06 Maret 2012

SI BUTA YANG BERKARYA BAGI TUHAN

Tahun 1820 tepatnya tanggal 24 Maret di New York lahirlah seorang anak perempuan dari sepasang suami isteri John dan Mercy yang sangat miskin. Sayang sekali pada umur 6 minggu ia anak ini terserang demam yang hebat yang mempengaruhi saraf matanya. Karena tidak mempunyai biaya berobat, maka orang tuanya mengijinkan seorang untuk mengobatinya dengan cara tradisional yakni menaruh bubur panas pada biji matanya. Ini berakibat santa fatal karena membuat ia buta secara total. Menariknya anak ini sama sekali tidak pernah mengeluh, juga tidak membenci/dendam, kepada tabib dan orang tua yang salah mengobatinya. Ia bahkan menikmati hidupnya sebagai seorang buta dengan gembira. Ia memanjat pohon, berkuda, dll. Ia harus tinggal dengan neneknya karena ayahnya meninggal 1 tahun setelah ia buta, dan ibunya harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di bawah bimbingan neneknya, ia belajar Alkitab dengan tekun. Dalam umur 10 tahun, ia sudah mengetahui seluruh isi Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Keinginan belajarnya yang besar lalu membawa dia untuk belajar di institut bagi orang buta di New York. Ia lulus dari sana lalu menjadi seorang guru. Satu bakatnya yang sangat menonjol sejak kecil adalah menulis puisi, di samping bermain harpa dan piano dan dalam usia 20 tahun ia telah menjadi penulis dan pembaca puisi terkenal di New York. Salah satu puisi masa kecilnya yang ia tulis sebagai berikut :

Oh what a happy soul I am,
Although I cannot see
I am resolved that in this world,
Contented I will be
How many blessings I enjoy
That other people don't
To weep and sigh because I'm blind
I cannot, and I won't

O, betapa bahagia jiwaku
Walau aku tidak dapat melihat
Betapa nyaman dan bahagianya aku
Banyak berkat yang kunikmati
Sementara orang lain tidak
Untuk menangis dan mengeluh karena aku buta
Tidak ingin dan tidak akan kulakukan.

Dalam sebuah kebaktian, ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya (umur 30 tahun). Sejak saat itu ia terus menulis puisi-puisi dan lagu-lagu yang sangat indah yang menunjukkan imannya kepada Yesus Kristus. Sebuah perusahaan lalu meminta dia untuk menulis 4 buah lagu setiap minggu untuk anak-anak Sekolah Minggu. Ia melakukannya dan belakangan ia lalu menjadi seorang pencipta lagu yang sangat tersohor. Setiap kali ia mau menulis lagu, ia selalu berdoa agar Tuhan memberi kepadanya inspirasi. Setelah banyak menghasilkan karya-karya musik dan lagu rohani, ia akhirnya meninggal dunia pada 12 Februari 1915. Ini berarti bahwa ia menderita kebutaan tanpa pernah bisa melihat selama hidupnya yakni 95 tahun. Menariknya ia tidak pernah mengeluh, tidak pernah kecewa dan putus asa, tidak pernah marah dan menyalahkan Tuhan. Ia justru bersyukur dan terus melayani Tuhan dengan kemampuan yang ada padanya. Dalam salah satu biografinya, ia menulis tentang kebutaannya :

”Tuhan, aku ingin menyampaikan perasaan tentang kebutaanku ini. Pada awalnya aku sulit menerima kenyataan ini. Tetapi, aku selalu berusaha dan belajar menerima kondisi ini. Dan akhirnya semuanya berjalan dengan baik. Sekarang aku mensyukuri keadaanku.”

Suatu ketika seorang pendeta menemuinya dan memuji talenta yang dimilikinya, namun sekaligus juga prihatin dengan kondisinya yang buta. Dengan tegas ia berkata : Hal terindah dalam hidupku adalah perkenaan Tuhan atas kebutaan ini’. Ia melanjutkan :

”Sepertinya disengaja dalam anugerah providensia Allah, bahwa saya harus menjadi buta seumur hidup saya, dan saya berterima kasih kepada-Nya untuk pengecualian ini. Jika penglihatan fisik ditawarkan kepada saya besok, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak dapat menyanyikan lagu-lagu pujian untuk memuliakan Allah, jika mata saya mengarahkan diri saya ke hal-hal menarik dan indah dari diri saya”.

Walaupun buta total tapi sepanjang hidupnya ia menghasilkan sekitar 9000 buah lagu rohani dan lagu-lagu hasil ciptaannya bertahan sepanjang zaman bahkan sampai pada zaman kita ini. Beberapa di antaranya adalah :

· Blessed Assurance Jesus is mine…….This is my story this is my song (Kuberbahagia yakin teguh…Aku bernyanyi bahagia…’),

· “Safe in the arm of Jesus…’ (S’lamat di tangan Yesus aman pelukanNya….’),

· “Pass Me Not, O Gentle Savior…’ (Mampirlah dengar doaku Yesus Penebus….’),

· “Jesus, Keep me near the Cross’ (Pada kaki salibMu Yesus kuberlindung…SalibMu, SalibMu….’),

· “Terpujilah Allah besar nikmatnya....”,

· “Puji Yesus, pujilah Juruselamat…”,

· “Kuperlukan Juruselamat agar jangan kusesat…”,

· “Aku milikMu Yesus Tuhanku…”,

· “S’panjang jalan Tuhan pimpin…”,

· dan masih banyak lagi.

Kalau begitu siapakah si buta ini ? Dia adalah Frances Jane Crosby atau yang lebih dikenal dengan nama Fanny Crosby.

Ya ! Fanny Crosby harus menjadi teladan bagi kita semua dalam hal bersyukur ketika menghadapi berbagai macam penderitaan dan terus berkarya melayani Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah diatur oleh Tuhan. Dan Ia berjanji untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya. Karena itu jangan pernah mengeluh dengan apa yang terjadi melainkan belajarlah bersyukur untuk setiap hal yang Ia ijinkan saudara alami.

Rom 8:28 : Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

- AMIN -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)