By. Pdt. Esra Alfred
Soru, STh, MPdK
Wah 2:8-11 – (8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah
firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: (9)
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah
mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (10) Jangan takut terhadap apa
yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang
dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. (11) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang,
ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Pada bagian sebelumnya (2a), saya
sudah membahas teks ini dalam 2 bagian besar :
a. Kota
dan Jemaat Smirna : di mana kota Smirna
adalah suatu kota yang sangat indah, kota yang sangat maju, tetapi juga kota pluralis yang kafir. Di tengah-tengah kota seperti inilah hidup
suatu gereja Kristen, jemaat Smirna.
b. Penderitaan
Jemaat Smirna : di mana jemaat Smirna mengalami aniaya dari pemerintah
Romawi, mereka mengalami kemiskinan yang hebat dan juga mereka difitnah oleh
orang-orang Yahudi.
Sekarang kita akan melanjutkan
pembahasan kita.
******************
III. PENGHIBURAN
TUHAN BAGI JEMAAT SMIRNA.
Jemaat di
Smirna mengalami penderitaan yang sangat hebat tetapi dalam penderitaan jhebat
seperti itu, Tuhan Yesus memberikan penghiburan bagi mereka. Tuhan tidak pernah
tinggal diam di dalam penderitaan gereja-Nya karena pada hakikatnya semua
kejahatan yang dilakukan terhadap gereja-Nya adalah kejahatan terhadap Dia
sebagai kepala gereja itu. Semua aniaya yang ditimpakan pada gereja adalah
aniaya bagi-Nya. Bandingkan :
Kis 9:1-5 – (1)
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam
Besar, (2) dan meminta surat kuasa dari padanya
untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan
yang mengikuti Jalan Tuhan,
ia menangkap mereka dan membawa
mereka ke Yerusalem. (3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia
sudah dekat kota
itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke
tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya:
"Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku?" (5) Jawab Saulus: "Siapakah Engkau,
Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah
Yesus yang kauaniaya itu.
Dan karena itu
dalam penderitaan yang hebat dari jemaat-Nya, Tuhan pasti memberikan
penghiburan bagi gereja-Nya. Nah kalau begitu penghiburan macam apakah yang
diberikan Tuhan kepada jemaat Smirna?
- Tuhan menyatakan bahwa Ia tahu semua penderitaan mereka.
Wah 2:9 - Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu
…dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi,…
Perlu diketahui
bahwa kata-kata “Aku tahu” dari Tuhan
Yesus ini dipergunakan secara berfariasi dalam surat kepada ketujuh jemaat sesuai dengan
kondisi jemaat masing-masing.
Wah 2:1-2 – (1)
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Efesus:…(2) Aku tahu segala pekerjaanmu:
baik jerih payahmu maupun ketekunanmu….
Wah 2:12-13 –
(12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Pergamus: … (13) Aku tahu
di mana engkau diam, yaitu di sana,
di tempat takhta Iblis;…”
Wah 2:18-19 –
(18) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Tiatira:… (19) Aku tahu
segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun
ketekunanmu…”
Wah 3:1 -
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Sardis:
… Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau dikatakan hidup, padahal engkau
mati!
Wah 3:7-8 – (7)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Filadelfia:… (8) Aku tahu
segala pekerjaanmu: …Aku tahu
bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan
engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Wah 3:14-15 –
(14) "Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Laodikia:…
(15) Aku tahu segala pekerjaanmu:
engkau tidak dingin dan tidak panas….
Semua ini
menunjukkan bahwa apa saja yang terjadi dengan atau di dalam gereja-Nya Tuhan
pasti tahu. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.
Jakob P.D.
Groen – Aku tahu :… Kristus membelah kulit dan
melihat isi kehidupan mereka. Sesudah menyelidiki keadaan jemaat-jemaat, Dia
menasehati mereka. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 39).
Mengapa Tuhan
bisa tahu segala sesuatu yang terjadi di dalam gereja-Nya? Jelas karena Dia
adalah Allah yang Mahatahu, tetapi dari kitab Wahyu sendiri kita mendapati
suatu penglihatan yang menarik dari Yohanes :
Wah 1:12-13 –
(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh
kaki dian dari emas. (13) Dan di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia…
Anak Manusia di
sini jelas adalah Yesus. Dan Yesus berada di tengah-tengah 7 kaki dian emas
itu. Tetapi Ia bukan hanya berada di tengah kaki dian
itu melainkan juga berjalan-jalan di antaranya.
Wah 2:1 -
"….Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara
ketujuh kaki dian emas itu.
TL :
"….Bahwa inilah sabda daripada Dia yang memegang ketujuh bintang di tangan
kanan-Nya itu, yang berjalan ke sana kemari di antara
ketujuh kaki dian emas itu
Jadi Yesus
berjalan ke sana
kemari di antara 7 kaki dian emas itu. Lalu kalau begitu kaki dian emas itu
apa?
Wah 1:20 - Dan
rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki
dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh
jemaat."
Ya! 7 kaki dian
emas itu adalah 7 jemaat yang dibicarakan di dalam kitab Wahyu ini. Dan
dikatakan bahwa Yesus berjalan kian kemari di antara 7 jemaat itu. Ini tidak
boleh diartikan bahwa Kristus hanya berjalan di tengah 7 jemaat ini saja dan
tidak pada jemaat-jemaat yang lain. 7 jemaat ini hanyalah contoh dari gereja
Tuhan di segala tempat dan waktu dan karena itu harus di artikan bahwa Kristus
berada di tengah-tengah dan berjalan di antara semua gereja-Nya tanpa
terkecuali (termasuk gereja kita GKIN “REVIVAL”).
Jadi berjalannya
Kristus di antara 7 kaki dian emas itu berarti bahwa Tuhan Yesus selalu berada
di antara gereja-Nya. Ia tidak pernah meninggalkan gereja-gereja-Nya.
William Barclay – Ia berjalan di
antara ketujuh kaki dian emas itu. Kaki-kaki dian itu adalah jemaat-jemaat.
Ungkapan ini mengatakan kepada kita bahwa Kristus tidak pernah lelah berkarya
di tengah jemaat-Nya. Dia tidak terikat pada satu jemaat saja; di manapun orang
berkumpul untuk menyembah nama-Nya, Kristus ada di sana. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada
Yohanes Pasal 1-5, hal. 90-91).
Jakob P.D. Groen – Bukan hanya
sekedar berjalan-jalan tetapi bergaul dengan mereka. Dia memperhatikan keadaan
ketujuh jemaat. Dia menjaga, melindungi, menolong dan menasihati mereka. (Aku
Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal. 39).
