28 Mei 2012

ROH KUDUS DAN KARUNIA-KARUNIA ROH

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK


Pada hari ini untuk kesekian kalinya lagi kita merayakan / memperingati hari Pentakosta yakni hari pencurahan Roh Kudus bagi orang-orang percaya. Selama 4 tahun kita merayakan / memperingati hari Pentakosta di gereja ini (GKIN “REVIVAL”), saya sudah berkhotbah / membahas beberapa tema yang berkaitan dengan Roh Kudus di antaranya “PENTAKOSTA DAN PEMBERITAAN INJIL” (tahun 2008), “PARAKLETOS” (tahun 2009), “DIMETERAIKAN DENGAN ROH KUDUS” (tahun 2010) dan “PENUH DENGAN ROH KUDUS” (tahun 2011). Sekarang (tahun 2012) ini saya akan membahas 1 tema lagi yang berhubungan dengan Roh Kudus yakni Roh Kudus dan Karunia-Karunia Roh. Mari kita lihat teksnya :

1 Kor 12:7-11 - “(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.

Dalam kaitan dengan tema dan teks kita, saya akan membahas beberapa hal penting :

I.       PENGERTIAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS.

Kalau kita berbicara tentang kata “karunia” di dalam hubungannya dengan Roh Kudus, maka kita harus membedakan antara Roh Kudus sebagai karunia dan karunia yang diberikan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta ketika Petrus berkhotbah dan orang-orang yang menanyakan kepadanya apa yang harus mereka lakukan, maka Petrus menyuruh mereka bertobat dan mereka akan menerima karunia Roh Kudus.

Kis 2:38 - Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Akan tetapi kata-kata “karunia Roh Kudus” di sini tidak berarti karunia dari Roh Kudus di mana Roh Kudus sebagai pemberi melainkan Roh Kudus itu sendiri adalah sebuah karunia / pemberian dari Allah. Bandingkan dengan terjemahan CEV dan BIS :

CEV - “Peter said, "Turn back to God! Be baptized in the name of Jesus Christ, so that your sins will be forgiven. Then you will be given the Holy Spirit (Dan kamu akan diberikan Roh Kudus).

BIS - Petrus menjawab, "Bertobatlah dari dosa-dosamu. Dan hendaklah kalian masing-masing dibaptiskan atas nama Yesus Kristus, supaya dosa-dosamu diampuni. Maka Saudara-saudara akan menerima hadiah Roh Allah dari Allah.

Jadi di sini Roh Kudusnya ditekankan sebagai pemberian dan bukan sebagai pemberi. Nah, bukan “karunia” dalam pengertian ini (Roh Kudus sebagai pemberian) yang mau saya bahas. Yang mau saya bahas adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya. Jadi Roh Kudusnya yang adalah pemberi.

Kata “karunia” di dalam bahasa Yunaninya adalah “KHARISMA” yang dalam bentuk jamaknya adalah “KHARISMATA”. Dan karena itu maka orang / kelompok / gerakan yang menekankan penggunaan karunia-karunia Roh Kudus disebut sebagai “KHARISMATIK”. Kata “KHARISMA” ini sebenarnya adalah kata yang cukup populer di dalam dunia sekuler di mana itu sering diartikan sebagai sesuatu yang unik di dalam seseorang yang membuat orang tertarik / terpukau dengannya. Perhatikan definisi dari Kamus Umum Bahasa Indonesia berikut ini :

KUBIKarisma : 1. Keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya. 2. Atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. (Edisi 3, hal. 509).

Kalau ini pengertiannya maka boleh dikatakan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang mempunyai kharisma seperti ini. Sebagian besar tidak memilikinya. Tetapi tidak demikian dengan pengertian Alkitab. Alkitab mengaitkan kharisma / karunia ini dengan Roh Kudus di mana ini adalah suatu pemberian khusus dari Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya.

YFC Editors : Karunia Roh merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada kita oleh Roh Kudus pada saat kita menjadi orang Kristen. (Pola Hidup Kristen : Karunia-Karunia Roh, hal. 244).

Apakah ini sama dengan bakat? Tidak! Perhatikan perbedaan dalam tabel berikut ini :


Karunia yang bisa dilatih / dikembang-kan misalnya mengajar atau berkhotbah. Tetapi yang tidak bisa dilatih atau dikembangkan misalnya karunia kesem-buhan, karunia bahasa roh, dll. Karena itu salahlah jika orang dipaksa untuk berbahasa roh apalagi kursus bahasa roh. Tetapi biar pun karunia tidak sama dengan bakat alamiah tetapi bakat alamiah bisa diubah Tuhan menjadi karunia.


