04 Februari 2014

APAKAH SEORANG KRISTEN BISA PASTI AKAN KESELAMATANNYA?



Diskusi antara Arda Chandra (Islam) dan Esra Alfred Soru (Kristen)

Berikut ini adalah diskusi antara Arda Chandra dan Esra Alfred Soru di grup FB “Berpikir Terbuka” terkait dengan kepastian keselamatan seorang Kristen. Diskusi ini di awali dengan pertanyaan saudara Arda Chandra yang ditanggapi oleh Esra Alfred Soru.

Note : Tulisan berwarna hitam adalah kata-kata Arda Chandra dan tulisan berwarna merah adalah kata-kata Esra Alfred Soru.


ARDA CHANDRA :

Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang tidak pernah bisa dijawab : Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah ditebus dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati dengan tidak membawa dosa..?

Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana caranya dia akan mati kelak..??

Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin bahwa mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang tidak pernah bisa dijawab :

Esra : Saya kira bukan tak pernah bisa dijawab. Persoalannya adalah apakah anda mau terima jawaban itu atau tidak?

=====

Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah ditebus dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati dengan tidak membawa dosa..?

Esra : Tidak!

=====

Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana caranya dia akan mati kelak..??

Esra : Tidak ada!

====

Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin bahwa mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??

Esra : Tidak juga! Selama di dunia ini bahkan kita tidak terlepas dari dosa. Tetapi penebusan dosa yang dilakukan Yesus sudah tercakup di dalamnya dosa-dosa ke depan yang akan dibuat seseorang selama hidupnya. Itulah sebabnya ketika di atas salib dia berkata “SUDAH SELESAI”.

Korban penebusan yang dia berikan untuk semua dosa dari orang yang ditebus itu sehingga sekalipun orang itu tetap berdosa, dosa itu tak akan pernah bisa bawa dia ke neraka. Itu pun sudah ditebus.

1 Yoh 2:1-2 : Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita,

Jadi pertanyaan anda sudah terjawab bukan? Sekarang tinggal soal anda mau terima atau tidak. Tidak pun no problem, itu kan kepercayaan Kristen! Tak ada yang memaksa anda mengakuinya.

ARDA CHANDRA :

Pak Esra Alfred Soru, memang kok, pertanyaan sudah terjawab oleh Rio Bird dan apa yang dia sampaikan mirip dengan apa yang anda sampaikan. Saya juga bukan dalam rangka mau menggugat konsep keselamatan Kristen, tapi ingin memahaminya. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Rio Bird dan anda, saya merumuskannya begini :

Jadi semua dosa orang yang percaya dan mati dengan membawa dosa tersebut ditebus Yesus sehingga mereka bisa masuk surga dalam kesucian. Hitler yang membunuh 6 juta Yahudi namun karena dia adalah Kristen yang percaya, maka masuk surga sedangkan 6 juta Yahudi masuk neraka karena mereka bukan orang yang percaya. George Bush yang membunuhi rakyat Afghanistan dan Irak masuk surga karena dosa membunuhnya sudah ditebus Yesus, sebab Bush meyakini tindakannya tersebut merupakan ilham dari roh kudus untuk memerangi teroris.

Anda membunuh seorang Muslim dengan sewenang-wenang, maka dosa membunuh yang anda bawa mati tersebut ditebus Yesus dan anda masuk surga, sedangkan Muslim yang anda dzalimi masuk neraka karena tidak percaya.

Saya tidak dalam rangka menyampaikan pandangan pribadi saya terhadap konsep keselamatan ini, tapi hanya sekedar merumuskan apa yang anda sampaikan. Apa yang saya sampaikan ini bukan berasal dari kesimpulan saya pribadi.

Saya menyatakan sangat menghargai dan salut dengan anda, karena beberapa kali soal ini saya sampaikan, tidak ada yang 'sampai hati' menjelaskan seperti yang anda lakukan, karena ini tentu sangat beresiko terutama kepada rekan seiman anda, bagaimana mereka bisa dihadapkan dengan suatu ajaran yang sangat 'mengerikan'.

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Hitler yang membunuh 6 juta Yahudi namun karena dia adalah Kristen yang percaya, maka masuk surga sedangkan 6 juta Yahudi masuk neraka karena mereka bukan orang yang percaya. George Bush yang membunuhi rakyat Afghanistan dan Irak masuk surga karena dosa membunuhnya sudah ditebus Yesus, sebab Bush meyakini tindakannya tersebut merupakan ilham dari roh kudus untuk memerangi teroris. Anda membunuh seorang Muslim dengan sewenang-wenang, maka dosa membunuh yang anda bawa mati tersebut ditebus Yesus dan anda masuk surga, sedangkan Muslim yang anda dzalimi masuk neraka karena tidak percaya.

Esra : Anda perlu ketahui bahwa kami percaya adanya orang yang disebut Kristen KTP. Artinya mereka mengaku percaya tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh orang percaya. Sekalipun mereka beragama Kristen, mereka tidak pernah diselamatkan/ditebus dosanya. Kalau orang sungguh-sungguh percaya, ia akan diberikan Roh Kudus. Apabila ada Roh Kudus di dalam dirinya, akan memunculkan perbuatan baik sehingga ada perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik. Kalau tidak ada, berarti dia tidak punya Roh Kudus dan kalau tidak punya RK, dia tak pernah sungguh-sungguh percaya Yesus. Meskipun demikian orang yang sungguh-sungguh percaya pun masih buat dosa. Tetapi sikap pada dosa itu menentukan orang itu sungguh-sungguh percaya atau tidak. Jadi orang-orang yang membunuh dengan sengaja dan berdarah dingin seperti itu, saya ragukan bahwa mereka adalah sungguh-sungguh orang percaya. Sangat mungkin mereka cuma Kristen KTP, dan tak ada keselamatan untuk orang-orang seperti itu kalau mereka tidak sungguh-sungguh beriman / bertobat.

Yakobus 2:17 : Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

ARDA CHANDRA :

Sudah didiskusikan pak Esra Alfred Soru, bung Rio Bird menyatakan dosa yang ditebus Yesus tidak tergantung besar kecilnya, sepanjang orang tersebut percaya maka sekalipun mati dengan membawa dosa sebesar apapun maka dosanya akan ditebus dan masuk surga.

Apa yang ada dalam hati orang tentu saja kita tidak bisa mengukurnya.

ESRA ALFRED SORU :

Betul sekali! Kalau orangnya benar-benar percaya, dia bisa jatuh dalam dosa yang besar sekalipun. Tetapi ia akan tetap diselamatkan. Tetapi kita juga harus melihat kemungkinan lain akan adanya orang-orang Kristen KTP yang dosanya juga besar.

ARDA CHANDRA :

[[[Esra : betul sekali. Kalau orangnya benar-benar percaya, dia bisa jatuh dalam dosa yang besar sekalipun. Tetapi ia akan tetap diselamatkan. Tetapi kita juga harus melihat kemungkinan lain akan adanya orang-orang Kristen KTP yang dosanya juga besar.]]]]

Artinya Hitler bisa masuk surga donk, sedangkan 6 juta Yahudi yang tidak percaya tidak bisa masuk surga..

ESRA ALFRED SORU :

Belum tentu! Karena tetap ada kemungkinan dia Kristen KTP. Dan dari kejahatan-kejahatan dia, saya lebih condong bahwa dia Kristen KTP daripada seorang Kristen sejati yang hanya sekedar jatuh dalam dosa.

ARDA CHANDRA :

Artinya bisa iya bisa tidak, dan kita semua tidak bisa memastikan apa isi hati Hitler, Bush, dll bagaimana tingkat keimanan dia terhadap Yesus.

Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6 juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus, sebaliknya 6 juta Yahudi yang didzolimi masuk neraka karena bukan mereka yang percaya..

Apakah begitu kemungkinannya..??

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Artinya bisa iya bisa tidak, dan kita semua tidak bisa memastikan apa isi hati Hitler, Bush, dll bagaimana tingkat keimanan dia terhadap Yesus.

Esra : Ya! Apalagi kita tidak mengenal orangnya. Tapi seperti saya bilang bahwa dari kisah-kisah kejahatannya, saya condong dia Kristen KTP dan tidak diselamatkan. Tetapi saya tidak bisa memastikan itu karena Kristen juga percaya bahwa sebear apapun dosa orang, kalau dia percaya Yesus sungguh-sungguh sebagai Tuhan dan Juruselamat, dia diselamatkan sekalipun itu terjadi pada detik terakhir hidupnya. Di Alkitab ada kisah penjahat di samping Yesus yang diselamatkan pada hari di mana dia disalib bersama Yesus. Jadi seandainya sebelum mati Hitler memohon ampun dan sungguh-sungguh percaya seperti penjahat itu, meskipun hanya di hati dia dan hanya dia dan Tuhan yang tahu, dia diselamatkan. Jadi saya tidak bisa memastikan itu.

=====

Arda Chandra : Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6 juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus,

Esra : Sebagaimana saya jelaskan di atas, asal dia beriman sungguh-sungguh di detik terakhir hidupnya, semua dosanya ditebus dan dia diselamatkan.

=====

Arda Chandra : sebaliknya 6 juta Yahudi yang didzolimi masuk neraka karena bukan mereka yang percaya.

Esra : Ya! Mereka masuk neraka karena ketidakpercayaannya dan itu tidak ada kaitan dengan terzdzoliminya mereka. Terdzolimi atau tidak, jika tidak percaya Yesus, tidak akan selamat / masuk neraka.

ARDA CHANDRA :

Saya kasih ilustrasi lagi, biar saya lebih memahami bagaimana konsep Kristen soal keselamatan. Misalnya saya seorang Muslim masuk Kristen, dan ternyata kedua orang tua saya marah lalu memaksa saya untuk kembali masuk Islam, karena bertengkar akhirnya saya membunuh kedua orang tua saya tersebut.

Pertanyaannya : apakah pembunuhan yang saya lakukan demi membela keimanan Kristen saya ini dihitung sebagai dosa..??

ESRA ALFRED SORU :

Pembunuhan itu tetap dosa. Menjadi Kristen memang bisa dimusuhi oleh keluarga. Tetapi itu tetap tidak membenarkan tindakan membunuh itu.

