18 September 2012

SIAPA YANG MENCIPTAKAN ALLAH?


By. Norman Geisler

 
S
iapa yang menciptakan Allah? Tidak ada yang mencipta. Ia tidak diciptakan. Ia telah dan selalu ada. Hanya hal-hal yang memiliki awal seperti dunia - yang memerlukan pencipta. Allah tidak memiliki permulaan jadi Allah tidak perlu diciptakan.

Untuk mereka yang berusia sedikit lebih dewasa, lebih banyak penjelasan yang dapat diberikan. Secara tradisional, kebanyakan ateis yang menolak keberadaan Allah percaya bahwa alam semesta tidak diciptakan; alam semesta telah ada "di sana" selamanya. Mereka mengacu kepada hukum pertama Termodinamika sebagai dukungannya : Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan," kata mereka berkeras. Sebaliknya, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.

Pertama, cara menyatakan hukum pertama itu tidak ilmiah tetapi lebih merupakan sebuah pernyataan filosofis. Ilmu pengetahuan didasarkan atas pengamatan, dan tidak ada bukti pengamatan yang dapat mendukung kata "dapat" atau "tidak dapat" yang dogmatis itu yang dikatakan secara implisit di dalam pernyataan ini. Jadi seharusnya kalimat itu berkata, "[Sejauh yang telah kami amati,] jumlah dari energi aktual yang ada di alam semesta tetap konstan." Oleh sebab itu, tak seorang pun telah mengamati energi baru aktual manapun apakah itu yang muncul menjadi ada, ataupun yang musnah. Ketika hukum pertama itu dimengerti secara benar, hukum tersebut tidak mengatakan apa-apa mengenai alam semesta yang bersifat kekal atau tidak memiliki permulaan. Sejauh yang dimaksud oleh hukum pertama itu energi mungkin atau tidak mungkin telah diciptakan. Hukum ter­sebut hanya mengakui bahwa jika energi diciptakan, maka sejauh yang dapat kita katakan adalah jumlah energi yang sesungguhnya yang telah diciptakan adalah tetap konstan sejak saat itu.

Lebih jauh lagi, mari kita andaikan demi argumentasi yang ada bahwa energi-energi seluruh alam semesta yang kita sebut sebagai kosmos - tidak diciptakan, seperti yang telah dipercaya secara tradisional oleh para ateis. Jika benar demikian, percuma menanyakan siapa yang menciptakan alam semesta. Jika energi adalah kekal dan tidak diciptakan, maka sudah pasti tak seorang pun menciptakannya. Hal tersebut telah dan selalu ada. Namun bagaimanapun, jika percuma bertanya, "Siapa yang menciptakan alam semesta?" karena alam semesta telah dan selalu ada, maka percuma juga untuk bertanya "Siapa yang menciptakan Allah?" karena Ia telah dan selalu ada.

Apabila alam semesta tidak kekal, maka ia membutuhkan sebuah sebab. Pada sisi lain, apabila alam semesta tidak memiliki permulaan, ia tidak membutuhkan sebuah sebab untuk permulaannya. Demikian juga, apabila Allah yang ada adalah Allah yang tidak memiliki per­mulaan, sangat tidak masuk akal untuk bertanya, "Siapa yang men­ciptakan Allah?" Ini merupakan sebuah kesalahan kategori untuk ber­tanya, "Siapa yang menciptakan yang Tidak Diciptakan?" Sama juga seperti orang yang bertanya, "Di manakah istri dari pria lajang itu?"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)