Billy Graham : Rupanya Allah dengan kuat kuasa Roh Kudus dapat mengambil dan mengubah bakat menjadi karunia rohani…Ingatlah bahwa keduanya datang dari Allah. Bandingkan ini dengan Kel 31:3-5. Ini menerangkan bahwa banyak keahlian dan bakat yang dimiliki manusia adalah karunia Allah….Bakat kesenian apa saja adalah karunia ilahi.  (Roh Kudus; Kuasa Allah Dalam Hidup Anda; hal. 214-215)

Kel 31:2-5 – (2) "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, (3) dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, (4) untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; (5) untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.

Budi Asali - Memang ‘karunia’ bisa berasal dari ‘bakat’ yang diubahkan oleh Tuhan menjadi karunia. Misalnya, orang yang mempunyai bakat menyanyi lalu diberi karunia menyanyi pada saat ia bertobat. Tetapi kadang-kadang karunia itu merupakan sesuatu yang sama sekali baru dalam hidup orang itu. Misalnya karunia bahasa roh, kesembuhan, dsb.

Bakat itu bisa diubah menjadi karunia kalau orangnya sudah percaya Yesus dan lalu mendedikasikan bakat itu untuk pelayanan kepada Tuhan. Atas dasar ini maka bakat-bakat tertentu dari orang percaya bisa disebut sebagai karunia walaupun nama karunia itu tidak muncul di dalam Alkitab. Misalnya karunia menyanyi, karunia musik, karunia memimpin pujian, karunia mencari dana, karunia menulis, dsb. Demikianlah pengertian dari karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya.

II.    SETIAP ORANG KRISTEN PASTI MEMPUNYAI KARUNIA ROH KUDUS.

Perhatikan ayat 7 dan 11 :

1 Kor 12:7, 11 – (7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh… (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Kata-kata ‘tiap-tiap orang’ bukan berarti ‘semua / setiap manu­sia’, tetapi berarti ‘semua / setiap orang Kristen yang sejati’. Ini terlihat dengan jelas karena dalam ayat 12 dst Paulus menggam­barkan mereka itu sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.

1 Kor 12:2 : Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”.

Kata-kata “satu tubuh” di sini sudah pasti itu menunjuk pada orang-orang percaya dan bukan semua manusia. Jadi, berbeda dengan ‘bakat’ yang ada pada setiap orang sejak ia lahir, maka ‘karunia’ hanya ada pada orang Kristen sejati, dan baru ada sejak ia percaya kepada Yesus. Karena semua orang Kristen sejati diberikan karunia oleh Roh Kudus maka pasti tidak ada orang Kristen sejati yang tidak mempunyai karunia sehingga ia tidak dibutuhkan dalam gereja. Karena itu, jangan sekali-kali meno­lak untuk melayani Tuhan dengan alasan bahwa saudara tidak mempunyai karunia sama sekali. Mengatakan ‘saya tak bisa melayani Tuhan’ atau ‘saya tidak mempunyai karunia’, pada hakikatnya sama dengan berkata ‘saya adalah orang kafir’ atau ‘saya bukan orang Kristen’. Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa Roh Kudus memberikan karunia kepada setiap orang percaya dan kalau saudara adalah orang yang sudah benar-benar percaya, yakinlah bahwa saudara pasti memiliki minimal 1 karunia Roh. Problem terbesar dari banyak orang Kristen dalam hal ini adalah mereka belum tahu / belum menemukan apa karunia mereka sebenarnya.

Dalam kaitan dengan apa yang kita bahas ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui :

  1. Ada orang Kristen yang diberikan lebih dari satu atau bahkan banyak karunia oleh Roh Kudus.

Tadi saya katakan bahwa setiap orang Kristen minimal mempunyai 1 karunia Roh. Itu berarti bahwa bisa saja ada orang Kristen yang mempunyai lebih dari 1 karunia. Paulus misalnya, sudah pasti memiliki karunia untuk mengajar, menasihati dan menggembalakan. Apolos juga memiliki banyak karunia.

Kis 18:24-28 : (24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara (KARUNIA BERKHOTBAH / MENGAJAR) dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (KARUNIA PENGETAHUAN) (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus,... (26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat… (27) … Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum (KARUNIA DEBAT) dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Pdt. Stephen Tong juga mempunyai banyak karunia seperti berkhotbah / mengajar, musik, menyanyi, mencipta lagu, arsitektur, dll. Saya sendiri mempunyai lebih dari 1 karunia yakni berkhotbah, mengajar, menulis, memimpin pujian, bermain musik, debat dan mungkin beberapa lagi. Jadi memang ada orang-orang tertentu yang diberikan lebih dari 1 karunia bahkan banyak karunia oleh Roh Kudus.