Nah kalau ini dikaitkan dengan keselamatan, apakah anda selamat? Tergantung waktu anda masuk kristen itu anda benar-benar percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat atau tidak? Karena orang bisa masuk Kristen dengan berbagai motivasi yang salah. Jadi kalau anda tidak benar-benar percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, anda tetap tidak selamat, bahkan kalaupun anda tidak membunuh orang tua anda. Tapi kalau anda memang benar-benar percaya, dosa pembunuhan itu ditebus sehingga anda akan selamat.

ARDA CHANDRA :

Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya sampai mau membunuh mereka..?? membunuh demi mempertahankan iman ternyata tetap berdosa menurut konsep Kristen.

Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya sampai mau membunuh mereka..??

Esra : Kesungguhan menjadi Kristen tak harus diwujudkan lewat membunuh mereka. Sebaliknya membunuh mereka tidak secara otomatis membuktikan kesungguhan itu. Biasa saja karena emosi yang tak terkendali, dan alasan-alasan lainnya.

=====

Arda Chandra : membunuh demi mempertahankan iman ternyata tetap berdosa menurut konsep Kristen.

Esra : ya tetap dosa!

======

Arda Chandra :  Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?

Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda hanya bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam Kristen tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh, tetap itu adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?

ARDA CHANDRA :

[[[Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda hanya bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam Kristen tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh, tetap itu adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?]]]]

Wah.. kalau jawaban pak Esra Alfred Soru seperti ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal saya hanya punya 2 pilihan, dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, bahkan sering dihadapi malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan buah simalakama', dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada pilihan ketiga. tapi kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini tidak apa-apa.

Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda mengatakan membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya sama nilainya dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh orang tua dengan dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya sama, caranya sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan yang lain dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan berdasarkan bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang melandasinya..??

Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa, misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud jahat.

Bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama..

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Wah.. kalau jawaban pak Esra Alfred Soru seperti ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal saya hanya punya 2 pilihan, dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, bahkan sering dihadapi malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan buah simalakama', dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada pilihan ketiga. tapi kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini tidak apa-apa..

Esra : Anda memulai dengan contoh kasus. Dan lalu anda mengatakan hanya ada 2 pilihan. Seharusnya anda memberikan juga contoh kasus yang bagaimana sehingga hanya ada 2 pilihan? Karena Yesus mengajarkan kita bahkan rela mati demi iman / percaya kita. Sehingga jikalau pilihan terburuk yakni kita mati, kondisi macam apakah yang hanya menyisakan 2 pilihan itu?

======

Arda Chandra : Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda mengatakan membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya sama nilainya dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh orang tua dengan dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya sama, caranya sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan yang lain dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan berdasarkan bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang melandasinya..??

Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa, misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud jahat.

bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama.

Esra : Sama-sama dosa tetapi Kristen percaya dosa itu adalah tingkatannya.

Yoh 19:11 - “Yesus menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, LEBIH BESAR DOSANYA.’”.

Ibr 10:28-29 - “(28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (29) BETAPA LEBIH BERATNYA HUKUMAN yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.

Contoh : Mat 10:15 dan Luk 12:47,48 jelas menunjukkan bahwa besarnya dosa tergantung dari ‘terang’ yang ada pada orang itu. Makin banyak ‘terang’ yang ia punyai, makin berat dosanya!

Mat 10:15 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’”.

Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”

Ini hanya salah 1 contoh. Ada banyak faktor yang menentukan itu seperti faktor kesengajaan, keterpaksaan, dll. Atau seperti yang anda contohkan. Jadi tentu ada beda tingkatan tetapi jenisnya tetap sama yakni dosa. Jadi motivasi seseorang melakukan suatu kejahatan hanya menentukan tingkatan dosa dan bukan menentukan dosa atau tidak.

ARDA CHANDRA :

Kalau begitu iman tidak menentukan nilai suatu perbuatan..?

ESRA ALFRED SORU :

Bisa perjelas maksudnya?

ARDA CHANDRA :

Membunuh dengan landasan iman tetap berdosa, artinya iman tidak menentukan nilai perbuatan tersebut..

ESRA ALFRED SORU :

Dosa atau tidak itu bergantung pada Firman Tuhan karena dosa adalah pelanggaran akan Firman Tuhan / hukum Tuhan.

I Yoh 3:4 : Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

Sehingga dengan motivasi apapun jikalau itu melanggar Firman Tuhan maka itu tetap dosa. Jadi orang tidak bisa / boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman dengan alasan iman. Itu tetap dosa.

ARDA CHANDRA :

Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang, jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk perbuatannya, apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman, tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.

Apakah ini berlaku sebaliknya..?? Suatu perbuatan baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai dengan firman, maka itu adalah kebaikan juga..

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang, jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk perbuatannya, apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman, tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.

Esra : Yang prinsip bukan bentuk perbuatannya tetapi apakah itu perbuatan itu bertentangan dengan Firman Tuhan / tidak.

======

Arda Chandra : Apakah ini berlaku sebaliknya..?? suatu perbuatan baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai dengan firman, maka itu adalah kebaikan juga..

Esra : Tidak bisa dibalik. Mengapa? Karena 1 perbuatan baru dianggap baik jikalau dilakukan atas dasar iman.

Ibr 11:6 : Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…..

Rom 14:23 “….Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Jadi, jikalau orang tidak beriman, tidak ada perbuatannya yang bisa dianggap baik. Sekalipun perbuatan itu secara faktual sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi setelah dia beriman, dia tidak boleh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman. Jika dilakukan, itu dosa.

ARDA CHANDRA :

Wah.. saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang membunuh orang tuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan itu adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat bobot dosanya berbeda.

Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi, bahwa : perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu apakah tindakan saya yang membunuh orang tua saya tersebut dengan semata-mata landasan iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Wah.. saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang membunuh orang tuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan itu adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat bobot dosanya berbeda.

Esra : memang itu dosa karena tak pernah ada perintah perintah untuk membunuh orang tua karena mempertahankan iman.

=====

Arda Chandra : Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi, bahwa : perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu apakah tindakan saya yang membunuh orang tua saya tersebut dengan semata-mata landasan iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??

Esra : Perbuatan baru dianggap baik jika dasarnya iman. Tapi perbuatan itu tidak boleh perbuatan yang dilarang Kitab Suci. Misalnya berzinah itu dosa. Apakah seseorang yang melakukan zinah atas dasar iamnnya mau dianggap bukan dosa? Tentu tidak!

Jadi memang benar bahwa suatu perbuatan baru dianggap baik apabila dilakukan atas dasar iman tetapi itu tidak berarti bahwa perbuatan apapun termasuk yang melawan firman dianggap benar karena dasarnya iman.

ARDA CHANDRA :

[[[Esra : Perbuatan baru dianggap baik jika dasarnya iman. Tapi perbuatan itu tidak boleh perbuatan yang dilarang Kitab Suci. Misalnya berzinah itu dosa. Apakah seseorang yang melakukan zinah atas dasar imannya mau dianggap bukan dosa? Tentu tidak!

Jadi memang benar bahwa suatu perbuatan baru dianggap baik apabila dilakukan atas dasar iman tetapi itu tidak berarti bahwa perbuatan apapun termasuk yang melawan firman dianggap benar karena dasarnya iman.]]]]

Saya menangkap penjelasan anda pak Esra Alfred Soru. Apakah ada ayat Alkitab yang mencatat bentuk suatu perbuatan baik yang harus dijalankan orang yang percaya..? sama halnya dengan bentuk perbuatan jahat seperti : membunuh, berzinah yang jelas dinyatakan larangannya dalam Alkitab.

Adakah misalnya : bersikap dermawan, sedekah, menolong orang, dll..

ESRA ALFRED SORU :

Ada banyak. Misalnya :

Saling menolong :

Galatia 6:2 : Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Sabar / Mengampuni :

Kolose 3:13 : Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Dan masih banyak perbuatan baik lainnya :

Rom 12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. 12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 2:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

ARDA CHANDRA :

Termasuk :

Matius 5:44 : Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

1 Petrus 1:15 : tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu

ESRA ALFRED SORU :

Ya!

ARDA CHANDRA :

Semua yang tercatat dalam firman tersebut adalah bentuk dari perbuatan baik, namun sekalipun dijelaskan bentuk perbuatannya sepanjang tidak dilakukan atas dasar iman maka semua perbuatan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai perbuatan baik. karena bukan termasuk perbuatan baik, maka orang yang mengerjakan kebaikan tersebut tidak akan mendapatkan keselamatan. Konsep keselamatan menurut Kristen bukan hanya terkait dengan keselamatan di akhirat / surga tapi juga keselamatan dalam menjalani hidup di dunia. Orang tidak beriman yang melakukan perbuatan baik menurut Alkitab tidak akan hidup bahagia, tidak sejahtera, penuh kesengsaraan jiwa karena jauh dari Yesus.

Pak Esra Alfred Soru, suatu ajaran agama akan dikonfirmasikan orang dengan fakta kehidupan yang dijalani sehari-hari, ketika ada 'discrepancy' maka pemuka agama tersebut akan mendapatkan pertanyaan logis. Ini berlaku untuk semua agama termasuk Islam juga.

Manusia dalam menjalani kehidupan memiliki fakta tentang bentuk perbuatan dan nilai dosa dan kebaikan dari perbuatan tersebut terkait dengan iman.

Yang paling tinggi adalah kekafiran. Kita tidak akan bisa mengatakan :"Kafir karena iman", karena ini akan berkontradiksi. Orang kafir pasti tidak beriman, orang beriman pasti tidak kafir, tidak bisa digabung.

Berikutnya bentuk perbuatan seperti berzinah dan mencuri. Model perbuatan ini tetap dikatakan sebagai dosa namun ada bobot-bobotnya. Tidak ada perbuatan ini bisa dikatakan :"saya berzinah atas dasar iman..", atau "Saya mencuri karena iman..". Orang yang berzinah dan mencuri pasti tidak beriman ketika melakukan perbuatan tersebut terlepas apakah setelah itu mereka kembali dalam kondisi keimanan yang baik.