Jadi boleh
dikatakan bahwa karena Kristus terus berjalan di antara gereja-Nya, maka Ia
tahu segala sesuatu yang terjadi di dalam atau yang dialami oleh gereja-Nya. Karena
itu kikalau gereja-Nya menderita, Dia tahu, jikalau gereja-Nya dalam persoalan,
Dia tahu, jikalau gereja-Nya butuh uang untuk pelayanan, pembangunan, IMB, dll,
Dia tahu, jikalau ada dosa dan kemunafikan dalam gereja, Dia tahu, jikalau ada
penipu dan pencuri kolekte di dalam gereja, Dia tahu, jikalau ada kesuaman di
dalam gereja, Dia tahu, jikalau ada perpecahan di dalam gereja, kebencian satu
sama lainnya, saling fitnah dan menjatuhkan, Dia tahu, jikalau ada pelayanan
yang tidak sungguh-sungguh / motivasi yang salah di dalam pelayanan, Dia tahu,
dll.
Homer Hailey: Ia
yang ada di tengah-tengah mereka mengetahui segala sesuatu tentang setiap
gereja dan setiap orang yang membentuk gereja itu; tidak ada apa pun yang
tersembunyi dari mata-Nya, ‘sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab’ (Ibr 4:13). Apakah itu adalah pekerjaan,
kesusahan, atau keadaan sekitar yang sangat berat yang menguji iman dari para
orang kudusNya, Ia tahu! (Revelation, an
Introduction and Commentary, hal. 117-118).
Jikalau Tuhan
tahu semua hal yang terjadi di dalam gereja-Nya, maka Dia juga pasti tahu akan
penderitaan/aniaya yang dialami gereja di Smirna dan karena itu Ia menyatakan
secara eksplisit kepada mereka “Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu …dan fitnah mereka….”. Sesungguhnya inilah
penghiburan bagi jemaat Smirna yang sementara mengalami penderitaan yang hebat.
Bahwa Tuhan tahu penderitaan mereka itu saja sudah cukup memberikan
penghiburan.
Terkadang di
dalam penderitaan dan problem yang hebat, kita membutuhkan orang lain untuk
dapat mendengarkan semua pengeluhan dan rasa sakit kita. Bukan untuk
menyelesaikan problem kita tetapi sekedar untuk mendengarkan saja. Ada yang mengatakan bahwa
seorang psikiater / consoler yang
baik adalah orang yang mempunyai kemampuan / bersedia mendengar semua yang
diceritakan pasiennya tanpa mengguruinya dengan nasihat-nasihat yang banyak. Karena
kebutuhan semacam inilah yang membuat ada banyak orang yang mengeluh karena
tidak ada orang yang mau tahu / mengerti dengan kesulitan yang ia hadapi. Mungkin
karena tidak ada seseorang yang bisa mengerti / dapat menjadi tempat curhat
maka sebagian orang memilih untuk menulis semua yang dialaminya dalam sebuah diary atau buku harian. Tetapi sebagian
yang lain secara diam-diam lalu mengakhiri hidupnya dengan membunuh diri. Contohnya
kasus bunuh diri di kali/jembatan Liliba. Setelah diselidik ternyata diketahui
dari buku hariannya bahwa ia membunuh diri karena hubungan dengan pacarnya
tidak disetujui/direstui orang tuanya.
Tuhan tahu kebutuhan ini dan karena itu dalam penderitaan yang hebat
dari gereja-Nya, Tuhan mengatakan “Aku
tahu kesusahanmu….”. Ini saja sudah merupakan penghiburan besar bagi jemaat
Smirna.
Sebelumnya sudah
saya jelaskan bahwa jemaat Smirna juga mengalami kemiskinan yang sangat hebat.
Dan untuk kemiskinan ini pun, Tuhan Yesus berkata “Aku tahu kemiskinanmu”. Ini juga seharusnya menjadi penghiburan
bagi setiap gereja yang miskin atau juga setiap saudara yang hidup dalam
kemiskinan.
Budi Asali – Tuhan menghibur
orang Kristen di Smirna dengan mengatakan ‘Aku
tahu kemiskinanmu’. Kalau saudara adalah orang Kristen yang miskin, maka
pengetahuan Tuhan akan kemiskinan saudara juga seharusnya menghibur saudara.
Tuhan bukannya melupakan saudara atau keadaan saudara. Sebaliknya Ia
tahu akan keadaan saudara, dan Ia tahu segala kebutuhan saudara (bdk. Mat 6:32b
- “Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
bahwa kamu membutuhkan semuanya itu”), dan pasti akan memberikan kebutuhan
saudara itu pada waktunya.
Tetapi ada satu
hal yang perlu diperhatikan bahwa sekalipun Tuhan mengetahui segala kesusahan
dari jemaat Smirna, pengetahuan ini tidak serta merta membuat Dia mengangkat
atau melenyapkan semua penderitaan mereka. Yesus tidak berkata“Aku tahu kesusahanmu dan karena itu Aku
akan mengangkat kesusahanmu”. Yesus tidak berkata “Aku tahu kemiskinanmu dan karena itu Aku akan menjadikan engkau kaya”.
Tidak! Dia hanya berkata “Aku tahu
kesusahanmu” tanpa mengangkat kesusahan itu. Ia malah menubuatkan datangnya
kesusahan yang baru.
Wah 2:9-10 – (9)
Aku tahu kesusahanmu dan
kemiskinanmu…dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang
Yahudi,…(10) …Sesungguhnya Iblis akan
melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari….”
Beasley-Murray :
Tuhan tahu tentang situasi ini, tetapi Ia tidak mau ikut campur. Ia tidak
membuang kemiskinan mereka, Ia tidak membela pengikut-pengikut-Nya menghadapi
fitnahan orang-orang Yahudi, juga Ia tidak menggagalkan rencana busuk Setan
yang akan menimbulkan pemenjaraan dan kematian bagi beberapa orang. Ia hanya
menguatkan hati mereka untuk bertahan. Mengapa tidak lebih dari ini? Penulis
Kitab Ayub bergumul dengan problem ini, dan begitu juga dengan orang-orang
kudus Allah sejak saat itu. Yohanes tidak memberikan jawaban, tetapi seluruh
kitabnya ditulis dalam keyakinan bahwa Gereja Kristus mempunyai pekerjaan menderita
bersama dengan Tuhannya, supaya gereja itu bisa ikut menikmati kemuliaan-Nya
dalam kerajaan yang telah Ia menangkan untuk umat manusia. (Revelation
: The New Century Bible Commentary on Revelation, hal.81).
