21 Juni 2009

YESUS BUKAN ALLAH SEJATI?

Tanggapan Terhadap Tulisan Frans Donald

Esra Alfred Soru


Dalam bagian kedua tulisan ini sudah saya buktikan dari Alkitab bahwa Yesus adalah Allah. Tapi tentu FD akan berkata bahwa Yesus memang Allah tapi bukan Allah yang sejati. Nah, benarkah Yesus bukan Allah yang sejati? Kita akan membahas hal ini tapi sebelumnya saya ingin membicarakan satu hal terlebih dahulu.

Allah membuat Yesus menjadi Tuhan?

Dalam tulisannya, FD berdasarkan Kis 2:36 (“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.") menyimpulkan bahwa “Allah (God) – lah yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan (lord, pemimpin) dan Kristus. Allah (God) yang dimaksud di sini adalah Allahnya Israel yaitu Allah yang di kitab Taurat dikenal dengan nama YAHWEH. Jadi secara Alkitabiah, YAHWEH-lah yang mengangkat Yesus menjadi Tuhan (lord, pemimpin). Yesus menjadi Tuhan (lord, pemimpin) bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi karena diangkat oleh Allah (Yahweh)”. Benarkah kesimpulan FD ini? Kita akan mengujinya. Dilihat dari konteksnya jelas bahwa ini adalah bagian dari khotbah Petrus di mana ia mula-mula menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi tidak mau menerima Yesus, dan bahkan membunuhNya melalui salib (ay 23). Tetapi Petrus lalu menunjukkan bahwa Allah menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Kristus dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, dan menaikkan Dia ke surga (baca lengkap ayat 21-36). Apakah ini berarti bahwa Allah memang benar-benar menjadikan Yesus yang semula bukan Tuhan dan Kristus sebagai Tuhan dan Kristus pada saat Ia bangkit dan naik ke surga? Tentu demikian kesimpulan FD. Berarti mengikuti tafsiran FD maka sebelum Yesus naik ke surga, Ia belumlah menjadi Tuhan. Soalnya Ia baru diangkat menjadi Tuhan setelah naik ke surga sih? Lalu bagaimana dengan Luk 2:11 yang berkata : “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”? Dari ayat ini jelas bahwa Yesus sudah adalah Tuhan dan Kristus bahkan sejak Ia dilahirkan. Jadi, bagaimana yang sudah adalah Tuhan dan Kristus lalu oleh Allah dibuat menjadi Tuhan dan Kristus lagi? Kalau Ia memang sudah adalah Tuhan dan Kristus pada saat dilahirkan, bagaimana mungkin sekarang, setelah naik ke surga, Allah membuat Ia menjadi Tuhan dan Kristus lagi? FD pasti pusing tujuh keliling dengan ayat ini karena ini sama seperti “jeruk minum jeruk”. Camkan, Luk 2:11 ini adalah ayat Alkitab bukan targum Yahudi atau kata teolog zaman dulu. Kalau begitu bagaimana kedua ayat itu (Kis 2:36 dan Luk 2:11) ditafsirkan dan diharmoniskan? Kebanyakan penafsir menafsirkan bahwa kata-kata ‘telah membuat’ di sini hanya berarti ‘declared’ (= menyatakan). Jadi, dengan membangkitkan dan menaikkan Yesus ke surga, Allah menyatakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus! Inilah tafsiran yang harus diambil kecuali FD mau katakan bahwa Luk 2:11 itu salah. Saya yakin FD akan pusing tujuh keliling memikirkannya. Coba jawab! Bukankah orang Kristen sejati harus mendasarkan ajarannya pada Alkitab kan? Saya tunggu Mas Frans!!! Jangan pura-pura lupa ya?