Namun ada bentuk perbuatan yang sebenarnya bersifat netral dalam kehidupan, bisa merupakan dosa dan bisa juga merupakan perbuatan baik. Sengaja saya mengangkat contoh : membunuh untuk mengetahui bagaimana konsep Kristen dalam menilainya. Dalam penilaian sesuai fakta kehidupan, membunuh bisa dikatakan suatu kedzaliman kalau atas dasar niat yang jahat, misalnya seperti yang saya kemukakan : membunuh orang-tua karena ingin dapat warisan, membunuh untuk merampok, dll, namun sebaliknya penilaian manusia jadi terbalik ketika perbuatan yang sama dilakukan atas dasar membela diri. Para pejuang kemerdekaan Indonesia melakukan perang (artinya membunuh lawan) dan itu dinilai suatu perbuatan baik, mereka disebut sebagai pahlawan yang berjasa. Untuk kasus yang hampir sama, para pahlawan Kristen dalam perang Salib melakukan peperangan dan pembunuhan atas panggilan agama, ini merupakan suatu kebaikan (sekurang-kurangnya berdasarkan nilai yang ada pada waktu itu).

Dengan adanya konsep Kristen yang menyatakan : pembunuhan apapun alasannya adalah suatu dosa, maka ini memunculkan masalah yang serius dalam menilai perjuangan para pahlawan kemerdekaan, pejuang perang salib, dll. Mereka yang diperlakukan sebagai pahlawan berjasa akan dikatakan telah melakukan dosa dari sudut nilai-nilai Kristen. Apalagi pejuang tersebut bukan beragama Kristen, tidak ada penebusan dosa, padahal apa yang mereka lakukan memiliki pengaruh yang besar termasuk untuk umat Kristen sekarang dalam menjalankan agama mereka.

Bagaimana anda mau menjawab pertanyaan ini..??

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Semua yang tercatat dalam firman tersebut adalah bentuk dari perbuatan baik, namun sekalipun dijelaskan bentuk perbuatannya sepanjang tidak dilakukan atas dasar iman maka semua perbuatan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai perbuatan baik. karena bukan termasuk perbuatan baik, maka orang yang mengerjakan kebaikan tersebut tidak akan mendapatkan keselamatan. Konsep keselamatan menurut Kristen bukan hanya terkait dengan keselamatan di akhirat/surga tapi juga keselamatan dalam menjalani hidup di dunia. Orang tidak beriman yang melakukan perbuatan baik menurut Alkitab tidak akan hidup bahagia, tidak sejahtera, penuh kesengsaraan jiwa karena jauh dari Yesus.

Esra : Konteks pembahasan kita adalah keselamatan dalam artian masuk surga. Jangan dilarikan pada keselamatan dalam menjalani hidup di dunia.

=====

Arda Chandra :  Pak Esra Alfred Soru, suatu ajaran agama akan dikonfirmasikan orang dengan fakta kehidupan yang dijalani sehari-hari, ketika ada 'discrepancy' maka pemuka agama tersebut akan mendapatkan pertanyaan logis. Ini berlaku untuk semua agama termasuk Islam juga.

Manusia dalam menjalani kehidupan memiliki fakta tentang bentuk perbuatan dan nilai dosa dan kebaikan dari perbuatan tersebut terkait dengan iman.

Yang paling tinggi adalah kekafiran. Kita tidak akan bisa mengatakan :"Kafir karena iman", karena ini akan berkontradiksi. Orang kafir pasti tidak beriman, orang beriman pasti tidak kafir, tidak bisa digabung.

Esra : tergantung iman pada siapa. Karena kita bisa mengatakan suku tertentu yang adalah kafir tetapi mereka menganggap diri mereka tidak kafir dan kitalah yg kafir. Jadi kafir juga sebenarnya beriman yakni beriman pada kekafirannya itu.

=====

Arda Chandra : Berikutnya bentuk perbuatan seperti berzinah dan mencuri. Model perbuatan ini tetap dikatakan sebagai dosa namun ada bobot-bobotnya. Tidak ada perbuatan ini bisa dikatakan :"saya berzinah atas dasar iman..", atau "Saya mencuri karena iman..". Orang yang berzinah dan mencuri pasti tidak beriman ketika melakukan perbuatan tersebut terlepas apakah setelah itu mereka kembali dalam kondisi keimanan yang baik.

Esra : Kelihatannya anda melihat iman sebagai sesuatu yang bisa muncul dan hilang pada saat tertentu. Kristen tidak memahami demikian. Kristen percaya seseorang yang beriman bisa saja jatuh dalam dosa / melakukan dosa tertentu karena faktor-faktor lain misalnya kelemahan, dsb tetapi itu tidak lantas menjadikan dia bukan orang beriman. Daud orang beriman. Dia tidak menjadi orang tidak beriman ketika dia berzinah dengan Batsyeba. Dia adalah orang beriman tetapi pada saat itu ia jatuh dalam dosa.

======

Arda Chandra : Namun ada bentuk perbuatan yang sebenarnya bersifat netral dalam kehidupan, bisa merupakan dosa dan bisa juga merupakan perbuatan baik. Sengaja saya mengangkat contoh : membunuh untuk mengetahui bagaimana konsep Kristen dalam menilainya. Dalam penilaian sesuai fakta kehidupan, membunuh bisa dikatakan suatu kedzaliman kalau atas dasar niat yang jahat, misalnya seperti yang saya kemukakan : membunuh orang-tua karena ingin dapat warisan, membunuh untuk merampok, dll, namun sebaliknya penilaian manusia jadi terbalik ketika perbuatan yang sama dilakukan atas dasar membela diri. Para pejuang kemerdekaan Indonesia melakukan perang (artinya membunuh lawan) dan itu dinilai suatu perbuatan baik, mereka disebut sebagai pahlawan yang berjasa. Untuk kasus yang hampir sama, para pahlawan Kristen dalam perang Salib melakukan peperangan dan pembunuhan atas panggilan agama, ini merupakan suatu kebaikan (sekurang-kurangnya berdasarkan nilai yang ada pada waktu itu).

Esra : Pembunuhan secara umum adalah dosa. Apapun alasannya. Sepanjang Alkitab tidak memberikan pengecualian. Tetapi ternyata Alkitab memberikan pengecualian terhadap hokum tersebut di mana itu tidak dianggap sebagai dosa.
1.      Dalam kasus hukuman mati
2.      Dalam kasus bela diri nasional.

=======

Arda Chandra : Dengan adanya konsep Kristen yang menyatakan : pembunuhan apapun alasannya adalah suatu dosa, maka ini memunculkan masalah yang serius dalam menilai perjuangan para pahlawan kemerdekaan, pejuang perang salib, dll.

Mereka yang diperlakukan sebagai pahlawan berjasa akan dikatakan telah melakukan dosa dari sudut nilai-nilai Kristen. Apalagi pejuang tersebut bukan beragama Kristen, tidak ada penebusan dosa, padahal apa yang mereka lakukan memiliki pengaruh yang besar termasuk untuk umat Kristen sekarang dalam menjalankan agama mereka.

Bagaimana anda mau menjawab pertanyaan ini..??

Esra : Ini sudah saya jelaskan di atas. Tetapi saya sendiri merasa bahwa perang salib adalah sesuatu yang salah. Kristus tidak pernah mengajarkan penyebaran agama dengan menggunakan kekerasan / peperangan seperti itu. Apalagi kalau itu ditunggangi kepentingan-kepentingan politik.

ARDA CHANDRA :

[[[[Esra ; Konteks pembahasan kita adalah keselamatan dalam artian masuk surga. Jangan dilarikan pada keselamatan dalam menjalani hidup di dunia.]]]]

Baiklah pak Esra Alfred Soru saya tidak akan memperdalam soal ini dan biarlah menjadi suatu pertanyaan yang akan dijawab di lain waktu, karena mau tidak mau orang memang akan bertanya.

[[[[Esra : tergantung iman pada siapa. Karena kita bisa mengatakan suku tertentu yang adalah kafir tetapi mereka menganggap diri mereka tidak kafir dan kitalah yg kafir. Jadi kafir juga sebenarnya beriman yakni beriman pada kekafirannya itu.]]]]

Betul pak, saya memakai istilah 'kafir' bukan untuk orang yang tidak beriman kepada Islam, tapi tidak beriman kepada suatu ajaran agama menurut agama tersebut. Jadi saya adalah kafir menurut Kristen, anda adalah kafir menurut Islam. Penjelasan saya tetap saja berlaku karena kekafiran dan iman adalah 2 hal yang berkontradiksi, tidak bisa dimasukkan dalam 1 himpunan. kafir = tidak iman, iman = tidak kafir, maka tidak bisa menggabungkan iman dan kafir, seperti juga halnya menggabungkan A dengan -A dalam satu himpunan.

[[[[Esra : Kelihatannya anda melihat iman sebagai sesuatu yang bisa muncul dan hilang pada saat tertentu. Kristen tidak memahami demikian. Kristen percaya seseorang yang beriman bisa saja jatuh dalam dosa / melakukan dosa tertentu karena faktor-faktor lain misalnya kelemahan, dsb tetapi itu tidak lantas menjadikan dia bukan orang beriman. Daud orang beriman. Dia tidak menjadi orang tidak beriman ketika dia berzinah dengan Batsyeba. Dia adalah orang beriman tetapi pada saat itu ia jatuh dalam dosa.]]]]]

Rupanya Kristen memiliki konsep orang tetap beriman sekaligus melakukan dosa pada saat yang sama. Kalau begitu memang benar contoh apa yang saya sampaikan, bahwa Hitler atau Bush tetap beriman ketika melakukan pembunuhan, para pahlawan perang salib tetap beriman ketika melakukan peperangan, sama halnya seperti Daud yang tetap beriman ketika melakukan perzinahan.

Lalu mengapa anda meragukan keimanan para pahlawan perang salib, Hitler, dll kalau anda tidak meragukan keimanan Daud..??

[[[[Esra : Pembunuhan secara umum adalah dosa. Apapun alasannya. Sepanjang Alkitab tidak memberikan pengecualian. Tetapi ternyata Alkitab memberikan pengecualian terhadap hokum tersebut di mana itu tidak dianggap sebagai dosa.
1.      Dalam kasus hukuman mati
2.      Dalam kasus bela diri nasional.]]]]

Wah..ini jadi lain lagi pak Esra Alfred Soru sebelumnya anda mengatakan membunuh adalah dosa apapun niat dan alasaan yang mendasarinya, sekarang mengatakan ada pengecualiannya. Kalau dalam kasus bela nasional saja bisa dikatakan tidak berdosa, lalu mengapa dalam hal bela agama dan keimanan masih dikatakan berdosa..?? Mana yang lebih tinggi nilainya menurut anda..??

