20 Juni 2012

FITNAH SUHENTO LIAUW TENTANG PDT. STEPHEN TONG

By. Pdt. Budi Asali, M. Div



Saya (Pdt. Budi Asali) menghadiri seminar ttg Eskatologi di Surabaya pd tgl 1 Juni 2012, yg dipimpin oleh Pdt. Suhento Liauw dr GBIA Graphe Jakarta. Dlm seminar itu ia menunjukkan foto di koran (yg sdh di-scan dan dimasukkan ke laptopnya dan lalu ditunjukkan melalui LCD). Dlm foto koran itu, ada tulisan besar2 yg menunjukkan bahwa themanya kira-kira penyatuan / penyamaan Kristen dengan Katolik. Dan dlm foto itu ada 4 org, dan Pdt. Suhento Liauw lalu berkata (sambil menunjuk dg laser pointernya): yang ini James Ryadi (ini memang benar), yang ini siapa? “Stephen Tong” (ini ngawur dan fitnah, itu pasti bukan Stephen Tong). Lalu di koran itu juga ditulis nama Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia.

Tanggapan Budi Asali:

Ini saya protes dalam acara tanya jawab dan saya katakan: ttg foto itu saya pastikan itu bukan Stephen Tong. Mengatakan itu Stephen Tong, dlm kontext spt itu (penggabungan / penyamaan Kristen dg Katolik!) mrpk suatu fitnah! Lalu Pdt. Suhento Liauw bertanya: Kalau demikian itu siapa? Saya jawab: yang satu memang James Ryadi, dan yang satu lagi Yakub Susabda, tetapi tidak ada Stephen Tong! Saya juga jelaskan bahwa Stephen Tong dan Yakub Susabda dulu memang bersatu tetapi sekarang sudah pecah. Sekolah Tinggi Reformed Injili Indonesia dipegang oleh Yakub, sedang punya Pak Tong namanya ‘institute’!

Dia (Suhento) agak malu, lalu bilang kalau fotonya kabur jadi mirip Stephen Tong. Padahal fotonya nggak mirip sama sekali dengan Stephen Tong! Dan kalau memang tidak tahu, lebih baik jangan omong tentang kejelekan orang lain (penggabungan / penyamaan Kristen dg Katolik jelas merupakan sesuatu yang sangat buruk bagi org yg Injili / alkitabiah!), atau itu harus dianggap sebagai FITNAH!

Tulisan saya ternyata lalu ditanggapi oleh seorang murid Suhento Liauw yg mengaku bernama Dji Ji Liong.

Tanggapan Dji:

Saya sekali lagi MENYATAKAN RAGU dan INI TIDAK BISA DIPERCAYA atas koment Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div ini, karena lihat saja pernyataannya di atas: “Themanya kira-kira........(maaf, saya ulangi: “Themanya kira-kira....” )

Mengenai foto di koran itu memang buram (tidak jelas siapa) dan itu memang koran tentang STT Reformed Injili Indonesia, dan kata Dr. Suhento Liauw (ketika saya konfirmasi langsung dengan beliau) beliau berkata: justru yang sebut “Stephen Tong” itu adalah audiens seminar, bukan Dr. Suhento Liauw yg menyebutnya.

Setahu saya: Dr. Suhento Liauw bukanlah tipe orang yg demikian (suka fitnah), apalagi seminar-seminar tersebut biasanya ada direkam, jauhlah kiranya beliau berbuat demikian. (untuk Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div ketahui, bahwa: Kami semua mengasihi Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div, Bapak James Ryadi, Bapak Stephen Tong yg luarbiasa tetap semangat, and we pray for them, we pray for all Indonesian people)

Silahkan pembaca yg menilai sendiri saja! Siapa yg suka fitnah dan tanpa dasar Alkitab! Dan siapa yg mengasihi sesuai perintah Tuhan!.

Tanggapan balik dr Budi Asali thdp Dji Ji Liong:

Pertama, anda tak hadir dlm acara itu, bukan? Lalu anda bisa lebih menilai dp saya, yg memang dtg sbg pengamat??? Saya menggunakan kata2 ‘kira2’ krn bgm mungkin saya bisa mengingat apa yg tertulis di koran itu kata demi kata (kecuali kalau saya punya photographic memory, yg mana saya tidak punya). Tetapi inti dr yg saya sebutkan secara kira2 itu pasti benar!

Foto di koran itu ‘buram’ hanya bagi org yg kena katarak! Foto itu cukup jelas, dan org yg ditunjuk itu kurus, amat sangat jauh berbeda dg Pdt Stephen Tong, yg boleh dikatakan gemuk / kekar! Dan saya tak percaya Suhento tak tahu bgm wajah Stephen Tong, yg sangat sering muncul dimana2 (koran, TV, baliho, iklan, selebaran dsb).

Kalau dikatakan foto itu ‘tidak jelas siapa’, lalu mengapa Suhento Liauw berani mengatakan ‘Stephen Tong’???

Memang bagi saya tidak jelas org itu siapa, tetapi ini bukan krn foto itu buram, tetapi krn saya memang tak kenal org itu. Hanya satu yg saya pasti: org itu 1000 % bukan Stephen Tong!