Yesus Allah Sejati

Sekarang saya akan bahas masalah keallahan Yesus. Alkitab, seperti yang sudah saya tunjukkan mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Ini benar! Tapi apakah Yesus adalah Allah sejati? Bukankah FD dalam tulisannya sudah menunjukkan bahwa ada banyak allah lain (Ul 10:17, Maz 82:1,6), Musa juga disebut allah (Kel 7:1), hakim-hakim di sebut allah (Kel 22:8-9)? Jelas mereka disebut sebagai allah tetapi mereka bukanlah Allah yang sejati. Maka kalau Yesus disebut sebagai Allah tidak berarti bahwa Ia adalah Allah yang sejati. Demikianlah pikiran FD.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa sekalipun dalam Kitab Suci kata ‘allah’ memang bisa digunakan untuk yang bukan Allah yang sejati seperti malaikat, setan, dan bahkan manusia, tetapi kata-kata itu tidak pernah digunakan sesering kata itu digunakan terhadap Yesus dan menariknya pada saat Kitab Suci menyebut seseorang yang bukan Allah yang sejati dengan sebutan ‘allah’, Kitab Suci selalu menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang itu disebut ‘allah’ bukan dalam arti seperti biasanya / yang sesungguhnya. Misalnya ayat Kel 7:1 seperti yang dipakai FD. Ayat ini berbunyi : “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah (ELOHIM) bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu”. Perhatikan bahwa sekalipun ayat ini menyebut Musa sebagai ‘Allah’, tetapi ada tambahan kata-kata ‘bagi Firaun’. Dan ini jelas menunjukkan bahwa Musa bukanlah Allah dalam arti yang sesungguhnya. Ia hanya Allah bagi Firaun saja. Juga dalam Kel 12:12 : “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah (ELOHEY = gods of / allah-allah dari) di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN”. Jelas bahwa kata ‘allah’ di sini tidak menunjuk kepada Allah yang sejati, karena dikatakan bahwa Allah yang sejati itu akan menghukum ‘semua allah’ ini. Jadi di sini kata itu menunjuk kepada dewa-dewa sembahan Mesir, yang sering berupa binatang, khususnya sapi. Pada saat Tuhan menghukum Mesir dengan membunuh semua anak sulung, maka anak binatang (dewa / allah mereka) juga ikut dibunuh / dihukum. Kel 20:3 : “Jangan ada padamu allah (ELOHIM) lain di hadapanKu”. Adanya kata-kata ‘lain’ dan ‘di hadapanKu’, membuat ayat ini jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan ‘allah’ bukanlah Allah yang sebenarnya. Selain dalam ayat ini, dalam banyak ayat-ayat lain, kata ‘allah’ digunakan untuk menunjuk kepada dewa / berhala dari bangsa-bangsa kafir, dan konteksnya selalu menunjukkan secara jelas bahwa yang dimaksud bukanlah Allah yang sesungguhnya, tetapi hanya dewa / berhala yang dalam Kitab Suci dikatakan tidak mempunyai eksistensi (1Kor 8:4-6). Hak 5:8 : “Ketika orang memilih allah (ELOHIM) baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang...”. Kata-kata dari ayat ini yang mengatakan bahwa ‘orang memilih allah baru’, sudah menunjukkan bahwa kata ‘allah’ ini tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya. Jadi ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang Israel memilih dewa / berhala baru (sambil meninggalkan YAHWEH), dan sebagai akibatnya terjadilah bencana seperti perang dan sebagainya. Maz 82:1, 6 yang dipakai FD : “(1) Mazmur Asaf. Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah (Ibrani: ELOHIM) Ia menghakimi: (6) Aku sendiri telah berfirman: ‘Kamu adalah allah (Ibrani: ELOHIM), dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian”. Yang disebut ELOHIM (‘allah-allah’) dalam 2 ayat ini jelas adalah hakim-hakim yang lalim / tidak adil pada saat itu. Sekalipun mereka disebut ‘allah-allah’ (ELOHIM), tetapi mereka jelas bukan Allah dalam arti yang sesungguhnya, dan itu terlihat dari mereka ini bukan satu orang tetapi sekelompok orang, sehingga tidak mungkin mereka adalah Allah semua, karena akan menimbulkan politeisme. Mereka dihakimi oleh Allah (ay 1), mereka menghakimi dengan tidak adil (ay 2-4), dan hidup dalam kegelapan (ay 5). Juga mereka akan mati sebagai manusia (ay 7). Jadi mereka bukan Allah yang sejati. Maz 96:4-5 : “Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah (ELOHIM). Sebab segala allah (ELOHIM) bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit”. Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa yang disebut ‘allah’ di sini adalah berhala-berhala / dewa-dewa. Maz 138:1 : “Aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah (ELOHIM) aku akan bermazmur bagiMu”. Calvin menganggap bahwa kata ELOHIM di sini menunjuk atau kepada malaikat-malaikat atau kepada raja-raja; Calvin lebih condong pada arti pertama. Siapa pun yang disebut sebagai ELOHIM di sini, jelas sekali bahwa mereka bukanlah Allah dalam arti sesungguhnya, karena dalam ayat ini Allah yang sesungguhnya disebut ‘Mu’, kepada siapa Daud bersyukur dan bermazmur. Juga dalam 1 Kor 8:5-6 : “(5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut ‘allah’ (THEOI = gods / allah-allah), baik di sorga, maupun di bumi - dan memang benar ada banyak ‘allah’ (THEOI) dan banyak ‘tuhan’ yang demikian - (6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”. Apakah yang disebut dengan ‘allah’ dalam ay 5 itu, malaikat atau berhala, tidak jadi soal. Yang jelas kata-kata tambahan dalam ay 6-nya menunjukkan bahwa ‘allah’ dalam ay 5 itu bukan betul-betul Allah. Kis 12:22 : “Dan rakyatnya bersorak membalasnya: ‘Ini suara allah (THEOU) dan bukan suara manusia!’”. Jelas bahwa ini tidak menunjuk kepada Allah yang benar, karena kata-kata ini ditujukan kepada Herodes. Satu ayat lagi 2 Kor 4:4 : “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘ilah’ di sini adalah HO THEOS (= the God / sang Allah)! Jelas bahwa di sini kata itu tidak menunjuk kepada Allah yang sejati, tetapi menunjuk kepada setan. Dan masih banyak ayat lagi yang sejenis. Jadi, dengan banyak contoh (dari PL dan PB) sudah saya tunjukkan bahwa kalau kata ‘Allah’ digunakan untuk menunjuk kepada yang bukan Allah yang sejati, maka selalu diberi penjelasan yang secara jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud bukanlah Allah yang sejati. Inilah kata Kitab Suci!