Satu hal lagi soal menilai suatu pembunuhan pak Esra Alfred Soru, terkait dengan pengorbanan Ibrahim dan pembunuhan Yesus Kristus.

Kalaulah Ibrahim waktu itu menolak perintah Tuhan untuk membunuh anaknya, maka justru tidak membunuh akan dinilai sebagai suatu dosa, sebaliknya melakukan pembunuhan merupakan perbuatan mulia karena dikategorikan sebagai kepatuhan kepada Tuhan.

Demikian juga dengan peristiwa pembunuhan Yesus. Seandainya Yahudi dan Romawi tidak membunuh beliau, maka tidak akan ada penebusan dosa bagi umat Kristen, sekalipun niat dari Yahudi/Romawi tersebut didasari dengan alasan yang jahat. Apabila mereka tidak melakukan pembunuhan atas dasar niat jahat tersebut maka Kristen tidak akan mendapat penebusan dosa.

Pembunuhan dilarang oleh firman dan dikatakan sebagai suatu dosa, namun Alkitab sendiri mencatat ada pembunuhan yang dilakukan justru merupakan suatu kepatuhan kepada Tuhan dan mendatangkan kebaikan bagi umat Kristen sendiri.

Bagaimana tanggapan anda soal ini..?? Apakah ini juga termasuk pengecualian..?

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : [[[[Esra : Pembunuhan secara umum adalah dosa. Apapun alasannya. Sepanjang Alkitab tidak memberikan pengecualian. Tetapi ternyata Alkitab memberikan pengecualian terhadap hokum tersebut di mana itu tidak dianggap sebagai dosa.
1.      Dalam kasus hukuman mati
2.      Dalam kasus bela diri nasional.]]]]

Wah..ini jadi lain lagi pak Esra Alfred Soru sebelumnya anda mengatakan membunuh adalah dosa apapun niat dan alasaan yang mendasarinya, sekarang mengatakan ada pengecualiannya..

Esra : Saya memang mengatakan demikian sebelumnya, tetapi anda juga perlu perhatikan batasan-batasan yang saya berikan yakni apa yang dikatakan Kitab Suci. Jadi kalau apa yang diperintahkan Kitab Suci harus dilakukan, apa yang dilarang Kitab Suci tidak boleh dilakukan. Apa yang Kitab Suci anggap sebagai dosa kita tidak boleh menganggapnya bukan dosa. Dan apa yang Kitab Suci tidak anggap sebagai dosa kita tidak boleh anggap sebagai dosa. Karena itu pernyataan membunuh dengan alasan apapun tetap dosa juga harus dibandingkan dengan Kitab Suci. Tidak bisa kalimat itu ditafsirkan terlepas dari Kitab Suci. Jadi maksud saya adalah kalau Kitab Suci tidak membenarkan itu, alasan apapun untuk membunuh tetap harus dianggap sebagai dosa.

======

Arda Chandra : Kalau dalam kasus bela nasional saja bisa dikatakan tidak berdosa, lalu mengapa dalam hal bela agama dan keimanan masih dikatakan berdosa..?? mana yang lebih tinggi nilainya menurut anda..??

Esra : Karena Kitab Suci tidak pernah membenarkan orang membunuh orang lain demi pertahankan agamanya. Apalagi dalam contoh yang anda angkat yakni membunuh orang tua sendiri

======

Arda Chandra : Satu hal lagi soal menilai suatu pembunuhan pak Esra Alfred Soru, terkait dengan pengorbanan Ibrahim dan pembunuhan Yesus Kristus.

Kalaulah Ibrahim waktu itu menolak perintah Tuhan untuk membunuh anaknya, maka justru tidak membunuh akan dinilai sebagai suatu dosa, sebaliknya melakukan pembunuhan merupakan perbuatan mulia karena dikategorikan sebagai kepatuhan kepada Tuhan.

Esra : Sudah saya katakan bahwa dosa atau tidak harus bergantung Kitab Suci / Firman Tuhan. Nah, mengorbankan anak bagi dewa, adalah sesuatu yang umum di dalam semua agama-agama kafir pada zaman itu. Tetapi mulai zaman Musa, hal seperti ini dilarang (bdk. Im 18:21 Im 20:2-5 Ul 12:31 Ul 18:10 2Raja-raja 16:3 2Raja-raja 17:17 Yeh 23:39). Tetapi pada zaman Abraham, jelas bahwa larangan ini belum ada.

Karena itu memang benar bahwa kalau saat itu Abraham tidak membunuh anaknya, itu menjadi dosa karena itu adalah perintah Tuhan. Dan sebaliknya kalau membunuh anaknya itu adalah tindakan mulia / taat karena itu diperintahkan oleh Tuhan. Tetapi seperti saya katakan di atas, itu tidak bisa jadi patokan untuk saat ini karena belakangan muncul larangan dalam ayat-ayat yang saya berikan di atas sehingga membunuh anak sendiri seperti dalam kasus Abraham akan menjadi dosa. Dan tentu Tuhan juga tidak akan memerintahkan sesuatu yang Ia sendiri larang bukan?

=======

Arda Chandra : Demikian juga dengan peristiwa pembunuhan Yesus. Seandainya Yahudi dan Romawi tidak membunuh beliau, maka tidak akan ada penebusan dosa bagi umat Kristen, sekalipun niat dari Yahudi/Romawi tersebut didasari dengan alasan yang jahat. Apabila mereka tidak melakukan pembunuhan atas dasar niat jahat tersebut maka Kristen tidak akan mendapat penebusan dosa.

Esra : Betul! Tetapi pembunuhan mereka atas Yesus tidak lantas menjadikan mereka tidak berdosa. Mereka tetap berdosa tetapi Allahlah yang mengubah dosa / kejahatan itu jadi berkat bagi dunia dengan jalan menjadikan pembunuhan atas Yesus itu menjadi cara penebusan dosa manusia. Jadi yang baik adalah Allah bukan para pembunuh itu.

Kis 2:21 Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. 2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. 2:23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

=====

Arda Chandra : Pembunuhan dilarang oleh firman dan dikatakan sebagai suatu dosa, namun Alkitab sendiri mencatat ada pembunuhan yang dilakukan justru merupakan suatu kepatuhan kepada Tuhan dan mendatangkan kebaikan bagi umat Kristen sendiri.

Bagaimana tanggapan anda soal ini..?? apakah ini juga termasuk pengecualian..?

Esra : Sudah saya jawab di atas.

ARDA CHANDRA :

Terima kasih pak Esra Alfred Soru, Soal rumusan dosa dan perbuatan baik sudah cukup lengkap saya terima penjelasannya..

Dari penjelasan anda di atas bisa saya rumuskan beberapa hal :
1. Bagi Kristen yang benar-benar percaya maka keimanan yang ada dalam dirinya tidak pernah akan hilang lagi sampai kapanpun sekalipun dia berbuat dosa.
2.   Bagi Kristen yang benar-benar percaya maka hidup mereka selanjutnya akan dibimbing roh kudus, sekalipun melakukan dosa namun itu muncul karena kelemahan mereka sebagai manusia bukan karena tidak beriman.

Seseorang menjadi Kristen biasanya melalui 2 hal : (1) Kristen sejak lahir (2) merupakan konversi dari pemeluk agama lain, namun saya lihat dari penjelasan anda, mulainya orang tersebut dikatakan menjadi Kristen yang benar-benar adalah ketika dia menyatakan diri percaya kepada penebusan yang dilakukan Yesus.

Pertanyaannya :
1.   Bagaimana proses dan tanda-tandanya orang tersebut baru dikatakan sebagai orang yang percaya..?
2.   Bisa terjadi bahwa orang yang sudah percaya ternyata kembali menjadi tidak beriman, kira-kira apa yang terjadi pada orang tersebut..??

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Dari penjelasan anda di atas bisa saya rumuskan beberapa hal :

1. bagi Kristen yang benar-benar percaya maka keimanan yang ada dalam dirinya tidak pernah akan hilang lagi sampai kapanpun sekalipun dia berbuat dosa.

Esra : Ya juga betul tetapi kalau sesuai konteks pembahasan kita, lebih tepatnya keselamatannya tidak bisa hilang sekalipun dia berbuat dosa. Karena untuk dosa-dosa itu juga penebusan sudah berlaku.

=====

Arda Chandra : 2. bagi Kristen yang benar-benar percaya maka hidup mereka selanjutnya akan dibimbing roh kudus, sekalipun melakukan dosa namun itu muncul karena kelemahan mereka sebagai manusia bukan karena tidak beriman.

Esra : Ya benar! Dan itu terlihat dari sikapnya terhadap dosa. Ia sebenarnya membenci dosa, tetapi kelemahannya membuat ia melakukan dosa itu. Dan itu membuat ia tidak tenang. Jadi dia justru menderita konflik di dalam batinnya terkait dosa-dosa yang dibuat ketimbang menikmatinya.

=====

Arda Chandra : Seseorang menjadi Kristen biasanya melalui 2 hal : (1) Kristen sejak lahir

Esra : Jika yang dimaksud adalah “beragama Kristen” maka itu benar. Ia bisa lahir dari keluarga Kristen dan karena itu memeluk agama Kristen. Tetapi kalau bicara tentang Kristen yg sesungguhnya, maka tak ada orang yang lahir langsung jadi Kristen. Kekristenan dimulai ketika orang itu secara pribadi beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya seperti yang anda katakan :

“namun saya lihat dari penjelasan anda, mulainya orang tersebut dikatakan menjadi Kristen yang benar-benar adalah ketika dia menyatakan diri percaya kepada penebusan yang dilakukan Yesus”

=====

Arda Chandra : (2) merupakan konversi dari pemeluk agama lain,

Esra : Agama lain yang masuk menjadi agama Kristen pun belum tentu menjadi Kristen yang sesungguhnya. Kecuali dia benar-benar percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Persoalannya adalah ada juga banyak orang non Kristen yang masuk menjadi agama Kristen karena alasan-alasan yang lain. Misalnya karena pacar / isterinya / suaminya Kristen. Dia bisa saja beragama Kristen tetapi tidak pernah menjadi Kristen yg sejati sampai dia benar-benar percaya sebagaimana yang saya jelaskan di atas.

Karena itu pula sebenarnya semua upaya Kristenisasi yang berusaha menjadikan orang lain beragama Kristen tetapi bukan melalui pemberitaan Injil adalah cara yang salah dan tak bermanfaat. Misalnya melalui kawin-mawin, melalui iming-iming  harta, kedudukan, dsb. Itu hanya memperbanyak orang beragama Kristen tetapi tidak memperbanyak orang yang diselamatkan. Saya tidak pernah menyetujui cara-cara ini.