  1. Tidak ada orang Kristen yang diberikan semua karunia yang ada oleh Roh Kudus.

Biarpun ada orang yang diberikan banyak karunia oleh Roh Kudus, tetapi tidak ada orang yang kepadanya diberikan semua karunia yang ada. Karena itu seseorang bisa saja memiliki banyak karunia tetapi ada lebih banyak karunia yang tidak dia punyai daripada yang ia punyai. Contonya saya. Saya memang mempunyai beberapa karunia tapi ada lebih banyak karunia yang tidak saya punyai. Saya tidak mempunyai karunia untuk penggembalaan, kesembuhan, bahasa roh, mujizat, dll. Mengapa Roh Kudus tidak memberikan kepada seseorang semua karunia yang ada? Karena kalau demikian orang tersebut tidak akan membutuhkan kerja sama dengan orang Kristen yang lain.

Calvin - Tak seorang pun mempunyai begitu banyak sehingga mempunyai cukup dalam dirinya sendiri sehingga tidak membutuhkan bantuan orang-orang lain.

Calvin - Karena itu, Roh Allah membagikan karunia-karunia itu di antara kita, supaya kita bisa membuat semua itu menyumbang pada keuntungan bersama. Tak ada orang yang kepadanya diberikan semua karunia, supaya jangan siapa pun, karena puas dengan bagian khususnya, memisahkan dirinya dari orang-orang lain, dan hidup sendirian untuk dirinya sendiri.

Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan memang ingin semua orang Kristen berpartisipasi dan bekerja sama dalam melayani Dia!

  1. Tidak ada satu karunia pun yang wajib dimiliki oleh setiap orang Kristen.

Perhatikan teks kita :

1 Kor 12:8-10 – (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Dari teks ini jelas bahwa tidak ada karunia yang tertentu yang diberikan kepada setiap orang Kristen. Ini diteguhkan lagi oleh Paulus di dalam ayat 28-30.

1 Kor 12:28-30 – (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?

Karena itu adalah salah kalau kita menjadikan satu karunia sebagai wajib untuk dimiliki oleh setiap orang Kristen. Biasanya kesalahan semacam ini terjadi dalam kasus karunia bahasa roh di mana gereja-gereja/pendeta-pendeta tertentu mengajarkan bahwa semua orang Kristen/jemaat harus berbahasa roh. Mereka biasanya mendasari ajaran mereka dari Kis 2:4 di mana murid-murid yang menerima / dipenuhi Roh Kudus berbahasa roh.

Warren L. Litzman : “Alasan kita yang pertama dan suatu alasan yang kuat sekali untuk percaya bahwa hal berkata-kata dengan bahasa roh menjadi bukti baptisan dalam Roh, ialah bahwa murid-murid berkata-kata dalam bahasa roh itu pada hari Pentakosta. (Kebenaran Pentakosta, hal. 12).

Kenneth E. Hagin : “Kita mengetahui bahwa Firman Tuhan mengajarkan kepada kita, bilamana kita telah dipenuhi oleh Roh Kudus maka kita pun berbicara dalam bahasa roh sebagaimana Roh itu memberikan kepada kita untuk mengatakannya. Hal ini merupakan pertanda awal atau isyarat berdiamnya Roh Kudus di dalam diri orang itu. (Tujuh Langkah Menerima Roh Kudus, hal. 12).

Roberts Liardon : “Saya percaya bahwa beberapa orang yang dipenuhi Roh Kudus belum melepaskan perkataan dalam bahasa roh. Itu mungkin karena kurang pengertian. Tetapi saya percaya bahwa baptisan Roh Kudus selalu dibuktikan melalui kata-kata dalam bahasa roh. (Sekolah Roh Kudus , hal. 91).

Tetapi ini penafsiran yang salah. Ada banyak bagian Alkitab yang menunjukkan bahwa orang-orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak berbahasa Roh sama sekali. Misalnya Stefanus!

Kis 6:3, 5 : (3) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,… (5) Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, ….

Bahkan ketika hampir mati saja Stefanus masih penuh dengan Roh Kudus.

Kis 7:55 : Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

Tetapi kapan Stefanus berbahasa roh? Contoh lain adalah Elizabet dan Zakharia. Mereka penuh dengan Roh Kudus tetapi tidak berbahasa roh. Zakharia malah bernubuat.

Luk 1:41,67 – (41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, (67) Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat…

Mereka yang mendasarkan keharusan berbahasa roh dari Kis 2:4 sebenarnya tidak konsisten. Mengapa? Karena bahasa roh bukan satu-satunya tanda di dalam Kis 2. Masih ada 2 tanda lain.

