21 Juni 2009

Tanggapan Balik Atas Jawaban Frans Donald (FD)

Esra Alfred Soru


Monoteisme kongkret?

FD juga berkata : Jelas kekristenan mula-mula adalah monoteisme, bukan Trinitas. Kekristenan awal kitab sucinya adalah Perjanjian Lama (Perjanjian Baru belum ditulis). Apakah Perjanjian Lama memberikan identifikasi adanya konsep ketritunggalan Allah yang dipercayai oleh kekristenan alam pikir Yunani yang berkuasa sampai saat ini? "Perjanjian Lama tegas monoteistik. Allah adalah pribadi tunggal. Tidak ada perpecahan antara tulisan dalam Perjanjian Lama dengan yang ada di Perjanjian Baru. Tradisi monoteistik terus berlanjut. Yesus adalah orang Yahudi, dididik dalam keluarga Yahudi yang membaca Perjanjian Lama. Ajarannya secara mendasar adalah Yahudi; Benar dia menyampaikan pekabaran Injil yang baru tetapi bukan teologia (keAllahan) yang baru" (LL Paine, a Critical History of the Evolution of Trinitarianism, 1902:4)."Tidak ada indikasi dalam Perjanijian Lama tentang pemisahan keAllahan. Ini merupakan salah tempat untuk menemukan doktrin Inkarnasi Allah atau tentang hal-hal trinitas dalam halaman-halamannya" (Encyclopedia of Religion and Ethics, Clark, 1913, jilid 6:254). "Kaum teolog hari ini telah setuju bahwa Kitab-kitab orang Ibrani tidak berisikan dokrtin Trinitas" (The Encyclopedia of Religion, Eliade, 1987, 15:54). Bahkan Katolik sebagai 'pencipta' Trinitas sendiri mengakui bahwa "Doktrin trinitas tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama" (New catholic Encyclopedia, Pub. Guild, 1967:306). Jadi jika kita mendengar kredo iman orang Yahudi : "Dengarlah hai orang Israel , YHWH Allah kita, YHWH itu esa" (Ulangan 6:4), maka pastilah esa itu satu tunggal, bukan Trinitas / Tritunggal! Dari kalimatnya ini jelas bahwa FD tidak memahami doktrin tritunggal. Doktrin tritunggal bukanlah doktrin yang bertentangan dengan tradisi monoteistik. Doktrin tritunggal adalah doktrin monoteistik tapi melihat Allah yang satu itu dalam 3 pribadi berbeda. Allahnya tetap satu. Lalu benarkah statemen FD bahwa dalam PL tidak ada indikasi tentang tritunggal? Benarkah kitab-kitab Ibrani tidak berisikan doktrin tritunggal? Benarkah doktrin trinitas tidak diajarkan dalam PL?