=====

Arda Chandra : namun saya lihat dari penjelasan anda, mulainya orang tersebut dikatakan menjadi Kristen yang benar-benar adalah ketika dia menyatakan diri percaya kepada penebusan yang dilakukan Yesus.

Esra : Ya benar sekali!

=====

Arda Chandra : Pertanyaannya :

1. Bagaimana proses dan tanda-tandanya orang tersebut baru dikatakan sebagai orang yang percaya..?

Esra : Ini pertanyaan yang bagus, penting dan agak panjang jawabannya.

1.   Orang itu harus mendengar Injil yang sesungguhnya.

Rom 10:13-14 - “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? BAGAIMANA MEREKA DAPAT PERCAYA KEPADA DIA, JIKA MEREKA TIDAK MENDENGAR TENTANG DIA. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?”

Rom 10:17 - “Jadi, IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN, DAN PENDENGARAN OLEH FIRMAN KRISTUS

2.    Dia mengerti inti Injil itu.

Yang dimengerti adalah inti injil, bukan doktrin-doktrin yang tinggi-tinggi seperti Predestinasi, Tritunggal, dsb.

Jika tidak mengerti dan lalu mengaku percaya, lalu apa yang dia percayai? Atau mengerti secara salah, maka tentu yang dia percayai sesuatu yang salah. Itu tidak bisa disebut sebagai iman yang sesungguhnya.

Mat 13:23 - tanah subur itu ‘mendengar firman itu DAN MENGERTI’

3. Dia membuka harinya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

Kisah Para Rasul 16:31 : Jawab mereka: "PERCAYALAH KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS dan engkau akan selamat…..

Di sini perlu saya jelaskan bahwa Kitab Suci menunjukkan bahwa ‘iman yang menyelamatkan’ (saving faith) adalah iman kepada Kristus, dan ini HARUS BERHUBUNGAN DENGAN PENEBUSAN DOSANYA dan bukan sekedar percaya bahwa Yesus ada, bisa menyembuhkan penyakit, bisa melakukan mujizat, menolong dari problem, dsb.

Ini terlihat dari banyak ayat seperti:

Rom 3:25a - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian KARENA IMAN, DALAM DARAHNYA”.

NIV: ‘through faith in his blood’ (= melalui iman dalam / kepada darahNya).

Rom 5:9 - “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah DIBENARKAN OLEH DARAHNYA, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah”.

Mat 1:21 - nama ‘Yesus’ diberikan karena Ia yang menyelamatkan umatNya dari dosa.

Jadi, pengertian minimal yang harus ada pada seorang kristen adalah bahwa Yesus adalah Allah, yang telah menjadi manusia, dan mati disalib untuk menebus dosa-dosanya, dan bahwa IA DISELAMATKAN BUKAN KARENA PERBUATAN BAIKNYA, TETAPI SEMATA-MATA KARENA JASA PENEBUSAN KRISTUS, YANG IA TERIMA MELALUI IMAN.

4. Karena salah 1 berita Injil adalah menyangkut Yesus yang menebus SELURUH DOSAnya, dan karena itu ia pasti diselamatkan, maka ciri yang harus ada dalam diri orang itu adalah keyakinan keselamatan.

Yoh 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan MEREKA PASTI TIDAK AKAN BINASA SAMPAI SELAMA-LAMANYA dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

1 Yoh 5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. 5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya KAMU YANG PERCAYA KEPADA NAMA ANAK ALLAH, TAHU, BAHWA KAMU MEMILIKI HIDUP YANG KEKAL.

Tanpa keyakinan keselamatan seperti ini, kekristenannya layak dicurigai. Yang yakin diselamatkan saja belum tentu Kristen sejati (tergantung dasar keyakinannya itu apa?) apalagi yang tidak yakin?

5.    Ada kerinduan / cinta dan sikap hormat / tunduk pada Firman Tuhan.

Yoh 8:47 - “Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.’”.

6.     Ia pasti mengalami pengudusan / perubahan hidup ke arah yang positif (Yak 2:17,26).

Yak 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Yak 2:26 : Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Pemberian Roh Kudus kepada orang yang percaya kepada Kristus menyebabkan terjadinya pengudusan, karena Roh Kudus ini menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23). Pengudusan langsung dimulai setelah percaya, dan merupakan proses yang tidak akan pernah selesai seumur hidupnya. Tidak ada pengudusan di mana orangnya mendadak menjadi suci / saleh luar biasa.

Pekerjaan Roh Kudus yang menguduskan ini akan menyebabkan orang kristen itu mulai membenci dosa, dan kebencian terhadap dosa ini akan terus bertumbuh, dan menyebabkan ia tidak mungkin meremehkan dosa, atau bersikap santai / acuh tak acuh pada waktu ia tahu bahwa ia telah berbuat dosa. Pada saat yang sama dalam diri orang itu akan muncul dan bertumbuh suatu kecintaan pada kebenaran / kesucian.

Maz 119:104 - “Aku beroleh pengertian dari titah-titahMu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta”.

Maz 119:163 - “Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi TauratMu kucintai”.

Pekerjaan Roh Kudus yang menguduskannya ini menyebabkan orang itu akan mengalami konflik dalam dirinya, yaitu konflik antara kecenderungan daging / manusia lamanya untuk berbuat dosa, dan pekerjaan Roh Kudus yang mendorongnya pada kekudusan. Kadang-kadang seakan-akan ada kebencian dan kecintaan sekaligus pada suatu dosa tertentu. Ini sesuai dengan ayat-ayat di bawah ini:

Mat 26:41 - “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah”.

Gal 5:17 - “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”.

7.    Orang Kristen yang sejati pasti mempunyai keinginan untuk menyelamatkan orang lain (Yoh 1:41,45 Mat 9:9-10 Kis 8:1-4 1Kor 9:16b).

Keinginan menyelamatkan orang lain itu bisa diwujudkan dengan memberitakan Injil kepadanya, mendoakannya, dan memberi kesaksian yang baik kepadanya.

Itulah beberapa ciri dari seorang Kristen sejati. Dengan ciri semacam ini, maaf saja, saya bahkan melihat ada begitu banyak orang yang beragama Kristen sesungguhnya bukan Kristen sejati, sekalipun mereka aktif ke gereja, melakukan berbagai macam upacara Kristen, itu semua hanya bersifat lahiriah saja. Ada terlalu banyak orang Kristen yang sama sekali tidak mengerti inti Injil.

=====

Arda Chandra : 2. Bisa terjadi bahwa orang yang sudah percaya ternyata kembali menjadi tidak beriman, kira-kira apa yang terjadi pada orang tersebut..??

Esra : Tidak bisa! Kalau orang sampai menjadi tidak beriman / kehilangan imannya (berhenti percaya, atau berpindah agama), sesungguhnya dan itu adalah bukti bahwa dia tidak pernah benar-benar percaya.

1 Yoh 2:19 : Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Yang benar-benar percaya tak akan pernah berhenti beriman.

Yohanes 8:31 : Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "JIKALAU KAMU TETAP DALAM FIRMAN-KU, KAMU BENAR-BENAR ADALAH MURID-KU

Jadi yang benar-benar murid akan tetap dalam Firman. Yg keluar dari Firman (berhenti beriman), adalah bukan benar-benar murid.

ARDA CHANDRA :

Saya sudah sampai kepada akhir diskusi kita dan sudah banyak informasi yang didapat terkait dengan konsep keselamatan dalam ajaran Kristen sesuai apa yang anda pahami, dan saya akan mengajukan pertanyaan penutup. Setelah itu masing-masing kita diberi kesempatan untuk menyampaikan 'closing speech', dan diskusi ini sudah bisa diakhiri.

Dari penjelasan anda bahwa :

1. Kristen yang benar-benar beriman tidak mungkin akan keluar dari keimanannya, kalau itu yang terjadi maka artinya dia tidak benar-benar beriman (Kristen KTP).
2.   Ciri-ciri Kristen yang benar-benar beriman sekurang-kurangnya ada 7 point seperti yang anda sampaikan.
3.   Sekali beriman maka orang Kristen yang benar-benar beriman tersebut akan tetap dalam keimanannya sampai mati.
4. Segala dosa yang dilakukan adalah akibat kelemahan, tidak akan menghilangkan keselamatan yang sudah diperoleh karena dosa tersebut pasti ditebus oleh Yesus.

Karena kita bicara soal iman, maka ini sifatnya subyektif, kita tidak tahu bagaimana kadar keimanan yang dimiliki orang lain karena itu adanya dalam qalbu/hati masing-masing. Maka saya mengajukan pertanyaan yang sifatnya pribadi kepada anda soal ini, karena iman yang ada dalam hati anda tentu saja anda sendiri dan Tuhan yang tahu.

Untuk menyatakan anda bukanlah Kristen KTP melainkan benar-benar seorang Kristen dengan memiliki 7 ciri-ciri yang disebutkan di atas, iman tersebut tidak akan hilang sampai mati, dan dosa yang anda lakukan atau akan dilakukan sudah ditebus oleh Yesus, apakah anda bisa menyatakan di sini perkataan :"Nanti saya pasti mati dalam keadaan beriman, karena pasti maka sekarang ini saya sudah tahu kelak dapat keselamatan, tidak ada lagi kemungkinan lain..".

ESRA ALFRED SORU :

Arda Chandra : Saya sudah sampai kepada akhir diskusi kita dan sudah banyak informasi yang didapat terkait dengan konsep keselamatan dalam ajaran Kristen sesuai apa yang anda pahami, dan saya akan mengajukan pertanyaan penutup. Setelah itu masing-masing kita diberi kesempatan untuk menyampaikan 'closing speech', dan diskusi ini sudah bisa diakhiri..

Dari penjelasan anda bahwa :

1. Kristen yang benar-benar beriman tidak mungkin akan keluar dari keimanannya, kalau itu yang terjadi maka artinya dia tidak benar-benar beriman (Kristen KTP).
2.   Ciri-ciri Kristen yang benar-benar beriman sekurang-kurangnya ada 7 point seperti yang anda sampaikan.
3.  Sekali beriman maka orang Kristen yang benar-benar beriman tersebut akan tetap dalam keimanannya sampai mati.
4. Segala dosa yang dilakukan adalah akibat kelemahan, tidak akan menghilangkan keselamatan yang sudah diperoleh karena dosa tersebut pasti ditebus oleh Yesus.