Kis 2:2-3 : (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Lalu mengapa bahasa rohnya saja yang diharuskan sebagai tanda seseorang menerima Roh Kudus? Mengapa tidak mengharuskan juga suara tiupan angin dan lidah api? Jawabannya gampang! Karena memang bahasa rohnya mudah dipalsukan, tetapi tiupan angin dan lidah api sukar / tidak dapat dipalsukan! Kalau mau konsisten, jadikanlah 3 tanda itu (bahasa roh, tiupan angin dan lidah-lidah api) sebagai tanda seseorang menerima Roh Kudus / dibaptis dengan Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus. Ingat, status bahasa roh itu adalah karunia dari Roh Kudus, dan Roh Kudus tidak memberikan itu kepada semua orang Kristen jadi tidak bisa semua orang Kristen/jemaat diwajibkan berbahasa roh. Demikian juga tidak bisa ada 1 karunia lain (selain bahasa roh) yang diawajibkan kepada semua orang Kristen. Masing-masing orang diberikan karunia berbeda. Ini menyebabkan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan tetapi yang bisa dilakukan oleh orang Kristen yang lain, dan hal ini makin menunjukkan perlunya kita bekerja sama dengan orang Kristen yang lain.

III. PENJELASAN MASING-MASING KARUNIA ROH KUDUS.

Teks kita memberikan sejumlah contoh karunia Roh Kudus.

1 Kor 12:8-10 : “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Sekarang mari kita membahas contoh-contoh karunia ini satu per satu :

a.      Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (ay 8a), dan karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan (ay 8b).

Perlu diketahui bahwa di sini Alkitab LAI TB tidak tepat di dalam menerjemahkan nama karunia ini di mana 2 karunia ini adalah karunia “bekata-kata dengan hikmat” dan karunia berkata-kata dengan pengetahuan”. Bandingkan dengan terjemahan KJV berikut ini :

KJV: For to one is given by the Spirit the word of wisdom (kata hikmat); to another the word of knowledge (kata pengetahuan) by the same Spirit;
Kata ‘word’ (kata) diterjemahkan dari kata Yunani LOGOS. Jadi, memang terjemahan yang benar adalah ‘kata’ (KJV) bukan ‘berkata-kata’ (TB).

Ada bermacam-macam pandangan tentang apa yang dimaksudkan dengan kedua istilah / karunia ini. Ada yang menafsirkan bahwa ‘kata hikmat’ sekedar berarti ‘hikmat’, dan ‘kata pengetahuan’ sekedar berarti ‘pengetahuan’. Saya tak setuju dengan penafsiran ini karena menurut saya baik hikmat maupun pengetahuan bukanlah karunia dalam arti karunia untuk melayani, yang sedang dibahas oleh Paulus di sini. Kalau yang dimaksudkan adalah ‘hikmat’ dan ‘pengetahuan’ mengapa Paulus menggunakan istilah ‘kata hikmat’ dan ‘kata pengetahuan’? Pulpit Commentary kelihatannya menganggap bahwa ‘kata hikmat’ menunjuk pada pemberitaan Injil, sedangkan ‘kata pengetahuan’ menunjuk pada pengajaran Firman Tuhan. Charles Hodge mengatakan bahwa tidak mudah untuk menentukan perbedaan antara kedua karunia ini. Ia sendiri beranggapan bahwa ‘hikmat’ menunjuk pada ‘Injil’, sedangkan ‘kata pengetahuan’ menunjuk pada karunia dari seorang pengajar. Ini menjadi sama seperti pandangan dari Pulpit Commentary di atas. Jadi intinya adalah karunia “kata hikmat” adalah karunia untuk memberitakan Injil. Kita semua memang harus memberitakan Injil tetapi ada orang-orang tertentu yang memang diberikan kemampuan lebih di dalam urusan pemberitaan Injil ini. Sedangkan karunia “kata pengetahuan” adalah karunia untuk mengajar Firman Allah. Orang dengan karunia ini dilengkapi dengan pengetahuan yang yang banyak tentang Firman Allah sehingga dia dapat mengajar Firman Allah dengan baik. Contoh orang dengan karunia seperti ini adalah Apolos sebagaimana yang telah kita lihat (Kis 18:24-28). Pdt. Budi Asali dan saya termasuk memiliki karunia ini.

Perlu diperhatikan bahwa karunia memberitakan Firman Tuhan selalu diletak­kan di tempat teratas dalam daftar karunia (bdk. ay 28-30  Ro 12:6-8  bdk. 1Kor 14:1), dan karena itu jelaslah bahwa ini adalah karunia yang paling penting!

b.      Karunia iman (ay 9a).