Lalu bagaimana dengan sebutan Allah yang dikenakan pada Yesus? Berbeda dengan contoh-contoh di atas, sewaktu kata ‘Allah’ digunakan untuk Yesus, Kitab Suci tidak memberi petunjuk apa pun bahwa kata itu digunakan bukan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi sebaliknya bahkan memberikan keterangan yang menunjukkan bahwa Ia memang adalah Allah yang sejati. Misalnya Yoh 1:1-3 : (1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. (3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Perhatikan di ayat 1c dikatakan bahwa ‘Firman (Yesus) itu adalah Allah’. Tapi frase itu didahului oleh kata-kata ‘Pada mulanya adalah Firman’, yang menunjukkan kekekalan dari Firman itu, dan lalu dilanjutkan dengan ayat 3 yang menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu adalah pencipta segala sesuatu! Jadi Yesus adalah Allah yang sejati karena hanya Allah yang sejatilah yang memiliki kekekalan dan mencipta alam semesta. Lihat juga Ro 9:5 : “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! Ayat ini menyatakan Yesus sebagai Allah, tetapi didahului dengan keterangan bahwa Ia ada di atas sesuatu, dan bahwa Ia harus dipuji selama-lamanya. Berarti ini adalah Allah yang sejati !!! Contoh lain adalah Ibr 1:8 : ‘Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Perhatikan bahwa selain menyebut Anak sebagai Allah, juga mengatakan bahwa Ia mempunyai takhta yang kekal (‘tetap untuk seterusnya’), dan masih disusul lagi oleh Ibr 1:10-12 yang menyatakan Anak sebagai Tuhan, dan sebagai Pencipta, yang kekal dan yang tidak pernah berubah. Jelas ini adalah Allah yang sejati !!! Saya tambahkan satu contoh lagi. Wah 1:8 : "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Perhatikan bahwa selain menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan Allah’ ayat ini juga menyebut Yesus dengan sebutan ‘Yang Mahakuasa’ dan ‘Alfa dan Omega’. Berarti ini adalah Allah yang sejati !!! Jadi memang ada orang-orang tertentu yang juga disebut sebagai Allah tapi ada keterangan yang jelas bahwa mereka bukanlah Allah yang sejati tapi pada saat Yesus disebut sebagai Allah maka Kitab Suci memberikan keterangan yang jelas bahwa Ia adalah Allah yang sejati. Dengan demikian tak dapat dihindari kesimpulan bahwa Yesus adalah Allah yang sejati !!!! Jadi kesimpulan FD bahwa Yesus bukan Allah sejati dengan adanya orang-orang lain yang disebut sebagai Allah di dalam Kitab Suci adalah kesimpulan yang salah dan menyesatkan serta memperlihatkan kedangkalan pemahaman Alkitabnya. Jadi dapatlah dikatakan bahwa tulisan FD 2 hari di Timex yang mau membuktikan bahwa Yesus bukan Allah sejati hanyalah pameran kedangkalan dan kebodohannya saja dalam memahami Kitab Suci. Seandainya dia diam mungkin tak ada orang yang tahu hal itu kecuali saya yang sudah berdebat dengan dia sejak tahun lalu.

Yesus bukan Yahweh?