Kata-kata ini
khususnya harus direnungkan dan dihayati oleh orang-orang yang menganut
Teologia Kemakmuran atau ajaran yang mengatakan bahwa kalau ikut Kristus semua
problem pasti beres, semua penyakit pasti sembuh dan sebagainya. Karena itu
jangan heran bahwa tidak selamanya Tuhan mengangkat penderitaan saudara. Tidak
selamanya Tuhan mau menyingkirkan kesusahan saudara. Tidak selamanya Tuhan mau
menyembuhkan saudara. Tidak selamanya Tuhan mau menjawab doa saudara. Tuhan
kadang tetap membiarkan saudara berada dalam penderitaan agar saudara mengambil
bagian di dalam penderitaan-Nya dan karena itu juga saudara akan mengambil
bagian dalam kemuliaan-Nya kelak.
1 Pet 4:13 –
“…bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan
Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Karena itu
belajarlah untuk dihiburkan bukan dengan terangkatnya semua penderitaan,
kesusahan dan kemiskinan tetapi dengan fakta bahwa Tuhan benar-benar tahu akan
semuanya penderitaan, kesuahan atau kemiskinan kita. Fakta bahwa Tuhan tahu
semua penderitaan jemaat-Nya sekali lagi adalah penghiburan bagi setiap
kita.
John Stott -
Ini adalah penghiburan yang besar dan manis. Salah satu kebutuhan terbesar kita
dalam kesukaran adalah seseorang kepada siapa kita bisa menceritakan / mensharingkannya. Kita ingin melepaskan
beban kita kepada seseorang yang mengerti. Yesus Kristus adalah penghiburan
dunia yang terbesar.... Betapa pun dalamnya kesedihan kita atau betapa pun
besarnya penderitaan kita, Ia tahu dan peduli. (What
Christ Thinks of the Church, -
hal. 47).
Pada
tahun 1800-an, tepatnya 1819, di Irlandia lahirlah seorang anak yang lalu
diberi nama Joseph M. Scriven oleh orang tuanya. Joseph M. Scriven dibesarkan
dalam keluarga yang cukup berada, dan ia pun mendapat pendidikan yang baik.
Pada tahun 1842 ia tamat dari universitas. Ia hendak melangsungkan
pernikahannya dengan seorang gadis Irlandia yang cantik. Tapi sayang sekali,
sehari sebelum hari perkawinan mereka, gadis tunangan Joseph Scriven mengalami
kecelakaan dan mati tenggelam. Scriven sangat patah hati. Di samping itu, ia
pun mulai menghadapi persoalan dengan keluarganya, karena ia ikut golongan
agama Kristen yang tidak disetujui oleh mereka. Ia pun lalu pindah ke Kanada
(1844) dan menjadi guru di sebuah sekolah, kemudian ia menjadi pendidik khusus
untuk anak-anak dalam sebuah keluarga yang kaya. Di sini ia bertemu dengan
seorang gadis kaya dan bertunangan dengannya. Tapi ia kembali mengalami nasib
sial. Beberapa hari sebelum pernikahan mereka, tunangannya jatuh sakit dan lalu
meninggal. Dalam kesedihan yang sangat Scriven pun menyingkir dari tempat yang ramai.
Ia tinggal seorang diri dalam sebuah pondok di pinggir danau. Uang dan
tenaganya ia gunakan demi orang miskin. Ia mencari anak-anak yatim piatu supaya
dapat ditolongnya. Ia bekerja sebagai tukang kayu sukarela bagi para janda yang
kekurangan. Ia bahkan memberikan pakaiannya sendiri kepada orang-orang yang
lebih memerlukannya. 10 tahun setelah Joseph Scriven pindah ke Kanada, ibunya
di Irlandia sakit keras dan sangat sedih. Ia sama sekali tidak mempunyai cukup
uang untuk pergi ke Irlandia menemani ibunya yang sakit itu namun ia mendapat
akal untuk menghibur ibunya. Seorang diri di kamarnya, ia menuliskan sebuah
syair tentang Yesus yang dapat menjadi sahabat bagi orang-orang yang lemah. Satu
salinan ia kirimkan kepada ibunya di Irlandia. Satu lagi ia simpan, dan segera
melupakannya. Beberapa tahun kemudian, Joseph Scriven sendiri jatuh sakit.
Seorang tetangga yang merawat dia menemukan di kamarnya salinan syair tadi. Ia
senang akan isinya, dan bertanya kepada Scriven tentang sumbernya. Joseph
Scriven lalu menceritakan asal usul karangannya tersebut. Pada waktu yang lain,
seorang tetangga lain lagi bertanya kepada Joseph Scriven, apakah memang dialah
yang mengarang syair itu. Scriven menjawab : "Yah...Tuhan dan saya mengerjakannya bersama-sama." Menjelang
akhir hidupnya, Joseph Scriven tidak lagi memiliki rumah sendiri. Ada kalanya ia menginap
dengan satu keluarga, ada kalanya dengan keluarga yang lain. Pada tahun 1886,
dalam usia 67 tahun, ia sedang tinggal di rumah seorang kawan. Lalu ia jatuh
sakit keras. Kawannya menunggui dia siang dan malam. Tetapi pada suatu malam
kawannya meninggalkan kamarnya sebentar tetapi sekembalinya ia tidak menemukan
Scriven di kamarnya. Teman dan tetangga segera dipanggil. Mereka mulai mencari
Scriven yang hilang itu. Akhirnya mereka menemukan dia dalam sebuah kali yang
tidak jauh dari rumah kawannya. Ia sudah menjadi mayat. Tidak ada seorang pun
yang tahu penyebab kematiannya.
Beberapa
tahun kemudian syair karangan Scriven itu sampai ke tangan seorang ahli musik
Amerika bernama Charles Converse. Dan Charles Converse pun menciptakan nada dan
musik bagi syair tersebut dan menyebut lagu itu sebagai “Lagu Penghiburan
Karangan Orang Sedih." Pada tahun 1875, seorang penginjil bernama Ira D.
Sankey menerbitkan sebuah buku nyanyian rohani dan ia memasukkan “Lagu Penghiburan Karangan Orang Sedih"
itu pada urutan terakhir bukunya. Tidak disangka justru lagu itu lalu menjadi
terkenal kemana-mana sampai ke seluruh dunia. Lalu lagunya bagaimana?
What
a Friend we have in Jesus, all our sins and griefs to bear!
What a privilege to carry everything to God in prayer!
O what peace we often forfeit, O what needless pain we bear,
All because we do not carry everything to God in prayer.
What a privilege to carry everything to God in prayer!
O what peace we often forfeit, O what needless pain we bear,
All because we do not carry everything to God in prayer.
Have
we trials and temptations? Is there trouble anywhere?
We should never be discouraged; take it to the Lord in prayer.
Can we find a friend so faithful who will all our sorrows share?