Yang dimaksud dengan ‘iman’ di sini, pasti bukan ‘saving faith’ (iman yang menyelamatkan), karena ‘saving faith’ harus dimiliki oleh semua orang Kristen yang sejati, sedang­kan karunia iman di sini hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen tertentu.  Tentang apa artinya ‘iman’ di sini, ada beberapa pandangan :
·         Iman mujizat.
·         Iman seperti dalam Ibr 11:33-34.

Ibr 11:33-34 – (33) “…karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, (34) memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
·         Iman dalam doa (bdk. 1Kor 13:2  Mat 17:19-20).

1 Kor 13:2 – “…sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Bandingkan dengan Mat 17:19.

Contoh untuk iman seperti ini adalah George Muller dari Bristol Inggris yang memelihara ribuan anak yatim piatu dalam jangka waktu yang cukup panjang. Ia menolak untuk minta uang bahkan serupiah pun kepada orang lain, tetapi ia berdoa agar Tuhan menyediakan uang baginya.

c.       Karunia kesembuhan (ay 9b).

Karunia kesembuhan adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus untuk melakukan penyembuhan seperti yang diperbuat oleh Yesus dan Rasul-Rasul. Memang ada pro kontra di kalangan para teolog tentang apakah karunia ini masih ada atau tidak. Tetapi saya sendiri beranggapan bahwa karunia ini masih ada.

d.      Karunia untuk mengadakan mujizat (ay 10a).

Ini adalah karunia untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib selain penyembuhan orang sakit. Contoh karunai ini adalah seperti dalam peristiwa dalam Kis 5:1-11 di mana Petrus ‘membunuh’ Ananias dan Safira, dan juga Kis 13:11 di mana Paulus membutakan mata seorang tukang sihir. Ada pro kontra juga bahwa apakah karunia ini masih ada atau tidak, tetapi saya sendiri percaya karunia ini masih ada.

e.       Karunia bernubuat (ay 10b).

Ada 2 pandangan tentang arti dari karunia bernubuat ini :
·         Ini adalah karunia yang ada pada seorang nabi, yang menyebabkan ia bisa menyampaikan wahyu dari Tuhan. Ini bersifat ramalan.
·         Ini adalah karunia untuk mengerti Kitab Suci, mengajarkannya dan memberi­kan penerapannya dalam hidup sehari-hari.

f.        Karunia membedakan roh (ay 10c).

Banyak orang zaman ini menganggap bahwa ini adalah karunia yang menyebabkan pemiliknya bisa mengetahui apakah suatu rumah, benda, dsb, ada roh jahatnya atau tidak.  Tetapi kalau kita membaca buku-buku tafsiran, tak seorang penafsirpun mengartikannya seperti itu. Dalam Kitab Suci, kata ‘roh’ tidak selalu menunjuk pada roh manusia atau pun roh jahat. Misalnya dalam 1 Tim 4:1 dan 1 Yoh 4:1-3 jelas terlihat bahwa kata ‘roh’ menunjuk pada seorang pengajar firman.

1 Tim 4:1 - Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.

1 Yoh 4:1-3 - (1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.

Karena itu, boleh dikatakan semua penafsir Kitab Suci menganggap bahwa ‘karunia membedakan roh’ artinya adalah karunia yang menyebabkan seseorang bisa membedakan antara hamba Tuhan yang sejati dan seorang nabi palsu, atau antara orang Kristen yang sejati dan orang Kristen yang palsu, atau antara mujizat asli dan mujizat palsu.

g.      Karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh (ay 10d).

Jika mengacu pada Kis 2 maka karunia bahasa roh adalah suatu kemampuan yang diberikan Roh Kudus agar seseorang mampu berbicara dalam bahasa tertentu yang belum pernah ia pelajari sebelumnya.

Kis 2:4,6 - Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. (6) Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. (7) Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? (8) Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
Jadi di sini terlihat bahwa karunia bahasa roh ini sama sekali bukan bahasa ekstatik semacam ricuhan-ricuhan yang tidak ada artinya seperti yang populer sekarang ini. Itu bukan bahasa sama sekali. Juga bahwa ada karunia untuk menerjemahkannya/menafsirkannya, mengharuskan itu memang bahasa yang mempunyai arti. Jika tidak, lalu apa yang mau diterjemahkan? Karena itu saya sendiri menganggap bahwa bahasa roh yang populer sekarang ini adalah bahasa roh yang palsu. Entah hasil ikut-ikutan atau bahkan bisa dari setan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa 2 karunia ini selalu diletakkan pada akhir daftar (ay 8-10  ay 28  ay 29-30).