Dari kata2mu saya hanya punya tiga alternatif:
1.         Kamu pendusta.
2.         Suhento dustai kamu.
3.         Kalian berdua sama2 pendusta!

Aku, dan 2 jemaatku yg hadir di seminar (nama: Haryo dan Dorce), semuanya yakin bahwa yg mengucapkan kata2 ‘Stephen Tong’ itu adalah Suhento. Dan seandainya memang bukan dia, mengapa dlm acara tanya jawab ketika aku mengecam dia sbg memfitnah Stephen Tong, ia tidak mengatakan bahwa bukan dia yg mengatakan kata2 itu, tetapi peserta seminar? Omong kosong! Kalian mau tutupi fitnah kalian dg suatu dusta???

Dan selain dia tidak menyatakan pada saat itu bahwa yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ bukan dia tetapi audiens, ia lalu bertanya balik kepada saya: ‘Lalu itu siapa?’. Mengapa???? Jelas krn memang dia yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ itu.

Dan hal lain yg membuktikan secara mutlak bahwa kalian memang pendusta adalah apa yg sdh dimasukkan dlm tanggapan Pdt. Esra thdp tulisanmu, yg akan saya berikan di sini juga.


Ini diambil oleh Pdt Esra dr fb nya Dance Suat, seorang penginjil dlm kalangan GBIA Graphe. Dia juga hadir dalam seminar itu. Perhatikan kata2nya dlm fb nya itu, khususnya kata2 yg ada dalam tanda kurung “masalah foto, memang itu kekeliruan. Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut”.

Pertanyaan saya: bgm mungkin Dji Ji Liong, yg mendapatkan info dr Suhento, mengatakan bahwa bukan Suhento yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ tetapi salah satu audiens seminar, sedangkan Ev. Dance Suat mengakui itu sbg suatu kesalahan dan minta maaf? SIAPA PENDUSTANYA???????????

NB: utk Ev. Dance Suat, jgn sdr yg minta maaf, tetapi Suhento yg hrs minta maaf. Dan permintaan maaf jgn ditujukan kepada saya atau pembaca fb mu, tetapi kpd Stephen Tong! Saya bukan apa2nya Stephen Tong, dan bukan saya yg difitnah tetapi Stephen Tong!

Dg adanya fitnahan thdp Stephen Tong, yg adalah Calvinist ini, saya curiga bahwa itu memang merupakan taktik busuk dr Suhento Liauw utk menjelek2kan Calvinsime, dg memfitnah, baik ajarannya, maupun Calvin sendiri, dan org2 Calvinist. Jadi, saya merasa besar kemungkinannya bahwa di tempat lain, khususnya di kandangnya, ia juga memfitnah saya!

Itu alasan saya utk meledakkan hal ini, supaya diketahui semua org, khususnya org2 dr kalangan mrk sendiri, baik GBIA maupun STT mrk, bahwa pdt2 mrk banyak yg mrpk pemfitnah2!

Menurut saya Suhento memang memfitnah. Dan ini bukan kali yg pertama! Dia jg memfitnah Calvin dlm urusan dg Servetus (ini saya balas dlm tanggapan balik saya thdp tulisan Dji Ji Liong). Juga dlm tulisan2 di internet Suhento sangat banyak memfitnah ajaran2 Calvinisme! Memang tulisan di internet sebagian diberi nama penulisnya yaitu Steven Liauw, dan sebagian besar tidak diberi nama. Tetapi yg tidak diberi nama jauh lebih banyak dr yang pakai nama Steven Liauw. Masakan ada org dlm kalangan GBIA Graphe menulis lebih banyak dr Steven dlm web mereka, kecuali org itu adalah Suhento Liauw (bapaknya Steven Liauw)? Dan kalau saya dengar seminarnya saya melihat adanya argumentasi2 dan kalimat2 yg sama antara seminar dan tulisan yg tanpa nama di web itu. Jadi saya yakin itu tulisan Suhento, dan tulisan tololnya sangat banyak memfitnah Calvinisme! Itu sebabnya saya, pd waktu menjawabnya, bicara kasar! Apakah bicara kasar lebih buruk dp memfitnah?? Dan utk Dji Ji Liong, ayo jawab, tolol! Gaya bicara saya kasar, dan kamu suruh pembaca memperhatikan, bgm dg bosmu (atau bos-bosmu) yg suka memfitnah? Ayo, suruh pembaca memperhatikan!

Saya akan buktikan kata2 saya dan menunjukkan banyaknya fitnahan dlm web kalian:

Fitnahan-fitnahan GRAPHE:
1) KALVINIS MENGANGGAP IMAN PERCAYA SEBAGAI SUATU JASA/USAHA, SEDANGKAN NON-KALVINIS MENGATAKAN BAHWA IMAN PERCAYA BUKANLAH USAHA. - Graphe - Liauw.doc.

2)   Oleh karena itu, DALAM THEOLOGI KALVINIS, IMAN BUKAN SYARAT KESELAMATAN, IMAN ADALAH HASIL DARI KESELAMATAN! - Graphe - Liauw.doc.

