24 Maret 2015

BOLEHKAH ORANG KRISTEN MENGUCAPKAN KATA-KATA KERAS DAN KASAR?



Menyoal Kata-Kata Keras, Kasar dan Kotor Dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

By. Esra Alfred Soru.

B
ukan sesuatu yang rahasia lagi bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkenal dengan kata-katanya yang keras dan kasar. Ia bahkan sering memarahi, mendamprat dan mengancam para bawahannya. Yang lebih heboh adalah konflik beliau dengan DPRD Jakarta tentang adanya dana siluman yang sangat memanas dan menyedot perhatian hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kata-kata seperti “kurang ajar”, “bodoh”, “biadab”, “pencuri”, “penipu”, “nenek lu”, dan lainnya seolah-olah identik dengan sosok mantan Bupati Belitung ini. Bahkan dalam wawancaranya di Kompas TV beberapa waktu lalu (17 Maret 2015), ia sempat mengeluarkan kata “tahi” beberapa kali yang lalu disebutnya sendiri sebagai “bahasa toilet”. Tak heran sikap dan kata-kata Ahok semacam ini membuat banyak orang menjadi marah, merasa terhina, dan menuai banyak protes. Bahkan ada surat terbuka yang ditulis untuk Ahok oleh seorang petinggi PKS Mahfuz Sidik yang intinya menegur Ahok atas kata-kata keras, kasar dan kotor yang dikeluarkannya. Penggalan surat itu sebagai berikut :

Mahfuz Sidik - Namun Saya sangat terusik ketika seringkali menyaksikan Bapak di televisi tampil bicara dengan menggunakan bahasa yang sangat tidak santun dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor. Bapak sebagai Gubernur menggunakan kosa kata yang sering saya dengar saat anak-anak sedang bertengkar dan saling mengumpat. Pada awalnya saya coba memahami mungkin Bapak sedang marah dan kesal. Namun perilaku ini sering berulang dan semakin hari kata-kata yang Bapak gunakan semakin kasar dan kotor. (Surat Terbuka Kepada Ahok, 20 Maret 2015).

Bukan cuma itu, dari kalangan Kristen sendiri juga ada yang berkeberatan dengan perilaku Ahok ini seperti yang dimuat dalam salah satu akun Facebook milik LVRK.

LVRK - Gubernur Ahok pung maksud memang benar tapi cara penyampaiannya yg terlalu ceplas-ceplos bahkan cenderung kasar dan dipandang kurang elok sebagai figur pejabat publik. Kalau cara penyampaiannya lebih halus mungkin tidak akan mengundang kegaduhan serangan balik seperti sekarang ini. Tegas tidak sama dengan kasar. "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. (Matius 18:15-17).

Lalu yang mana yang benar? Apakah para pengkritik Ahok ini benar? Ataukah justru Ahok yang benar? Hal ini mengantar kita pada suatu pembahasan yang lebih dalam sebagaimana tema yang saya angkat : “BOLEHKAH ORANG KRISTEN MENGUCAPKAN KATA-KATA KERAS DAN KASAR?” mengingat Ahok adalah seorang Kristen sehingga dari situ kita bisa menilai apakah dengan kata-kata yang dikeluarkannya Ahok sementara bertentangan dengan Firman Tuhan ataukah tidak?

Catatan : Topik ini saya angkat bukan semata-mata karena Ahok. Toh saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Ahok baik hubungan baik (apalagi hubungan keluarga) maupun hubungan tidak baik. Topik ini diangkat karena ini berkaitan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen bertutur kata. Juga bahwa sangat mungkin dalam kehidupan dan pelayanan kita bertemu dengan orang-orang (bahkan pendeta) yang kasar dan keras seperti Ahok yang mau tidak mau kita harus memberikan penilaian untuk itu. Karena itu saya merasa perlu memberikan pengajaran kepada jemaat terkait dengan hal ini supaya jemaat tidak salah menilai.   

Satu hal yang perlu saya tambahkan adalah bahwa dalam segala hal, Alkitablah yang harus menjadi standard kita menentukan suatu tindakan / sikap / perbuatan benar atau salah.

·    Ada banyak orang yang menilai sesuatu (menganggap salah atau benar) bukan dari Alkitab melainkan dari pandangan umum.

Ini salah karena seluruh dunia adalah orang berdosa sehingga sering terjadi bahwa suatu dosa dianggap benar oleh masyarakat, dan sebaliknya, sesuatu yang benar justru dicela / dikecam. Sebagai ilustrasinya, dalam kalangan orang gila, yang waras itu yang dianggap gila! Dalam gereja yang sudah meninggalkan Alkitab, orang Kristen yang Injili / Alkitabiah dianggap sebagai orang ekstrim, fanatik, dsb. Karena itu jangan melakukan sesuatu hanya karena semua orang menyetujuinya atau juga melakukannya, dan jangan menolak melakukan sesuatu hanya karena banyak orang menentang hal itu. Bisa saja, semua orang banyak itu salah semua! Kebenaran bukan demokrasi! Suara terbanyak belum tentu merupakan sesuatu yang benar! Pada zaman Yesus, hanya sedikit orang yang setuju dengan Dia, tetapi Dia yang benar.