1 Kor 12:29-30 – (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?

Mengapa selalu diletakkan pada akhir daftar? Ada macam-macam jawaban tapi saya setuju dengan pandangan Charles Hodge yang mengatakan bahwa itu adalah karunia yang terkecil / terendah! Karunia bahasa roh memang tidak bisa membangun siapa pun (karena tidak ada yang bisa mengertinya), kecuali kalau karunia bahasa roh itu dibarengi dengan adanya karunia penafsiran bahasa roh.

1 Kor 14:27 - Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.

Anehnya sekarang banyak orang/gereja berbahasa roh tetapi tidak ada yang menafsirkan / menerjemahkannya. Kalau saudara terlalu mengagung-agungkan karunia bahasa roh, biarlah saudara sadar bahwa justru itulah karunia yang paling rendah apalagi tanpa penerjemahan.

1 Kor 14:23, 28 – (23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? (28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.

Kita sudah membahas 9 karunia Roh ini. Tetapi apakah ke 9 karunia Roh ini merupakan seluruh jumlah karunia yang ada? Banyak orang yang berdasarkan ayat 8-10, yang menyebutkan 9 buah karunia, lalu mengatakan bahwa karunia-karunia yang ada hanya berjumlah 9 buah. Tetapi ini jelas merupakan pandangan yang salah, karena daftar ini jelas tidak men­cakup semua karunia yang ada (yang jumlahnya tentu banyak sekali). Bandingkan dengan 1 Kor 12:28 dan juga Rom 12:4-8 di mana terlihat adanya karunia-karunia yang lain yang tidak ada di dalam 1 Kor 12:8-10 ini.

1 Kor 12:28 - Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

1 Kor 12:4-8 – (4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, (5) demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

The Bible Exposition Commentary : NT : Bermacam-macam karunia disebutkan dalam 1Kor 12:8-10 dan 28, dan juga dalam Ef 4:11 dan Ro 12:6-8. Pada waktu engkau mengombinasikan daftar-daftar itu, engkau berakhir dengan / mendapati 19 karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang berbeda. Karena pendaftaran dalam surat Roma tidak identik dengan pendaftaran dalam 1Korintus, kita boleh menganggap bahwa Paulus bukannya sedang berusaha untuk menghabiskan sama sekali pokok ini dalam text yang manapun. Sementara karunia-karunia yang disebutkan cukup untuk pelayanan gereja, Allah tidak terbatas pada daftar-daftar ini. Ia bisa memberikan karunia-karunia lain seperti yang Ia senangi.

IV. SEMUA KARUNIA ITU DIBERIKAN OLEH ROH KUDUS.

Bahwa semua karunia adalah pemberian dari Roh Kudus terlihat dari ayat 7.

1 Kor 12:7 - Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

NIV / NASB: ‘the manifestation of the Spirit’ (manifestasi / perwujudan dari Roh).

Jadi, adanya Roh Kudus dalam diri orang Kristen menimbulkan manifestasi, yaitu adanya karunia-karunia.

Ayat 8-10 juga menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kuduslah yang memberi karunia-karunia itu.

1 Kor 12:8-10 - (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”.

Demikian juga dengan ayat 11.

1 Kor 12:11 – Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Mengapa Paulus perlu menekankan ini secara berulang-ulang?

a.      Untuk mencegah orang-orang Kristen yang memiliki karunia-karunia yang hebat-hebat dari kesombongan.

Memang jika seseorang memiliki karunia yang banyak dan hebat-hebat maka bisa jadi ia lalu menjadi sombong dengan karunia-karunia itu. Di sini Paulus menekankan bahwa semua karunia itu diberikan oleh Roh Kudus sehingga itu tidak layak dijadikan dasar untuk menyombongkan diri.  Karena itu kalau saudara mempunyai karunia yang hebat dan menonjol, berhati-hatilah supaya saudara tidak jatuh ke dalam dosa kesombongan ini. Setiap kali merasa sombong dengan karunia-karunia yang ada, ingat baik-baik ayat ini :

1 Kor 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”

Juga sebetulnya orang-orang Kristen tidak boleh meninggikan, apalagi mendewakan, hamba-hamba Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat. Tetapi kenyataannya, betapa banyaknya orang-orang Kristen mengagung-agungkan hamba Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat, misalnya Stephen Tong. Ini bukan hanya salah, tetapi juga membahayakan hamba Tuhan itu sendiri, karena bisa menimbulkan kesombongan dalam dirinya.

b.      Untuk membuang rasa minder / rendah diri dalam diri orang-orang Kristen yang mempunyai karunia-karunia yang kelihatannya rendah / remeh / kecil / tak berarti.