3)   1. Kalvinis menganggap bahwa jika iman dijadikan syarat keselamatan, itu sama saja dengan menyelamatkan diri sendiri. Iman dianggap sebagai suatu jasa atau usaha dari pihak manusia. - Graphe - Liauw.doc.

4)   Jadi, janganlah ada Kalvinis yang marah jika saya berkata, “allahnya Kalvinis adalah allah yang merencanakan dosa, dan yang mengharuskan manusia berbuat dosa.” Kalau anda Kalvinis, dan anda shock dengan pernyataan ini, maka anda belum tahu pengajaran Kalvinis yang sejati. Ini kata-kata Steven Liauw. - Graphe - Liauw2.doc.

5)   Poin terakhir Calvinisme ini adalah kesimpulan akhir dari seluruh rangkaian nalar John Calvin yang dipungutnya dari Agustinus. Sebagaimana poin satu hingga empat tidak memiliki dasar Alkitab, maka sudah jelas kesimpulan akhirnya juga tidak alkitabiah. - Graphe - Liauw5.doc.

6)   Dasar dari Perseverance of the Saints Calvinisme bukanlah pada ayat-ayat Alkitab tetapi pada jalur nalar mereka yang jika Allah memilih seseorang, menebusnya dengan kematian Yesus Kristus, dan telah menerapkan kepadanya anugerah yang tidak bisa ditolak, maka apapun yang terjadi pada orang tersebut, ia tidak akan binasa lagi. Ia pasti akan masuk Sorga! Itulah jalan nalar Calvinisme yang menjadi dasar konsep Perseverance of the Saints Calvinisme. - Graphe - Liauw5.doc.

7)   Kedua jalan nalar ini didasarkan pada konsep manusia tidak memiliki kehendak bebas untuk menolak anugerah Allah. Bahwa manusia lebih rendah dari anjing, karena najing (anjing) saja bisa memilih mau datang kepada tuannya atau tidak ketika dipanggil namanya’. - Graphe - Liauw5.doc.

8)   Calvinis percaya bahwa manusia yang belum menjadi Kristen tidak memiliki kebebasan untuk menolak anugerah Allah, dan sesudah menjadi Kristen, atau “diselamatkan” ia lebih tidak memiliki kehendak bebas lagi. Ia bagaikan boneka keramik yang jika pecah maka pemiliknyalah yang harus disalahkan. Sehingga keselamatan akhir dari seorang Calvinis sepenuhnya tergantung pada cengkeraman Allah atas dirinya. Kalau kelak ternyata ia gagal masuk Sorga, sepenuhnya bukanlah kesalahannya, melainkan kegagalan Allah. Sekali lagi dasar konsep Perseverance of the Saints Calvinisme adalah manusia tiadk memiliki kehendak bebas, tidak bisa berpikir, atau sekedar boneka. - Graphe - Liauw5.doc.

9)   Sesungguhnya tidak ada seorang Calvinis pun yang dapat memastikan dirinya akan masuk Sorga karena tidak ada seorang calvinis pun yang tahu pasti bahwa dirinya termasuk dalam orang-orang pilihan. Mereka hanya yakin begitu saja bahwa mereka adalah orang-orang pilihan. - Graphe - Liauw5.doc.

10) Karena iman itu adalah pemberian Allah maka adalah tanggung jawab Allah untuk memberikan iman yang kuat, dan kalau ternyata iman seseorang tidak kuat, tentu itu adalah karena Allah telah memberikan iman yang mutunya rendah. Jadi bisa disimpulkan bahwa jika di gereja Reform atau Presbyterian ada anggota-anggota jemaat dengan kondisi keteguhan iman yang bervariasi, itu karena Allah memberikan jenis keteguhan iman yang bervariasi. Pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa Gembala Jemaat tidak perlu mengadakan berbagai usaha pemupukan iman karena menurut mereka iman seseorang sepenuhnya adalah tanggung jawab Allah. Karena Allah yang bertanggung jawab, maka mereka simpulkan bahwa iman seorang yang telah diplih Allah tidak mungkin bisa gagal, bahkan tidak mungkin bisa mundur, karena kalau mereka sampai mundur maka ia bukan orang pilihan, atau Allah gagal menjaga iman orang itu. Tentu mereka akan memilih yang pertama daripada menuduh Allah gagal. - Graphe - Liauw5.doc.

11) Tidak jelas kapan dia diselamatkan karena Calvin sendiri jarang sekali membicarakan pertobatannya. Barangkali ini berhubungan dengan theologinya bahwa bukan manusia yang bertobat, tetapi Allah yang menyelamatkan. - Graphe - Liauw 8.doc.