Pertama-tama kita harus ketahui bahwa istilah ”tritunggal” tidak muncul dalam Alkitab namun itu tidak berarti ini bukan ajaran Alkitab. Konsep tentang tritunggal sangat berakar kuat baik dalam PL maupun PB. Memang PL tidak berisikan suatu rumusan yang lengkap tentang tritunggal namun PL berisikan rujukan-rujukan atau indikasi-indikasi yang mengarah pada doktrin tritunggal. Mengapa demikian? Karena hal ini berkaitan dengan konsep wahyu Allah. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia lewat Alkitab yang adalah wahyu khusus-Nya. Meskipun demikian pewahyuan diri Allah ini terjadi secara bertahap. Inilah yang dalam teologi Kristen dikenal dengan istilah ”Progresive Revelation” (wahyu progresif) artinya wahyu yang bersifat semakin maju, makin lama makin jelas, semakin lama muncul penjelasan-penjelasan yang semakin kompleks dan semakin sempurna. Dalam Westminster Confession of Faith, hal. 24 dijelaskan bahwa : ”Allah menyatakan diri-Nya dengan tindakan supernatural dan berbarengan dengan itu Allah secara bertahap memberikan penasfiran verbal yang bertambah”. Stephen Tong menulis : ”Bagaikan sebuah bibit bunga, yang ketika ditanam di tanah, mula-mula timbul daunnya, lalu tangkai, lalu akhirnya keluarlah bunga yang indah. Demikian juga pada waktu Allah memberikan wahyu pengenalan akan diri-Nya, langkah demi langkah semakin lama semakin jelas”. (Stephen Tong; Allah Tritunggal; LRII:2002:35). Nah, doktrin tritunggal merupakan wahyu Allah kepada manusia yang bersifat progresif. Mengapa Allah perlu mewahyukan diri-Nya sebagai tritunggal setara bertahap? Westminster Confession of Faith, menjelaskan : ”Allah bisa saja menyatakan sejak awalnya bahwa di dalam keesaan keberadaan-Nya terdapat tiga pribadi yang berbeda-beda. Tetapi siapa yang dapat memahaminya? (hal. 24). Simak juga penjelasan lanjutan Stephen Tong : ”Pertama-tama Allah memberikan konsep pengenalan terhadap diri-Nya yang paling mendasar, yaitu Allah adalah Allah yang esa. Kemudian maju terus dengan wahyu yang semakin lama semakin jelas sampai kepada pengenalan bahwa Allah yang esa itu adalah Allah yang berpribadi tiga, Allah tritunggal. Tetapi, mengapa tidak dari permulaan Allah menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang mempunyai tiga pribadi? Mengapa Dia memperkenalkan diri-Nya dengan memakai cara memberikan wahyu yang bersifat memaju? Karena Allah ingin mencegah segala kemungkinan dari permulaan manusia sudah menangkap kesan atau konsep yang salah, sehingga jatuh kepada konsep politheisme. Maka monoteisme harus ditegakkan terlebih dahulu. Kepercayaan yang benar bukan kepada tiga allah, melainkan kepada satu Allah yang mempunyai tiga pribadi. Maka kepercayaan kepada Allah yang esa harus ditegakkan lebih dulu, baru setelah itu secara lambat laun manusia diajarkan bahwa Allah yang esa itu mempunyai tiga pribadi di dalam esensi atau substansi (sifat dasar) yang sama dan esa itu”. (Stephen Tong : 35-36). Jadi alasan mengapa kebenaran tritunggal dinyatakan/diwahyukan adalah agar manusia gampang memahaminya dan juga supaya manusia tidak jatuh kepada politeisme. Itu sebabnya kita tidak akan menemukan suatu rumusan yang lengkap tentang doktrin tritunggal dalam PL. Nanti setelah wahyu Allah selesai dengan datangnya PB barulah seluruh konsep tentang diri Allah dinyatakan sebagaimana dikatakan Westminster Confession of Faith (hal. 24) : ”Hanya ketika rencana penebusan Allah digenapi, barulah Allah diketahui seutuhnya”. Seandainya FD memahami konsep ini maka ia tidak akan mengeluarkan kalimat-kalimat seperti yang dikutip di atas.