Karena itu juga dalam menilai Ahok maupun orang-orang yang sejenis dengan dia jangan mengikuti pandangan mayoritas. Jangan setuju dengan mereka hanya karena banyak orang menyetujuinya. Dan jangan mengecam mereka hanya karena banyak orang mengecamnya.

·      Ada banyak orang yang menilai sesuatu (menganggap salah atau benar) bukan dari Alkitab melainkan dari hati nuraninya.

Memang kadang-kadang suara hati masih bisa dijadikan standard, tetapi seringkali tidak bisa. Mengapa? Karena:

a.   Perlu diingat bahwa karena manusianya berdosa, maka suara hatinyapun ikut dikotori oleh dosa.

Tit 1:15 - Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

Karena itu suara hati / hati nurani tidak lagi bisa menjadi standard yang benar.

b.      Suara hati akan padam kalau tidak dituruti.

Seseorang yang mencuri / menyontek / berzinah untuk pertama kalinya, biasanya mendapatkan bahwa suara hatinya mengecam dirinya, sehingga ia menjadi gelisah, takut, berdebar-debar, dsb. Tetapi kalau ia meneruskan tindakan itu, maka lama-kelamaan suara hatinya akan diam.

c.       Suara hati sangat dipengaruhi pandangan sekitar / umum.

Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang suka mencaci maki / mengeluarkan kata-kata kotor, tidak akan ditegur oleh hati nuraninya pada waktu ia mengeluarkan makian / kata-kata kotor. Seseorang yang melakukan dosa yang sudah umum dilakukan orang di sekitarnya, seperti berdusta, mungkin sekali suara hatinya tidak akan menegur dia. Jadi jelaslah bahwa suara hati ini tidak bisa dijadikan standard yang akurat untuk menentukan apakah sesuatu tindakan itu dosa atau tidak. Karena itu jangan menilai Ahok dan orang-orang sejenis dengan dia hanya berdasarkan hati nurani saudara karena merasa enak atau tidak enak, nyaman atau tidak nyaman. 

·       Standard yang benar untuk menentukan apakah sesuatu itu salah atau benar, dosa atau tidak adalah Kitab Suci / Firman Tuhan.

2 Tim 3:16 - Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Jadi segala tulisan yang diilhamkan Allah (Alkitab) mempunyai manfaat untuk menyatakan kesalahan. Dengan kata lain sesuatu itu salah atau tidak harus dinilai dari segala tulisan yang diilhamkan Allah (Alkitab).

1 Yoh 3:4 - dosa adalah pelanggaran hukum Allah.

Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Jadi kalau memang Ahok dan orang-orang yang sejenis dengan dia melanggar hukum Allah, mereja harus dipersalahkan. Tapi sebaliknya kalau tidak ada hukum Allah yang mereka langgar, maka jangan mempersalahkan mereka.

Karena itulah di dalam membahas topik ini, kita akan mengacu pada Alkitab. Ada 3 hal yang akan saya bahas dalam khotbah ini :

I.   ALKITAB MENGAJARKAN BAHWA ORANG KRISTEN HARUS LEMAH LEMBUT, SABAR, TIDAK PEMARAH, TIDAK MENGUCAPKAN KATA-KATA KOTOR.

Perhatikan ayat-ayat berikut :

Efs 4:2 - Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar….

Kol 4:6 - Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Tit 3:2 - Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang

2 Tim 2:24-25 – (24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. … sabar (25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran

Ini bukan saja sebuat aturan umum tapi bahkan dalam menghadapi orang-orang yang bersalah / berdosa pun tetap kita harus bersikap lemah lembut.

Mat 18:15 - "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Gal 6:1 - Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

Itu dilakukan oleh Paulus. Ia menasihati jemaat dengan kasih Kristus yang lembut dan ramah.

2 Kor 10:1 - Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah.

Dan memang demikianlah sifat Tuhan Yesus. Ia lemah lembut dan ramah, Ia tidak kasar. Ia sendiri berkata :

Mat 11:29 - Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Kelemahlembutan-Nya dalam hal ini sangat menonjol ketika Ia dengan ramah dan halus berkata-kata kepada perempuan yang kedapatan berzinah.

Yoh 8:11 – “….Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.

Bukan cuma harus lemah lembut dan ramah, bahkan orang Kristen dilarang menggunakan / mengucapkan kata-kata kotor. Sebaliknya harus menggunakan kata-kata yang baik dan membangun.

Efs 4:29 - Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Efs 5:3-4 – (3) Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (4) Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas….