12) Kasus penganiayaan yang paling terkenal adalah pembakaran terhadap Michael Servetus yang dihukum di Jenewa dengan dukungan penuh dari Calvin. Michael Servetus adalah sahabatnya sendiri yang menerima bukunya mengenai Institutio lalu Servetus menyoret-nyoretnya dan mengembalikannya kepada Calvin. Jhon (John) Calvin marah karena Servetus tidak setuju dengan doktrinnya dan ia menganngap (menganggap) Servetus menentang pemerintah dan konsekuensi orang yang melawan pemerintah adalah hukuman gantung yang sudah menjadi tradisi pada saat itu. Tuduhan terhadap Servetus adalah ajaran sesat, tetapi dalam pengadilan Calvin pura-pura membelanya agar ia tidak dihukum bakar, tetapi dihukum gantung saja. Karena pada saat itu kelompok yang dianggap sesat hukumannya adalah hukuman dibakar, Calvin membelanya dengan tuduhan memberontak kepada pemerintah supaya ia hanya digantung saja (untuk mengelabui dendam atas penolakan Servetus atas doktrinnya). Pada saat itu pemerintah Jenewa selalu meminta nasehat dan masukan kepada Calvin mengenai undang-undang dalam Negara. - Graphe - Liauw 8.doc.

13)      Theologia Calvin:

Karena dibesarkan dalam lingkungan Katolik dan tidak berani mengadakan pemisahan yang sepenuhnya dengan Katolik, maka Calvin seperti juga bapa Reformasi yang lain, hanya melakukan Reformasi. Artinya, mereka melihat Katolik sebagai Gereja yang sebenarnya, tetapi yang telah salah jalan dan perlu reformasi. Yang salah hanya pemimpin pada saat itu bukan doktrinnya. (padahal doktrin inilah biang keroknya) - Graphe - Liauw 8.doc.

14) Baptisan bayi. Walaupun Calvin mengatakan, bahwa baptisan tidak perlu untuk keselamatan, tetapi ia sering tidak konsisten. Sering menghubungkan baptisan dengan pengampunan dosa, kelahiran kembali, dan lain- lain.
Sakramen: Baptisan dan Perjamuan (spiritual presence) sebagai sacramen. Ia mengakui bahwa Baptizo berarti menyelamkan, tetapi tetap mempraktekkan percikan. (anehkan?) - Graphe - Liauw 8.doc.

15)  7. Hiper-Kalvinisme sulit didefinisikan (macam-macam definisi oleh orang yang berdebat), dan sebenarnya hanyalah menerapkan prinsip-prinsip Kalvinisme secara konsisten. - Graphe - Liauw 10.doc.

16)      Nah, orang-orang yang percaya “sekali selamat tetap selamat” (SSTS, tanpa peduli orang itu beriman atau tidak), mereka akan mengatakan bahwa apa yang percaya adalah “keselamatan karena usaha manusia.” - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

17) Doktrin SSTS pada dasarnya menghilangkan kehendak bebas dari manusia ketika ia menjadi percaya. Ironisnya, kehendak bebas ini hanya dihilangkan dalam hal keselamatan. Pendukung SSTS akan mengakui bahwa ada kehendak bebas dalam semua aspek kehidupan lainnya (seorang Kristen dapat mundur imannya, dapat melakukan hal-hal yang menyedihkan hati Tuhan), tetapi sama sekali tidak punya kehendak bebas dalam hal menolak iman yang pernah ia terima. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

18) Pemikiran seperti ini sungguh salah. Jika kita menerapkan logika ini, maka sungguh berbahaya. Jika iman kita sungguh adalah urusan Yesus saja, dan tidak ada tanggung jawab kita, untuk apa dalam Alkitab ada begitu banyak ayat yang menyuruh kita untuk beriman? Ada begitu banyak ayat yang menyuruh kita tetap pada iman. Bukankah Yesus yang beriman untuk kita? Nah, disinilah terlihat kebodohan dari pemikiran seperti ini. Tidak ada orang lain yang dapat beriman untuk orang lain. Ayat ini mengajarkan doktrin bahwa Yesuslah yang memungkinkan adanya iman. Tanpa Yesus, manusia bahkan tidak dapat memilih antara percaya Yesus atau tidak. Tanpa Yesus, tidak ada objek yang dapat kita imani. Yesus pulalah yang memberikan kita kekuatan untuk terus beriman, dan memungkinkan iman kita bertumbuh. Jika kita memegang teguh iman kita, itu adalah karena Yesus! Tetapi tidak berarti kita tidak punya tanggung jawab untuk tinggal dalam iman. Juga tidak berarti kita tidak dapat memilih untuk keluar dari iman. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

19) D. Yang mana yang lebih baik: Mengajarkan orang Kristen bahwa mereka harus memegang iman mereka dengan teguh (pengajaran yang Alkitabiah), atau mengajarkan orang Kristen bahwa tidak peduli apapun juga yang mereka lakukan, mereka akan masuk surga? Dalam hal ini, saya memperhatikan suatu dampak yang sudah dapat diperkirakan: gereja-gereja yang mengajarkan SSTS tidak menekankan pada anggota mereka untuk tetap beriman. Hal ini wajar, karena tidak ada motivasi bagi mereka untuk melakukan hal itu, karena mentalitasnya adalah “toh mereka tidak mungkin meninggalkan iman.” Tetapi, para Penulis Alkitab memiliki pandangan yang berbeda. Banyak sekali ayat yang menghimbau kita untuk bertahan dalam iman, untuk bertahan hingga akhirnya, memegang teguh iman, dsb. Paulus beberapa kali khawatir, bahwa jika orang-orang yang dia menangkan meninggalkan iman, maka segala jerih payahnya menjadi sia-sia. Mentalitas para Penulis Alkitab berbeda jauh dari pada pengajar SSTS. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

Catatan: SSTS = Sekali Selamat Tetap Selamat.