Karena doktrin tritunggal bersifat ”progresive revelation” maka sekali lagi kita tidak akan menemukan suatu rumusan yang lengkap tentang doktrin tritunggal dalam PL. Meskipun demikian itu tidak berarti bahwa di PL sama sekali tidak mengandung indikasi ke arah kenyataan tritunggal seperti yang dikatakan FD dan juga pendapat-pendapat yang dikutipnya:”Apakah PL memberikan identifikasi adanya konsep ketritunggalan Allah...?, ”Kitab-kitab orang Ibrani tidak berisikan dokrtin Trinitas", ”Doktrin trinitas tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama”. Benarkah yang dikatakan FD? Baiklah saya akan tunjukkan beberapa ayat PL yang memberikan indikasi ke arah doktrin tritunggal dan kita lihat bagaimana cara FD menjawabnya. Kej 1:26 : ”Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,..”. Nah, kata ”KITA” jelas adalah jamak. Coba FD jawab siapakah ”KITA” dalam Kej 1:26 itu? Mau bilang makhluk surgawi? Atau mau bilang majestic plural? Silahkan bilang begitu dan saya akan memberikan tanggapan balik untuk anda! Hal yang sama juga nampak dalam Kej 3:22 dan Kej 11:7. Selain itu silahkan FD jawab, mengapa dalam banyak bagian Alkitab nampak sebutan rangkap tiga seperti dalam Bil 6:24-26 : ”TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”, juga Yes 6:3 : ”Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Dan juga rupanya ada kebiasaan di antara orang-orang Israel menyebut Bait TUHAN juga tiga kali seperti dalam Yer 7:4. Selain itu nampaknya ada pribadi lain di samping Allah (Bapa) yang juga disebut sebagai TUHAN. Kej 19:24 : Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit...” Kelihatan SEOLAH-OLAH ada 2 TUHAN di mana TUHAN yang pertama adalah TUHAN yang menurunkan hujan dan belerang dan TUHAN yang kedua adalah TUHAN yang adalah merupakan asal dari hujan belerang dan api itu. Hos 1:7 : Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka…”. ”Aku” yang berbicara di sini jelas adalah TUHAN sendiri (ay 6) tetapi TUHAN itu akan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Nampak SEOLAH-OLAH ada 2 Tuhan bukan? Maz 45:7-8 (NASB) : "Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee" (Takhta-Mu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu, Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau). Bandingkan dengan Ibr 1:8-9. Kelihatannya ada 2 Allah bukan? Meskipun nampak di sini seperti ada 2 Allah tetapi Allah bukan dua. Allah itu esa (Ul 6:4). Di dalam PB nanti baru kita memperoleh kejelasan bahwa ada 3 pribadi yang disebut secara bersama-sama (Mat 28:19; 2 Kor 13;13) dan memiliki kualitas ilahi yang sama dalam segala hal. Itulah doktrin tritunggal!

Ada satu kalimat FD yang menarik untuk dikaji. FD berkata : ”Yesus adalah orang Yahudi, dididik dalam keluarga Yahudi yang membaca PL. Ajarannya secara mendasar adalah Yahudi; Benar dia menyampaikan pekabaran Injil yang baru tetapi bukan teologia (keAllahan) yang baru" (LL Paine, a Critical History of the Evolution of Trinitarianism, 1902:4)." Sdr. Frans, Yesus memang tidak datang menyampaikan TEOLOGI YANG BARU (dalam artian yang bertentangan dengan konsep monoteisme Yahudi) tetapi Ia menyampaikan TEOLOGI YANG LEBIH LENGKAP yang masih kurang dari konsep monoteisme yang sudah diwahyukan. TEOLOGI YANG LEBIH LENGKAP inilah yang akhirnya menuntaskan wahyu tentang diri Allah di mana ALLAH ITU ESA DALAM TIGA PRIBADI yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus. Apa yang membuat Yesus dibunuh oleh orang Yahudi? Karena Ia dianggap menghujat Allah dengan menyamakan diri-Nya dengan Allah. Kalau Yesus memiliki atau menyampaikan teologi yang sama persis dengan yang dipahami orang Yahudi, lalu mengapa orang Yahudi harus membunuh Dia? Jelas Yesus telah menyampaikan suatu teologia yang berbeda (baca : lebih lengkap) daripada monoteisme Yahudi yang sudah berakar dalam pikiran dan hati orang Yahudi. Kesimpulan ini tidak terbantahkan jika FD memakai alam pikir monoteisme Yahudi seperti yang dipahami orang Yahudi. Kecuali FD telah memakai alam pikir yang lain. Nah sekarang persoalannya adalah apakah FD mau percaya pada orang Yahudi atau pada Yesus? Kalau FD percaya pada orang Yahudi, silahkan bilang bahwa Yesus adalah penghujat Allah, silahkan bilang Dia nabi palsu atau setan atau apa saja sesukamu. Tapi kalau anda percaya pada Yesus, mengapa anda tidak mengakui-Nya sebagai Allah yang sejati? Coba FD anda bagian ini. Saya tunggu!

