Setelah
melewati waktu yang cukup panjang, akhirnya kita bisa melanjutkan serial
khotbah tentang 7 jemaat di Wah 2-3. Tahun lalu kita sudah membahas 4 jemaat
yakni Efesus, Smirna, Pergamus dan Tiatira dan sekarang kita akan membahas
jemaat yang kelima yakni jemaat Sardis.
Mari kita baca teksnya :
Wah
3:1-6 – (1) "Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Sardis:
Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! (2)
Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab
tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. (3)
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya;
turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku
akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku
tiba-tiba datang kepadamu. (4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka adalah layak untuk itu. (5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan
pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab
kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan
para malaikat-Nya. (6) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Saya
akan membahas jemaat Sardis
ini dalam beberapa point penting:
I.
KOTA DAN JEMAAT SARDIS.
Sudah saya jelaskan kali lalu bahwa 7 jemaat
yang dibicarakan di Wah 2-3 ini adalah jemaat-jemaat yang berada di kota-kota
di propinsi Asia Kecil yakni negara Turki sekarang ini. Jadi Sardis juga adalah
salah satu kota di negara Turki modern sekarang
ini (sekarang bernama kota
Sart). Kota Sardis ini adalah kota
yang terletak kira-kira 40 km di sebelah selatan kota Tiatira.
Kejayaan kota Sardis sudah dimulai sejak tahun 700 SM di mana kota ini menjadi kota perdagangan yang aktif dan sangat kaya dan adalah ibukota Kerjaan Lydia yang menguasai Yunani dan sekitarnya. Yang menarik adalah bahwa kota ini terletak di atas gunung yang terjal.
William
Barclay – Sardis terletak di tengah-tengah dataran dari lembah Sungai
Hermus. Di bagian utara dari dataran ini menjulang punggung Gunung Tmolus yang
panjang; dari punggung gunung ini serangkaian bukit bermunculan seperti taji
ayam, masing-masing membentuk dataran tinggi yang sempit. Di atas salah satu
taji-taji ini, pada ketinggian seribu lima ratus
kaki, berdirilah Sardis
yang asli. Jelaslah posisi ini menjadikan Sardis
sangat sulit diserang. Sisi-sisi punggung Gunung Tmolus terjal dan licin; dan
satu-satunya daerah yang mungkin untuk memasuki Sardis hanya ada di bagian pertemuan antara
taji bukit dan punggung gunung. Bahkan daerah ini keras dan curam. Orang
mengatakan bahwa Sardis
berdiri bagaikan menara pengawas berukuran raksasa yang menjaga lembah Hermus.
(Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Wahyu 1-5, hal. 166-167).
Simon Kistemaker - Jurang yang curam melindungi kota ini sehingga tidak dapat didaki.
Demikianlah Jurang itu menjadi mekanisme pertahanan yang hebat bagi benteng
itu. Sekeliling benteng itu terdapat tebing-tebing yang hampir tegak lurus.
Kota ini sering dijadikan tempat pertemuan para
pembesar kerajaan.
Eddy Fances – Sardis
juga disebut sebagai "Benteng raksasa" yang mengawasi lembah Hermus,
karena letak geografisnya yang dikelilingi gunung tinggi, sehingga sulit
diserang musuh. Kota
ini sering dijadikan tempat pertemuan para raja, pejabat militer, dan para
pedagang. (Wahyu Kepada Rasul Yohanes, hal. 73).
Raja yang terkenal dari Sardis adalah raja Croesus yang sangat kaya
raya. Dan juga kota Sardis
adalah kota
yang sangat kaya. Di kota
ini ada pabrik kain dan pakaian dari bulu domba. Tapi yang lebih terkenal dari Sardis adalah emasnya karena sungai Pactolus yang mengalir
melalui kota Sardis ternyata pasirnya mengandung emas yang
berlimpah ruah.
Simon Kistemaker - Bahkan alam sendiri memberi sumbangsih bagi kota Sardis, karena
Herodutus menulis mengenai Sungai Pactolus yang mengalir melalui kota ini,
“Arusnya yang turun dari gunung Tmolus dan membawa sejumlah debu emas ke
Sardis, mengalir langsung menuju tempat-tempat pemasaran di kota itu.”
Karena itu di Sardis juga terdapat industri pembuatan logam
emas.
Selanjutnya....
Selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)