Jesus knows our every weakness; take it to the Lord in prayer.
Are we weak and heavy laden, cumbered with a load of care?
Precious Savior, still our refuge, take it to the Lord in prayer.
Do your friends despise, forsake you? Take it to the Lord in prayer!
In His arms He’ll take and shield you; you will find a solace there.
Blessed Savior, Thou hast promised Thou wilt all our burdens bear
May we ever, Lord, be bringing all to Thee in earnest prayer.
Soon in glory bright unclouded there will be no need for prayer
Rapture, praise and endless worship will be our sweet portion there.
We should never be discouraged; take it to the Lord in prayer.
Can we find a friend so faithful who will all our sorrows share?
Jesus knows our every weakness; take it to the Lord in prayer.
Are we weak and heavy laden, cumbered with a load of care?
Precious Savior, still our refuge, take it to the Lord in prayer.
Do your friends despise, forsake you? Take it to the Lord in prayer!
In His arms He’ll take and shield you; you will find a solace there.
Blessed Savior, Thou hast promised Thou wilt all our burdens bear
May we ever, Lord, be bringing all to Thee in earnest prayer.
Soon in glory bright unclouded there will be no need for prayer
Rapture, praise and endless worship will be our sweet portion there.
Lagu ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Yesus ada Sobat Kita” atau “Yesus
kawan yang sejati” (Kidung Jemaat No. 453).
Ya! Benar sekali
syair dari Joseph Scriven ini. Yesus adalah Kawan yang sejati bagi kita yang
lemah, tiap hal boleh dibawa dalam doa pada-Nya. Karena itu di dalam
penderitaan yang hebat, di dalam kemiskinan yang mencekik, di dalam fitnahan
yang menyakitkan dan segala kesusahan dalam bentuk apa pun, janganlah saudara
kecewa dan berputus asa, ada Tuhan Yesus yang mengetahui semuanya itu. Ingat
juga sebuah lagu rohani lain yang syairnya berbunyi demikian : “Tuhan Yesus setia Dia sahabat kita, dalam
s’gala susahku, selalu membimbingku. Dia mengerti bahasa, tetesan air mata,
waktu badai mengamuk dan gelombang menderu, Tuhan Yesus setia”.
- Tuhan menyatakan diri sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan bangkit.
Wah 2:8 -
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan
hidup kembali
Tuhan tahu
penderitaan jemaat Smirna dan dalam surat-Nya kepada jemaat ini, ia
mengawalinya dengan menyebut diri-Nya sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”. Kata-kata
ini jelas bukan hanya bertujuan untuk memperkenalkan diri-Nya tetapi ada
kaitannya dengan penderitaan yang dialami jemaat Smirna. Dengan kata lain
kata-kata ini bermanfaat untuk memberikan penghiburan kepada jemaat Smirna di
tengah-tengah penderitaan, kemiskinan dan fitnahan yang mereka alami. Tetapi
bagaimana kata-kata ini bisa menjadi penghiburan bagi jemaat Smirna yang
menderita? Mari kita perhatikan frase demi frase.
§
Yang Awal.
Pulpit Commentary - ‘Aku adalah yang Awal / Pertama’; yaitu
‘Aku adalah kepala dan permulaan dari segala sesuatu; semua diperintah dan
diatur sesuai dengan kehendak-Ku; tidak ada sesuatu yang terjadi secara
kebetulan; tidak ada apa pun yang tertinggal tanpa diurus’.
Jika demikian
maka penderitaan yang dialami oleh jemaat Smirna diatur oleh Tuhan. Penderitaan
mereka ada dalam kontrol Tuhan. Mereka menderita karena Tuhan tetapi mereka
juga tidak mungkin mengalami lebih dari yang sementara mereka derita jika Tuhan
tidak mengijinkannya. Tidak ada yang kebetulan dalam penderitaan mereka.
Ini memang
benar! Penderitaan bahkan mati hidup manusia ada di tangan Tuhan. Jika sudah
saatnya mati orang tidak bisa lari kemana-mana. Tapi jika belum saatnya mati,
tidak akan mungkin bisa mati. Karena itu ketika kita menderita bahkan berada
dalam baha penganiayaan sekalipun, percayalah bahwa semua masih ada ada dalam
kontrol Tuhan. Kesadaran akan hal ini akan membawa penghiburan yang besar bagi
kita.
§
Yang Akhir.
Pulpit Commentary - Dan Yang Akhir’; yaitu ‘Pada waktu
manusia dan Setan telah melakukan segala usaha mereka, dan tidak ada apa pun
yang tersisa yang bisa mereka lakukan, dan mereka akan pergi ke tempat mereka
sendiri, Aku akan tetap tinggal, dan kerajaan-Ku tidak akan berakhir. Karena
itu, ingatlah, Allah yang kekal adalah perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan
yang kekal’.
Ya! Tuhan kita
bukan hanya Tuhan yang mengawali sejarah tetapi juga yang mengakhiri sejarah
tetapi Ia sendiri tidak pernah berawal dan berakhir. Tidakkah mendapatkan
perlindungan dari seorang seperti ini adalah penghiburan besar bagi kita?
§
Yang telah mati dan hidup kembali.
Pulpit Commentary – Yang telah mati’; yaitu ‘Aku telah masuk
ke dalam segala sesuatu yang mungkin ada di depanmu. Aku, oleh kehendak-Ku
sendiri, turun ke dalam kesakitan dan kegelapan kematian; Aku tahu segala
sesuatu tentang hal itu, hai umat-Ku, dan Aku tahu bagaimana perasaanmu, karena
dalam segala hal Aku dicobai seperti engkau. Dan Aku masuk ke dalam kematian
supaya Aku bisa menolongmu dengan lebih baik. Dan lihatlah, Aku hidup! Dosa dan neraka melakukan
yang terburuk terhadap-Ku, tetapi lihatlah, Aku hidup selama-lamanya’.
William
Barclay - Kristus Yang Bangkit adalah
Dia yang telah mengalami hal
terburuk yang dapat dilakukan hidup ini terhadap-Nya. Ia telah mati dalam
derita Salib. Apa pun yang dialami orang Kristen Smirna, pernah dialami Yesus
Kristus. Yesus Kristus dapat menolong, karena Ia tahu hal terburuk dalam
kehidupan dan bahkan telah mengalami pahitnya kematian. Kristus Yang Bangkit
telah menaklukkan hal
terburuk yang dapat dilakukan hidup ini. Ia menang atas derita dan kematian;
dan Ia menawarkan kepada kita jalan menuju hidup yang penuh kemenangan melalui
diri-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal.
121-122).