2 tabiat Yesus

Satu lagi pernyataan FD : Salah satu argumen yang sangat 'konyol' dan dipaksakan oleh Esra adalah teologi filsafat Yunaninya yang menyatakan bahwa Yesus memiliki 2 hakikat: manusia dan ilahi, Yesus adalah Allah-Manusia, Ia adalah Allah yang sejati sekaligus manusia sejati, Ia adalah Allah yang sempurna sekaligus manusia yang sempurna, kalau pikiran ilahi yang timbul, Ia berkata-kata sebagai Allah, kalau pikiran manusianya yang timbul, Ia berkata-kata sebagai manusia. Kalau pikiran ilahinya timbul, Ia menjadi Allah yang Maha Tahu, kalau pikiran manusianya timbul, Ia menjadi tidak maha tahu. Wah! menurut saya, dogma dan filsafat ajaran Pdt. Esra sangat membingungkan umat!” Sdr. Frans, pernyataan ini memperlihatkan betapa dangkalnya pemahaman Kristologi anda. Apa yang saya katakan jelas bersumber dari kenyataan bahwa Yesus adalah Allah. (Jika tidak setuju, silahkan gugurkan dulu argumentasi saya). Jika Yesus adalah Allah dan salah satu sifat Allah adalah tidak berubah maka Allah tidak akan pernah berhenti menjadi Allah. Namun Alkitab juga berkata bahwa Yesus yang adalah Allah itu berinkarnasi menjadi manusia (Yoh 1:14; Fil 2). Pada waktu menjadi manusia maka Yesus benar-benar manusia tapi mengingat bahwa Allah tidak pernah berhenti menjadi Allah maka itu berarti Yesus masih tetap Allah pada saat Ia menjadi manusia. Maka Yesus yang hidup dan berjalan-jalan di Palestina selama 33 tahun itu adalah Allah sekaligus manusia. Apakah ini filsafat Yunani? Apakah ini bukan ajaran Alkitab? Tuduhan semacam itu hanya mungkin datang dari orang yang tidak belajar Kristologi dengan baik makanya menjadi bingung. Bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia tidak perlu dibuktikan lagi. Dan bahwa Ia sungguh-sungguh Allah sudah saya buktikan dan itu sama sekali tidak ditanggapi oleh FD. Maka Yesus adalah Allah-Manusia. Lalu bagaimana dengan pernyataan FD : ”Manusianya tidak maha tahu, tetapi keAllahannya maha tahu, jadi sebenarnya Yesus itu maha tahu apa tidak, pak Esra? Manusianya bisa lapar, tapi keAllahannya tidak, jadi sebenarnya Yesus lapar atau tidak ketika dicobai di padang gurun (Matius 4:2)? Manusia Yesus mengalami rasa ketakutan, tapi keAllahannya tidak bisa takut, jadi sebenarnya Yesus takut atau tidak ketika bergumul di Taman Getsemani (Matius 26:37)? Mr. Frans, anda pernah belajar tentang konsep inkarnasi atau tidak? Anda pernah belajar tentang doktrin ”Comunicatio Idiomatum” yang membahas hubungan antara tabiat-tabiat Yesus atau tidak? Filipi 2:5-8 berkata : ”....Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ....”. Kata ”mengosongkan diri” (Yun : ”kenosis”) dalam ayat ini tidak boleh diartikan bahwa Yesus mengosongkan diri dari keallahan-Nya (berhenti menjadi Allah/kehilangan sifat-sifat ilahi-Nya) karena Allah tidak dapat berhenti menjadi Allah. Kalau begitu Yesus mengosongkan diri dari apa? Yesus mengosongkan diri dari penggunaan bebas sifat-sifat ilahi-Nya. Dia adalah Allah yang bebas menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya namun dalam masa inkarnasi Ia dengan rela memutuskan untuk tidak menggunakan hak-hak istimewa yang ilahi seperti kemahakuasan-Nya, kemahahadiran-Nya, kemahatahuan-Nya untuk menjadikan hidup-Nya lebih ringan di bumi. Henry C. Thiessen berkata : ”...sekalipun Ia tidak melepaskan sifat-sifat ilahi-Nya, dengan rela Ia tidak menggunakan beberapa sifat ilahi-Nya agar dapat menjadi sama dengan manusia” (Henry C. Thiessen : Teologi Sistematik, Gandum Mas, 2000:329). Thiessen juga mengutip kata-kata John F. Walvoord : ”Tindakan kenosis dapat dengan tepat diartikan bahwa Kristus tidak melepaskan satu pun sifat ilahi-Nya, tetapi bahwa Ia dengan rela membatasi penggunaan bebas sifat ilahi tersebut sesuai dengan tujuan-Nya untuk hidup di antara manusia dengan segenap keterbatasan mereka”. (Ibid). Dengan demikian pada saat Yesus di bumi Ia tetap MEMILIKI sifat-sifat ilahi-Nya namun Ia baru menggunakannya sejauh hal itu diijinkan oleh Bapa-Nya. Dengan pengertian ini marilah kita menjawab pertanyaan FD : ”Manusianya tidak maha tahu, tetapi keAllahannya maha tahu, jadi sebenarnya Yesus itu maha tahu apa tidak, pak Esra? Yesus tidak mahatahu. Buktinya Ia tidak tahu kapan hari kedatangan-Nya (Mat 24:36) tapi pada saat Bapa mengijinkan Ia dapat dapat menggunakan sifat mahatahu-Nya sehingga Ia menjadi mahatahu (Yoh 2:24-25; 21:17; Luk 6:8).”Manusianya bisa lapar, tapi keAllahannya tidak, jadi sebenarnya Yesus lapar atau tidak ketika dicobai di padang gurun (Matius 4:2)? Jelas Alkitab mengatakan bahwa Dia lapar. Seandainya Ia diijinkan untuk menggunakan sifat ilahi-Nya oleh Bapa maka Ia pasti tidak akan lapar.”Manusia Yesus mengalami rasa ketakutan, tapi keAllahannya tidak bisa takut, jadi sebenarnya Yesus takut atau tidak ketika bergumul di Taman Getsemani (Matius 26:37)? Sebagai manusia Yesus takut tapi Ia bisa saja tidak takut kalau Bapa mengijinkan Ia menggunakan sifat ilahi-Nya. Paham Pak Frans?

