Alkitab Menentang Perayaan Ulang Tahun ?
Bagian Pertama Dari Tiga Tulisan
Bagian Pertama Dari Tiga Tulisan
Esra Alfred Soru
Sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Ya, Natal memang selalu menarik perhatian kita, membahagiakan kita dan yang paling penting adalah bahwa Natal mengingatkan kepada kita salah satu peristiwa yang paling agung dalam sejarah umat manusia. Allah menjelma menjadi manusia, Allah menyamar menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Karenanya Natal perlu disambut dan dirayakan dan memang setiap tahun Natal disambut dan dirayakan oleh hampir seluruh umat Kristen di seluruh dunia dengan penuh sukacita. Namun demikian sepanjang sejarah ada juga orang-orang atau kelompok tertentu yang menolak merayakan Natal. Di antaranya adalah grup sesat Saksi Yehovah yang bukan saja beranggapan bahwa Natal itu kafir (The Watchtower, 15 Dec 1999, p.8) tetapi juga berasal dari setan. Natal adalah cara Iblis menyesatkan manusia (The Watchtower, December 15, 1983, p. 7). Heran memang bahwa kelompok Saksi Yehovah melarang perayaan Natal dan berpandangan seperti di atas padahal dulunya mereka merayakan Natal juga (The Watchtower Reprints, December 15, 1903, p. 3290 band. Edisi December 1, 1904, p. 3468) bahkan mereka menawarkan publikasi mereka sebagai hadiah Natal (The Watchtower Reprints, November 15, 1907, p. 4094). Kalau memang Natal itu dari setan, permisi tanya, apakah anggota Saksi Yehovah yang dahulu merayakan Natal semuanya masuk neraka? Ah, memang grup sesat yang satu ini ada-ada saja.
Namun demikian, beberapa tahun terakhir ini mulai muncul banyak golongan, aliran, gereja, pendeta dan kelompok Kristen yang mulai meniru grup Saksi Yehuwa ini dengan menolak merayakan Natal bahkan alasan-alasan yang mereka kemukakan persis sama dengan alasan-alasan dari Saksi Yehovah. Apa saja alasan mereka? Ada banyak, tapi saya hanya akan membahas beberapa di antaranya dalam rangkaian tulisan saya beberapa hari ini dan pada bagian pertama tulisan ini kita akan menyimak alasan pertama mereka yakni bahwa Alkitab menentang perayaan ulang tahun. Kita akan lihat nanti apakah alasan-alasan mereka itu masuk akal dan Alkitabiah? Kita juga akan lihat apakah semua kita yang merayakan Natal setiap tahunnya telah tersesat dan menjadi calon penghuni neraka?
Perayaan ulang tahun adalah tradisi kafir
Sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Ya, Natal memang selalu menarik perhatian kita, membahagiakan kita dan yang paling penting adalah bahwa Natal mengingatkan kepada kita salah satu peristiwa yang paling agung dalam sejarah umat manusia. Allah menjelma menjadi manusia, Allah menyamar menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Karenanya Natal perlu disambut dan dirayakan dan memang setiap tahun Natal disambut dan dirayakan oleh hampir seluruh umat Kristen di seluruh dunia dengan penuh sukacita. Namun demikian sepanjang sejarah ada juga orang-orang atau kelompok tertentu yang menolak merayakan Natal. Di antaranya adalah grup sesat Saksi Yehovah yang bukan saja beranggapan bahwa Natal itu kafir (The Watchtower, 15 Dec 1999, p.8) tetapi juga berasal dari setan. Natal adalah cara Iblis menyesatkan manusia (The Watchtower, December 15, 1983, p. 7). Heran memang bahwa kelompok Saksi Yehovah melarang perayaan Natal dan berpandangan seperti di atas padahal dulunya mereka merayakan Natal juga (The Watchtower Reprints, December 15, 1903, p. 3290 band. Edisi December 1, 1904, p. 3468) bahkan mereka menawarkan publikasi mereka sebagai hadiah Natal (The Watchtower Reprints, November 15, 1907, p. 4094). Kalau memang Natal itu dari setan, permisi tanya, apakah anggota Saksi Yehovah yang dahulu merayakan Natal semuanya masuk neraka? Ah, memang grup sesat yang satu ini ada-ada saja.