20)  Bisakah disimpulkan bahwa sesungguhnya ada orang yang pada dasarnya tidak ada keinginan masuk Sorga namun apa boleh buat karena telah terpilih maka tidak dapat menolak sehingga terpaksa masuk Sorga? Sebaliknya ada orang yang sangat ingin masuk Sorga namun saying (sayang) sekali ia tidak terpilih dan akhirnya masuk neraka? Sebagian Calvinis mengiyakan dan sebagian membantah. - Graphe - Liauw 12.doc.

21) Dalam pemahaman Kalvinis, manusia tidak mempunyai kehendak bebas yang berhubungan dengan keselamatan dan menuduh mereka yang menekankan manusia bisa beriman percaya keselamatan karena usaha. Padahal usaha tidak sama dengan iman. - Graphe - Liauw 17.doc.

22)  Dalam sistematika teologia Kalvinis malaikat dipercaya yang dipilih dan ada juga yang tidak. Tetapi dalam pemilihan malaikat sifatnya Supralapsarianisme. Yang menjadi permasalahan, banyak orang Kalvinis tidak berani berdiri dalam posisi ini. - Graphe - Liauw 22.doc.

Catatan: nama file di belakang setiap kutipan adalah nama file dlm komputer saya.

Sedikitnya ada 21 fitnahan!!!! Apa komentarmu, anak tolol?



45 komentar:

  1. Wah..terus menerus saling menyerang yo.....udah belajar berpelukkan....duduk sama-sama....saling mengasihi....saling mendoakan....ingat ada yang bertepuk tangan lho...dan alangkah baiknya kalau blog ini berisi tentang yang benar , yang mulia, dan patut di puji....SALAM SATU JIWA

    Mat Drowi...Blitar Jawa Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesalahan memanmg harus diserang apalagi fitnahan. Apakah ada ayat ALkitab yang menyuruh agar kalau ada yang memfitnah satu yang lain, kesalahannya diabaikan dan lalu duduk sama2, saling mengasihi dan mengabaikan kesal;ahan itu? No!

      Hapus
    2. Blog ini justru berisi yang benar. Dan kebenaran itu terliuhat dari kesalahan yang diserang.Kesalahan tidak bisa dibiarkan! iTu benar!

      Hapus
    3. “ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

      Hapus
    4. 100 % setuju kong ci. soalnya panas telinga bacanya . Yang benar ayolah membimbing yang dianggap tidak benar
      ,
      Kol 3:12 ¶ Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. God bless us.

      Hapus
    5. akhirnya hanya tinggal satu nama yang adalah AWAL DAN AKHIR yaitu YESUS


      Hapus
  2. kedatangan Tuhan semakin dekat .antar sesama Pdt aja saling debat dimana hati nurani anda sebagi seorang Hamba Tuhan .sungguh memalukan jika diketahui oleh org orang diluar kristen. maka Tuhanpun bilang " Enyahlah dari hadapnku hai pembuat kejahatan Aku tidak mengenal kamu"
    Janganlah merasa anda paling suci dan paling benar dengan gelar dan segala kepandaian yang anda miliki. untuk Pdt Budi Asali .. pantaskah anda mengeluarkan kata kata Tolol, ... dsb
    Ingat anda seorang cendikiawan,panutan .. Hamba Tuhan macam apa anda ? Sadarkah anda ,Tahukah anda ?Ketika Yesus mengalami penghinaan ,cercaan , diludahi bahkan dibunuh APAKAH DIA MELAWAN atau BALIK MEMBALAS ???
    anda belum mengalami penderitaan seperti Yesus !!!apakah anda bisa seperti Yesus ????anda baru saja debat tentang Iman dan Keselamatan sudah tidak sabar ... pantaskah menjadi seorang hamba Tuhan ?????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuhan Yesus mengecam ahli Taurat dan orang Farisi dengan kata-kata "ular beludak", "kuburan yang dilabur putih", "orang munafik" dstnya.
      Mungkin bagian ini terlewatkan ketika anda membaca alkitab.

      Hapus
  3. Ya, saya percaya kebenaran harus diungkapkan, tapi saya juga percaya bahwa cara pengungkapannya harus dengan cara yang baik. Saya adalah orang Tiberias yang sering kali diserang baik dan dikatakan sesat. Saya tidak menyalahkan, yang saya salahkan adalah cara penyampaiannya.
    Saya sangat setuju dengan Anda, tapi saya tidak setuju dengan kalimat terakhir "Sedikitnya ada 21 fitnahan!!!! Apa komentarmu, anak tolol?".
    Tujuan yang baik hanya akan jadi berguna, jika disampaikan dengan cara yang baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karakter orang berbeda-beda. Menurut saya kata-kata kasar lebih baik dibanding dengan kata-kata halus yang berisi fitnahan.
      Mich (Surabaya)

      Hapus
    2. Saudara Garry Tengker bukannya dari Tibetias kemudian GBI, apakah sekarang kembali ke TIberias (keliatannya kemana anak Pariadji pergi kesitu dia berada)