Kol 3:8 - Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Sekarang setelah melihat semua ayat ini, menurut anda bagaimana dengan Ahok? Sampai di sini terlihat bahwa Ahok memang sangat bersalah karena ia sama sekali tidak lembut, ia tidak sabar, ia tidak ramah sebaliknya pemarah / suka geram, ia tidak menegor orang yang besalah (Haji Lulung, dkk) secara empat mata, ia mengucapkan kata-kata yang kotor yang tidak pantas dan tidak membangun. Ahok tidak sama seperti Paulus yang menegur dengan kasih Kristus yang lembut ramah. Tapi kita belum selesai……

II. ALKITAB MENUNJUKKAN BAHWA TOKOH-TOKOH ALKITAB YANG BAIK (TERMASUK YESUS) MENGUCAPKAN KATA-KATA YANG SANGAT KERAS DAN KASAR BAHKAN MEMAKI.

Ketika Daud berbicara tentang orang-orang yang meninggalkan Taurat Tuhan, ia memakai kata-kata yang kasar tentang mereka dan ia membenci mereka.

Maz 119:21,51,53,69,78,85 - (21) Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintahMu. ... (51) Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku, tetapi aku tidak menyimpang dari TauratMu. ... (53) Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan TauratMu. ... (69) Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titahMu. ... (78) Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titahMu. ... (85) Orang-orang yang kurang ajar telah menggali lobang bagiku, orang-orang yang tidak menuruti TauratMu.

Maz 139:21-22 - (21) Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? (22) Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.

Ketika Yohanes Pembaptis berbicara kepada orang-orang Saduki dan orang-orang Farisi, ia berbicara dengan sangat kasar.

Mat 3:7 - Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

Pada waktu Stefanus berkhotbah, ia memakai kata-kata yang sangat keras dan kasar terhadap orang-orang Yahudi / Mahkamah Agama sehingga mereka sangat sakit hati.

Kis 7:51, 54 - (51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. … (54) Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

Dalam nasihatnya kepada jemaat Filipi, Paulus menggunakan kata-kata makian terhadap orang-orang tertentu.

Fil 3:2 - Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.

Demikian juga dengan Petrus ketika berbicara tentang orang-orang yang murtad. Ia menggunakan peribahasa yang mengandung nama binatang di dalamnya.

2 Pet 2:21-22 - (21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.

Tapi mungkin ada di antara saudara yang berpikir bahwa sekalipun tokoh-tokoh Alkitab ini memakai kata-kata yang keras dan kasar, bahkan memaki, tapi itu tidak berarti bahwa hal itu dibenarkan. Mungkin saja mereka salah atau bahkan berdosa karena itu. Kalau ya, mari kita lihat apa yang dilakukan atau dikatakan Yesus yang pasti tidak ada orang Kristen yang cukup gila untuk mempersalahkan-Nya. Beliau pernah memaki Herodes Antipas dengan sebutan binatang.

Luk 13:31-32 – (31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."  (32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. 

Beliau juga pernah mamakai kata-kata yang sangat kasar bahkan memaki dengan menggunakan nama binatang untuk para ahli Taurat.

Mat 23:13-36 - (13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] (15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. (23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. (25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. (27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. (32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagai-manakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!’”.

Beliau juga pernah memberikan ajaran seperti ini :

Mat 7:6 - ‘Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.

Jelas “anjing dan babi” di sini bukanlah anjing dan babi sungguhan tetapi itu adalah sebutan-Nya bagi orang-orang yang menghina Injil.

Sekarang coba lihat bagaimana pendapat murid-murid tentang kata-kata Guru mereka ini.

Yoh 6:60 - Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?

Bukan cuma itu, bahkan setelah naik ke surga pun beliau masih memaki dengan kata “anjing”.

Wah 22:15 - Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

Jelas “anjing-anjing” yang Ia maksudkan adalah orang-orang tertentu.

Bukan hanya dalam soal kata-kata, dalam perbuatan pun Ia pernah marah besar ketika Bait Allah dipakai sebagai tempat jual beli. Dan lihatlah apa yang Ia lakukan :

Yoh 2:15 - Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Lalu bagaimana dengan “bahasa toilet”? Ternyata Zofar, salah seorang teman Ayub memakainya untuk menyebut orang-orang fasik.

Ayub 20:6-7 – (6) Walaupun keangkuhannya sampai ke langit dan kepalanya mengenai awan, (7) namun seperti tahinya ia akan binasa untuk selama-lamanya; siapa yang pernah melihatnya, bertanya: Di mana dia?

Bahkan Allah sendiri mempergunakannya.

1 Raj 14:10 - Maka Aku akan mendatangkan malapetaka kepada keluarga Yerobeam. Aku akan melenyapkan dari pada Yerobeam setiap orang laki-laki, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku akan menyapu keluarga Yerobeam seperti orang menyapu tahi sampai habis.