Namun demikian, beberapa tahun terakhir ini mulai muncul banyak golongan, aliran, gereja, pendeta dan kelompok Kristen yang mulai meniru grup Saksi Yehuwa ini dengan menolak merayakan Natal bahkan alasan-alasan yang mereka kemukakan persis sama dengan alasan-alasan dari Saksi Yehovah. Apa saja alasan mereka? Ada banyak, tapi saya hanya akan membahas beberapa di antaranya dalam rangkaian tulisan saya beberapa hari ini dan pada bagian pertama tulisan ini kita akan menyimak alasan pertama mereka yakni bahwa Alkitab menentang perayaan ulang tahun. Kita akan lihat nanti apakah alasan-alasan mereka itu masuk akal dan Alkitabiah? Kita juga akan lihat apakah semua kita yang merayakan Natal setiap tahunnya telah tersesat dan menjadi calon penghuni neraka?
Perayaan ulang tahun adalah tradisi kafir
Bagi kaum anti Natal, orang Kristen sebenarnya dilarang merayakan hari ulang tahun. Mengapa? Karena menurut mereka perayaan hari ulang tahun sebenarnya berasal dari kegiatan/tradisi kafir. Perhatikan apa yang dikatakan para Saksi Yehovah : “Tidak ada indikasi sama sekali dalam Alkitab bahwa para penyembah Yehovah yang beriman pernah terlibat dalam praktek kafir dengan merayakan hari ulang tahun (Aid to Bible Understanding, 1969 ed., p 237). Mereka juga menulis : “Menurut The World Book Encyclopedia, 'orang Kristen mula-mula tidak merayakan kelahiran [Yesus] karena mereka percaya bahwa merayakan ulang tahun seseorang adalah tanda kekafiran" (The Watchtower, April 15, 1995, p. 30). Dalam website mereka (www.watchtower.org) dikatakan bahwa : “Orang Kristen masa awal tidak merayakan hari ulang tahun. Kebiasaan merayakan hari ulang tahun berasal dari agama-agama palsu zaman purba. Orang Kristen sejati memberi hadiah dan bersukaria bersama pada waktu-waktu lain sepanjang tahun”. Lalu apa hubungannya ini dengan merayakan Natal? Karena Natal sama dengan ulang tahun/hari kelahiran Yesus. Merayakan Natal adalah merayakan ulang tahun/hari kelahiran Yesus. Karenanya merayakan Natal sama dengan melaksanakan praktek atau tradisi kafir. Di sini kita dapat melihat hubungan saling menyebabkan di mana karena perayaan ulang tahun dianggap kafir dan tidak perlu maka perayaan Natal juga demikian. Sebaliknya kalau perayaan Natal saja (kelahiran Yesus Kristus) tidak dirayakan maka kelahiran yang lain tidak perlu dirayakan. Simak apa yang dikatakan para Saksi Yehovah : “Jika kelahiran yang paling penting saja tidak dirayakan (pen. kelahiran Yesus), maka semua kelahiran tidak perlu dirayakan (The Watchtower, May 15, 1995, p. 19). Inilah alasan mengapa orang Kristen tidak boleh merayakan ulang tahun termasuk di dalamnya Natal.
Alasan lain yang dikemukakan untuk menentang praktek perayaan ulang tahun termasuk di dalamnya adalah Natal selain bahwa perayaan ulang tahun itu berasal dari praktek kafir, adalah bahwa dalam Alkitab perayaan ulang tahun hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya pada Allah seperti Firaun dan Herodes dan perayaan ulang tahun itu selalu berakhir dengan pembunuhan. Misalnya pada Ulang tahun Firaun, justru kepala juru roti di gantung. Kej 40:20-22 : ‘Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya : kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka. Demikian juga dengan ulang tahun Herodes di mana Yohanes Pembaptis di penggal. Mat 14:6-11 : Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. (Lihat juga Mark 6 :21-28).