Ya benar! Kita mungkin takut terhadap kematian tetapi Yesus
sudah pernah mengalaminya dan menang atas maut. Ia bahkan menjamin kemenangan
bagi kita sekalipun kita harus mati. Memang berita tentang penderitaan,
kematian, dan kebangkitan Kristus bukan hanya penting untuk penginjilan, tetapi
juga penting untuk penghiburan, khususnya bagi orang kristen yang menderita /
dianiaya karena Kristus.
- Tuhan mengatakan bahwa mereka kaya.
Wah 2:9 - Aku
tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun
engkau kaya
Tuhan tidak
hanya mengatakan bahwa Ia tahu kemiskinan jemaat Smirna, Ia bahkan memberikan pernyataan bahwa mereka
kaya. Sudah jelas bahwa kaya yang dimaksudkan di sini bukanlah kekayaan secara
materi. Alkitab berulang kali berbicara tentang kekayaan tetapi tidak mengacu
kepada hal-hal materi melainkan kekayaan secara rohani.
Yak 2:5 –
“…Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk
menjadi kaya dalam iman …”
1 Tim 6:18 -
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
1 Kor 1:5 -
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya
dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,
Jadi biarpun
jemaat Smirna sangat miskin tetapi Tuhan memuji mereka juga karena mereka kaya
secara rohani. Ini jelas menunjukkan bahwa kemiskinan tetap memungkinkan orang
Kristen untuk bisa dekat dengan Tuhan, menyenangkan Tuhan, dan memuliakan
Tuhan! Lebih dari itu, orang Kristen Smirna bukan hanya miskin tetapi juga
mengalami banyak penderitaan / kesusahan / penganiayaan. Tetapi mereka toh bisa
menjadi orang-orang yang sangat rohani! Karena itu jangan menjadikan problem
uang atau pun penderitaan sebagai alasan untuk tidak bisa bertumbuh dalam iman!
Kemiskinan memang mempersulit orang Kristen dalam belajar Firman Tuhan (tak
bisa beli buku, dsb), berbakti kepada Tuhan (tak ada mobil / uang
transportasi), melayani Tuhan (karena harus terus bekerja), dsb. Karena itu
kalau orang Kristen bisa tetap setia bagi kepada Tuhan di tengah-tengah
kemiskinannya, maka itu merupakan hal yang luar biasa. Jadi pada waktu orang
Kristen Smirna menghadapi kemiskinan mereka dengan tetap setia kepada Tuhan,
maka faktor kemiskinan itu memberikan nilai tambah terhadap kesetiaan mereka,
dan sekaligus memperkaya mereka secara rohani. Sebaliknya orang kaya bisa lebih
leluasa dalam belajar Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, melayani Tuhan, dsb.
Dan karena itu, orang kaya harus malu kalau, sekalipun mereka tidak mempunyai
problem keuangan, mereka tidak bisa mempunyai rohani sebaik orang yang miskin!
Pujian Kristus
kepada jemaat yang miskin ini juga bisa menjadi penghiburan bagi mereka karena
mereka tahu bahwa Tuhan menilai mereka bukan dari apa yang kelihatan tetapi
dari apa yang tidak kelihatan. Kita mungkin berbeda dalam tingkatan ekonomi
(ada yang kaya ada yang miskin) tetapi pertanyaan yang harus kita renungkan
adalah apakah kita juga kaya di hadapan Tuhan atau tidak?
Luk 12:21 -
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan
harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Demikianlah
penghiburan-penghiburan yang diberikan oleh Tuhan kepada gereja-Nya yang
menderita termasuk bagi kita semua jika kita berada dalam penderitaan. Ia tahu
kesusahan kita, Ia memberikan kekuatan kepada kita bahwa Ia yang mengontrol
jalannya sejarah sebagai Yang Awal dan Yang Akhir di mana tidak ada satu
peristiwa pun yang terjadi secara kebetulan, bahwa Ia telah mati dan bangkit
lagi dan dengan demikian menjamin kemenangan bagi kita yang menderita bahkan
mati karena iman, Ia menilai kita bukan dari apa yang kelihatan secara jasmani,
Ia menilai kita secara rohani. enar
sekali, di dalam penderitaan yang hebat, tekanan hidup yang berat, Ia
memberikan penghiburan abadi bagi gereja-Nya.
2 Tes 2:16 -
Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya
telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan
penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita.
IV. NASIHAT TUHAN
BAGI JEMAAT SMIRNA.
Tuhan bukan
hanya memberikan penghiburan kepada jemaat Smirna tetapi juga memberikan
nasihat kepada mereka di tengah-tengah penderitaan mereka. Lalu nasihat apa
sajakah yang diberikan Kristus kepada mereka?
a. Tuhan menasihati
mereka agar jangan takut.
Wah 2:10 – Jangan takut terhadap apa yang
harus engkau derita! …”
Jadi di dalam
menghadapi penderitaan yang sementara mereka alami, mereka tidak boleh takut.
Demikian juga di dalam menghadapi penderitaan yang akan mereka alami (ayat 10),
mereka juga harus tidak takut. Adanya nasihat untuk jangan takut ini
menunjukkan bahwa keadaan pada saat itu memang menakutkan. Perhatikan bahwa
Tuhan bukan berkata: ‘Jangan takut, karena Aku akan melindungi
sedemikian rupa sehingga engkau tidak akan menderita’! Tetapi Ia
berkata: ‘Jangan takut terhadap apa yang
harus engkau derita!’ Berarti penderitaan itu pasti ada tetapi kita dinasihatkan
agar tidak menjadi takut di tengah-tengah penderitaan. Bandingkan :
1 Pet 3:14
– “…Tetapi sekalipun kamu harus
menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang
mereka takuti dan janganlah gentar”.
Ini tidak
berarti bahwa rasa takut itu benar-benar harus tidak ada di dalam diri kita
pada saat kita menderita karena iman pada Kristus. Kadang rasa takut itu muncul
tanpa bisa dikontrol walaupun kita tahu bahwa kita seharusnya tidak boleh
takut. Steve Gregg mengatakan bahwa arti kata-kata “tidak takut” di sini adalah
bahwa kita tidak boleh menyerah / tunduk terhadap ancaman.
Steve Gregg – Bagaimana pun,
‘tidak takut’ tidak harus berarti tidak adanya rasa takut secara total, tetapi
penolakan untuk menyerah / tunduk pada ancaman / intimidasi, sehingga ancaman
untuk disakiti tidak menyebabkan mereka meninggalkan kewajiban kepada Kristus.
(Revelation: Four Views : A Parallel Commentary, hal. 67).
Jadi biar pun
kita takut menghadapi ancaman-ancaman atas nyawa kita sekalipun, tetapi kita
tidak boleh menyerah dan menyangkali iman kita. Ketidaktakutan semacam ini bisa
ada kalau kita mengingat bahwa Kristus juga sudah mati tetapi Ia sudah bangkit.