Catatan : Dari kata-kata yang saya garisbawahi ini terlihat bahwa Tuhan diumpamakan seperti orang yang menyapu sedangkan keluarga Yerobeam diumpamakan sebagai tahi.  

Zef 1:17 - Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi.

Mal 2:3 (TL) - Bahwasanya oleh karenamu Aku akan membinasakan segala taburan dan Aku mencampak kepada mukamu tahi segala masa raya tahimu; ia itulah perolehanmu dari padanya

Jadi terlihat bahwa ternyata tokoh-tokoh Alkitab, para nabi, rasul, Yesus bahkan Allah sendiri menggunakan kata-kata yang keras, kasar, makian (kalau mau dianggap sebagai kata-kata kotor) bahkan “bahasa toilet”.

Sekarang bagaimana dengan Ahok? Setelah melihat semuanya ini, apakah dengan mudah kita dapat menyalahkan Ahok untuk kata-kata keras, kasar dan “bahasa toilet” nya?  Mungkin sampai pada titik ini kita belum dapat membenarkannya. Tapi kita juga tidak belum bisa menyalahkannya. Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan. Bagaimana pun juga Ahok kalah keras dan kasar dari tokoh-tokoh Alkitab yang sudah kita lihat ini. Dan karena itu juga kalau saudara mendengar orang Kristen / pendeta menggunakan kata-kata keras atau kasar (misalnya Pdt. Budi Asali), jangan terlalu cepat menyalahkan mereka. John Calvin sendiri dikenal sebagai seorang pengkhotbah dengan kata-kata yang keras dan kasar. Ketika ia berbicara tentang orang Katolik dalam komentarnya tentang Mat 5:28, ia berkata :

John Calvin - Karena itu, kemunafikan dari para pengikut Paus adalah terlalu menyolok dan bodoh, pada waktu mereka menegaskan bahwa nafsu bukanlah dosa, sampai nafsu itu mendapatkan persetujuan penuh dari hati. Tetapi kita tidak perlu heran, bahwa mereka membuat dosa menjadi persoalan yang begitu kecil; karena mereka yang mempercayai kebenaran karena perbuatan baik pasti sangat tumpul dan bodoh dalam menghakimi / menilai dosa-dosa mereka. (Calvin Commentary)

Dan juga dalam komentarnya tentang Yoh 12:13.

John Calvin - Kita tidak bisa memuji Kristus tanpa mengutuk Paus dan kelaliman yang melanggar kesucian yang ia bangkitkan menentang Anak Allah. (Calvin Commentary)

Ketika ia mengkritik pastor-pastor Katolik yang mempraktekan pelayanan menghembuskan Roh Kudus seperti yang Yesus lakukan, ia berkata :

John Calvin - Tetapi sementara Tuhan melakukan hal ini satu kali, Ia tidak memaksudkan bahwa kita juga harus melakukannya. Dengan cara yang sama juga, rasul-rasul meletakkan tangan pada waktu yang memperkenan Tuhan bahwa kasih karunia yang kelihatan dari Roh Kudus dibagi-bagikan pada saat mereka berdoa, bukan supaya keturunan mereka menirunya dan tanpa guna memalsukan suatu tanda yang dingin dan kosong, seperti yang dilakukan monyet-monyet ini. (Institutes of the Christian Religion, Book IV, Chapter XIX, No 7).

John Calvin - Jika mereka berusaha untuk melakukan ini, mereka menyaingi Allah dan nyaris menantang Dia dalam suatu pertandingan, tetapi mereka jauh dari efektif, dan oleh gerakan mereka yang janggal mereka tidak melakukan apapun kecuali mengejek Kristus. Memang, mereka begitu tidak tahu malu sehingga berani menegaskan bahwa mereka memberikan Roh Kudus. Tetapi apakah ada kebenaran dalam hal itu, kami belajar dari pengalaman, yang berteriak dengan keras bahwa semua yang ditahbiskan sebagai imam / pastor, diubahkan dari kuda menjadi keledai, dari orang-orang tolol menjadi orang-orang gila. (Institutes of the Christian Religion, Book IV, Chapter XIX, no 29).

Dalam komentarnya tentang Mat 24:36, ia berkata :

John Calvin - Dan jelaslah bahwa orang itu pasti luar biasa / istime­wa gilanya, yang segan untuk tunduk pada ketidaktahuan, yang bahkan Anak Allah sendiri tidak segan untuk memikul­nya demi kita. (Calvin Commentary)

Dalam komentarnya tentang Mat 26:52, ia berkata :

John Calvin - Doktor-doktor tertentu ... telah berspekulasi sampai pada suatu puncak kekurangajaran sehingga mengajar bahwa pedang itu tidak diambil dari Petrus, tetapi ia diperintahkan untuk menyimpannya dalam sarungnya sampai waktunya tiba untuk menariknya / meng-gunakannya; dan karena itu kami merasa / mengerti betapa menyoloknya / kotornya dan memalukannya anjing-anjing itu telah mempermainkan firman Allah. (Calvin Commentary)