Salah satu tulisan kaum anti Natal di internet dengan judul ‘The Regulative Principle of Worship and Christmas” (www.prcedm.netfirms.com) yang ditulis oleh Brian Schwertley berbunyi demikian “Dan, lebih jauh, kita menemukan kebenaran ini diakui: … di dalam firman Allah, hanya orang-orang berdosa saja, bukan orang-orang percaya, yang merayakan hari kelahiran mereka”. Bandingkan ini dengan pendapat para Saksi Yehovah : “Kedua perayaan hari ulang tahun yang disebutkan dalam Alkitab diadakan oleh orang-orang yang tidak beribadat kepada Yehuwa. (Kejadian 40:20-22; Markus 6:21, 22, 24-27)” (www.watchtower.org). Schwertley melanjutkan : “perayaan ulang tahun yang dicatat dalam seluruh Alkitab hanyalah perayaan ulang tahun dari Firaun (Kej 40:20) dan raja Herodes (Mat 14:6; Mark 6:21). Kedua pesta ulang tahun itu berakhir dengan pembunuhan, pesta ulang tahun Herodes berakhir dengan pembunuhan Yohanes Pembaptis. Hal ini senada juga dengan pendapat Pdt. Jusuf .B.S. dari gereja Bukit Zaitun Surabaya (pengasuh majalah “TULANG ELISA”). Dalam bukunya yang berjudul ‘Tradisi & Kebiasaan’, hal 24-25, ia mengatakan : “Dalam Perjanjian Lama hanya Firaun yang merayakan HUT (Kej 40:20), sedangkan dalam Perjanjian Baru hanya Herodes (Mat 14:6). Ayub dan Yeremia justru mengutuki hari kelahirannya (Ayub 3:3 Yer 20:14). Demikianlah alasan dan argumentasi kaum anti Natal. Alkitab melarang perayaan ulang tahun. Karenanya merayakan Natal (ulang tahun Yesus) jelas sesat. Perayaan ulang tahun yang tercatat dalam Alkitab hanyalah perayaan orang-orang kafir dan berakhir dengan pembunuhan/kejahatan.
Salah satu tulisan kaum anti Natal di internet dengan judul ‘The Regulative Principle of Worship and Christmas” (www.prcedm.netfirms.com) yang ditulis oleh Brian Schwertley berbunyi demikian “Dan, lebih jauh, kita menemukan kebenaran ini diakui: … di dalam firman Allah, hanya orang-orang berdosa saja, bukan orang-orang percaya, yang merayakan hari kelahiran mereka”. Bandingkan ini dengan pendapat para Saksi Yehovah : “Kedua perayaan hari ulang tahun yang disebutkan dalam Alkitab diadakan oleh orang-orang yang tidak beribadat kepada Yehuwa. (Kejadian 40:20-22; Markus 6:21, 22, 24-27)” (www.watchtower.org). Schwertley melanjutkan : “perayaan ulang tahun yang dicatat dalam seluruh Alkitab hanyalah perayaan ulang tahun dari Firaun (Kej 40:20) dan raja Herodes (Mat 14:6; Mark 6:21). Kedua pesta ulang tahun itu berakhir dengan pembunuhan, pesta ulang tahun Herodes berakhir dengan pembunuhan Yohanes Pembaptis. Hal ini senada juga dengan pendapat Pdt. Jusuf .B.S. dari gereja Bukit Zaitun Surabaya (pengasuh majalah “TULANG ELISA”). Dalam bukunya yang berjudul ‘Tradisi & Kebiasaan’, hal 24-25, ia mengatakan : “Dalam Perjanjian Lama hanya Firaun yang merayakan HUT (Kej 40:20), sedangkan dalam Perjanjian Baru hanya Herodes (Mat 14:6). Ayub dan Yeremia justru mengutuki hari kelahirannya (Ayub 3:3 Yer 20:14). Demikianlah alasan dan argumentasi kaum anti Natal. Alkitab melarang perayaan ulang tahun. Karenanya merayakan Natal (ulang tahun Yesus) jelas sesat. Perayaan ulang tahun yang tercatat dalam Alkitab hanyalah perayaan orang-orang kafir dan berakhir dengan pembunuhan/kejahatan.