H. L. Ellison :
Karena Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, kematian fisik tidak boleh
membuat kita takut, sekalipun itu bisa sangat menyakitkan. (Daily Bible Commentar, hal. 458).
b. Tuhan menasihati
mereka agar mereka setia sampai mati.
Wah 2:10 – “…Hendaklah engkau setia sampai mati,…
Perhatikan bahwa
Yesus tidak berjanji akan menjaga supaya mereka tidak mati dibunuh, tetapi
sebaliknya berkata bahwa mereka harus setia sampai mati. Ini menunjukkan bahwa
bisa saja Tuhan membiarkan seorang Kristen dalam kemiskinan dan penganiayaan /
penderitaan, sampai mati! Bandingkan :
Ibr 11:35-37 –
(35) “…Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka
beroleh kebangkitan yang lebih baik. (36) Ada
pula yang diejek dan didera,
bahkan yang dibelenggu dan
dipenjarakan. (37) Mereka dilempari,
digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing
sambil menderita kekurangan,
kesesakan dan siksaan.
Jakob P.D.
Groen – Hendaklah engkau setia : orang yang
tetap setia mengakui Yesus sebagai Knstus, harus sadar bahwa ada kemungkinan ia
akan dibunun oleh karena kesetiaannya. Orang Kristen tidak perlu mengharapkan
penghormatan atau kekayaan di dunia. Mereka harus selalu bersedia menderita
bahkan mati bagi nama Yesus. (Aku Datang Segera – Tafsiran Kitab Wahyu, hal.
46).
Kata-kata ‘hendaklah engkau setia sampai mati’ di
ini tidak sekedar berarti ‘setialah
sampai kamu mati’ tetapi ‘setialah
sekalipun itu harus dibayar dengan nyawamu’. Dan kesetiaan yang harus
dibayar dengan nyawa ini bukanlah perkara mudah.
Homer Hailey - “Seperti yang diperhatikan oleh Lenski,
adalah mudah untuk menulis tentang hal-hal seperti ini pada saat sedang duduk
dalam ruangan belajar yang menyenangkan, dikelilingi oleh kesenangan hidup
modern dan keadaan hidup yang menyenangkan, tetapi akan sangat berbeda untuk
mempraktekkan nasihat ini di depan penderitaan dan ancaman kematian. (Revelation, an Introduction and Commentary,
hal.127).
Karena itu
jangan terlalu percaya diri pada saat enak / aman, dan sesumbar bahwa saudara berani
mati syahid untuk Kristus. Petrus melakukan itu, dan ia justru menyangkal Yesus
sebanyak 3 kali. Memang di sini diperintahkan untuk setia sampai mati tetapi
tanpa kekuatan dari Tuhan, tidak ada kita yang bisa bertahan. Nasihat untuk
setia ini diberikan kepada kita semua tetapi secara khusus diberikan kepada
jemaat Smirna. Dan beberapa tahun setelah surat
kepada jemaat Smirna ini diterima, terjadilah sebuah peristiwa besar di jemaat
Smirna. Ini terkait dengan seorang yang bernama Polycarpus yang mati syahid.
Kematian syahid dari Polycarpus merupakan ketaatan terhadap kata-kata “hendaklah engkau setia sampai mati” ini.
Berikut ini kisah tentang Polycarpus yang saya ambil dan gabungkan dari
beberapa sumber.
Polycarpus
adalah murid teman sekaligus murid dari rasul Yohanes (cucu murid Tuhan Yesus)
yang pada saat itu menjabat sebagai uskup di gereja Smirna (Ia sudah sangat tua
pada saat itu yakni sekitar 101 tahun). ia juga adalah guru dari salah seorang
bapak gereja yang terkenal yakni Irenaeus. Pada tahun 156 M propinsi Asia dipimpin oleh seorang Gubernur Romawi bernama
Statius Quadratus. Dan pada saat itulah terjadi penganiayaan besar terhadap
jemaat-jemaat Kristen di wilayah Asia Kecil termasuk jemaat Smirna karena
mereka menolak mengakui kaisar Romawi sebagai Tuhan. Ada banyak orang Kristen yang dibunuh pada
masa itu. Sebagai pemimpin jemaat, Polycarpus menjadi sasaran penganiayaan dari
orang-orang kafir dan karena itu maka murid-muridnya lalu mengasingkan dia ke
sebuah tempat persembunyian yang aman walaupun sebenarnya ia tidak mau.
Sepanjang dalam masa persembunyian ini, Polycarpus menghabiskan waktunya untuk
berdoa bagi jemaatnya yang sementara berada dalam aniaya.
Pada suatu hari
ada acara perlombaan umum di stadion olahraga kota Smirna dan entah bagaimana awalnya,
tiba-tiba saja orang-orang mulai berteriak "Enyahlah kaum ateis;
tangkap Polycarpus". Tetapi ketika mereka menyerbu gereja Smirna, Polycarpus tidak didapatnya
di sana. Para serdadu Romawi lalu menangkap salah seorang budak
dan menyiksanya sampai ia terpaksa memberitahukan tempat persembunyian
Polycarpus. Pasukan Romawi pun lalu bergerak menuju tempat persembunyian
Polycarpus tetapi sebelum mereka tiba di tempat tersebut, para murid Polycarpus
sudah mendahului mereka dan hendak membawa lari Polycarpus tetapi kali ini
Polycarpus menolak. Ia berkata pada murid-muridnya bahwa ia telah mendapat penglihatan
dalam mimpinya semalam bahwa bantal yang ditidurinya terbakar api dan itu
sebagai simbol bahwa ia akan dibakar hidup-hidup. Dengan sangat berani
Polycarpus menunggu kedatangan para tentara Romawi yang hendak menangkapnya.