Esra : Ya benar sekali!

=====

Arda Chandra : Karena kita bicara soal iman, maka ini sifatnya subyektif, kita tidak tahu bagaimana kadar keimanan yang dimiliki orang lain karena itu adanya dalam qalbu/hati masing-masing. Maka saya mengajukan pertanyaan yang sifatnya pribadi kepada anda soal ini, karena iman yang ada dalam hati anda tentu saja anda sendiri dan Tuhan yang tahu.

Untuk menyatakan anda bukanlah Kristen KTP melainkan benar-benar seorang Kristen dengan memiliki 7 ciri-ciri yang disebutkan di atas, iman tersebut tidak akan hilang sampai mati, dan dosa yang anda lakukan atau akan dilakukan sudah ditebus oleh Yesus, apakah anda bisa menyatakan di sini perkataan :"Nanti saya pasti mati dalam keadaan beriman, karena pasti maka sekarang ini saya sudah tahu kelak dapat keselamatan, tidak ada lagi kemungkinan lain..".

Esra : Ya tepat sekali! Kapan pun saya mati, bagaimana pun cara saya mati, saya pasti akan selamat/masuk surga. (Bukan mudah-mudahan, bukan semoga, buka kemungkinan besar). Keyakinan dan kepastian ini didasarkan pada janji Yesus :

Yoh 10:28-29 : (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan MEREKA PASTI TIDAK AKAN BINASA SAMPAI SELAMA-LAMANYA DAN SEORANG PUN TIDAK AKAN MEREBUT MEREKA DARI TANGAN-KU. (29) Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan SEORANG PUN TIDAK DAPAT MEREBUT MEREKA DARI TANGAN BAPA.

Saya dan semua orang yang percaya digambarkan sedang ada dalam genggaman Yesus dan tak ada siapapun atau apapun yang bisa merebut saya dari tanganNya (ayat 28). Seolah-olah itu masih kurang, dalam ayat 29 ditambahkan lagi bahwa saya dan semua orang yang percaya juga ada dalam genggaman tangan Bapa yang lebih besar dari siapapun dan tak ada yang bisa merebut orang-orang percaya dari tangan Bapa.

Tidakkah ini jaminan keselamatan yang begitu pasti? Itu tidak bergantung pada tangan saya yang lemah jika saya memegang-Nya (yang pasti akan terlempar ke neraka selama2nya) tetapi bergantung pada tanganNya yang kuat yang menggenggam saya dan membawa saya sampai ke surga.

Itulah sebabnya pula Paulus berkata :

Fil 1:5-6 :(5) Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. (6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Saya tambahkan pula bahwa keyakinan itu bukan karena saya merasa hidup saya baik, bukan karena saya tanpa dosa. Saya orang berdosa, bahkan banyak dosanya. Tetapi Anugerah Allah di dalam Yesus Kristus yang saya percayai telah menebus semua dosa itu, bahkan dosa terakhir sebelum saya masuk lubang kubur.

1 Yoh 2:1-2 : (1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun JIKA SEORANG BERBUAT DOSA, KITA MEMPUNYAI SEORANG PENGANTARA PADA BAPA, YAITU YESUS KRISTUS, YANG ADIL. (2) DAN IA ADALAH PENDAMAIAN UNTUK SEGALA DOSA KITA….

Jika semua dosa sudah ditebus oleh Kristus, apa lagi yang harus saya tanggung? Tidak ada! Karena itu tak ada 1 dosa pun yang bisa bawa saya ke neraka. Saya pasti akan diselamatkan / masuk surga. Itulah iman kristen yang sejati.

Yoh 3:16 : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA TIDAK BINASA, MELAINKAN BEROLEH HIDUP YANG KEKAL.

1 Yoh 5:13 : Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya KAMU YANG PERCAYA KEPADA NAMA ANAK ALLAH, TAHU, BAHWA KAMU MEMILIKI HIDUP YANG KEKAL.

Rom 8:1 : Demikianlah sekarang TIDAK ADA PENGHUKUMAN BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM KRISTUS YESUS.

YA, TERPUJILAH YESUS KRISTUS, TUHAN DAN JURUSELAMATKU!

ARDA CHANDRA :

Baiklah pak Esra Alfred Soru, ternyata anda memilih untuk menjawab panjang-lebar pertanyaan yang saya ajukan padahal itu berbentuk pertanyaan tertutup yang bisa dijawab Yes or No saja untuk menggambarkan posisi anda, apakah sebagai orang yang benar-benar Kristen atau hanya Kristen KTP. Ini membuat pandangan saya 'agak tertutup' untuk bisa menilai anda. Namun saya simpulkan anda menyatakan diri memang sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh, karena itu anda menyatakan pasti mati dalam keadaan beriman kelak, karena tidak ada peluang bagi Kristen sungguh-sungguh untuk menjadi tidak beriman, maka sekarang anda sudah tahu apa yang akan terjadi terhadap kematian anda nantinya.

Saya akan menyampaikan 'closing speech' yang merupakan pendapat subyektif saya terhadap jalannya diskusi, dan setelah itu giliran anda untuk menyampaikannya.

Kesimpulan yang saya dapatkan dari penjelasan yang diberikan :

1.  Aturan tentang kebaikan dan perbuatan dosa merujuk kepada firman Tuhan dalam Alkitab, namun kebaikan yang dilakukan harus dilandasi oleh iman, jadi sekalipun bentuk kebaikan yang ada dalam Alkitab dilakukan oleh orang yang tidak beriman, maka itu tidak ada nilainya sama sekali, orang tersebut tetap tidak mendapatkan keselamatan di dunia apalagi di akhirat.
2. Bentuk dosa juga merujuk kepada Alkitab, terdapat perbuatan yang dikategorikan sebagai dosa, namun apabila Alkitab menyatakan itu didasari sesuatu yang dibolehkan maka itu tidak termasuk dosa, misalnya berperang (membunuh) atas dasar membela tanah air, namun karena tidak disebutkan Alkitab, membunuh demi membela agama dan iman justru tidak dibenarkan padahal justru hal tersebut lebih penting. Ini bisa menjadi absurd, karena dasar dari pasukan perang salib untuk menyerang Jerusalem yang diduduki umat Islam sebenarnya tidak ada bedanya dengan dasar pejuang Indonesia menyerang Jogya yang diduduki Belanda dalam peristiwa 6 jam di Jogya, George Bush menyerang Irak dan Afghanistan didasari alasan keamanan nasional karena baru saja terkena bom WTC. Dan anda menyatakan itu tidak diperbolehkan oleh Alkitab.
3.  Dengan konsep keselamatan seperti ini, bisa terjadi seorang Kristen yang mendzalimi umat beragama lain akan masuk surga sedangkan pihak yang didzalimi masuk neraka tanpa punya kesempatan untuk membela dirinya. Ketika misalnya dia dibunuh maka dosa pembunuhan oleh Kristen pasti ditebus Yesus, padahal seandainya orang tersebut tidak dibunuh dan melanjutkan hidupnya masih terbuka kesempatan untuk menjadi orang yang percaya. Pembunuhan justru menutup peluang tersebut dan si Kristen yang telah menutup pintu keselamatan tetap ditebus dosanya.
4. Konsep keselamatan Kristen yang menyatakan begitu menyatakan iman, maka dosa yang dilakukan setelah itu pasti akan ditebus, bisa memunculkan manusia yang melakukan 'dosa yang disadari' karena mengakuinya sebagai akibat kelemahan yang ada dalam dirinya, sekaligus masih meyakini tidak akan menerima akibat apa-apa dari dosa tersebut. Kristen yang berzinah menyadari perbuatan tersebut merupakan dosa dan menyadari bahwa itu akibat kelemahan yang tidak mungkin dihindari, lalu menyatakan hal tersebut sudah ditebus Yesus. Kristen akan terus melakukan dosa yang disadarinya memang merupakan dosa, penebusan oleh Yesus diharapkan akan 'meringankan beban' yang muncul dalam hati.
5.  Konsep keselamatan Kristen (yang benar-benar beriman) sama sekali tidak membuka peluang lagi untuk tidak mendapatkan keselamatan, karena begitu menyatakan percaya maka roh kudus sudah bekerja, iman tidak akan lepas, dan dosa yang akan dilakukan pasti ditebus. Pernyataan terakhir anda yang menyebutkan anda pasti mati dalam iman kelak, dan artinya anda sudah mengetahui dari sekarang bahwa anda akan mati dalam keselamatan, mengoreksi jawaban anda terdahulu yang menyatakan tidak seorangpun Kristen yang tahu dalam keadaan bagaimana dia akan mati kelak. Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya ketika seorang Kristen menyatakan dirinya sebagai Kristen, dia sendiri tidak mengetahui apakah dirinya merupakan Kristen yang sungguh-sungguh atau bukan (Kristen KTP). Ini sangat manusiawi karena setelah itu mereka tetap melakukan dosa, dan dosa akan 'menggerus' keimanan yang memunculkan keraguan kembali. Tindakan untuk mengutip ayat Alkitab ketika menjawab tuntutan agar mereka menyatakan diri sudah pasti selamat merupakan reaksi logis untuk mencari 'catelan' agar keraguan tersebut bisa dihilangkan.

Tentu saja sebagai manusia, saya tidak bisa menyelami isi hati orang Kristen, saya hanya bisa menduga-duga saja. Yang mengetahui hanyalah Allah sebagai pihak Yang Maha Mengetahui segala isi hati manusia. Melalui jalan diskusi ini saya bisa mengkonfirmasi apa yang Dia sampaikan tentang ini :

Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (Al-Baqarah 94-95).

Sebagai analoginya, kepastian keselamatan dalam konsep Kristen mungkin bisa digambarkan ibarat supporter PSSI yang menyanyikan lagu 'Garuda Didadaku' ketika menyemangati kesebelasannya di stadion :"Hari ini aku yakin pasti menang..". Soal apakah memang kesebelasan PSSI memenangkan pertandingan tidak ada seorangpun yang tahu sampai pertandingan selesai, nyatanya PSSI memang sering banyak kalahnya dibandingkan menangnya.

Demikian closing speech dari saya, silahkan anda menyampaikan bagian anda, setelah itu diskusi antara kita berdua saya nyatakan selesai.