Tanggapan
Hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah bahwa ayat-ayat yang dikemukakan oleh kaum anti Natal tersebut (Kej 40:20-22; Mat 14:6-11 dan Mark 6 :21-28) sama sekali tidak berisi larangan apapun terhadap perayaan ulang tahun maupun Natal. Bahkan di seluruh Alkitab tidak ditemukan satu ayat pun yang melarang perayaan ulang tahun. Selain dari itu, pandangan kaum anti Natal (Saksi Yehovah, Pdt. Jusuf B.S, dkk) merupakan pandangan bodoh dan ekstrim. Keekstriman mereka ini terlihat dengan jelas pada waktu mereka secara implisit melarang seseorang merayakan hari ulang tahun (bukan hari ulang tahun Yesus saja, tetapi semua hari ulang tahun), dengan alasan bahwa dalam Alkitab hanya orang jahat yang merayakan hari ulang tahun. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya hermeneutika mereka begitu parah. Ya, sebuah metode penafsiran (hermeneutika) yang fatal. Dengan hermeneutika semacam ini maka seharusnya bukan hanya perayaan ulang tahun/Natal yang dilarang tetapi bisa diterapkan secara lebih luas pada berbagai hal dalam kehidupan kita. Misalnya orang Kristen dilarang untuk mencalak mata/alis, sebab dalam Alkitab hanya dilakukan oleh Izebel yang adalah orang jahat. (2 Raja 9:30 bdk Yeh 23:40). Orang Kristen dilarang untuk menjadi bendahara gereja karena dalam Alkitab hanya dilakukan oleh Yudas Iskariot (Yoh 12:6). Dalam Alkitab memang banyak orang menjadi ‘bendahara negara’ tetapi tidak ada bendahara ‘gereja’, kecuali Yudas Iskariot. (Maka kacaulah keuangan gereja). Orang Kristen dilarang untuk disunat pada usia 13 tahun, karena dalam Alkitab hanya Ismael yang mengalami hal itu (Kej 17:25). Seorang laki-laki dilarang memasakkan makanan untuk ayahnya, karena dalam Alkitab hanya Esau yang melakukan hal itu (Kej 27). Orang Kristen tidak boleh mencucuk daging dengan garpu bergigi 3, karena dalam Alkitab hanya bujang dari Hofni dan Pinehas yang melakukannya (1 Sam 2:13). Seorang raja / presiden tidak boleh berpidato di hadapan pendukung / rakyatnya, karena dalam Alkitab hanya Herodes yang melakukan hal itu (Kis 12:20-23). (Pemilhan umum bisa kacau). Orang Kristen tidak boleh mandi di sungai karena dalam Alkitab hanya puteri Firaun yang melakukannya (Kel 2:5). Naaman bukan mandi, tetapi hanya membenamkan diri di sungai untuk mentahirkan kustanya sesuai dengan perintah Elisa. (maka celakalah yang tinggal di kampung). Begitukah? Di sini nampak bahwa hermeneutika kaum anti Natal sangat lemah dan fatal. Bukankah dengan cara menafsir semacam itu maka ada lebih banyak hal yang tidak boleh dilakukan? Lalu mengapa mereka hanya melarang perayaan ulang tahun dan Natal? Mengapa mereka tidak melarang orang mandi di sungai? Mengapa mereka tidak melarang para pemimpin berpidato? Mengapa mereka tidak melarang pemilihan bendahara gereja? Kok hanya ulang tahun dan Natal yang dilarang? Sungguh sebuah inkonsistensi!
