07 April 2012

PENTINGNYA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI DIRI-NYA SENDIRI

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK



Tulisan ini dimuat di Koran Timex, 7 April 2012


Jikalau pada Jumat Agung kita memperingati kematian Kristus, maka pada Minggu Paskah kita memperingati dan merayakan kebangkitan-Nya. Dua fakta (kematian dan kebangkitan Kristus) adalah 2 peristiwa yang paling penting dalam kekristenan. Rasul Paulus berkata dalam 1 Kor 15:3-4 – (3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;…”. Jack Hayford mengatakan : Kebangkitan Kristus merupakan peristiwa paling berharga sepanjang sejarah, dan kematian-Nya merupakan peristiwa yang paling menentukan (Tamu Agung; hal. 117). Bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa peristiwa kebangkitan Kristus, kekristenan sesungguhnya tak pernah ada sebagaimana yang dikatakan Theodorus Harnack : Bagiku, jatuh bangunnya agama Kristen bergantung pada kebangkitan. (Therefore Stand : Christian Apologetics, hal. 437), H. P. Liddon : “Iman terhadap kebangkitan adalah tonggak utama dari iman Kristiani, dan bila ia dihilangkan, semuanya akan hancur berantakan. (Therefore Stand : Christian Apologetics, hal. 577) maupun Mikhael Green : “Tanpa iman terhadap kebangkitan, agama Kristen tidak ada sama sekali. Gereja kristen tidak pernah berdiri, gerakan Yesus akan segera layu seperti benang basah ketika Ia dihukum mati. Jatuh bangunnya agama Kristen bergantung pada kebenaran kebangkitan. Bila anda menolaknya, berarti anda menolak agama Kristen. (Man Alive, hal. 61). Semua yang saya katakan ini hanya untuk menunjukkan kepada kita betapa penting atau vitalnya kebangkitan Kristus.

Kebangkitan Kristus itu penting untuk banyak hal. Tapi dalam tulisan ini saya hanya akan membicarakan pentingnya kebangkitan Kristus bagi diri-Nya sendiri. Biasanya orang membicarakan pentingnya kebangkitan Kristus dalam relevansinya dengan orang percaya. Itu benar, tetapi bagi saya, kebangkitan Kristus pertama-tama memperoleh relevansinya dalam kaitan dengan diri/pribadi Kristus sendiri. Lalu apa pentingnya kebangkitan Kristus bagi diri-Nya? Pertama-tama kita harus tahu bahwa Yesus semasa hidup-Nya memberikan banyak klaim tentang diri-Nya yang tidak pernah diucapkan oleh manusia manapun yang waras. Dia mengklaim bahwa Dia sudah ada sebelum dilahirkan. Yoh 8:58 - Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Dia mengklaim bahwa Dia sudah lebih tua dari dunia ini. Yoh 17:5 - Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Dia mengklaim bahwa Dia datang ke dalam dunia ini untuk membawa misi penyelamatan dunia/manusia. Yoh 12:47 – “….Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Luk 19:10 - Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Dia mengklaim bahwa Dia adalah Anak Allah (Allah adalah Bapa-Nya) dan Dia menyatu dengan Sang Bapa. Yoh 5:18 – “… Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Yoh 10:30 : Aku dan Bapa adalah satu.". Dia mengklaim bahwa Dia berkuasa mengampuni dosa. Mark 2:10 - Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" …” Dia mengklaim bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Mat 12:8 - Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." Dia mengklaim bahwa Dia bisa memerintah malaikat. Mat 13:41 - Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Dia mengklaim bahwa Dia berhak atas penghormatan yang sama dengan yang diterima Allah. Yoh 5:23 - supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Dia meminta orang percaya kepada Allah tapi saat yang bersamaan Dia juga menuntut kepercayaan kepada diri-Nya sendiri. Yoh 14:1 - "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Dan masih banyak klaim-klaim aneh lainnya. Akibat dari klaim-klaim yang aneh dan berani ini maka Dia pernah mau dilempari dengan batu (Yoh 8:58-59), Dia mau dibunuh (Mat 12:8,14), Dia dianggap gila (Mark 3:21), dan Dia dianggap Samaria dan kerasukan setan (Yoh 8:48). Semua klaim Yesus itu tentu mencengangkan kita tetapi yang paling spektakuler dan menantang dari klaim-klaim-Nya adalah Ia mengklaim bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang ketiga. Itu disampaikan secara berulang-ulang kepada murid-murid-Nya. Misalnya dalam Mark 8:31 : Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Lihat juga (Mark 9:31; Mark 10:33-34). Ia katakan itu pada khalayak ramai. Yoh 2:19, 21 – (19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."… (21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Bahkan ini terdengar sampai ke telinga para musuh-Nya. Mat 27:62-63 – (62) “… datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus (63) dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Jadi klaim Yesus bahwa Dia akan bangkit pada hari yang ketiga jelas telah diketahui secara umum. Mengherankan memang bahwa murid-murid melupakan semua klaim ini. (Mungkin karena kesedihan dan ketakutan yang hebat) sedangkan para musuh-Nya mengingatnya dengan baik.