Kebalikan dari yang pertama, ada kecenderungan juga bagi orang-orang Kristen yang mempunyai karunia yang tidak terlalu menonjol untuk menjadi minder / rendah diri. Nah, di sini Paulus hendak mengatakan bahwa serendah-rendahnya suatu karunia, seremeh-remehnya suatu karunia, itu adalah pemberian Roh Kudus sehingga kita tidak boleh lalu menjadi minder.

Barnes’ Notes: Tak seorang Kristen pun harus tertekan atau kecil hati, seakan-akan ia menempati suatu tempat yang lebih rendah atau tidak penting, karena tempatnya juga telah ditetapkan baginya oleh Allah; ... Bahwa semua orang harus puas / senang dengan bagian / pemberian kepada mereka dalam gereja, dan harus berusaha hanya untuk melakukan penggunaan yang terbaik dari talenta-talenta dan pemberian-pemberian mereka.

Barnes’ Notes: Tak seorang pun harus tertekan, atau meremehkan karunia-karunianya sendiri, betapa pun rendahnya karunia-karunia itu. Di tempat mereka sendiri, mereka bisa sama pentingnya seperti pemberian-pemberian dari orang-orang lain. Bahwa Allah telah menempatkan dia di mana ia ada, atau telah memberinya pemberian-pemberian yang kurang bagus dari pada yang telah Ia berikan kepada orang-orang lain, bukanlah kesalahannya. Tidak ada kejahatan dalam hal itu; dan karena itu, ia harus berusaha untuk memperbaiki / meningkatkan ‘satu talenta’nya, dan membuat dirinya berguna di tempat di mana ia ditempatkan.

Renungkan kata-kata ini dan pikirkanlah apakah saudara sudah berusaha menggunakan karunia-karunia yang ada pada diri saudara dengan sebaik-baiknya? Apakah saudara berusaha meningkatkannya? Memang karunia-karunia yang sifatnya mujizat, tidak bisa ditingkatkan. Misalnya karunia bahasa roh, karunia menyembuhkan, dan sebagainya. Tetapi karunia-karunia yang sifatnya natural, bisa ditingkatkan. Misalnya karunia berkhotbah / mengajar, karunia menyanyi dan sebagainya. Jika anda adalah seorang pengkhotbah awam, anda harus mau mengikuti kelas Homiletika yang bermutu jika ada. Jika anda adalah guru Sekolah Minggu maka anda harus mau belajar Firman Tuhan dan kalau perlu mengikuti pelatihan mengajar Sekolah Minggu. Jika anda adalah pemimpin liturgi maka anda harus berusaha latihan menyanyi, belajar lagu-lagu baru, dan sebagainya. Dengan cara-cara itu anda dapat mengembangkan karunia anda.

c.       Untuk mencegah terjadinya rasa iri hati terhadap karunia orang lain.

Sering terjadi bahwa ada orang Kristen yang iri hati terhadap orang Kristen lain terkait dengan karunia Roh yang dimilikinya. Paulus mengingatkan bahwa karunia-karunia itu adalah pemberian Roh Kudus sehingga iri hati terhadap karunia orang lain adalah sama dengan kejengkelan terhadap Roh Kudus yang memberikan karunia itu kepada orang itu. Sikap semacam ini seharusnya tidak ada di dalam warga jemaat.

YFC Editors : Karunia-karunia ini bukan untuk digunakan bagi kepentingan diri sendiri, tetapi untuk membangun gereja dan membawa orang kepada Kristus. Dan oleh karena campuran karunia pada setiap orang itu begitu unik, maka tidak ada tempat untuk membanding-bandingkan atau untuk iri hati dalam tubuh Kristus. Kita harus bersukacita dengan karunia setiap anggota dan mengucap syukur kepada Tuhan atas begitu banyak ragam alat yang telah Ia berikan bagi kita. (Pola Hidup Kristen : Karunia-Karunia Roh, hal. 244).

Billy Graham : Kita juga tidak usah mengingini atau cemburu akan apa yang telah dimiliki oleh orang lain. Kita boleh mengharapkan untuk beroleh karunia tertentu… tetapi jika itu bukan kehendak dari Roh Kudus, kita tidak mendapatkan apa yang kita minta. Jika kita tidak puas karena Roh Kudus tidak mengabulkan karunia yang kita ingini, kita berdosa. (Roh Kudus; Kuasa Allah Dalam Hidup Anda; hal. 212).

d.      Untuk menekankan bahwa orang-orang Kristen harus bersatu dan bekerja sama, karena karunia-karunia itu merupakan pemberian dari Roh Kudus yang satu dan yang sama.