Dalam komentarnya tentang Yoh 18:28, ia berkata :

John Calvin - Orang-orang munafik ini, sekalipun mereka begitu penuh dengan kedengkian / kebencian, ambisi, penipuan / kecurangan, kekejaman, dan ketamakan, sehingga mereka hampir mempengaruhi / menjangkiti surga dan bumi dengan bau mereka yang menjijikkan. (Calvin Commentary)

Apakah dengan semua kata-katanya ini Calvin pasti benar? Belum tentu! Tapi sama seperti ia belum tentu benar, ia juga belum tentu salah karena ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yang akan saya jelaskan dalam point III.

III. KONKLUSI BAGI KITA. 

Di point I kita sudah melihat bahwa Alkitab mengajarkan orang Kristen harus lemah lembut, sabar, tidak pemarah, tidak mengucapkan kata-kata kotor. Sedangkan di point II kita melihat Alkitab menunjukkan bahwa tokoh-tokoh Alkitab yang baik (termasuk Yesus) mengucapkan kata-kata yang sangat keras dan kasar bahkan memaki. Apakah ini berarti Alkitab saling bertentangan? Tentu saja tidak!

Mungkin hal pertama yang perlu kita pikirkan adalah masalah pemahaman kita terhadap definisi dari kata-kata yang dipakai dalam poin I. Misalnya :

·         Lemah lembut.

Apakah lemah lembut berarti sama sekali tidak boleh marah? Apakah lemah lembut berarti bahasanya harus selalu halus? Bukankah Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia lemah lembut tapi dalam faktanya Ia juga bisa marah besar dan mengobrak-abrik Bait Allah? Bukankah Ia sendiri mengucapkan kata-kata makian seperti serigala, anjing, ular, dsb? Musa sendiri pernah marah besar dengan orang Israel. Tetapi Alkitab berkata bahwa ia adalah orang yang sangat lembut hatinya.

Bil 12:3 - Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.

Berarti lemah lembut bukan berarti tidak bisa marah dan tidak bisa menggunakan kata-kara keras atau kasar. Faktanya dalam Alkitab, orang yang pernah kasar / keras seperti Musa dan Yesus saja disebut orang yang lemah lembut.

Saat ini semua orang berkata Ahok adalah orang yang keras, kasar, menggunakan kata-kata kotor tapi bisa jadi dia adalah orang yang sangat lemah lembut menurut definisi Alkitab.

·         Sabar.

Apa itu sabar? Apakah sabar berarti tidak boleh marah? Tidak boleh keras/ kasar? Yesus sendiri pernah marah besar tetapi Dia adalah Allah dan salah satu sifat Allah adalah panjang sabar.

·         Kata-kata kotor.

Apa itu kata-kata kotor? Apakah seadanya kata-kata kasar dapat dianggap sebagai kata-kata kotor? Tentu tidak! Ambil contoh Efs 5:3-4.

Efs 5:3-4 – (3) Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. (4) Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas….

Ayat 4 berbicara tentang kata-kata kotor. Ayat ini adalah sambungan dari ayat 3 yang berbicara tentang percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan. Itu berarti sesuai konteksnya kata-kata kotor adalah kata-kata yang tidak pantas dalam kaitan dengan hal-hal yang bersifat cabul. Bandingkan :

Efs 5:4 (BIS) - Tidak juga patut bagimu mengucapkan kata-kata yang kotor, yang cabul dan yang tidak pantas. Sebaliknya hendaklah kalian mengucap syukur kepada Allah

Termasuk di dalam kata-kata cabul ini adalah makian dengan menyebutkan alat-alat kelamin.

Kalau sudah begni definisinya, apakah Ahok atau orang-orang yang berkata keras / kasar dapat disebut sebagai tidak lembah lembut, tidak sabar dan mengucapkan kata-kata kotor? Saya kira tidak! Ingat apa yang saya katakan di bagian pendahuluan tadi, kita memakai standard Alkitab bukan anggapan orang atau hati nurani kita. Dan dengan demikian sebenarnya tidak ada pertentangan di dalam Alkitab. Itu hanya soal bagaimana kita memahami bagian-bagian Alkitab itu secara baik dan benar.

Tadi sudah saya tunjukkan dalam point II bahwa tokoh-tokoh Alkitab, nabi dan rasul bahkan Tuhan sendiri menggunakan kata-kata kasar, keras dan bahkan makian. Ya, mereka menggunakannya. Tapi apakah mereka selalu atau terus menerus menggunakannya? Tidak bukan? Apakah mereka mengucapkan kata-kata itu kepada seadanya orang? Tidak bukan? Itu berarti bahwa penggunaan kata-kata keras dan kasar bahkan makian itu bisa dibenarkan dengan memperhatikan beberapa hal :

a.      Kasus yang dihadapi.