Dan pada saat para tentara itu sudah tiba di depan rumahnya, Polycarpus yang
saat itu berada di lantai 2 menengadahkan wajahnya ke atas sambil berkata : “Jadilah kehendak-Mu”. Ia lalu turun
menemui para tentara yang hendak menangkapnya itu. Satu hal yang menarik
adalah ketika mereka hendak menangkapnya, Polycarpus memerintahkan
murid-muridnya untuk menyediakan makanan dan minuman bagi semua tentara itu dan
apa saja yang mereka perlukan. Ia lalu meminta waktu kepada pemimpin pasukan
itu untuk berdoa selama 1 jam. Tetapi ia berdoa dengan sangat
bersungguh-sungguh sehingga mencapai 2 jam. Ia berdoa sedemikian rupa sampai
dikatakan bahwa orang-orang kafir yang mengawasinya pun tersentuh hati
pemandangan penyembahan seperti itu. Selesai berdoa ia pun digiring menuju
pusat kota
Smirna. Sementara dalam perjalanan, kepala tentara yang sudah jatuh kasihan
kepada Polycarpus berkata kepada : "Apa ruginya mengatakan 'Kaisar adalah Tuhan' dan memberikan persembahan lalu kau dibebaskan?" Namun, Polycarpus
tetap tegak dalam pendiriannya. Ia berkata kepada kepala tentara itu : “Bagiku hanya Yesus Kristuslah Tuhan”. Akhirnya
kereta yang membawa Polycarpus ke kota
pun tiba. Ia digiring ke tengah-tengah stadion olahraga kota
Smirna dan diadili di sana
langsung oleh Gubernur Statius Quadratus. Berikut ini adalah gambar
stadion kota
tempat diadilinya Polycarpus. Dan juga gambar tentang Polycarpus yang diadili
di antara massa
yang ada.
Pada saat ia memasuki arena itu ada suara dari sorga yang
mengatakan, "Kuatkan hatimu
Polycarpus dan hadapi orang itu." Gubernur Statius Quadratus
lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab secara berani oleh
Polycarpus. Berikut ini dialognya :
Gubernur : Polycarpus, maukah engkau mengakui bahwa Kaisar Romawi adalah Tuhan?
Polycarpus : Tidak!
Gubernur : Tahukah engkau bahwa penolakanmu bisa saja mengakhiri nyawamu hai orang
tua? Kasihilah usia lanjutmu sendiri”. Jadi katakanlah bahwa Kaisar adalah
Tuhan!
Polycarpus : Sekali lagi aku katakan tidak!
Gubernur : Engkau keras kepala hai orang tua busuk! Sekarang “Bersumpahlah, kutukilah Kristus, dan aku akan
membebaskan engkau’.
Polycarpus : "Delapan
puluh enam tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak pernah melakukan
kesalahan apa pun kepadaku. Bagaimana aku dapat menghujat Rajaku yang
menyelamatkan aku?"
Gubernur : Jadi engkau menolak?
Polycarpus : Ya! Sia-sia engkau mendesak aku supaya aku
bersumpah demi nasib baik kaisar, dan berpura-pura untuk tidak tahu siapa dan
apa aku ini. Dengarlah! Aku menyatakan dengan keberanian, aku adalah seorang
Kristen!
Gubernur : Aku akan melemparkan engkau kepada binatang-binatang buas, jika engkau
tidak mengubah pikiranmu!
Polycarpus : Bawalah binatang-binatang buas itu kemari
karena aku tidak akan mengubah pikiranku dari yang baik kepada yang lebih
jelek.
Gubernur : Apakah engkau meremehkan / menghina binatang-binatang buas itu? Aku
akan menaklukkan semangatmu dengan nyala api. Aku akan membakarmu hidup-hidup!
Polycarpus : Engkau mengancamku
dengan api yang menyala sebentar saja lalu setelah itu segera padam tetapi
engkau tidak tahu ada api yang menantikan orang-orang jahat seperti engkau, api
penghakiman yang akan datang dari penghukuman kekal’. Apa lagi yang kau tunggu? Mengapa engkau
berlambat-lambat? Ayo, lakukan kehendakmu! Wujudkanlah apa yang engkau
inginkan’.
Segera setelah
kata-katanya ini, sang Gubernur menjatuhkan hukuman mati kepada Polycarpus
dengan cara dibakar hidup-hidup. Masyarakat pun beramai-ramai mengumpulkan kayu
(terutama orang Yahudi dari Synagoge of
Satan / Jemaat Iblis itu) dan membuat kobaran api yang besar. Mereka hendak
mengikatkan Polycarpus pada sebatang kayu agar ia tidak bisa meloncat keluar
dari dalam api itu tetapi Polycarpus menolaknya dan berkata kepada mereka : "Biarkan aku
seperti ini, tidak diikat. Karena Dia yang memberikan aku kemampuan
untuk menantang api, Dia juga akan memberiku kekuatan untuk menahan
keganasannya”. Polycarpus pun melepaskan jubahnya dan menghadap pada
kobaran api itu, dan ia memanjatkan doa agung dengan suara yang lantang :
“Ya Tuhan Allah
Yang Mahakuasa, Bapa dari Anak yang Kau kasihi dan berkati, Yesus Kristus, yang
melalui-Nya kami telah menerima pengetahuan penuh mengenai Engkau,
Allah para malaikat dan kuasa, dan semua ciptaan, dan semua orang benar, yang
hidup di hadapan-Mu, aku mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau telah
mempercayaiku pada hari dan jam ini, bahwa aku boleh minum, bersama para
martir, dari cawan Kristus, untuk mengalami kebangkitan masuk ke kehidupan
kekal, baik jiwa maupun tubuh di dalam keabadian Roh Kudus. Dan semoga hari ini
aku diterima di antara mereka yang ada di hadapan-Mu, sebagai korban yang baik
dan layak diterima, sebagaimana Engkau, Allah tanpa kesalahan dan Allah
kebenaran, telah mempersiapkannya sendiri dan telah memperlihatkan serta
memenuhinya. Karena inilah aku juga memuji Engkau, aku memuliakan Engkau
melalui Imam Besar, Yesus Kristus Anak-Mu yang terkasih, yang abadi dan
sorgawi, yang melalui-Nya kemuliaan ada pada-Mu beserta Dia dan Roh Kudus,
sekarang dan zaman-zaman yang akan datang. Amin!”
Segera setelah
doa ini, Polycarpus pun berjalan masuk dengan penuh keberanian dan keterangan
ke dalam kobaran api yang besar itu. Polycarpus pun hangus terbakar dan mati
tetapi memuliakan Tuhan lewat kematiannya. Ada juga kisah yang mengatakan bahwa
kobaran api itu ditiup oleh angin sehingga mengarah ke tempat lain dan karena
itu tidak menyentuh tubuh Polycarpus secara menyeluruh dan karena itu maka
seorang tentara menusukkan tombaknya ke arah Polycarpus dan membunuhnya dan
selanjutnya ia terbakar dalam nyala api itu. Polycarpus, pemimpin gereja Smirna
itu telah meneladani dan melaksanakan kata-kata Tuhannya dalam surat kepada gerejanya di Smirna ‘hendaklah engkau setia sampai mati’. Demikianlah
kisah kemartiran Polycarpus.
Bagaimana dengan
kita? Beranikah kita setia sampai mati?
V. JANJI TUHAN
BAGI JEMAAT SMIRNA.