      Hapus
    3. (keliatannya kemana anak Pariadji pergi kesitu dia berada) kalimat ini juga seperti yang ada di benak saya, beberapa waktu yang lalu dalam blog Garry Tengker dipampang pembelaan mengenai pernikahan anak Pariadji (yang mengakibatkannya bergabung ke GBI) tetapi setelah kembali lagi ke GTI sekarang tidak ada lagi artikel itu

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Serangan dan cemoohan terhadap ajaran-ajaran yang berbeda yang dilakukan oleh Suhento Liauw cs memang sang khas tindak-tanduk kaum fundamentalis. Saya sungguh sangat menghargai usaha Pdt. Budi Asali melakukan penelitian yang memperlihatkan serangan dan cemoohan mereka yang hanya dibangun di atas asumsi nalar fundamentalis bukan pada fakta. Maju terus! Namun, janganlah termakan cara-cara mereka yang memang biasanya suka nyebelin. Mereka kasar dan suka memfitnah itu adalah urusan mereka dan perlu ditegur, tapi kalau sampai melontarkan kata-kata kasar seperti di atas, tidaklah perlu. Semoga, perdebatan Anda dengan beliau, beberapa waktu mendatang, dapat memperlihatkan wajah asli mereka tetapi dalam semangat dan kata-kata yang teduh

    BalasHapus
  5. saya awam... yg saya tahu hanya kerendahan hati dan saling mengasihi. makasih

    BalasHapus
  6. hahahahahahahahaha...........
    kagak malu pa...berantem mulu...padalah kan dasar ajaran kite kasih ....hahahahaha...ketawa guwa jadinya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sekali tidak malu. Justru baru malu jika melihat orang memfitnah sini sana tetapi kita tetap diam saja dengan alasan kasih. Kasih macam apakahg yg membiarkan ketidakbenaran dan fitnahan merajalela?

      Hapus
  7. Salam damai, nama saya Handoko.
    Saya bukan pendeta atau gembala atau romo.

    Karena saya sedang mencari2 contact Pendeta Dr Stephen Tong karena ingin berdiskusi masalah pribadi, secara kebetulan saya menemukan blog ini.

    Pendapat saya pribadi:
    Karakter orang berbeda2, aku setuju.
    Jika pendeta menjelek2an pendeta lain itu melanggar ETIKA.
    Tapi, biar bagaimana pun sadar atau tidak, Pendeta / Gembala, memberi contohkan kepada domba2nya. Kita diajarkan untuk mengasihi dan Yesus mengatakan berapa kali kita harus memaafkan orang lain?

    Stephen Tong, adalah pendeta yg baik, aku tahu itu.
    Tapi tetap saja dia manusia yg pastinya mengalami percobaan. Kita bukan triad / mafia / gangster yg kalau tidak senang lalu kita berantem. Kita wajib menanamkan benih kasih, mau dia pendeta atau hanyalah pengikut.

    Saya mencontohkan "seorang manusia". Dia terkenal baik dan membela negara dan bangsanya. Namanya "Mahatma Gandhi", di negaranya saat itu ia pun dipanggil "ayah". Bagaimanakah dia? Dibunuh!

    Intinya, "manusia" pasti ada yg suka dan ada yg tidak suka. Apa pun alasannya. Tetapi jika kita mau memberi contoh yg benar, tanamkanlah benih kasih seperti apa Tuhan kita Yesus ajarkan.

    Sekali lagi maaf, saya juga bukan orang suci tapi hanya sekedar memberi pendapat pribadi saja dan jika perkataanku menyinggung, sekali lagi aku minta maaf karena saya juga bukan seorang berpendidikan tinggi.

    Terima kasih.
    allclicks@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saudara Handoko S

      Saya tahu bahwa tulisan anda berangkat dari
      "motivasi yang baik"

      saya hanya ingin mengatakan, kasih tidak selalu dinyatakan dengan sikap yang lemah lembut,dengan sopan, dsb. Kasih juga bisa diwujudkan melalui sikap yang keras, tangan besi, disiplin yang tegas.

      Ketika saya masih kecil, saya ingat saya sering dipukul orang tua saya dengan rotan,hal itu disebabkan saya malas belajar dan hobi main PS .Karenannya saya seringkali mengambil rotan tersebut dan menyembunyikannya atau membuangnnya jauh-jauh .
      Dibuang 1 datang 3, dibuang 3 datang 5 .
      pada saat itu saya sangat benci dengan orang tua saya yang sangat kasar, sangat keras, sangat disiplin terhadap saya dengan alasan mendidik, dengan alasan kasih .

      saya anggap itu semua omong kosong, saya hanya tau saya sakit dipukul .

      sekarang setelah saya beranjak dewasa, saya sadar hal itu benar, KARENA KASIH saya DIPUKUL, karena INGIN MENDIDIK saya DIPUKUL, karena takut sya menjadi ANAK yang RUSAK saya DIPUKUL. KARENA INGAT MASA DEPAN SAYA, SAYA DIPUKUL .