Kalau kita mempelajari setiap kasus di mana kata-kata keras / kasar bahkan makian digunakan, kita akan menemukan bahwa semuanya terjadi dalam kasus-kasus yang hebat / besar / penting dan berkaitan dengan kepentingan banyak orang. Contoh :
-      Kata-kata keras / kasar / makian dari Paulus biasanya terjadi ketika ada penyesatan dari nabi-nabi palsu (Fil 3:2)
-     Petrus juga keras / kasar dalam kasus pemurtadan yang menyeret banyak orang (2 Pet 2:21-22)
-     Stefanus berkata-kata dengan keras / kasar kepada ahli-ahli Taurat dalam kasus mereka hendak menghambat dan menghancurkan pekabaran Injil (Kis 7:51-54).
-     Yesus berkata-kata dengan keras / kasar kepada ahli-ahli Taurat karena mereka menipu, merugikan dan menyesatkan umat Tuhan, juga mengabaikan keadilan dan belaskasihan.

Mat 23:13,14,23 - (13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, …. karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, …. sebab kamu menelan rumah janda-janda …. (23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, …. sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. ….

-      Yesus marah besar dan mengobrak-abrik Bait Allah karena seperti yang sudah pernah saya jelaskan, banyak koruptor dan pencuri uang umat Tuhan ada di sana. Mereka menyusahkan orang-orang kecil yang mau beribadah.

Dari semua ini terlihat bahwa kata-kata keras dan kasar digunakan oleh para tokoh Alkitab dalam kasus-kasus besar, penting dan terutama yang mengorbankan banyak orang. 

b.      Orang yang dihadapi.

Terlihat bahwa para tokoh Alkitab ini tidak menggunakan kata-kata kasar atau keras kepada sembarang orang. Bahkan tidak juga digunakan untuk orang yang jatuh ke dalam dosa atau sekedar berbuat salah. Contohnya Yesus, kepada perempuan yang kedapatan berzinah ia berkata-kata sangat lembut (Yoh 8:11). Juga Paulus yang menasihati jemaat dengan kasih Kristus yang lemah lembut dan ramah (2 Kor 10:1). Jadi kalau ada orang yang sekedar jatuh ke dalam dosa atau berbuat salah, mereka harus dituntun dengan lembut. Kita tidak boleh berkata-kata kasar kepada mereka.

Lalu kepada orang-orang macam apakah kata-kata yang keras dan kasar diberikan? Dari contoh-contoh yang sudah kita lihat, kelihatannya hanya satu jenis orang yang layak diberikan kata-kata keras dan kasar itu yakni orang-orang yang bersikap munafik yang tanpa keinginan untuk bertobat. Perhatikanlah bagaimana Yesus begitu marah dan mengobrak-abrik Bait Alah karena ada banyak orang munafik di sana. Mereka adalah pencuri-pencuri, perampok-perampok yang menyengsarakan umat tapi melakukan semua itu atas nama agama. Demikian juga dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang dikecam habis-habisan oleh Yesus karena kemunafikan mereka. Karena itulah dalam Mat 23:13-36 Yesus berulang-kali (7 kali) mengucapkan kata kata “hai orang-orang munafik”.

Ya, Yesus bersimpati kepada orang berdosa apalagi kalau mereka mau bertobat tetapi Ia paling membenci mereka yang berdosa / bersalah tetapi pura-pura saleh alias munafik tanpa keinginan bertobat sama sekali. Itulah sebabnya Dia berkata bahwa para ahli Taurat itu seperti kuburan yang dilabur putih sebelah luarnyatetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Karena itu berhati hatilah terhadap bahaya kemunafikan karena itu adalah dosa yang paling dibenci oleh Tuhan.

c.       Motivasi dan tujuan yang dimiliki.

Selain kasus dan orang, hal lain yang penting dalam kaitan dengan penggunaan kata-kata keras dan kasar adalah motivasi dan tujuan. Ingat bahwa kata-kata yang keras dan kasar tidak selamanya adalah jahat jikalau mempunyai motivasi dan tujuan yang benar. Sebaliknya kata-kata yang halus dan lembut belum tentu mempunyai motivasi dan tujuan yang benar dan itu bisa jadi kejahatan.

Dalam kasus kasus di mana para tokoh Alkitab menggunakan kata-kata keras dan kasar, biasanya didorong oleh motivasi cinta akan kebenaran / kesucian / kemurnian dan kasih kepada orang orang yang menjadi korban dari kejahatan orang-orang yang dikecam. Daud mengutuk orang-orang fasik yang menyimpang dan meninggalkan Taurat Tuhan dengan menyebut mereka kurang ajar karena ia mencintai Taurat Tuhan. Demikian juga Yesus yang mengobrak-abrik Bait Allah didorong oleh semangat cinta kepada kebenaran karenanya Dia berkata : “Cinta akan rumah-Mu menghaluskan aku”.