Sebagaimana yang saya katakan tadi, ini adalah klaim yang paling berani. Mengapa? Wilbur M. Smith berkata : “Bahwa Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem untuk menemui ajal bukanlah sesuatu yang luar biasa….Tetapi ketika Dia mengatakan bahwa Dia sendiri akan bangkit kembali dari antara orang mati pada hari ketiga setelah disalibkan, Dia mengatakan sesuatu yang hanya mungkin dikatakan oleh seorang tolol bila Dia masih mengharapkan kesetiaan para murid-Nya, kecuali Dia benar-benar yakin bahwa Dia akan bangkit. Tidak ada seorang pendiri agama pun yang kita kenal yang berani mengatakan hal seperti ini. (A Great Certainty in This Hour of World Crises, hal. 10-11). Smith juga mengatakan : “Kalau saya atau anda mengatakan pada sekelompok teman bahwa kita akan mati, baik karena kekerasan atau secara alamiah pada suatu saat tertentu, tetapi bahwa pada hari yang ketiga setelah kematian kita, kita akan hidup kembali, pasti kita akan dibawa dengan diam-diam oleh teman-teman kita ke rumah sakit jiwa sampai pikiran kita sehat dan normal kembali. Dan ini adalah benar karena hanya orang tolol yang akan mengoceh ke sana kemari bahwa ia akan hidup lagi tiga hari setelah mati, itu hanya diungkapkan oleh orang tolol, kecuali kalau dia tahu bahwa hal ini pasti akan terjadi, …” (Therefore Stand : Christian Apologetics, hal. 364). Sekarang pikirkan, bagaimana seandainya Ia tidak jadi bangkit? Jikalau Ia tidak jadi bangkit maka semua orang akan menuduh Dia sebagai pendusta, penipu besar, penyesat, nabi palsu, guru palsu, Mesias palsu, iblis penipu yang hanya mencari popularitas dan sensasi murahan saja dengan klaim-klaim-Nya itu. Atau bahkan lebih dari itu menganggapnya benar-benar gila/sinting. Jikalau ini yang terjadi maka tidak ada alasan untuk mempercayai semua klaim-Nya yang aneh-aneh tadi atau minimal semuanya itu diragukan. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah bahwa Ia adalah Anak Allah atau Allah. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah bahwa Ia diutus untuk menyelamatkan kita. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah bahwa Ia bisa mengampuni dosa kita. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah kuasa dan kemampuan-Nya di dalam menolong kita. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah janji-Nya untuk memberkati kita. Jikalau Ia tidak bangkit maka ragukanlah semua yang pernah Dia katakan. Dengan kata lain, seluruh reputasi Kristus dipertaruhkan di sini. Kebangkitan menentukan apakah klaim-klaim Kristus yang lain patut dipercaya atau tidak. R. M. Cheyne Edgar berkata : “Inilah seorang guru agama dan dengan berani ia mempertaruhkan seluruh kebenaran pernyataan-Nya pada kemampuan-Nya setelah dibunuh, untuk bangkit kembali dari kubur. Kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa belum pernah sekalipun, sejak dulu sampai sekarang, ada orang yang membuat pernyataan seperti itu….” (Therefore Stand : Christian Apologetics, hal. 364).

Di sinilah titik pentingnya kebangkitan Kristus bagi diri-Nya sendiri. Dan faktanya adalah Dia telah bangkit pada hari yang ketiga seperti yang dikatakan-Nya. Fakta ini meneguhkan kebenaran dari semua klaim Kristus. Jikalau Ia bisa dipercaya dalam hal yang sebesar ini (klaim kebangkitan-Nya), maka tentu Ia bisa dipercaya dalam klaim-klaim lainnya yang lebih rendah dari ini. Wilbur M. Smith kembali berkata : “Kalau Tuhan kita pernah mengatakan berulang kali dengan tegas dan mendetail bahwa setelah pergi ke Yerusalem Ia akan dibunuh, tetapi pada hari yang ketiga ia akan bangkit dari kubur, dan pernyataan itu telah terjadi, maka menurut pendapatku, segala hal lainnya yang pernah Tuhan katakan juga pasti benar. (Therefore Stand : Christian Apologetics, hal. 419). Jadi fakta kebangkitan Kristus menyatakan kepada kita bahwa semua klaim yang pernah keluar dari mulut Kristus dapat dipercaya. Ya! Dia dapat dipercaya. Karena itu percayalah kepada-Nya sungguh-sungguh dan jangan pernah ragukan apa pun yang dikatakan / dijanjikan-Nya. Ketika Ia berkata bahwa Ia sudah menghapus dosa kita, percayalah bahwa dosamu sudah terhapus. Ketika Ia berkata bahwa ia akan membawa kita ke surga-Nya saat kita mati nanti, percayalah bahwa itu pasti terjadi. Ketika Ia berkata bahwa Ia akan menyertai kita sampai kesudahan zaman, dan tidak akan meninggalkan kita sendiri, percayalah bahwa itu benar. Ketika Ia berkata bahwa Ia akan mencukupkan segala kebutuhan kita, percayalah bahwa itu pasti terjadi. Ketika Ia berkata bahwa alam maut tidak akan menguasai gereja-Nya, yakinlah bahwa itu pasti terjadi. Intinya, jangan pernah ragukan apa pun dari Kristus. Percaya saja semua yang dikatakan-Nya karena semua itu telah dibuktikan-Nya. Selamat Paskah!

* Penulis adalah Gembala Jemaat GKIN “REVIVAL” – Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)