ESRA ALFRED SORU :

Sebelum saya mengemukakan closing speech saya, saya ingin klarifikasi beberapa hal dalam closing speech anda.

Arda Chandra : Baiklah pak Esra Alfred Soru, ternyata anda memilih untuk menjawab panjang-lebar pertanyaan yang saya ajukan padahal itu berbentuk pertanyaan tertutup yang bisa dijawab Yes or No saja untuk menggambarkan posisi anda, apakah sebagai orang yang benar-benar Kristen atau hanya Kristen KTP. Ini membuat pandangan saya 'agak tertutup' untuk bisa menilai anda. Namun saya simpulkan anda menyatakan diri memang sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh, karena itu anda menyatakan pasti mati dalam keadaan beriman kelak, karena tidak ada peluang bagi Kristen sungguh-sungguh untuk menjadi tidak beriman, maka sekarang anda sudah tahu apa yang akan terjadi terhadap kematian anda nantinya.

Esra : Betul sekali! Dan saya menjelaskan panjang supaya agar bisa memberikan dasar-dasar dari keyakinan saya itu.

=====

Arda Chandra : Saya akan menyampaikan 'closing speech' yang merupakan pendapat subyektif saya terhadap jalannya diskusi, dan setelah itu giliran anda untuk menyampaikannya.

Kesimpulan yang saya dapatkan dari penjelasan yang diberikan :

1. Aturan tentang kebaikan dan perbuatan dosa merujuk kepada firman Tuhan dalam Alkitab, namun kebaikan yang dilakukan harus dilandasi oleh iman, jadi sekalipun bentuk kebaikan yang ada dalam Alkitab dilakukan oleh orang yang tidak beriman, maka itu tidak ada nilainya sama sekali, orang tersebut tetap tidak mendapatkan keselamatan di dunia apalagi di akhirat.

Esra : Konteks pembahasan kita adalah keselamatan akhirat, jadi kita tidak bahas keselamatan di dunia ini. Tapi yang tentang akhirat, kesimpulan anda benar.

======

Arda Chandra : 2. Bentuk dosa juga merujuk kepada Alkitab, terdapat perbuatan yang dikategorikan sebagai dosa, namun apabila Alkitab menyatakan itu didasari sesuatu yang dibolehkan maka itu tidak termasuk dosa, misalnya berperang (membunuh) atas dasar membela tanah air, namun karena tidak disebutkan Alkitab, membunuh demi membela agama dan iman justru tidak dibenarkan padahal justru hal tersebut lebih penting.

Esra : Penting atau tidak pun harus dilihat dari Alkitab, bukan dari pertimbangan kita sendiri.

=====

Arda Chandra : Ini bisa menjadi absurd, karena dasar dari pasukan perang salib untuk menyerang Jerusalem yang diduduki umat Islam sebenarnya tidak ada bedanya dengan dasar pejuang Indonesia menyerang Jogya yang diduduki Belanda dalam peristiwa 6 jam di Jogya, George Bush menyerang Irak dan Afghanistan didasari alasan keamanan nasional karena baru saja terkena bom WTC. Dan anda menyatakan itu tidak diperbolehkan oleh Alkitab.

Esra : Sejarah perang salib diwarnai dengan berbagai kepentingan politik untuk menguasai Yerusalem sehingga sukar dikategorikan sebagai bukan dosa. Soal George Bush menyerang Irak dan Afghanistan, saya tidak terlalu tahu motifnya. Prinsipnya adalah jikalau itu sifatnya untuk “membela diri” maka itu tidak dosa tetapi jikalau itu dilandasi kebencian dan nafsu untuk menguasai / membalas dendam, maka itu adalah dosa.

======

Arda Chandra :  3. Dengan konsep keselamatan seperti ini, bisa terjadi seorang Kristen yang mendzalimi umat beragama lain akan masuk surga sedangkan pihak yang didzalimi masuk neraka tanpa punya kesempatan untuk membela dirinya. Ketika misalnya dia dibunuh maka dosa pembunuhan oleh Kristen pasti ditebus Yesus, padahal seandainya orang tersebut tidak dibunuh dan melanjutkan hidupnya masih terbuka kesempatan untuk menjadi orang yang percaya. Pembunuhan justru menutup peluang tersebut dan si Kristen yang telah menutup pintu keselamatan tetap ditebus dosanya.

Esra : Hidup mati manusia bukan ada di tangan manusia melainkan dalam tangan Tuhan. Bahkan satu pembunuhan pun tidak bisa terjadi jikalau Tuhan tidak mengijinkannya. Sehingga apabila ada orang yang tidak percaya yang mati dibunuh, dan dengan demikian kesempatan untuk percayanya tertutup, dari sudut pandang manusia kelihatannya si Kristen yang menutup kesempatan itu, tetapi dari sudut pandang Tuhan yang memegang nafas hidup manusia, kesempatan itu ditutup oleh Tuhan. Ini tentu menjadi isu yang lain untuk dibahas, tetapi tempatnya bukan di sini.

=====

Arda Chandra :  4. Konsep keselamatan Kristen yang menyatakan begitu menyatakan iman, maka dosa yang dilakukan setelah itu pasti akan ditebus, bisa memunculkan manusia yang melakukan 'dosa yang disadari' karena mengakuinya sebagai akibat kelemahan yang ada dalam dirinya, sekaligus masih meyakini tidak akan menerima akibat apa-apa dari dosa tersebut. Kristen yang berzinah menyadari perbuatan tersebut merupakan dosa dan menyadari bahwa itu akibat kelemahan yang tidak mungkin dihindari, lalu menyatakan hal tersebut sudah ditebus Yesus. Kristen akan terus melakukan dosa yang disadarinya memang merupakan dosa, penebusan oleh Yesus diharapkan akan 'meringankan beban' yang muncul dalam hati.

Esra : Salah 1 ciri dari Kristen yang sungguh-sungguh adalah dia membenci kejahatan dan mencintai kekudusan. Jikalau ada orang yang dengan sengaja berdosa dengan alasan bahwa dosanya akan / sudah ditebus, justru itu membuktikan dia bukan sungguh-sungguh orang percaya. Alkitab melarang kita berbuat dosa, tetapi kelemahan seseorang bisa membuat dosa itu terjadi, untuk kasus seperti itu dosa itu ditebus (1 Yoh 2:1-2). Tuhan tidak bisa ditipu dengan motivasi hati yang salah bukan?

=====

Arda Chandra : 5. Konsep keselamatan Kristen (yang benar-benar beriman) sama sekali tidak membuka peluang lagi untuk tidak mendapatkan keselamatan, karena begitu menyatakan percaya maka roh kudus sudah bekerja, iman tidak akan lepas, dan dosa yang akan dilakukan pasti ditebus. Pernyataan terakhir anda yang menyebutkan anda pasti mati dalam iman kelak, dan artinya anda sudah mengetahui dari sekarang bahwa anda akan mati dalam keselamatan, mengoreksi jawaban anda terdahulu yang menyatakan tidak seorangpun Kristen yang tahu dalam keadaan bagaimana dia akan mati kelak.

Esra : Saya tidak pernah menyatakan bahwa tidak ada orang Kristen yang bisa tahu bagaimana dia mati kelak? Yang saya katakan adalah karena iman sifatnya subyektif, kita tidak bisa tahu kesungguhan iman seseorang. Hanya dia dan Tuhan yang tahu itu. Itu tidak bertentangan dengan saya sendiri meyakini iman dan keselamatan saya. Untuk orang lain saya tidak tahu / yakin, untuk diri saya, saya yakin. Itu sama sekali tidak bertentangan.

======

Arda Chandra : Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya ketika seorang Kristen menyatakan dirinya sebagai Kristen, dia sendiri tidak mengetahui apakah dirinya merupakan Kristen yang sungguh-sungguh atau bukan (Kristen KTP). Ini sangat manusiawi karena setelah itu mereka tetap melakukan dosa, dan dosa akan 'menggerus' keimanan yang memunculkan keraguan kembali.

Esra : Bisa saja ada kesalahmengertian bahwa dengan adanya dosa yang masih diperbuat berarti seseorang bukan Kristen sejati. Tetapi itu adalah kesalahan pengertian. Jikalau orang benar-benar memahami Kitab Suci bahwa bahkan seorang yang sudah benar-benar Kristen pun masih bisa melakukan dosa, maka adanya dosa tidak lantas menjadikan orang itu ragu akan iman dan kepastian keselamatannya. Keraguan akan hal itu hanya dilandasi oleh ketidakmengertian akan ajaran Kitab Suci tentang itu.

====

Arda Chandra :  Tindakan untuk mengutip ayat Alkitab ketika menjawab tuntutan agar mereka menyatakan diri sudah pasti selamat merupakan reaksi logis untuk mencari 'catelan' agar keraguan tersebut bisa dihilangkan. Tentu saja sebagai manusia, saya tidak bisa menyelami isi hati orang Kristen, saya hanya bisa menduga-duga saja. Yang mengetahui hanyalah Allah sebagai pihak Yang Maha Mengetahui segala isi hati manusia.

Melalui jalan diskusi ini saya bisa mengkonfirmasi apa yang Dia sampaikan tentang ini :

Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (Al-Baqarah 94-95).

Sebagai analoginya, kepastian keselamatan dalam konsep Kristen mungkin bisa digambarkan ibarat supporter PSSI yang menyanyikan lagu 'Garuda Didadaku' ketika menyemangati kesebelasannya di stadion :"Hari ini aku yakin pasti menang..". Soal apakah memang kesebelasan PSSI memenangkan pertandingan tidak ada seorangpun yang tahu sampai pertandingan selesai, nyatanya PSSI memang sering banyak kalahnya dibandingkan menangnya..

Esra : Hehehe….. anda menilai secara salah. Biar saya beritahu bahwa keyakinan keselamatan seorang Kristen bukanlah lahir dari upaya menutupi keraguan.

Keyakinan keselamatan itu bukanlah keyakinan yang dipaksakan, di mana orang itu berusaha meyakin-yakinkan dirinya sendiri bahwa ia pasti akan masuk surga. Keyakinan yang benar datang / diberikan oleh Roh Kudus. Ini terlihat dari Ro 8:16 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Karena keyakinan ini diberikan oleh Roh Kudus, maka keyakinan ini akan ada tanpa dipaksakan. Pada waktu ditanya: ‘Apakah kalau kamu mati kamu yakin akan masuk surga?’, maka dengan hati yang sungguh-sungguh yakin, ia bisa berkata ‘Ya!’. Jadi ini tidak sama dengan supporter PSSI.