Tadi sudah saya kutipkan kata-kata Calvin yang sangat keras dan kasar terutama kepada Roma Katolik. Tapi apa motivasinya?

Philip Schaff - Calvin, seperti yang diakuinya sendiri, tidaklah bebas dari ketidaksabaran, nafsu dan kemarahan, yang diperhebat oleh kelemahan fisiknya; tetapi ia dipengaruhi oleh semangat yang jujur untuk kemurnian Gereja, dan bukan oleh kebencian / kedengkian pribadi. (History of the Christian Church, vol. VIII, hal. 493).

Philip Schaff – Sikap tidak toleransinya timbul dari intensitas keyakinannya dan semangatnya untuk kebenaran. (History of the Christian Church, vol. VIII, hal. 839).

Dalam kasus Yesus mengobrak-abrik Bait Allah juga, Ia tentu melakukannya demi karena kasih kepada orang-orang yang menjadi korban penipuan dan perampokan di Bait Allah. Selain itu dapat juga dipikirkan tujuan yang mulia dari kata-kata yang keras dan kasar itu yakni adanya suatu perubahan ke arah yang baik dan benar. Jadi motivasi dan tujuan ini perlu dipertimbangkan di dalam mempergunakan kata kata yang keras dan kasar.

Apa yang bisa disimpulkan di sini adalah bahwa penggunaan kata-kata yang keras dan kasar dapat dibenarkan apabila terjadi dalam kasus yang hebat / besar / penting, yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak, digunakan untuk orang-orang yang bersikap munafik dan juga motivasi atau tujuan yang benar  Jikalau 3 hal ini dipenuhi maka kata-kata keras atau kasar bahkan makian sekalipun sama sekali tidak ada salahnya dan itu bukan dosa. Tapi kalau itu hanyalah kasus yang remeh, sasarannya adalah orang biasa yang memang melakukan kesalahan (tanpa kemunafikan di dalamnya) dan motivasi atau tujuannya buruk misalnya untuk membalas dendam, melampiaskan emosi, ingin menghina  /merendahkan, maka kata-kata keras dan kasar yang dipergunakan itu menjadi salah dan bahkan berdosa. Contohnya, adalah salah kalau istri / anak diberikan kata-kata keras dan kasar apalagi makian (dengan menyebut nama binatang) hanya karena nasi yang dimasak hangus atau kesalahan lainnya yang remeh di rumah.

Sekarang marilah kita kembali kepada Ahok dengan semua kata-kata keras / kasarnya, dengan kata-kata kotornya dan “bahasa toilet”-nya. Pikirkan ini, semua kata-kata kasar / keras yang ia lontarkan itu dalam kasus apa? Kasus kecil atau kasus besar? Kasus remeh atau kasus penting? Lalu kata-kata kasar / kerasnya itu ia tujukan pada orang-orang seperti apa? Dan apa motivasi dan tujuan dia di balik semua kata-kata keras dan kasarnya? Saya kira kita semua tahu bahwa kasus yang dihadapinya tergolong kasus yang besar. Jikalau apa yang dituduhkannya benar, maka ini adalah suatu penipuan atau perampokan atau dalam bahasa beliau adalah pembegalan anggaran dan uang rakyat. Dan rakyatlah yang sedang dikorbankan. Orang-orang terhadap siapa kata-kata kasarnya ditujukan dalam kasus ini adalah para wakil rakyat yang kalau benar tuduhannya, maka mereka adalah orang-orang munafik yang katanya mengurusi kepentingan rakyat tapi sebenarnya adalah pencuri dan perampok uang rakyat. Lalu apa motivasi dan tujuannya? Yang ini tentu saja hanya dia dan Tuhan yang tahu persis tetapi minimal dari kata-katanya sekian lama, prinsip-prinsip yang ia tunjukkan, kita dapat menduga adanya motivasi yang benar dan tujuan yang baik demi perubahan bangsa ini. Dari semuanya ini, mengaju pada asumsi bahwa seandainya tuduhan-tuduhan Ahok benar, maka dia memang sama sekali tidak dapat dipersalahkan atas kata-kata kasar / keras yang dikeluarkannya. Tapi kalau tuduhannya salah maka pasti dia juga salah. Prinsip yang sama berlaku bagi semua orang yang mempergunakan kata-kata yang keras dan kasar.

IV. APLIKASI BAGI KITA.

Setelah mempelajari semua prinsip ini maka saya akan berikan beberapa aplikasi bagi kita secara singkat :

·         Jangan mempergunakan kata-kata yang kasar dan keras apalagi makian kalau tidak memenuhi 3 persyaratan yang sudah saya sebutkan tadi.
·      Jangan takut mempergunakan kata-kata yang kasar dan keras apabila memang memenuhi 3 persyaratan tadi. Ingat, dalam kasus-kasus yang besar, kalau saudara terlalu sabar itu justru dikecam Kitab Suci. Sebaliknya yang tidak sabar justru dipuji.

