. Budi Asali, M. Div
Kesesatan yang paling fatal dari Pdt.
Yesaya Pariadji sebenarnya bukan pada soal penyalahgunaan minyak urapan,
penyerahan anak, sakramen baptisan dan perjamuan kudus untuk melakukan mujijat
/ kesembuhan melainkan pada ajaran selamat karena perbuatan baik.
Saya akan
memberikan banyak kutipan kata-kata Pdt. Yesaya Pariadji yang
menunjukkan bahwa ia memang mempercayai, dan bahkan sangat menekankan, doktrin ‘salvation by works’ (keselamatan karena perbuatan baik) yang sesat ini.
1.
Ia
disayangi oleh Tuhan, karena ia membaca Alkitab.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Setelah saya
baca Alkitab maka saya disayangi Tuhan” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 11.
Tanggapan saya:
1 Kalau
kasih Tuhan kepada kita tergantung perbuatan baik kita, maka jelas bahwa ini
berbau ajaran keselamatan karena perbuatan baik!
2 Bukan
karena apapun yang kita lakukan maka kita dikasihi oleh Tuhan, karena
Ro 5:8-10 menunjukkan bahwa kita sudah dikasihi oleh Tuhan ketika kita
masih seteru / berdosa.
Rom 5:8-10 - “Akan tetapi Allah
menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh
kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti
akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
Bahkan dalam Ef 1:4-5 dikatakan bahwa dalam
kasih, Allah telah memilih kita untuk menjadi anak-anakNya, sebelum dunia
dijadikan.
2. Untuk
bisa masuk surga / menjadi warga Kerajaan Surga, kita harus hidup kudus / suci.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Maka itu dalam
hal ini saya tekankan kepada Saudara harus hidup kudus jangan dosa; apa itu
dusta, apa itu curi, apa itu cabul, apa itu zinah dan yang lain sebagainya,
karena orang-orang yang demikian tidak berhak masuk ke dalam kerajaan Sorga” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 14.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Jadi kalau
Anda ingin masuk Sorga, Anda harus sinkron atau sejalan dengan konsep Allah
yang artinya siap menjadi kudus. Bila Anda sebagai suami harus menjadi imam
yang kudus dan sebagai istri harus mendampingi suami agar keluarga menjadi suci
dan kudus hingga masuk ke Sorga” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 17.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Tuhan Yesus
memerintahkan kepada saya untuk mengatakan apa yang saya dengar di Sorga; harus
saya sampaikan. Untuk menyerukan dan menyampaikan, bahwa kita semua, Anda
semua, agar bisa melewati pintu Sorga, dituntut untuk berpikir yang kudus,
berkata yang kudus, harus kudus segala perbuatan dan tingkah laku kita” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi IV / Tahun II, hal 7.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Hanya
orang-orang yang suci dan orang-orang yang kudus yang termeterai dan tercatat
sebagai warga Kerajaan Sorga” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 8.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “siapapun yang
tidak hidup di dalam kekudusan, siapapun yang tidak hidup suci, jangan berharap
untuk bisa mengerti Firman Allah, ... Lebih-lebih jangan berharap untuk dicatat
sebagai warga Kerajaan Sorga” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 35.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Tugasmu untuk
mempersiapkan jemaat yang kudus, untuk mempersiapkan jemaat yang menuju
Kerajaan Sorga” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi III
/ Tahun I, hal 8.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “manusia harus
suci pikirannya, harus suci perkataannya, harus suci segala perbuatannya; yaitu
syarat untuk bisa memandang kemuliaan Allah di Sorga” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi III / Tahun I, hal 9.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Kamu harus
mempersiapkan Jemaat yang suci, Jemaat yang Kudus untuk menyambut kedatanganNya
yang kedua kali, Yesus Kristus Tuhan Allahmu akan datang kembali untuk
menghakimi seluruh umat manusia. Lakukanlah perintah-perintahnya, lakukanlah
perintah-perintah Yesus Kristus Tuhan Allahmu, bila kamu tidak melakukan
perintah-perintahnya kamu juga bisa dilempar dari hadapannya” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi III / Tahun I, hal 40.
3. Ia
dan istrinya tercatat sebagai warga Kerajaan Surga, karena ia (Pdt. Yesaya
Pariadji) bisa menjadi seorang imam yang kudus dalam rumah tangganya, dan
karena mereka berjanji untuk hidup suci dalam rumah tangga mereka.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “tangan Tuhan
Yesus menunjuk suatu buku yang sangat besar, ... saya mendengar kalimat,
suaraNya: Pariadji, lihat ... namamu tercatat di Sorga sebagai warga Kerajaan
Sorga ... Satu halaman dengan istrimu, Etty Darniaty ... Mengapa nama saya
dan nama istri saya tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga? Kalimat yang
kedua, Tuhan Yesus berkata kepada saya: Karena kamu bisa menjadi seorang
imam yang kudus di dalam rumah tanggamu” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 8.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Saya dan istri
memang tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga. Kami memperoleh janji yang sangat
indah, kami dijanjikan akan diundang ke Sorga, karena kami berjanji hidup yang
suci di dalam rumah tangga kami” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi IV / Tahun II, hal 6.
Selanjutnya....
Selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)