Satu hal yang perlu dipikirkan dengan serius adalah apakah orang Kristen sama sekali tidak boleh melakukan sesuatu hal hanya karena hal itu telah dilakukan oleh orang kafir? Camkanlah, bahwa orang kafir melakukan sesuatu, tidak berarti bahwa orang Kristen tidak boleh melakukan hal itu. Hanya kalau orang kafir melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan, barulah orang Kristen dilarang untuk meniru mereka. Tetapi menyalahkan untuk meniru orang kafir pada saat ia melakukan hal-hal, yang dalam dirinya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai dosa, seperti mandi, makan, belajar, dan juga merayakan hari ulang tahun / pernikahan dsb, merupakan suatu fanatisme picik dan ekstrim! Andika Gunawan menulis : “Hanya karena Firaun dan Herodes melakukan kejahatan di hari ulang tahun mereka, tidak berarti semua ulang tahun adalah salah. Banyak orang bersukacita pada hari kelahiran Yohanes Pembaptis. Luk 1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu” (Saksi-Saksi Yehuwa; Bab. VII, hal. 5).
Lalu bagaimana dengan argumentasi Pdt. Jusuf B.S tentang Ayub dan Yeremia yang justru mengutuki hari kelahirannya? Di sini nampak bahwa hermeneutika Pdt. Jusuf B.S. kacau balau. Ayub dan Yeremia mengutuki hari kelahirannya karena penderitaan yang mereka alami. Jadi, saking menderitanya, mereka berharap mereka tidak pernah dilahirkan, dan itu mereka nyatakan dengan mengutuki hari kelahiran mereka. Jadi kalau ayat-ayat seperti ini dipakai sebagai dasar untuk menentang perayaan hari ulang tahun dan Natal benar-benar adalah suatu pengutipan ayat yang ‘out of context’, (keluar dari konteks) dan lagi-lagi merupakan suatu metode penafsiran yang sangat kacau. Dengan demikian keberatan pertama dari kaum anti Natal ini sama sekali tidak Alkitabiah sekaligus tidak konsisten.
Lihat bagian 2 : Yesus Tidak Dilahirkan 25 Desember?
Hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah bahwa ayat-ayat yang dikemukakan oleh kaum anti Natal tersebut (Kej 40:20-22; Mat 14:6-11 dan Mark 6 :21-28) sama sekali tidak berisi larangan apapun terhadap perayaan ulang tahun maupun Natal. Bahkan di seluruh Alkitab tidak ditemukan satu ayat pun yang melarang perayaan ulang tahun. Selain dari itu, pandangan kaum anti Natal (Saksi Yehovah, Pdt. Jusuf B.S, dkk) merupakan pandangan bodoh dan ekstrim. Keekstriman mereka ini terlihat dengan jelas pada waktu mereka secara implisit melarang seseorang merayakan hari ulang tahun (bukan hari ulang tahun Yesus saja, tetapi semua hari ulang tahun), dengan alasan bahwa dalam Alkitab hanya orang jahat yang merayakan hari ulang tahun. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya hermeneutika mereka begitu parah. Ya, sebuah metode penafsiran (hermeneutika) yang fatal. Dengan hermeneutika semacam ini maka seharusnya bukan hanya perayaan ulang tahun/Natal yang dilarang tetapi bisa diterapkan secara lebih luas pada berbagai hal dalam kehidupan kita. Misalnya orang Kristen dilarang untuk mencalak mata/alis, sebab dalam Alkitab hanya dilakukan oleh Izebel yang adalah orang jahat. (2 Raja 9:30 bdk Yeh 23:40). Orang Kristen dilarang untuk menjadi bendahara gereja karena dalam Alkitab hanya dilakukan oleh Yudas Iskariot (Yoh 12:6). Dalam Alkitab memang banyak orang menjadi ‘bendahara negara’ tetapi tidak ada bendahara ‘gereja’, kecuali