2 Kor 11:4 - Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, ….

·       Jangan cepat-cepat mempersalahkan orang yang mempergunakan kata-kata yang kasar / keras. Selidiki dulu kasusnya, perhatikan kepada orang seperti apakah kata-kata kasar / keras itu ditujukan dan sedapat mungkin mengetahui motivasi dan tujuannya, barulah memberikan penilaian.
·       Kalau saudara sendiri yang dikerasi dan dikasari, perhatikan baik-baik apakah kata-kata kasar dan keras yang ditujukan kepada saudara itu sudah memenuhi 3 persyaratan tadi atau tidak? Kalau memang ya, saudara tidak boleh marah apalagi mendendam, sebaliknya dengan rendah hati menerima itu agar saudara dapat diubahkan oleh Tuhan. Tapi kalau tidak maka suadara diizinkan untuk menanggapi kembali orang yang mengasari / mengerasi saudara itu dengan tetap memperhatikan 3 persyaratan tadi.

Terlepas dari semua itu, sebagai orang Kristen kita harus bangga bahwa ada seorang Kristen bernama Ahok yang dengan begitu berani melawan arus yang besar, membongkar segala kemunafikan, mengungkapkan segala kejahatan , mengecam segala penyelewengan dengan mempertaruhkan segala sesuatu termasuk nyawanya sendiri. Kita harus bangga karena Ahok sedang melakukan apa yang di perintahkan Tuhan Yesus untuk menjadi garam dan terang dunia. Gereja harus berdoa untuk Ahok dan perjuangannya serta meneladani apa yang sudah dilakukan di dalam lingkungan kita masing masing. Dan satu hal yang tidak kalah penting adalah kita harus berdoa agar Tuhan membangkitkan lebih banyak Ahok di dalam bangsa kita, propinsi kita, kota kita atau lingkungan di mana kita ada. Ya, kiranya Tuhan membangkitkan orang-orang yang berani, orang-orang yang berani melawan arus, orang-orang yang berani kasar / keras, berani marah, terhadap segala macam kemunafikan.

Saya akan menutup khotbah ini dengan memberikan kutipan dari Barclay.

William Barclay - Dalam kehidupan Kristen harus ada kemarahan, tetapi kemarahannya haruslah kemarahan yang benar. Watak yang buruk dan sifat pemarah tak dapat dipertahankan, tetapi ada sejenis kemarahan yang diperlukan agar dunia ini tidak menjadi tempat yang lebih jelek. Bersyukurlah bahwa Wilberforce pernah sangat marah karena menentang perdagangan budak, demikian juga Shaftesbury yang sangat marah dalam mengecam ketentuan- ketentuan perburuhan pada abad 19. Tanpa kedua kemarahan itu dunia mungkin sudah dilanda oleh malapetaka yang mencekam. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Galatia Efesus, hal. 232-233)

Barclay lalu menceritakan tentang seorang bernama Dr. Johnson yang kalau ia melihat sesuatu yang salah maka ia akan mengatakannya secara terus terang dan keras. Ketika ia merencanakan untuk menerbitkan bukunya “Tours to the Hebrides” Hannah More memintanya untuk mengurangi bagian-bagian buku yang berisi kecaman-kecaman. Tapi Dr. Johnson menjawabnya : “Aku tidak akan memotong cakarku ataupun mengubah seekor macam menjadi kucing hanya untuk menyenangkan orang”

William Barclay - Dalam hidup ini perlu ada tempat bagi singa yang marah, tetapi kalau singa itu berubah menjadi kucing yang jinak, maka dunia ini akan kehilangan sesuatu….Amarah yang hanya mementingkan diri sendiri dan yang tak dapat dikendalikan adalah dosa yang sangat keji dan karenanya harus dibuang dari kehidupan Kristen. Tetapi amarah yang diarahkan kepada pelayanan Kristus dan sesama merupakan salah satu kekuatan yang sangat dinamis di dunia ini. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Galatia Efesus, hal. 233-234).

Terakhir, saya juga ingin memberikan pesan buat pak Ahok, kalau saja dia mendengarkan khotbah ini nanti (di youtube) atau membacanya di website.

Esra Alfred Soru - Pak Ahok, teruslah berjuang demi kebenaran, jangan takut, ada banyak doa dinaikan buat anda. Tetaplah menjadi singa yang marah dan jangan pernah memotong kuku anda dan menjadi kucing yang jinak. Negeri ini butuh seekor singa yang marah seperti anda dan bukan seekor kucing jinak seperti yang lain.


AMIN








1 komentar:

  1. Terima kasih untuk penjelasannya Pak Esra. Sangat jelas dan mudah dimengerti.

    Salom,
    Sapta P

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)