      Sekarang saya sadar PUKULAN ITU ADALAH BUKTI KASIH ORANG TUA SAYA .

      bagaimana dengan yang lain ?

      Salam dalam Kristus .

      Hapus
    2. Sdr. Michael Zhang,

      Saya mengalami dipukul ortu waktu kecil. Tetapi saya tidak setuju bhw tindakan keras itu selalu benar. Tergantung motivasi, situasi dan sasaran pukulannya.

      Kesan saya ortu yg ringan tangan itu primitif dan kurang ngerti psikologi anak. Memukul tanpa pikir 2x bisa mengakibatkan anak menderita trauma psikologis, yi. menumbuhkan rasa rendah diri yg kronis.

      Saya kagum akan argumentasi pak Budi Asali mengenai S. Tong dan Confucius. Tapi saya tidak setuju dgn nada bicara pak Budi Asali yg terkesan kasar dan arogan. Tuhan Yesus memang tegas tapi tidak arogan.
      Ingat diskusi nya dgn wanita Samaria di tepi sumur?
      Beliau tidak berkata: "Hati wanita pelacur yg berzinah! Hayo bertobat kalo tidak mau kualat!!!"

      Sebaliknya cara Yesus membuka pembicaraan sangat bijak shg wanita itu tunduk lahir batinnya.

      Pak Budi Asali, anda studi di Amerika tapi masih banyak yg bisa di pelajari secara pribadi. Ingat bhw
      Tuhan menciptakan kita utk kemuliaan Dia, bukan utk memalukan Dia dlm tingkah laku (termasuk tutur kata) kita.

      Hapus
  8. artikel yang sangat bagus sekali om, ..

    BalasHapus
  9. terimakasih untuk pembelajarannya.. Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  10. Seorang pengikut Kristus seharusnya dipanggil untuk serupa dengan Kristus... pohon akan dikenal dari buahnya... segala yang keluar dari mulut meluap dari hati.. Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  11. kita bisa diadili karena ucapan kita...........Maafkan kami Tuhan Yesus, sembah sujud mohon ampun kepada Tuhan Yesus Yang Maha Mulia....

    BalasHapus
  12. kongci (pontianak)
    “ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

    BalasHapus
  13. “ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

    BalasHapus
  14. “ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

    BalasHapus
  15. “ Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:23-26)

    BalasHapus
  16. Pada akhir zaman, kasih sebagian orang sudah menjadi dingin...
    saya hampir ga percaya yg nulis artikel ini adalah orang kristen, pendeta pula.

    BalasHapus
  17. Mungkin pak pendeta lupa dengan ayat ini: pertama tama, tegurlah sodaramu dengan 4 mata, kalo ga bs bawa saksi. Dan saya yakin menegor saudara kita harus dengan kasih, bukan dengan kasar, apalagi mengeluarkan kata "tolol". terlihat sekali anda sangat emosi, kasih itu sabar dan lemah lembut.

    BalasHapus
  18. Kenapa kita yg berkomentar bahwa pdt. Budi kasar membayangkan dgn imajinasi kita sendiri bahwa pdt. budi mengatakan kata-kata tersebut dengan BERTERIAK-TERIAK...dan kesannya jadi kasar....apakah demikian ???? belum tentu demikian saudaraku...padahal itu hanya sebuah tulisan dr pdt. budi terus kita terjemahkan..kadang imajinasi kita yg salah...kebenaran adalah mutlak...kalau kita bodoh dan di katakan tolol apakah salah ??? ataukah kita yang memang TOLOL terus menjadi marah apabila ada orang yang mengasihi saya dengan mengingatkan bahwa kita ini masih bodoh ???? semua terpulang kepada kerendahan hati kita masing2 dlm pembentukan karakter kita di hadapan Tuhan...Tuhan pernah marah...Yesus pernah marah...Roh kudus pernah marah..tetapi hendaklah kemarahan kita adalah kemarahan yang kudus dan untuk kemuliaan Tuhan....Soli Deo Gloria

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika kita pernah diskusi dengan Beliau atau mendengarnya pemaparan beliau, maka intonasi nadanya akan kita tahu ketika ia mengatakan kata "TOLOL" itu.

      Hapus
  19. Menurut saya pak suhento berbicara tentang menuju gereja esa, nah kalo di photo itu pak Suhento ndak pernah bilang Stephen Tong, coba anda berpikir ... wong Pak Suhento saja belum pernah ketemu pak stephen Tong kok bisa bilang photo itu pak Stepen tong. ... ? yang penting kalo tulisan itu tidak sesuai... yah tulis lagi versi anda

    BalasHapus
  20. Jangan kasarlah, nanti bisa merendahkan diri sendiri. Saya orang awam yang kebetulan berkunjung ke blog ini, sangat kaget.

    GBU

    BalasHapus
  21. Lebih baik teguran yang nyata dari pada kasih yang tersembunyi (munafik)
    apa lagi fitnah.....
    Kita tidak dapat menyenangkan semua Orang....

    BalasHapus
  22. Mazmur 128 : 1 says: "Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!"