Setelah nasihat
diberikan bagi jemaat Smirna agar mereka jangan takut dan juga setia sampai
mati, Tuhan lalu memberikan satu janji. Janji apakah itu?
- Mereka akan diberikan mahkota kehidupan.
Wah 2:10 –
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! …. Hendaklah engkau setia
sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Inilah janji
Kristus bagi setiap orang yang setia kepada-Nya di dalam penderitaan sekalipun.
Di dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama berarti “mahkota” yakni
“DIADEMA” dan “STEPANOS”. “DIADEMA” menunjuk kepada mahkota kerajaan yang
dipakai oleh raja-raja karena jabatan / warisan yang mereka terima. “STEPANOS”
adalah mahkota yang diberikan kepada orang biasa karena prestasi tertentu. Kata
“STEPANOS” ini sama artinya dengan nama Stefanus atau Stefani sehingga Stefanus
atau Stefani artinya adalah mahkota. Nah, kata “mahkota” di dalam Wah 2:10 ini
menggunakan kata “STEPHANOS”.
Berarti ini
bukan menunjuk pada mahkota sebagai seorang raja melainkan mahkota yang
dimiliki oleh seseorang karena suatu prestasi atau kemenangan. Latar belakang
penggunaan kata ini kepada jemaat di Smirna adalah sebagaimana sudah saya
jelaskan bahwa di kota Smirna ada gelanggang /
stadion olahraga di mana banyak perolombaan dilakukan di sana, maka setiap pemenang dari
perlombaan-perlombaan itu selalu diberikan suatu mahkota yang yang dibuat dari
daun salam dan bunga-bunga. Dari tradisi semacam inilah Yesus Kristus berkata
bahwa untuk jemaat-Nya yang telah menang di dalam berbagai macam pencobaan dan
penderitaan, Ia akan mengaruniakan mahkota kehidupan kepada mereka, sebuah
mahkota yang tidak bisa rusak seperti yang diberikan kepada para pemenang di
stadion Smirna.
Jakob P.D.
Groen – Mahkota kehidupan: bukan mahkota
raja, melainkan mahkota kemenangan. Pada zaman itu, orang yang menang dalam
pertandingan olahraga menerima mahkota dari daun hijau dan bunga-bunga.
Demikian pula orang Kristen yang menang dalam pencobaan akan menerima
pahalanya. Mereka akan menerima mahkota yang tidak dapat rusak atau hilang,
yaitu kehidupan. Tidak sia-sia mereka mengorbankan diri. Walaupun kita mati
demi nama Yesus, kita memperoleh kehidupan kekal. Itulah penghiburan besar
bagi orang yang hidup dalam bayang-bayang maut. (Aku Datang Segera – Tafsiran
Kitab Wahyu, hal. 46).
Apakah saudara
mau menerima mahkota seperti itu? Kalau ya, belajarlah setia kepada Tuhan
walaupun di dalam mengiring Dia, di dalam melayani Dia saudara harus banyak
menderita bahkan nyawa menjadi taruhannya.
William Barclay - Dalam kehidupan ini mungkin kesetiaan orang Kristen akan
menghasilkan mahkota duri, namun dalam kehidupan yang akan datang kesetiaannya
pasti akan nendatangkan baginya mahkota kemuliaan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari :
Wahyu Kepada Yohanes Pasal 1-5, hal. 124).
Agnes Maria
Layantara – Tuhan menjanjikan mahkota
kehidupan hanya diberikan kepada orang-orang yang setia sampai mati. Kalau
suatu saat Anda diperhadapkan oleh dua pilihan, yaitu Yesus atau nyawa, jangan
berpikir dua kali. Kristus harus Anda pertahankan. Kita harus setia sampai
mati. Jangan takut mati karena kalau memang belum waktunya mati, Anda tidak
akan mati walaupun pedang sudah menancap di tubuh Anda. Seperti Rasul Paulus
pada waktu dirajam batu. Semua orang mengira dia sudah mati sehingga
orang-orang meninggalkannya. Ketika orang-orang pergi, Rasul Paulus bangkit dan
menginjil kembali. (Wahyu Tuhan Bagi Gereja-Nya, hal. 26).
Maukah saudara?
Beranikah saudara?
- Mereka tidak akan menderita oleh kematian kedua.
Wah 2:11 –
“Barangsiapa menang, ia tidak akan
menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Istilah “kematian kedua” ini hanya ada dalam
kitab Wahyu (Wah 20:6,14; 21:8). Kelihatannya istilah ini menunjuk pada
penghukuman kekal di dalam neraka. Ide tentang adanya kematian kedua ini jelas
berhubungan dengan kematian pertama yakni saat seseorang meninggal dunia.
Demikian juga dengan kelahiran, ada kelahiran pertama yakni saat seseorang
lahir dari rahim ibunya dan ada kelahiran kedua saat seseorang lahir dari Roh. Karena
Yesus kristus berkata bahwa “jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah” maka dapatlah dikatakan bahwa :
Pulpit
Commentary - Ia yang dilahirkan dua kali hanya bisa mati satu kali,
tetapi ia yang dilahirkan hanya satu kali akan mati dua kali.
Maksudnya adalah
jika seseorang hanya dilahirkan 1 kali (yakni dari rahim ibunya) tanpa
dilahirkan yang kedua kalinya (yakni dari Roh), maka ia akan mengalami kematian
2 kali yakni saat meninggal dunia dan kebinasaan di neraka. Sedangkan bagi yang
lahir 2 kali yakni lahir dari rahim ibunya dan lahir dari Roh, maka ia hanya
akan mengalami kematian pertama (meninggal dunia) dan tidak akan mengalami
kematian kedua (binasa di neraka). Nah, orang-orang yang setia sampai akhir
adalah orang-orang pilihan Tuhan. Atau orang-orang pilihan Tuhan adalah
orang-orang yang akan setia sampai akhir. Karena itu untuk orang-orang yang
setia sampai akhir / menang dalam pencobaan dan penderitaan, jaminan dari Tuhan
adalah mereka tidak akan mengalami kematian kedua atau binasa di neraka.
Inilah 2 janji
Kristus bagi gereja atau jemaat-Nya yang berada di tengah penderitaan yang
hebat. Saya tidak tahu apa penderitaan yang saudara hadapi di dalam pengiringan
saudara kepada Yesus dan di dalam pelayanan saudara, saya juga tidak tahu
penderitaan macam apa yang akan dialami oleh gereja kita (GKIN “REVIVAL”) di
waktu-waktu yang akan datang, tetapi marilah kita semua bertekat untuk setia
sampai mati kepada Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita sambil berpegang pada
janji Firman Tuhan :
2 Kor 4:17 -
Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Maukah dan
beranikah saudara?
- AMIN -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)