Rasul-rasul tidak percaya ?

FD berkata : ”... Paulus menyatakan kondisi manusia Yesus Kristus adalah sama seperti kita, sepenuhnya darah dan daging (Ibrani 2:14). Jadi Yesus adalah Imam Besar yang turut merasakan pencobaan kita dengan cara yang sama (Ibrani 4:15).Yesus adalah sepenuhnya manusia, dan bukan Allah karena Allah tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Oh ya? Paulus dan rasul yang lain memang melihat Kristus sebagai sungguh-sungguh manusia. Tapi apakah itu berarti bahwa mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah? Kalau begitu sekarang bagaimana pendapat FD terhadap pernyataan Paulus sendiri dalam Kol 1:19 : ”Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” dan juga pasal 2:9 : ”Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”

Yesus sama dengan kita?

FD melanjutkan : Kitab suci juga bersaksi bahwa kita manusia akan bisa menjadi SAMA SEPERTI YESUS (1 Yohanes 3:2) berarti jelas Yesus bukan Allah sejati, karena jika Yesus Allah sejati maka tidak mungkin kita manusia bisa jadi sama seperti Yesus, bukan? .... jika menurut Esra: Yesus itu Allah sejati, apakah Esra punya iman untuk jadi seperti Allah??? bukankah impian menjadi seperti Allah adalah impian Lucifer (Yesaya 14:13-14) ? Wah...wah....membaca kata-kata Frans ini membuat saya sangat lucu. Lucu karena melihat bagaimana ia menafsirkan ayat Alkitab (1 Yoh 3:2) seenaknya sendiri tanpa memperhatikan konteksnya. Frans telah memplintir ayat ini semaunya sendiri. Sekarang mari perhatikan konteks ayat ini. 1 Yoh 3:1 berkata : ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang percaya menjadi anak-anak Allah atas kasih karunia Allah. Meskipun demikian seringkali keadaan kita itu tidak terlihat pada saat ini. Ini nyata dalam ayat 1b-21 : ”Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak”. Bagian yang saya garis bawahi itu oleh NIV diterjemahkan sebagai berikut : ‘and what we will be has not yet been made known’ (dan kita akan jadi apa, belum dinyatakan). Jadi bagian ini mau menyatakan bahwa sekalipun kita adalah anak-anak Allah tetapi dunia tidak mengakui hal itu dan tidak memperlakukan kita sebagai anak-anak Allah, karena dunia tidak mengenal Allah (band. Yoh 16:1-3). Meskipun demikian pada saat Yesus datang kedua kalinya, kita akan menjadi seperti Dia seperti dikatakan ayat 2b. : “akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya”. Dari konteksnya jelas tidak dimaksudkan bahwa kita akan menjadi setara dengan Dia / menjadi Allah. Calvin mengatakan bahwa kita tidak akan menjadi setara dengan Dia, karena harus ada perbedaan antara kepala dan anggota-anggota tubuh. Sang rasul mengatakan bahwa kita akan seperti Dia karena Ia akan mengubah tubuh kita yang hina sehingga menjadi seperti tubuh-Nya yang mulia sebagaimana yang dikatakan Fil 3:21 : “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya”. Jadi kita akan sama dengan Kristus dalam hal memiliki tubuh yang serupa dengan Dia dan bukannya menjadi Allah sama seperti Dia. Dengan demikian terlihat bagaimana FD memplintir ayat tersebut hanya untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah. Dengan demikian statement FD : ”bukankah impian menjadi seperti Allah adalah impian Lucifer (Yesaya 14:13-14) ? adalah pernyataan yang salah sasaran. Di bagian akhir tulisannya FD juga berkata : “Para pembaca yang dewasa, sebagai pengikut Kristus, satu hal yang harus kita sama-sama ingat dan sepakati yaitu: "Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak, katakanlah tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari iblis!" (Matius 5:37)”. Dari sini terbukti lagi bagaimana FD terbiasa mengutip/mencomot ayat lepas dari konteksnya demi membenarkan pendapatnya sendiri. Ia lupa bahwa konteks Mat 5:37 yang ia kutip itu adalah masalah sumpah. Ini nampak dalam ayat 34-36 : ”Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, ..... janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun”. Dengan demikian "Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak, katakanlah tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari iblis!" (ay 37) adalah ayat yang harus digunakian dalam masalah sumpah dan bukannya masalah pengajaran doktrin. Sdr. Frans, mungkin anda perlu lagi belajar dasar-dasar hermeneutika agar anda tidak sembarangan mengutip ayat demi kepentingan anda sendiri (melakukan eisegesis) tanpa menghiraukan konteks dari ayat tersebut.

Penutup

Lima hari ini saya telah memberikan tanggapan tuntas terhadap tulisan FD. Tulisan ini akan segera dikirimkan pada FD dan marilah kita menunggu dan melihat bagaimana FD menangapi semuanya itu. Khususnya buat FD, ingatlah bahwa ribuan masyarakat NTT sementara menunggu jawaban anda di Timex. Ribuan masyarakat NTT ingin mengetahui apakah yang anda tulis itu dapat anda pertanggungjawabkan ataukah hanya teori kosong yang dapat menyesatkan. Harap anda dapat segera memberikan tanggapan tanpa memakai debat di Surabaya sebagai alasan. Mohon juga jawaban anda lebih detail. Jawablah semua argumentasi saya! Kalau bisa jangan ada yang terlewatkan/terlupakan/pura-pura dilupakan. Ingat, detail tidak selalu berarti bertele-tele kan? Dan, jangan terlalu lama. Saya tunggu!!! GBU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)