Karena FD tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah yang sejati maka ia berkesimpulan bahwa Yesus bukanlah Yahweh. FD menulis : “Yesus bukan “Tuhan / YAHWEH” melainkan Yesus itu “tuan” alias “pemimpin” yang datang sebagai utusan YAHWEH. Yesus adalah Tuan dan Mesias (orang yang diurapi) oleh Yahweh”. Tetapi ketika saya sudah membuktikan bahwa Yesus adalah Allah sejati maka secara otomatis membuktikan bahwa Yesus adalah Yahweh sendiri. Meskipun demikian saya ingin menambahkan argumentasi Alkitab untuk kesimpulan ini. Mari lihat Yer 23:5-6 : “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (YAHWEH) - keadilan kita”. Pertama-tama perlu diketahui bahwa ini merupakan nubuat tentang Yesus / Mesias. Ini terlihat dari gelar ‘Tunas adil bagi Daud’ dalam ay 5nya. Bahwa gelar ini menunjuk kepada Yesus terlihat dengan jelas kalau kita membandingkannya dengan Yes 4:2 ; 6:13 ; 11:1-3 ; Yes 53:2; Zakh 3:8; 6:12 ; Wah 5:5 ; 22:16. Juga dalam teks itu dikatakan bahwa Ia akan menjadi raja yang bijaksana (ay 5b), dan dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dsb. (ay 6). Kalau ini tidak menunjuk kepada Yesus, lalu menunjuk kepada siapa? Kalau kita sudah tahu / yakin bahwa Yer 23:5-6 ini merupakan nubuat tentang Yesus, maka sekarang perhatikan bagian akhir dari teks itu, di mana Yesus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, di mana kata ‘TUHAN’ tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah Yahweh/Yehovah. Jadi jelas bahwa Yesus disebut sebagai Yahweh dan karenanya Ia adalah Yahweh itu sendiri. Ingat bahwa kata “Tuhan” memang bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah Tetapi sebutan Yahweh / Yehovah (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk makhluk lain selain Allah yang sejati, karena YAHWEH / YEHOVAH adalah nama dari Allah! Maz 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”. Karena itu, kalau dalam Yer 23:5-6 Yesus disebut dengan sebutan Yahweh/Yehovah maka tidak bisa tidak hal ini menunjuk­kan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

Bahwa Yesus adalah Yahweh juga terlihat dari pelayanan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi siapa? Mal 3:1 berkata : “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN (YAHWEH) semesta alam”. Perhatikan bahwa yang berbicara di sini adalah Yahweh. Utusan itu (Yohanes Pembaptis) akan mempersiapkan jalan di hadapanKu (Yahweh). Bandingkan dengan Yes 40:3 : Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (YAHWEH), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Jelas bahwa ayat ini juga berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Mat 3:3; Mark 1:3; Luk 3:4 Yoh 1:23), dan di sini dikatakan bahwa ia mempersiapkan / meluruskan jalan untuk ‘TUHAN’ (YAHWEH) / ‘Allah’. JADI AYAT-AYAT INI MEMPERLIHATKAN BAHWA YOHANES PEMBAPTIS MEMPERSIAPKAN / MELURUSKAN JALAN BAGI YAHWEH / ALLAH. Lalu bagaimana dengan kesaksian PB? Mat 3:1-3,11 - “(1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!’ (3) Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.’ ... (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku (= Yesus) lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”. Dari teks ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan jalan bagi ‘Tuhan’ (Mat 3:3), tetapi bagian ini dilanjutkan dengan membicarakan kedatangan Yesus (Mat 3:11). Jadi jelas bahwa sebetulnya kata ‘Tuhan’ itu menunjuk kepada ‘Yesus’. Hal yang sama terlihat dari bagian paralelnya dalam Mark 1:1-4,7-8. Demikian juga dalam Luk 1:76; Luk 3:3-6; Yoh 1:19,23; Yoh 3:28; Mat 11:10. Semua ayat ini memperlihatkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus. Perhatikan ini, kalau beberapa ayat PL di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YAHWEH / Allah, sedangkan beberapa ayat PB di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka kesimpulannya Yesus adalah YAHWEH sendiri dan dengan demikian Ia adalah Allah yang sejati! Silahkan anda pilih sendiri. Mau percaya Kitab Suci atau omong kosongnya Frans Donald yang menyesatkan. FD sendiri berkata : ‘Seorang Kristen sejati pasti mendasarkan segala ajarannya berdasar Alkitab’. Dan sudah saya buktikan bahwa ajaran FD tidak didasarkan pada Alkitab. Ia memang mengutip Alkitab tetapi ditafsirkan secara sembarangan. Itu sama dengan tidak berdasar pada Alkitab. Sesuai dengan kata-katanya sendiri maka FD layak disebut sebagai “KRISTEN PALSU”!!!! Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)