Arda Chandra : Demikian closing speech dari saya, silahkan anda menyampaikan bagian anda, setelah itu diskusi antara kita berdua saya nyatakan selesai.

Esra : Baiklah! Berikut ini adalah closing speech saya.

Dengan mengacu pada thread yang anda angkat, dan juga jalannya diskusi, maka saya akan mengemukakan 2 hal :

1.      Tentang dosa.

Dasar dari ajaran Kristen adalah Kitab Suci. Dan karena itu maka menentukan sesuatu perbuatan adalah dosa atau bukan harus mengacu pada Kitab Suci karena Kitab Suci / Firman Tuhan.

Ini terlihat dari:

2 Tim 3:16 - “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.

Jadi ayat ini mengatakan bahwa salah satu fungsi Firman Tuhan adalah untuk menunjukkan kesalahan / dosa-dosa kita.

1Yoh 3:4 yang berkata bahwa “dosa adalah pelanggaran hukum Allah”.

Rom 3:20b - “oleh hukum Taurat orang mengenal dosa”.

Dalam setiap negara ada undang-undang. Apakah tindakan kita salah atau benar tidak didasarkan pada pandangan umum ataupun pandangan pribadi, tetapi didasarkan pada undang-undang tersebut. Tidak peduli kita menganggap tindakan kita itu benar, ataupun seluruh masyarakat menganggap tindakan kita itu benar, tetapi kalau undang-undang menganggap kita salah, maka kita salah.

Kitab Suci / Firman Tuhan adalah undang-undang yang Allah berikan kepada kita, dan karena itu Kitab Suci / Firman Tuhan ini adalah standard hidup kita.

Karena itu kalau Kitab Suci menyetujuinya suatu tindakan, tindakan itu bukan dosa. Sebaliknya kalau Kitab Suci mengecamnya / menganggapnya sebagai dosa, maka itu adalah dosa.

2.      Tentang keyakinan keselamatan seorang Kristen

Orang Kristen sejati adalah seorang yang mempunyai keyakinan keselamatan. Jikalau seorang ditanya “kalau kamu mati malam ini, yakinkah kamu bahwa kamu akan masuk surga?” Kalau jawabannya ‘tidak’, itu menunjukkan orang itu bukan kristen atau bukan kristen yang sejati alias Kristen KTP.

Lalu apa dasarnya kekristenan mempunyai keyakinan keselamatan?

a. Kristen adalah agama yang hanya mengandalkan iman kepada Yesus Kristus untuk keselamatan.

Dalam agama lain perbuatan baik menentukan keselamatan, atau setidaknya mempunyai andil dalam keselamatan. Ini menyebabkan dari sudut agama itu sendiri tidak mungkin ada keyakinan keselamatan, karena siapa yang bisa tahu banyaknya dosa atau perbuatan baik yang ia lakukan selama hidupnya? Tetapi dalam kekristenan, keselamatan didapatkan hanya karena iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan karena itu orang kristen bisa, dan bahkan harus, mempunyai keyakinan keselamatan.

b. Adanya ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang kristen harus yakin akan keselamatannya.

1Yoh 5:13 - “Semuanya ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”.

Rom 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

Arti Rom 8:16 ini adalah bahwa Roh Kudus meyakinkan kita yang percaya bahwa kita adalah anak Allah, dan kalau kita yakin bahwa kita adalah anak Allah, maka kita pasti akan yakin akan keselamatan kita.

c. Orang kristen sejati harus percaya bahwa Kristus mati disalib untuk menebus semua dosanya, baik dosa yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang, tanpa kecuali.

Hal ini ditunjukkan oleh kata-kata ‘segala’ atau ‘semua’ dalam ayat-ayat di bawah ini:

Kol 2:13 - “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”.

1Yoh 1:7,9 - “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ... Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.

Tit 2:14 - “yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik”.

Sekarang, bisakah orang yang percaya bahwa Yesus mati menebus semua dosanya masih ragu-ragu akan masuk surga? Dosa yang mana yang menyebabkan ia berpikir bahwa ia masih bisa masuk neraka? Bukankah ia percaya semua dosanya sudah ditebus? ‘Percaya bahwa Yesus mati untuk semua dosanya’ dan ‘takut kalau-kalau ia akan masuk ke neraka / tidak yakin ia akan masuk surga’ adalah 2 hal yang kontradiksi / bertentangan, yang tidak mungkin bisa ada dalam diri seseorang secara bersamaan. Jadi, kalau seseorang betul-betul percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya (yang lalu, yang sekarang, maupun yang akan datang, tanpa kecuali), maka ia pasti yakin akan masuk surga.

Dalam hidupnya ia memang masih berdosa dan akan berbuat dosa lagi terus sampai ia mati. Tetapi kalau ia percaya bahwa Kristus telah mati untuk semua dosanya, termasuk semua dosa-dosa yang akan datang, maka tidak ada alasan bagi dia untuk meragukan keselamatannya. Sebaliknya, kalau ia masih tidak yakin akan masuk surga atau masih takut kalau-kalau akan masuk neraka, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak percaya bahwa Yesus telah mati untuk semua dosanya, dan ini menunjukkan bahwa ia hanyalah orang kristen KTP.

Ilustrasi: Anda mempunyai hutang kepada si A. Si B merasa kasihan kepada anda dan ia lalu membayar semua / seluruh hutang itu, dan ia lalu memberitakan hal itu kepada anda. Kalau anda betul-betul percaya kata-kata si B bahwa ia telah membayar seluruh hutang anda kepada si A, mungkinkah anda masih takut untuk bertemu si A, dengan alasan takut ditagih hutang? Kalau anda masih takut, itu menunjukkan anda tidak percaya bahwa si B telah membayar seluruh hutang saudara.

Jadi seorang Kristen yang sejati pasti yakin akan keselamatannya. Keyakinan keselamatan ini tidak bisa ada pada orang-orang/ agama yang menyandarkan keselamatannya pada usaha / perbuatan baik mereka sendiri.

Sesuai dengan kata2 anda bahwa setelah saya berikan closing speech ini maka diskusi kita telah berakhir, maka dengan ini saya mengucapkan terima kasih pada anda untuk kesempatan berdiskusi ini, semoga diskusi in membawa manfaat bagi banyak orang terutama untuk memahami apa yang dipercayai oleh seorang Kristen, terlepas dari menyetujuinya atau tidak.

Salut untuk anda yang bisa berdiskusi dengan baik. Semoga banyak rekan Islam yang dapat meniru anda di dalam berdiskusi. GBU.

 SELESAI




4 komentar:

  1. http://penjagakitabullah.blogspot.com/2014/02/lapak-diskusi-penjaga-kitabullah-vs-pdt.html

    BalasHapus
  2. Judul tulisan: ''Apakah Seorang Kristen bisa pasti akan keselamatannya '',past diartikan secara sempit,yaitu keselamatan akhirat (tdk ke neraka). Saya sebg seorang muslim akan menjawab YA,khusus pd Kristen Protestan dan scr umum pd Katolik. Hal demikian malah dicontohkan oleh Yesus sendiri. Semasa Yesus mendakwahkan agama barunya,Dia tdk pernah menyebut dirinya Tuhan/Anak Tuhan,tdk pernah menyebut nama agama yg sdng didakwahkan,tdk pernah memberi kewajiban pd Murid dan pengikut yg ada utk menyembah Dirinya dan bagaimana cara menyembah Dirinya. Apalagi jadwal penyembahan spt pd Sholat utk umat islam. Asal mau percaya/beriman pd Yesus,pasti jika mati maka diakhirat akan dimasukkan sorga yg disebelah kanan sorganya Yesus. Apalagi bagi murid dan pengikutnya yg waktu Yesus jadi buronan bersedia menghutangkan budi melalui pengorbanan: 1).rumahnya bersedia dijadikan tempt ngumpet/bersembunyi Yesus dan mau menyediakan makanan minuman. 2).Bersedia dan giat menyampaikan Firman firman Yesus pd sesama pengiman Yesus atau pd orang orang yg blm beriman pd Yesus. Apakah murid dan pengikut Yesus pd waktu itu jika mati akan dimasukkan ke neraka,krn hanya beriman secara lisan saja tdk beriman dgn tubuh dan kehidupannya seperti beribadah/menyembah Yesus dan beramal shaleh lainnya. Hal spt tsb diatas berlangsung sampai munculnya Rasul Paulus. Jadi Murid dan Pengikut Yesus pd masa Yesus masih hidup tanpa ibadah,tanpa beramal saleh,tanpa menyebut nama Agama yg dianut,dsb mati masuk sorga.

    BalasHapus
  3. Jika kita analisa jawaban Bpk pdt Esra AS diatas,maka Sekte/mahzab agama Kristiani apapun,misal: Katolik,Protestan,Mormon,CHildren of God dsb jika mati akan masuk Sorga semua. Karena sekte/mahzab Kristiani tsb diatas menuhankan Yesus dgn sepenuh jiwa raganya. Jadi jika seorah penganut sekte Kristiani non sekte Kristen Protestan sewaktu sekarat mau menyatakan rasa iman pd Yesus ditambah meminta ampunan pd Yesus pasti akhiratnya terselamatkan (tdk ke neraka) sekalipun dr Katolik,Mormon,CHildren of God. Bagaimanapun sekte Kristen CHildren of God adalah penyembah Yesus Kristus yg rajin,bahkan tingkat Kesalehan pengikut children of god diukur dr rajinnya kebaktian yg diakhiri dgn kemampuan berapa orang perempuan yg bisa disetubuhi/berapa orang lelaki yg menyetubuhi dirinya. Upacara sex tsb tentu atas dasar keridoan Yesus Kristus. Jadi apa guna para penganut agama penyembah Yesus saling menuduh sesat satu sama lain jika ujung ujungnya jika yg mengimani Yesus kehidupan akhiratnya terselamatkan,krn dosa sudah ditebus oleh Yesus. Tulisan saya ini pasti akan dijawab tidak,baik oleh Katolik maupun Protestan. Jadi yg benar yg bagaimana,yg salah yg mana.

    BalasHapus
  4. Lakum diinukim waliyadiin.
    Untukku agamaku, untukmu agamamu!

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)