Sebagai ilustrasi, mata, leher, kaki, tangan, mulut, rahang, tenggorokan harus bekerja sama supaya seseorang bisa makan. Yang mana pun tak mau bekerja sama akan menghalangi atau mempersulit orang itu untuk makan. Dari ilustrasi ini terlihat bahwa bukan hanya kita semua harus bekerja sama untuk melayani Tuhan / gereja, tetapi juga bahwa siapa pun yang tidak mau melayani / menggunakan karunia-karunia yang ada padanya, menjadi penghalang / perusak kemajuan gereja.

Selanjutnya dikatakan bahwa Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu sesuai dengan kehendak-Nya.

1 Kor 12:11,18 - (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. ... (18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya.

Rom 12:6 - Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

Karena pemberian karunia ini adalah sesuai kehendak Roh maka orang Kristen tidak bisa pilih-pilih karunia sekehendaknya sendiri. Jadi, jelas kita tak bisa menghendaki supaya karunia kita ditukar dengan karunia yang lain, yang lebih kita senangi. Atas dasar ini juga saya berpandangan bahwa orang Kristen seharusnya tidak perlu berdoa untuk meminta / berusaha untuk mendapatkan suatu karunia tertentu. Ingat, karunia diberikan sesuai kehendak Roh Kudus, bukan kehendak kita (ay 11,18  Rom 12:6). Juga sejak kita percaya Yesus, kita adalah anggota tubuh Kristus, dan tugas / fungsi / kemampuannya jelas sudah ditetapkan mulai saat itu (sebetulnya ini bahkan sudah direncanakan / ditetapkan oleh Allah sejak sebelum penciptaan dunia). Karena itu kita tidak perlu meminta hal itu.

V.    TUJUAN PEMBERIAN KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS.

Lalu apa tujuan Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu kepada orang percaya? Dari teks kita dan banyak ayat lainnya terlihat bahwa Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu untuk kepentingan bersama / gereja.

1 Kor 12:7 - Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

1 Kor 14:5 – “…Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

1 Pet 4:10 - Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Lihat juga 1 Kor 14:12, 17,26; Ef 4:11-12.

Dari sini terlihat bahwa karunia tak diberikan untuk dibuat sombong-sombongan / pameran, karena ini jelas tidak membangun siapa pun juga. Bandingkan dengan banyak orang zaman ini yang menyombongkan / memamerkan ‘karunia bahasa Roh’ mereka. Juga karunia tidak diberikan untuk kepentingan diri sendiri! Bandingkan dengan banyak orang Kristen zaman ini yang beranggapan bahwa karunia bahasa Roh itu bisa membangun iman / menyucikan diri orang yang memilikinya! Pandangan ini jelas tak cocok dengan penggambaran orang-orang Kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, karena dalam suatu tubuh tidak ada anggota yang fungsinya hanya untuk dirinya sendiri!

Karunia diberikan untuk membangun jemaat/gereja.

The Bible Exposition Commentary : NT : Orang-orang Korintus secara khusus membutuhkan pengingatan ini, karena mereka menggunakan karunia-karunia rohani mereka secara egois untuk mempromosikan diri mereka sendiri dan bukan untuk memperbaiki gereja.

Charles Hodge: ‘Untuk kepentingan bersama’…Ini adalah tujuan umum dari semua karunia-karunia ini. Mereka tidak dirancang hanya atau terutama untuk kebaikan, apalagi untuk kepuasan, dari penerima karunia-karunia itu; tetapi untuk kebaikan dari gereja. Sama seperti kemampuan untuk melihat bukanlah untuk kebaikan dari mata, tetapi untuk orang itu. Karena itu, pada waktu karunia-karunia Allah, yang biasa atau yang bersifat mujizat, diselewengkan sebagai cara untuk peninggian diri sendiri atau memperbesar diri sendiri, itu merupakan suatu dosa terhadap pemberi karunia-karunia itu, maupun terhadap mereka bagi siapa keuntungan dari karunia-karunia itu dimaksudkan.

Ingat bahwa saudara akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan tentang karunia yang Ia berikan kepada saudara (bdk. Mat 25:14-30). Yang dimaksud dengan ‘talenta’ sebetulnya bukan hanya karunia-karunia saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi ‘karunia’ jelas termasuk ‘talenta’. Karena itu, carilah apa karunia saudara (dengan banyak berdoa dan menco­ba untuk melayani Tuhan dalam bermacam-macam bidang seperti : Sekolah Minggu, Paduan Suara, kepengurusan dsb), gunakanlah karunia itu semaksimal mungkin, dan juga, tingkatkan karunia-karunia itu!


- Amin -



2 komentar:

  1. Tulisan yg Sangat membangun. John hendrik Papua

    BalasHapus
  2. trima kasih bwt threads...semoga iblis(LUCIFER) lenyap dari bumi...!
    GOD BLESSING YOUR

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)