Yudas Iskariot. (Maka kacaulah keuangan gereja). Orang Kristen dilarang untuk disunat pada usia 13 tahun, karena dalam Alkitab hanya Ismael yang mengalami hal itu (Kej 17:25). Seorang laki-laki dilarang memasakkan makanan untuk ayahnya, karena dalam Alkitab hanya Esau yang melakukan hal itu (Kej 27). Orang Kristen tidak boleh mencucuk daging dengan garpu bergigi 3, karena dalam Alkitab hanya bujang dari Hofni dan Pinehas yang melakukannya (1 Sam 2:13). Seorang raja / presiden tidak boleh berpidato di hadapan pendukung / rakyatnya, karena dalam Alkitab hanya Herodes yang melakukan hal itu (Kis 12:20-23). (Pemilhan umum bisa kacau). Orang Kristen tidak boleh mandi di sungai karena dalam Alkitab hanya puteri Firaun yang melakukannya (Kel 2:5). Naaman bukan mandi, tetapi hanya membenamkan diri di sungai untuk mentahirkan kustanya sesuai dengan perintah Elisa. (maka celakalah yang tinggal di kampung). Begitukah? Di sini nampak bahwa hermeneutika kaum anti Natal sangat lemah dan fatal. Bukankah dengan cara menafsir semacam itu maka ada lebih banyak hal yang tidak boleh dilakukan? Lalu mengapa mereka hanya melarang perayaan ulang tahun dan Natal? Mengapa mereka tidak melarang orang mandi di sungai? Mengapa mereka tidak melarang para pemimpin berpidato? Mengapa mereka tidak melarang pemilihan bendahara gereja? Kok hanya ulang tahun dan Natal yang dilarang? Sungguh sebuah inkonsistensi!
Satu hal yang perlu dipikirkan dengan serius adalah apakah orang Kristen sama sekali tidak boleh melakukan sesuatu hal hanya karena hal itu telah dilakukan oleh orang kafir? Camkanlah, bahwa orang kafir melakukan sesuatu, tidak berarti bahwa orang Kristen tidak boleh melakukan hal itu. Hanya kalau orang kafir melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan, barulah orang Kristen dilarang untuk meniru mereka. Tetapi menyalahkan untuk meniru orang kafir pada saat ia melakukan hal-hal, yang dalam dirinya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai dosa, seperti mandi, makan, belajar, dan juga merayakan hari ulang tahun / pernikahan dsb, merupakan suatu fanatisme picik dan ekstrim! Andika Gunawan menulis : “Hanya karena Firaun dan Herodes melakukan kejahatan di hari ulang tahun mereka, tidak berarti semua ulang tahun adalah salah. Banyak orang bersukacita pada hari kelahiran Yohanes Pembaptis. Luk 1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu” (Saksi-Saksi Yehuwa; Bab. VII, hal. 5).
Lalu bagaimana dengan argumentasi Pdt. Jusuf B.S tentang Ayub dan Yeremia yang justru mengutuki hari kelahirannya? Di sini nampak bahwa hermeneutika Pdt. Jusuf B.S. kacau balau. Ayub dan Yeremia mengutuki hari kelahirannya karena penderitaan yang mereka alami. Jadi, saking menderitanya, mereka berharap mereka tidak pernah dilahirkan, dan itu mereka nyatakan dengan mengutuki hari kelahiran mereka. Jadi kalau ayat-ayat seperti ini dipakai sebagai dasar untuk menentang perayaan hari ulang tahun dan Natal benar-benar adalah suatu pengutipan ayat yang ‘out of context’, (keluar dari konteks) dan lagi-lagi merupakan suatu metode penafsiran yang sangat kacau. Dengan demikian keberatan pertama dari kaum anti Natal ini sama sekali tidak Alkitabiah sekaligus tidak konsisten.
Lihat bagian 2 : Yesus Tidak Dilahirkan 25 Desember?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)