    BalasHapus
  23. Sebagai SEORANG YG BUKAN CALVINIST saya hanya tertarik dg FITNAH SUHENTO LIAUW TENTANG PDT. STEPHEN TONG dimana Pdt. Budi Asali menghadiri seminar ttg Eskatologi di Surabaya pd tgl 1 Juni 2012, yg dipimpin oleh Pdt. Suhento Liauw dr GBIA Graphe Jakarta..... Sya yakin cerita Pdt. Budi benar adanya; dan saya sangat mengecam cara2 yg tidak benar dalam penyampaian kotbah, pengajaran, seminar, dlsb seperti yg ditulis dalam blog ini!! dan saya sangat mendukung / respect thd Pdt. Budi & tulisannya!!!

    BalasHapus
  24. shaloom...sy numpang lewat...kalau melihat sekilas masalah ini,pertama 1.karena ada akar permasalahannya (sumbunya) yaitu.Pdt.Suhento Liauw dgn mengatakan kalau ajaran pak Pdt.Steven t sesat..tanpa pernah mendengar dengan "benar" kotbah pak Steven.2.Sehingga membuat api yg diam (Pdt.Budi) menjadi terbakar krna kebenaran..itu yg sy tangkap...tdk sepatutnya seorg Pdt.sekaliber suhento membuat tulisan2 tsb..syg reputasi anda jd turun..sedangkan Pdt.Budi sy salut pd anda tentang kebenaran anda,memang harus diluruskan..cuma shrsnya jgn pakai kata tolol!! terlalu tajam..maaf..sblm sy mengenal/mendengar kotbah Pdt.Steven,dulu sy jg terpengaruh oleh teman2 sy,kalau ajaran Pdt.steven itu sesat,ttpi setelah sy meneliti mendengarnya sendiri..woww..kebnarannya luar biasa..& didasari oleh alkitab..mari kita meneliti hukum yg sempurna..sprti di dlm YAKOBUS 1:25..Gbu..

    BalasHapus
  25. "Sedikitnya .................!!!! Apa komentarmu, anak tolol?"

    tanggapan yg mencerminkan klo orangnya sok. apa kelakuan pendeta kyk gitu y???? klo baca setiap komentar atau tanggapan dr Pdt Budi Asali (apa ia pendeta y?)yg bertentangan dengannya selalu memaki orang dengan tolol....tolol.....tolol pada akhir komentarnya. apa tuhan yg jd sesembahannya suka maki orang lain dengan kata tolol y?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Herdiana@yahoo.co.id2 September 2013 pukul 22.38

      Saya fikir dari cerita di atas kita bisa menilai mana yang benar, Jika mengatakan yang lain salah dengan nada atau kata yang kasar, apakah itu menunjukkan mereka memiliki Roh Kudus?

      Saya sangat ragu karena saya sudah banyak mengikuti Seminar yang dilakukan oleh Pak Suhento, dan tidak melontarkan kata kasar terhadap orang yang tidak setuju dengan dia. Walaupun beliau sering menunjuk langsung siapa yang dia maksud.

      Hapus
  26. kasar atau tidak..bukan itu yang penting, yang penting bagaimana hidup kita terbuka akan teguran..yang tidak selalu menyenangkan, tapi berbuahkan kebaikan.

    BalasHapus
  27. Baru-baru ini di Januari 2014, saya baru mendengar seminar dari Bp. Steven Liauw di GBIA Depok. Saya adlh jemaat GPIB Gideon Depok. Pendapat pribadi saya bahwa apa yg disampaikan oleh beliau awalnya baik tetapi tidak begitu sampai pada doktrin Baptisan. Dikatakan oleh beliau bhw Baptis bukan dasar keselamatan tetapi beliau mengatakan Baptisan yg benar adalah selam dan harus selam diluar itu tidak benar (apakah artinya tidak selamat???). Saya menghargai beliau tetapi tidak menyetujui, dan saya tidak mau berdebat tentang doktrin, Saya hanya menyayangkan adanya ketidak sesuain atas statement yg beliau katakan. Tuhn Yesus menyertai kita sekalian. Amin

    BalasHapus
  28. Soal penghakiman ada di tangan Yeshua Hamashiakh ( Yesus Kristus), kita sesame pengikutNYA hanya saling menegur dan membangun .Panduan kita adalah Kitab Suci yg mesti dimengerti dgn pola pikir Hebraik ( Yahudi ). Marah thd kesalahan boleh dan harus....tapi jangan berbuat dosa dengan kata-kata kasar yang membuat sakit telinga orang-orang yg mendengar (dan/atau mata orang -orang yg membaca ).
    Soal Baptisan.....,kalau Yeshua ( Yesus) memberi contoh diselam, ya teladani saja DIA ....kecuali memang hal tsb sedang tidak bisa dilakukan ( misal sakit keras dan hanya bisa berbaring di RS )....
    Mari kita turuti Yeshua/Yesus dalam SEGALA HAL ( KECUALI SATU: Yg tdk mungkin bisa kita lakukan....:peran NYA sebagai DOMBA YG DISEMBELIH utk menghapus dosa manusia ).
    Amin,Shalom

    BalasHapus
  29. Tengkarnya selesai di sini aja, ayo kembali pada tugas kita membawa kabar baik kepada semua orang. Amin.

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)